Anda di halaman 1dari 39

KAJIAN KRITIS JURNAL DIAGNOSIS

Sukma Maharani Pangestika


Analisis PICO
Problems or • Pasien anak balita dengan diare akut
patients

Intervention • Anamnesis, px. Fisik dan feses

Comparison • Pemeriksaan imunocromatografi

Outcome of • Membedakan manifestasi klinik RvD dan NRvD


• Membentuk sistem skoring untuk membedakan RvDdan
interest NRvD berdasarkan manifestasikliniknya
Strategi Pencarian
 Strategi mencari bukti ilmiah melalui
situs
 Paediatrica Indonesiana
 http://paediatricaindonesiana.org/
 Melakukan pencarian dengan kata
kunci Diarrhea
Latar Belakang
 Rotavirus diarrhea adalah penyebab utama diare
akut di Indonesia.
 Management RvD (tanpa antibiotik) berbeda
dengan NRvD (dengan antibiotik).
 RvD terkonfirmasi dengan pemeriksaan serologi
yang mahal dan proses lama.
 Manifestasi klinik berpotensi untuk memprediksi
RvD secara mudah dan praktis.
Tujuan Penelitian
 Membedakan antara manifestasi klinik RvD
dan NRvD
 Membentuk sistem skoring untuk
membedakan kedua tipe diare pada anak
usia balita
Metode Penelitian
 Penelitian cross-sectional dilakukan dari bulan April hingga Oktober 2015 di Poli Ralan dan
Emergensi RS Mohammad Hoesin & Bari, Palembang pada anak balita penderita diare akut.
 Riwayat penyakit pasien didapatkan dari orangtua atau wali, dan pemeriksaan fisik dilakukan
oleh DPJP.
 Karakteristik umum subjek meliputi usia, gender, status nutrisi, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu,
RPD 3 bulan terakhir, dan riwayat vaksinasi rotavirus. Sedangkan manifestasi klinik yang
diperiksa berupa diaper rash, temperature, frekuensi diare, level dehidrasi, batuk, rinorea, dan
karakteristik feses (konsistensi, warna, mukus, darah dan pus). Spesimen feses diuji
menggunakan immunochromatography (VIKIA-ROTA Adeno) dengan sensitifitas 100% dan
spesifisitas 100%.
 Subjek penelitian dikelompokkan secara consecutive sampling kedalam 2 kelompok. Kelompok
1 adalah RvD dan kelompok 2 NRvD.
 Analisis statistik yang digunakan adalah uji Chi Square untuk perbedaan RvD dan NRvD dan
uji logistic regression untuk analisis efek manifestasi klinik untuk memprediksi RvD. Sistem
skoring dibentuk dengan memberikan nilai pada tiap parameter klinik, berdasarkan hasil uji
logistic regression, diikuti dengan analisis validasi pada tiap sistem skoring. Semua analisis menggunakan
SPSS versi 19.
Hasil
Total sample : 184
Kel. RvD : 92
Kel. NRvD : 92
Hasil analisis perbedaan manifestasi
klinik RvD dan NRvD
Hasil analisis logistic regression
-Faktor resiko
-KU
-Rinorea
-Frekuensi diare
-Demam
-Diaperrash
-Kosistensi feses
-Feses berdarah
-Feses berpus
Hasil Sistem skoring 1 -Dehidrasi
-Laki laki
-Batuk
-Muntah
-Feses kuning kehijauan
-Nilai:1/FR
-Total skor: 14
-COP: ≥ 7
-AUC: 75.5% (sedang)
Hasil Sistem skoring 2 (Multivariat A)

-Manifestasi klinik
-- feses kuning kehijauan: 3
-- batuk: 2
--laki laki: 1
-Total skor: 6
-COP: ≥ 3
Hasil Sistem skoring 3 (Multivariat B)

-Manifestasi klinik
-- feses kuning kehijauan: 3
-- batuk: 2
-Total skor: 5
-COP: ≥ 2
Hasil Validitas Sistem skoring 1, 2 & 3

-Manifestasi klinik
-- feses kuning kehijauan: 3
-- batuk: 2
--laki laki: 1
-Total skor: 6
-COP: ≥ 3
Diskusi
 Analisis multivariat penelitian ini, menyatakan bahwa
parameter: laki-laki, batuk, feses kuning kehijauan adalah
faktor resiko RvD yang bermakna.
 Wahyuni  Analisis multivariat dengan parameter:
muntah, demam, dehidrasi, feses bermukus, feses
berlemak. Dehidrasi & muntah adalah faktor resiko RvD.
 Perbedaan penting pada kedua penelitian diatas:
 Akbari et.al : menggunkan data primer & imunochromatography
sebagai metode diagnostik
 Wahyuni : menggunakan data sekunder & PCR sebagai
metode diagnostik
Diskusi_FR gender
 Pada penelitian ini, 92 subjek dengan RvD, 62
lakilaki & 30 perempuan.
 Sejalan dengan Soenarto et.al.  lakilaki 61%.
 Penelitian lain  lakilaki beresiko RvD 1.4 kali
dibanding perempuan.
 Kelkar et.al.  tak ada perbedaan bermakna pada
lakilaki dan perempuan dalam insiden RvD.
 To date  belum ada penjelasan pasti bagaimana
gender mempengaruhi prevalensi RvD
Diskusi_FR batuk
 Pada penelitian ini, 92 subjek dengan
RvD, 58.7% mengalami batuk.
 Tjitrasari et.al.  prevalesi batuk dan
colds pada pasien RvD secara
berurutan 51.9% dan 46.0%.
Diskusi_FR feses kuning kehijauan
 Pada penelitian ini, feses kuning
kehijauan lebih sering terjadi pada
pasien RvD  73.9%.
 Tjitrasari et.al.  kebanyakan pasien
RvD memiliki feses kuning kecoklatan.
Diskusi_ Sistem skoring RvD
 Dibuat 3 sistem skoring  uji validitas
(ROC_AUC).
 Didapatkan hasil: parameter klinik memiliki
nilai diagnostik yang baik karena kurva
berjalan dari garis 50% dan berakhir pada
garis 100%.
 Hasil AUC terbaik: sistem multivariat A,
dengan nilai 75.5%.
Parameter Klinik Skor
Diskusi_ 1. Jenis kelamin
Design -Laki laki 1
-Perempuan 0
untuk
penggunaan 2. Batuk
-Ya 2
sehari-hari -Tidak 0
3. Warna feses
-Kuning kehijauan 3
-Kuning kecoklatan 0
COP ≥ 3; skor maksimal 6
Kesimpulan
 Sistem skoring Multivariat A: sederhana & praktis
digunakan sebagai metode memprediksi RvD.
 Dengan mengidentifikasi jenis kelamin laki laki,
terdapat batuk, dan feses berwarna kuning
kehijauan pada anak balita  62.5% dapat
terprediksi mengalami RvD.
 Dengan sensitifitas 81.5%, menunjukkan potensi
menjadi metode screening RvD yang baik dalam
praktik sehari hari.
 1. Apakah uji diagnostik dibandingkan secara independen
dan tersamar terhadap baku emas (gold standard)?
 TIDAK TAHU
 Tidak dijelaskan bagaimana urutan pemeriksaan (apakah
manifestasi klinik diperiksa sebelum atau sesudah
pemeriksaan serologi).
 Tidak dijelakan apakah pemeriksa parameter klinik sudah
mengetahui hasil serologi pasien mengarah RvD atau NRvD.
 Tidak dijelaskan apakah pemeriksa parameter klinik
sama/berbeda individu dengan pemeriksa serologi pasien.
 2. Apakah uji diagnostik ini dievaluasi
pada semua spektrum gejala pasien
secara cukup?
 YA
 Pada semua pasien (n:184), digali
mengenai riwayat penyakit dan
dilakukan px. Fisik, serta penunjang
imunochromatografi.
 3. Apakah perlakuan gold standard
tanpa mempertimbangkan hasil tes uji
diagnosis?
 YA
 Gold standard (imunochromatografi)
dilakukan pada semua pasien
 4. Apakah pemeriksaan uji diagnostik ini pernah
dilakukan juga pada kelompok lain di luar penelitian ini?
 YA
 Manifestasi klinik sebagai uji diagnostik RvD pernah
dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, namun
dengan cakupan manifestasi klinik yang berbeda.
 1. Apakah uji diagnostik ini tersedia dan
dapat digunakan secara akurat di tempat
kita?
 YA
 Uji diagnostik Multivariat A berisi parameter
jenis kelamin laki laki, adanya batuk, dan
warna feses kuning kehijauan, yang dapat
diidentifikasi secara sederhan.
 2. a) Apakah karakteristik subjek penelitian
menyerupai dengan kondisi pasien kita?
 YA
 Subjek adalah pasien anak balita, dengan
DCA yang memiliki manifestasi sesuai definisi
operasional penelitian ini.
 2. b) Apakah kemungkinan penegakan diagnosis
penyakit pada pasien akan berubah jika hasil studi ini
diterapkan?
 TIDAK
 Uji diagnostik tidak ada intervensi (hanya anamnesis
dan Px. Fisik serta feses) yang akan mengubah hasil
diagnostik dengan gold standar (imunocromatografi).
 3.a) Apakah hasil post test probabilitas
akan berpengaruh pada penatalaksanaan
pasien?
 YA
 Penatalaksanaan RvD berbeda dengan
NRvD.
 3. b) Apakah pasien kita dapat menerima tes
diagnostik ini?
 YA
 Uji diagnostik ini dapat dilakukan pada pasien
 4. Apakah konsekuensi hasil tes ini dapat
membantu pasien kita?
 YA
 Uji diagnostik Multivariat A sederhana dan
lebih praktis untuk memprediksi RvD.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai