Dipresentasikan oleh:
1. Lisa Mery Nathania – 11 2015 245
2. Eliana Tjahja – 11 2015 459
Identitas Pasien
Nama lengkap: An. GGR Agama : Islam
Tanggal lahir (umur) : 13 Juli 2015 (1 tahun 3 bulan) Suku bangsa : Sunda
Kelahiran
Keadaan bayi: Berat badan lahir: 3200 gram
Panjang badan lahir: 51 cm
Lingkar kepala: 33 cm
Saat lahir bayi langsung menangis, bergerak aktif, bayi
kemerahan.
Kelainan bawaan: tidak ada
Tempat kelahiran : Klinik bidan
Penolong persalinan : Bidan
Cara persalinan : Normal
Masa getasi : 38 minggu
Riwayat Tumbuh Kembang
(Developmental history)
Miring : 4 bulan
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 6 bulan
Pertumbuhan gigi pertama : 6 bulan
Berdiri dan berjalan : 11 bulan
Bicara : Anak mulai bisa bicara
umur 10 bulan kata “mama”, “papa”
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 15
BCG +
DPT + + +
Polio + + + +
Campak +
Hepatitis B + + +
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum : Tampak aktif
Leher
Trakea lurus di tengah, KGB tidak teraba membesar
Thorax
Inspeksi : tampak simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, retraksi sela iga
(-). Pulsasi ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : sela iga normal, tidak melebar maupun mengecil,tidak teraba massa,
teraba ictus cordis pada 1 cm sebelah medial linea midklavikula sinistra ICS V.
Perkusi
Paru-paru : Sonor di seluruh lapang paru, batas paru hati normal.
Jantung : Perkusi pekak
Auskultasi
Paru-paru : Suara nafas vesikuler, wheezing -/-, ronkhi basah halus -/-
Jantung : BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : buncit tapi tidak tegang
Palpasi : supel, turgor kulit kembali segera
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus positif hiperperistaltik (10 kali/menit)
Genitalia : labia mayor, labia minor, vulva tidak tampak kelainan, lesi (-)
Anus : perianal rash (+)
Kulit : tidak ikterik, turgor kulit baik
Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium saat di UGD tanggal 15 Oktober 2016 pukul 20.06
Hasil
Parameter Satuan Nilai Rujukan
Pemeriksaan
H2TL
Hemoglobin 11,5 g% 14 - 18
Leukosit 12.100 mm3 5000 - 10.000
Hematokrit 34 % 42 - 52
Trombosit 523.000 mm3 150.000 - 400.000
KIMIA DARAH
Glukosa Sewaktu 59 mg/dl 60 - 100
Elektrolit
Kalium 3,5 mmol/L 3,5 - 5,3
Natrium 143 mmol/L 135 - 153
Klorida 118 mmol/L 98 - 110
Hasil laboratorium Feses Lengkap tanggal 16 Oktober 2016 pukul 10.45
Parameter Hasil Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan
MAKROSKOPIK
Warna Kuning
Konsistensi Lunak
Darah - Negatif
Lendir + Negatif
MIKROSKOPIK
Eritrosit 3-6 / LPB 0–2
Leukosit 4–8 / LPB 0–2
Telur cacing -
Kristal -
Amuba -
Pencernaan:
Amylum -
Asam urat -
Lemak +
Sisa tumbuhan -
Sisa daging -
Bakteri + Negatif
Jamur + Negatif
Ca Oksalat -
Benzidine test - Negatif
RESUME
Seorang anak laki – laki usia 1 tahun 3 bulan datang dengan keluhan BAB cair sejak
4 hari SMRS. BAB cair berwarna kuning kecoklatan, ada ampas & lendir, tidak
ada darah, berbau busuk. Anak BAB 5-10x per hari dan tiap BAB ± ½ - ¼ gelas
aqua. Anak demam hilang timbul.
Pagi hari SMRS, demam turun, masih BAB cair. Anak rewel dan muntah tiap diberikan
ASI/makanan, malas makan, tampak haus ingin menyusu terus, anak jadi jarang BAK,
dan saat anak menangis kencang air mata yang keluar hanya sedikit. Ibu
membawa anak berobat ke puskesmas dan ketika ditimbang ibu mengatakan ada
penurunan berat badan. Sebelum keluhan BAB cair muncul ibu tidak memberikan
anak makanan yang berbeda dari biasanya yaitu namun ibu mengatakan anak ada
memakan yang jatuh di lantai dan akan disapu oleh ibu. Sumber air dirumah termasuk
untuk memasak adalah air PAM. Sedangkan sumber air minum adalah air galon Aqua.
Cara ibu membuang tinja anak juga tidak benar dan ibu kurang peduli terhadap PHBS.
Pada PF, kesadaran CM & anak tampak aktif. Nadi 120x/menit, nafas 24 x/menit & suhu
tubuh 36,70C. Mata anak sudah tidak cekung, ubun—ubun besar datar, status
generalis dbn Status gizi anak menurut Z score WHO-NCHS kesan gizi anak kurus,
dimana BB & TB anak sesuai usia anak, namun BB tidak sesuai dengan TB. Auskultasi
abdomen hiperperistaltik dengan peristaltik 10x/menit. Perianal & sekitar bokong
juga tampak kemerahan. Pada PP darah rutin didapatkan leukositosis. Pemeriksaan
feses lengkap secara makroskopis didapatkan lendir (+) sedangkan pemeriksaan
mikroskopik pada feses terdapat eritrosit, leukosit, lemak, bakteri, dan jamur.
DIAGNOSIS BANDING
Diare cair akut ec bakteri dengan dehidrasi ringan sedang
Diare cair akut ec virus dengan dehidrasi ringan sedang
DIAGNOSIS KERJA
Diare cair akut ec bakteri dengan dehidrasi ringan sedang
Medika mentosa
IVFD RL 24 tpm selama 4 jam = 288 cc KAEN1B 10 tpm
Fuzide syrup 3 x ½ cth
Injeksi ondansentron 3x 0,75mg IV
Opixime syrup 2 x ½ cth
EDUKASI
1. Memberitahu ibu cara membuat (1 bungkus oralit untuk 1 gelas air aqua kurang lebih
200 ml) dan memberikan oralit saat anak diare.
2. Tetap memberikan cairan rumah tangga untuk rehidrasi oral kepada anak selama diare
seperti air matang, teh, air tajin, kuah sayur, atau sirup.
3. Pemberian zinc harus dilanjutkan hingga 10 hari walaupun diare anak telah berhenti.
4. Memberi ASI kepada anak paling tidak sampai usia anak 2 tahun.
5. Mencuci botol susu anak dengan disterilisasi
6. Jangan berhenti memberi makan anak saat anak sedang diare. Berikan makanan dengan
pola makan rendah serat dengan pemberian porsi kecil tapi sering paling tidak 6 kali per
hari dan memastikan pemasukan makanan pada anak selama proses penyembuhan cukup
untuk mengoreksi kurang gizi.
7. Menyarankan kepada ibu untuk tidak menggunakan air PAM yang diendapkan untuk
memasak makanan. Gunakan sumber air matang dan bersih.
8. Membudayakan kebiasaan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sehabis BAB atau
sehabis menyeboki anak, sebelum menyiapkan makanan dan menyuapi anak.
9. Penggunaan jamban yang bersih oleh seluruh anggota keluarga dan menghentikan
kebiasaan anak BAB di lantai jamban, serta membuang tinja anak dengan benar.
10. Memberikan informasi kapan ibu harus kembali membawa anak segera ke dokter, yaitu
jika demam, tinja berdarah, diare berulang dan frekuensi diare semakin sering, makan
minum hanya sedikit, sangat haus, dan belum membaik dalam 3 hari.
PROGNOSIS
PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
Tanggal 15 Oktober 2016 pukul 19.30 (UGD)
S : Ibu mengatakan anak mencret sejak 4 hari SMRS >10 kali, dan hari ini mencret 2x. Muntah
sejak 1 hari SMRS ± 3 kali, demam sejak 3 hari SMRS hilang timbul. Saat ini sudah tidak demam.
Batuk pilek (-)
A : GEADRS
P : IVFD RL 24 tpm selama 4 jam (jam 21.00 s/d 01.00) = 288 cc KAEN1B 10 tpm
Fuzide syrup 3 x ½ cth
Injeksi ondansentron 3x 0,75mg IV
Tanggal 16 Oktober 2016
S : Mencret > 10 x, tinja cair dengan ampas sedikit, warna kuning kecoklatan, darah (-), lendir (+).
Setiap mencret ± ¼ gelas aqua & berbau busuk. Tidak ada muntah, minum + kuat, makan
baik, BAK lancar.
A : GEADRS
S : Mencret >10 x, tinja cair ampas (+) sedikit, warna kuning kecoklatan, darah (-) , lendir (+). Tiap
mencret ± ¼ gelas aqua dan berbau busuk, asam. Ibu mengatakan bokong anak tampak
ledes & anak menangis tiap diganti popok. Muntah (-), minum (+) kuat, makan baik, BAK
lancar.
A : GEADRS
P : - IVFD RL 24 tpm selama 4 jam (jam 09.00 s/d 13.00) = 288 cc KAEN1B 10 tpm
- Fuzide syrup 3 x ½ cth - Opixime syrup 2 x ½ cth
- Injeksi ondansentron 3x 0,75mg IV - Ganti susu LLM
Tanggal 18 oktober 2016
S : Mencret masih >10 x walaupun susu telah diganti, ampas (+), warna kuning kecoklatan, darah (-) ,
lendir (+). Setiap mencret ± ¼ gelas aqua dan berbau busuk & asam. Bokong masih merah. Muntah (-),
minum (+) kuat, makan baik, BAK lancar. Selain susu LLM anak juga mengonsumsi bubur susu
serelac sebagai makanan pendamping. Ibu mengatakan ibu mencuci botol susu bayi hanya
dengan dibilas air panas selama dirawat di RS.
A : GEADRS
S : Mencret 1 kali cair ada ampas, warna kuning kecoklatan, tidak ada darah, tidak ada lendir.
Mencret kurang dari ¼ gelas aqua. Bokong masih kemerahan. Tidak ada muntah, minum + kuat,
makan baik, BAK lancar. Ibu mengatakan sudah menghentikan pemberian bubur susu dan
memberikan botol kepada perawat untuk disterilisasi setelah dicuci dengan sabun dan air
mengalir.
A : GEADRS
Menurut IDAI 2010, diare akut BAB pada bayi / anak > 3x/hari,
disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan/tanpa lendir &
darah yang berlangsung < 1 minggu bayi yang minum ASI
Menurut WHO, diare cair akut BAB > 3x sehari yang berlangsung
<14 hari
Menurut Nelson diare volume BAB cair yang sangat banyak dalam
sehari (>10 ml feses / kgBB / hari)
Pasien juga mengalami keluhan penyerta demam yang hilang
timbul sejak 3 hari SMRS, muntah sejak 1 hari SMRS ± sebanyak
3x.
1. Tanda & gejala gastrointestinal berupa diare, nyeri perut. Mual &
muntah sebagai gejala non spesifik akan tetapi muntah mungkin
disebabkan oleh karena organisme yang menginfeksi saluran cerna
bagian atas seperti virus / bakteri yang memproduksi enterotoksin.
Menurut IDAI 2010 ditemukannya eritrosit / leukosit pada pemeriksaan mikroskopik feses
mendukung infeksi bakteri invasif seperti shigellosis Kultur tinja dan uji sensitivitas disarankan
agar bakteri patogen dapat dideteksi dan sensitivitas antibiotik dapat ditentukan
Menurut Nelson jika hasil pemeriksaan tinja negatif untuk darah maupun leukosit dan tidak ada
riwayat makan makanan yang terkontaminasi, penyebab paling mungkin adalah virus.
Penatalaksanaan Menurut WHO pemberian
obat untuk menghilangkan
gejala simptomatis dan
Di mengurangi
UGD danfrekuensi
Bangsaldiare
TIDAK
IVFD RLdianjurkan karena 4 jam
24 tpm selama
Rekomendasi IDAI untuk terapi = dapat menambah
288 cc kemudian parah
diare dengan dehidrasi ringan penyakitdengan
dilanjutkan yang adaIVFD
sedang: KAEN1B 10 tpm,
Pemberian oralit 75ml/kgBB Fuzide syrup (nifuroxazide) 3
selama 3 jam pertama = 75 ml x x ½ cth,
8.3 kg = 622.5 ml oralit
injeksi ondansentron 3x
kemudian evaluasi keadaan anak.
0,75mg IV.
Berikan zinc 20 mg dosis tunggal
Opixime (cefixime) syrup 2 x
per hari selama 10 hari,
½ cth, setelah pemeriksaan
Kotrimoksazol syrup 2 x 1 cth feses lengkap
selama 5 hari (sesuai indikasi)
Penatalaksaan diare akut sebaiknya didasarkan pada panduan WHO
didukung oleh IDAI yang menetapkan strategi 5 pilar penatalaksanaan
diare bagi semua kasus diare pada anak baik yang dirawat
dirumah ataupun di rumah sakit yang dikenal dengan program
“LINTAS DIARE”
Pada hari ketiga dirawat susu pasien diganti dengan susu LLM karena
adanya tanda intoleransi laktosa pada anak, yaitu ibu mengeluhkan bokong anak
yang tampak ledes dan kemerahan serta menangis setiap diganti popoknya.
-Hari berikutnya setelah diganti susu, keluhan anak tidak
membaik dan mencret tetap > 10 kali per hari
-Dilakukan
Menurut IDAIanamnesis
2010 lebihanaklanjut,
yangdiketahui
menderitabahwa anak
diare akut dapat
masih mengonsumsi
memperlihatkan bubur
tanda-tanda susu serelac
intoleransi sebagai
terhadap susu formula
makanan
terutama pendamping
kandungan ASI. Ibu
disakarida dalam susu.juga hanya
mencuci botol susu dengan dibilas air panas
Berdasarkan IDAI 2010 manifestasi klinik intoleransi laktosa
adalah ↑ volume tinja secara nyata bila diberikan susu sapi / susu
-Disarankan untuk berhenti memberikan bubur susu
formula Sehingga pemberian ASI harus diteruskan namun ganti
tersebut serta mencuci botol susu dengan sterilisasi
susu formula LLM/FL Susu tetap diganti hingga 2 hari setelah
keluhan anak membaik & frekuensi mencret berkurang.
diare berhenti kemudian coba kembali dengan susu formula secara
bertahap selama 2-3 hari.
Menurut keterangan ibu, sebelum keluhan muncul ibu
tidak memberikan anak makanan yang berbeda dari
biasanya yaitu ASI & nasi lembek.
Namun ibu mengatakan anak ada memakan permen
coklat yang jatuh di lantai dan akan disapu oleh ibu.
Riwayat kebiasaan faktor resiko
Untuk makanan sehari-hari anak dimasak sendiri oleh ibu hingga
matang, disimpan di wadah yang dicuci bersih namun wadah
makanan tidak pernah ditutup.
Sumber air dirumah adalah air PAM dan digunakan untuk memasak
yang ditampung dan diendapkan di dalam tong air yang ditutup.
Sumber air minum adalah air galon Aqua.
Anak memiliki kebiasaan BAB di lantai kamar mandi sambil
berdiri dibersihkan oleh ibu yang mengambil tinja langsung dengan
tangan yang dilapisi kantong plastik.
Setiap selesai mencebok dan membersihkan tinja anak, ibu biasa
mencuci tangan dengan air tanpa sabun.
Teman sepermainan anak juga ada yang masuk rumah sakit akibat
mencret.
Cara penularan diare menurut IDAI 2010 pada umumnya melalui cara fekal
oral atau kontak langsung dengan penderita atau barang yang
telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat
(melalui 4F = finger, flies, fluid, field)
1. Umur 2 tahun pertama (usia 6-11) bulan saat anak mulai mendapat
makanan pendamping ASI.
Nelson: ilmu kesehatan anak esensial. Edisi ke-6. Jakarta: EGC. 2014.
456-60.
Data Antropometri (Kontrol poli tanggal 21-10-2016)
Seorang anak laki – laki berusia 1 tahun 3 bulan dengan
Berat badan : 8,6 kg (kontrol poli) Lingkar lengan : 13 cm
Tinggi badan : 78 cm Lingkar dada : 45,5 cm
Lingkar kepala : 46,5 cm