Anda di halaman 1dari 7

IMPAKSI FEKAL

 Hayu Pangestu
 Ulpah
 Devi Dwi Setyamukti
 Jamaludin Malik
 Muhammad Daffa
PENGERTIAN
Impaksi Kumpulan feses yang mengeras, mengendap di
dalam rektum yang tidak dapat di keluarkan
akibat konstipasi yang tidak diatasi.

Impaksi Fekal Merupakan massa feses yang keras di lipatan


rektum yang diakibatkan oleh retensi dan
akumulasi material feses yang
berkepanjangan. Biasanya disebabkan oleh
konstipasi, intake cairan yang kurang, kurang
aktivitas, diet rendah serat dan kelemahan
tonus otot
EPIDEMIOLOGI

Impaksi fekal merupakan keluhan saluran cerna terbanyak


pada usia lanjut. Terjadi peningkatan dengan
bertambahnya usia dan 30-40 % orang di atas 65 tahun
mengeluhkan impaksi fekal
ETIOLOGI
Banyak lansia mengalami impaksi fekal sebagai akibat dari
penumpukan sensasi saraf, tidak sempurnanya
pengosongan usus, atau kegagalan dalam menanggapi
sinyal untuk defekasi. Impaksi fekal merupakan masalah
umum yang disebabkan oleh penurunan motilitas, kurang
aktivitas, penurunan kekuatan dan tonus otot
Faktor - Faktor Risiko Impaksi Fekal Dada
Usia Lanjut

Obat-obatan Kausa psikologik

Penyakit-penyakit
Kondisi neurologik
saluran cerna

Gangguan metabolik
PATOFISIOLOGI
Defekasi dimulai dari gerakan peristaltic usus besar yang
menghantarkan feses ke rektum untuk dikeluarkan. Feses masuk dan
meregangkan ampula rektum yang diikuti relaksasi sfingter anus
interna. Untuk menghindarkan pengeluaran feses yang spontan, terjadi
refleks kontraksi refleks anus eksterna dan kontraksi otot dasar pelvis
yang dilayani oleh syaraf pudendus. Otak menerima rangsang
keinginan untuk BAB dan sfingter anus eksterna diperintahkan untuk
relaksasi, dan rektum mengeluarkan isinya dengan bantuan kontraksi
otot dinding perut. Kontraksi ini akan menaikkan tekanan dalam perut,
relaksasi sfingter dan otot elevator ani.baik persyarafan simpatis dan
para simpatis terlibat dalam proses ini.
Patogenesis impaksi fekal bervariasi macam-macam,
penyebabnya multipel, mencakup beberapa faktor yang tumpah tindih,
motilitas kolon tidak terpengaruh dengan bertambahnya usia. Proses
menua yang normal tidak mengakibatkan perlambatan perjalanan
saluran cerna. Pengurangan respon motorik sigmoid disebabkan
karena berkurangnya inervasi instinsik akibat degenerasi pleksus
myenterikus, sedangkan pengurangan rangsang saraf pada otot polos
sirkuler menyebabkan memanjangnya waktu gerakan usus. Pada
lansia mempunyai kadar plasma beta- endorfin yang meningkat,
disertai peningkatan ikatan pada reseptor opiat endogen di usus

Pada penderita impaksi fekal mempunyai kesulitan lebih besar


untuk mengeluarkan feses yang kecil dan keras, menyebabkan upaya
mengejan lebih keras dan lebih lama. Hal ini berakibat penekanan
pada saraf pudendus dengan kelemahan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai