Anda di halaman 1dari 44

PENCEGAHAN

RESITENSI ANTIBIOTIK
Kelompok 8
PKPA RSAL Periode Februari-April 2019
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya
OUTLINE

1 3

Resistensi 2 Pencegahan
4
Antibiotik Resistensi
Antibiotik
PPRA Obat
di RS Antibiotik
baru
RESISTENSI
ANTIBIOTIK
Resistensi Antibiotik

Sumber: Sumber:
Bacterial Etiology and Antibiotic Resistance Profile of Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi; Perbandingan Pola Terapi
Community-Acquired Urinary Tract Infections Antibiotik Pada Communityacquired Pneumonia (CAP) Di Rumah Sakit
in a Cameroonian City, 2016 Tipe A Dan B, 2017
PREVALENSI

Jika
Hasil tidak ditangani
Angka Riskesdas
kematian (Riset secara
Kesehatan
sampai
benar
tahun 2014
diperkirakan
Dasar) tahun
mencapai
tahun
2013 memperlihatkan
700.000/tahun
2050 angka kematian
10% masyarakat lebih besar
menyimpan dari kanker
antibiotik yaitu, 10
di rumah 86,10%
diantaranya mendapatkan antibiotik tanpa resep
juta jiwa/tahun
masyarakat
dokter.
(Kemenkes, 2016; Kemenkes,
2018)
Peta Kuman

• Penggunaan antibiotik sebagian besar di RS, sehingga perlu monitoring


• Peta kuman berguna untuk mengetahui kuman yang sering didapatkan pasien
dan status terhadap antibiotik
PPRA
Sekilas tentang PPRA
• Undang-undang No 8 Tahun 2015 tentang Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba di Rumah Sakit: setiap rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya wajib melaksanakan program pengendalian resistensi antimikroba.
• Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA): gerakan pengendalian
resistensi antimikroba secara terpadu dan paripurna di unit pelayanan
kesehatan.
• Implementasi PPRA di rumah sakit akan berjalan dengan baik apabila
mendapat dukungan penuh dari Pimpinan Rumah Sakit yaitu ditetapkan
kebijakan PPRA di rumah sakit, program dan kegiatan PPRA, fasilitas dan
sarana untuk menunjang PPRA, serta dukungan finansial.
Con’t
• Program kerja PPRA disusun oleh ketua Tim PPRA, dibantu oleh anggota Tim
PPRA, Komite PPI, Instalasi Farmasi, Panitia Farmasi dan Terapi, Instalasi
Laboratorium, serta Klinisi di Kelompok Staff medis masing-masing, yang
disahkan serta ditandatangin oleh Direktur Rumah Sakit untuk selanjutnya
dievaluasi berkala setiap tahunnya.
INFEKSI NOSOKOMIAL
Infeksi nosokomial terjadi di rumah sakit dan timbul
dalam kurun waktu 48 jam setelah dirawat sampai
dengan 30 hari setelah dirawat

Menurut WHO pervalensi tertinggi infeksi


nosokomial terjadi pada unit rawat intensif/ICU,
bangsal bedah, dan ortopedi.

Infeksi nosokomial tersering adalah infeksi pada


luka operasi, infeksi saluran kemih, infeksi saluran
nafas bawah, dan infeksi pada aliran darah
Infeksi Nosokomial & Resistensi Antibiotik

Penularan Infeksi

Pasien
menjadi
Resisten Abx

Pasien RS Pasien RS (baru MRS,


(Resistensi Abx) Tidak resisten Abx)
PENCEGAHAN RESISTENSI
ANTIBIOTIK
Peran farmasis dalam pencegahan
resistensi antibiotik
Edukasi tepat kepada pasien terkait dengan
penggunaan antibiotik

Mengenali antibiotik baru dan menggunakannya


secara bijak

Mengetahui cara pengolahan obat antibiotik yang


kadaluarsa
1. Edukasi tepat kepada pasien terkait
dengan penggunaan antibiotik

a. • Antibiotik oral

b. • Antibiotik penggunaan
cara khusus
BAGAIMANA PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK ORAL YANG
BENAR?
1. Minum Antibiotik Hingga Habis dan Di
Jam Yang Sama
• Agar dapat menunjukkan aktivitasnya sebagai bakterisida ataupun
bakteriostatik, antibiotik harus memiliki beberapa sifat berikut ini:
a. Aktivitas mikrobiologi. Antibiotik harus terikat pada tempat ikatan
spesifiknya (misalnya ribosom atau ikatan penisilin pada protein).
b. Kadar antibiotik pada tempat infeksi harus cukup tinggi. Semakin tinggi
kadar antibiotik semakin banyak tempat ikatannya pada sel bakteri.
c. Antibiotik harus tetap berada pada tempat ikatannya untuk waktu yang
cukup memadai agar diperoleh efek yang adekuat.
d. Kadar hambat minimal. Kadar ini menggambarkan jumlah minimal obat
yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
• Secara umum terdapat dua kelompok antibiotik berdasarkan sifat
farmakokinetikanya, yaitu;
a. Time dependent killing. Contoh antibiotik yang tergolong time dependent
killing antara lain penisilin, sefalosporin, dan makrolida).
b. Concentration dependent. rejimen dosis yang dipilih haruslah memiliki
kadar dalam serum atau jaringan 10 kali lebih tinggi dari KHM.
2. Edukasikan Akan Kemungkinan Interaksi
• Interaksi?
3. Hipersensitivitas Antibiotik
Hipersensitivitas Antibiotik
• FOR MEDICAL PRACTITIONERS
- Use IV administration only to patients who are severely ill and unable to
tolerate oral treatment, or where oral therapy will not provide adequate
coverage; penetration.
- Consider Change from iv to oral after 48 to 72 hours
- Stop antibiotics if there is no evidence of infection.
Lainnya…
- Jangan menggunakan antibiotic secara bersama
- Jika ada sisa obat -> DAGUS IBU
- Bentuk sediaan suspense dikocok dahulu
CARA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
DENGAN BERBAGAI MACAM
RUTE
1. Ovula
• Digunakan malam hari sampai habis
• Tanyakan ke pasien :
• Nona/Nyonya
• Jika Nona apakah sudah bisa
menggunakan ovula?
• Jika Nyonya apakah tidak keberatan
menggunakan ovula malam hari saat
sedang ada suami?
• Gunakan obat ovula setelah coitus (jika iya)
• Bentuk fisik ovula dengan suppo berbeda, jika
ovula mengalami disintegrasi saat
penggunaan jika suppo meleleh jadi hindari
aktivitas langsung setelah penggunaan ovula
2. Suppositoria
• Dihabiskan

• Digunakan dengan cara dimasukkan


ke dalam anus (bagian runcing)
• Setelah digunakan tidak
diperkenankan langsung beraktivitas
• Persilahkan pasien untuk BAK/BAB
terlebih dahulu sebelum
menggunakan suppo ini
• Dapat ditunggu 30 menit dengan
posisi tidur
3. Tetes Mata
• Erlamycetine mengandung
chloramphenicol antibiotik dan
dexamethasone, Levocin (levofloxacin)
• Semua kegiatan diawali dengan cuci
tangan dan dikeringkan
• Tarik kelopak mata terlebih dahulu agar
bisa meneteskan obat dengan baik
• Mata digerakkan ke kanan dan kekiri
• Jika terdapat 2 tetes mata maka beri
jarak 30 menit
• Tetes mata setelah dibuka hanya dapat
digunakan 1 bulan
4. Tetes Telinga
Tetes Telinga cont….
• Tidak harus dihabiskan jika keluhan telah teratasi maka dapat dihentikan
• Ofloxacin dapat digunakan 2x1
• Bersihkan telinga terlebih dahulu
• Pemakaian untuk dewasa dan anak berbeda sehingga perlu perhatian :
• Anak-anak usia >3 tahun dan dewasa  tarik daun telinga ke atas lalu ke belakang guna meluruskan saluran telinga
• Anak usia <3 tahun  tarik daun telinga ke bawah dan ke belakang untuk meluruskan saluran telinga
5. Salep Mata
• Tidak perlu dihabiskan
• Tarik kelopak mata untuk
mengoleskan salep mata
• Perhatian : penglihatan akan buram
beberapa detik
• Bola mata dapat digerakkan
kekanan dan kekiri untuk meratakan
salep mata
6. Salep
Salep cont…..
• Gunakan salep setelah mandi atau setelah membersihkan kulit
• Biasanya salep yang mengandung antibiotik digunakan untuk luka bakar
ataupun kulit berjerawat
• Jangan gunakan terlalu tebal karena dikhawatirkan akan mengiritasi kulit
• Oleskan tipis dan satu arah pada bagian kulit yang sakit
• Simpan obat topikal antibiotik tidak terpisah dari tutupnya untuk menghindari
resistensi pada lingkungan ketika tercemar pada air yang mengalir
7. Injeksi
• Antibiotik injeksi biasanya digunakan untuk pasien yang tidak bisa menerima
rute oral (misal : koma, gangguan GIT, dan epilepsi)
• Untuk antibiotik yang memiliki konsentrasi pekat maka harus diencerkan
• Contoh : Lincocin (lincomycin dan benzyl alcohol) rute iv harus diencerkan
menjadi larutan 100 mL
• Antibiotik dapat digunakan untuk profilaksis (pencegahan), empiris, ataupun
definitif.
ANTIBIOTIK BARU
Kenapa ada antibiotik baru?

ANTIBIOTIK BARU :
dibutuhkan untuk
ANTIBIOTIK
mengatasi masalah
tersebut

Masyarakat
Resisten Antibiotik
Contoh antibiotik baru
- Sefalosporin gol 4 dan 5

5
• Sefepim
• Sefpirom • Seftoblrole
• Seftaroline

4
FDA Approved Drugs for Infections and
Infectious Diseases (in 2018)
• Aemcolo (rifamycin); Aries Pharmaceuticals; For the treatment of traveler's diarrhea, Approved
November 2018
• Biktarvy (bictegravir/emtricitabine/tenofovir alafenamide); Gilead; For the treatment of HIV-1
infection in adults, Approved February 2018
• Delstrigo (doravirine, lamivudine, and tenofovir disoproxil fumarate) ; Merck; For the treatment
of HIV-1 infection, Approved August 2018
• Krintafel (tafenoquine) ; GlaxoSmithKline; For the prevention of malaria relapse in patients
receiving appropriate antimalarial therapy , Approved July 2018
• Moxidectin; Medicines Development for Global Health; For the treatment of onchocerciasis
(river blindness) , Approved June 2018
• Nuzyra (omadacycline) ; Paratek Pharmaceuticals; For the treatment of community-acquired
bacterial pneumonia and acute bacterial skin and skin structure infections, Approved October
2018
• Pifeltro (doravirine) ; Merck; For the treatment of HIV-1 infection, Approved August 2018
• Symtuza (darunavir, cobicistat, emtricitabine, and tenofovir alafenamide); Janssen Therapeutics;
For the treatment of HIV-1 infection, Approved July 2018
• Tpoxx (tecovirimat); Siga Technologies; For the treatment of smallpox , Approved July 2018
• Trogarzo (ibalizumab-uiyk); TaiMed Biologics; For the treatment of multidrug resistant HIV-1
infection, Approved March 2018
• Vaxelis (diphtheria, tetanus, pertussis, poliomyelitis, hepatitis B, Haemophilus influenzae type b);
Merck; For the prevention of diphtheria, tetanus, pertussis, poliomyelitis, hepatitis B, and
Haemophilus influenzae type b, Approved December 2018
• Xerava (eravacycline) ; Tetraphase Pharmaceuticals; For the treatment of complicated intra-
abdominal infections , Approved August 2018
• Xofluza (baloxavir marboxil); Shionogi; For the treatment of acute uncomplicated influenza ,
Approved October 2018
• Zemdri (plazomicin); Achaogen; For the treatment of complicated urinary tract infections ,
Approved June 2018

Anda mungkin juga menyukai