Anda di halaman 1dari 18

A.

DEFINISI PEMBENTUKAN KONSEP

Menurut Hulse, Egeth dan Deese (1981) sebagai


sekumpulan atau seperangkat sifat yang dihubungkan
oleh aturan-aturan tertentu.
Solso (1986) mendefinisikan bahwa konsep
menunjukan pada sifat-sifat umum yang menonjol
dari satu kelas objek atau ide.

Dengan demikian, pembentukan konsep merupakan suatu


proses pengelompokan atau pengklasifikasian sejumlah
objek, peristiwa, atau ide yang serupa menurut sifat
atau atribut tertentu yang dimilikinya kedalam satu
kategori.

Exp,
Seseorang mengelompokkan sebuah meja, kursi,sofa
kedalam kategori perabot rumah (furniture).
B. ALASAN PEMBENTUKAN KONSEP

(1991) Menurut Anderson terdapat tiga pandangan


mengenai asal mula kategori tersebut dibuat orang
yaitu:

1. Segi bahasa (linguistic)


2. Sifat-sifat tumpang tindih (feature overlap).
3. Fungsi serupa (similiarfunction).
Pembentukan konsep mencakup dua tahapan
proses:
a. Mula-mula seseorang membentuk representasi
informasi (di dalam ingatan) mengenai kelas
konsep yang diberikan.

b. Mengembangkan keterampilan kognitif yang


dibutuhkan bagi penggunaan informasiyang telah
direpresentasikan untuk mengevaluasi dimensi-
dimensi khusus, baik kesamaan maupun
perbedaan diantara contoh-contoh baru
Nama Aturan Deskripsi konsep Secara Verbal

1. Afirmatif atau atributif Semua objek yang berwarna merah adalah contoh-contoh konsep.
2. Konjungtif Semua objek yang berwarna merah dan juga berbentuk segiempat
adalah contoh-contoh konsep.

3. Disjungsi-inklusif Semua objek yang berwarna merah atau berbentuk segiempat


adalah contoh-contoh konsep

4. Kondisional Jika suatu objek berwarna merah, maka harus segi empat. Ini
merupakan contoh konsep.

5. Bikondisional Objek-objek yang berwarna mera merupakan contoh-contoh


konsep jika dan hanya jika berbentuk segiempat; objek-objek
berwarna merah yang bukan segiempat atau segiempat yang bukan
berwarna mera adalah bukan contoh-contoh konsep.
Afirmatif atau atributif jika konsep itu memiliki nilai atau sifat khusus
pada dimensi tertentu. Hal ini telah banyak dikenal dalam kehidupan
sehari-hari misalnya defenisi tentang ”bilangan genap”, yaitu suatu
bilangan yang dapat dibagi dua sacara tepat.

Konjungtif apabila contoh-contoh konsep memiliki dua kondisi


sekaligus. Contoh, calon presiden Indonesia adalah setiap warga
Negara Indonesia dan berusia 35tahun. Jika hanya memiliki salah satu,
maka tidak termasuk konsep konjungsi.

Disjungsi-inklusif jika contoh-contoh dari suatu konsep ditemukan


memiliki salah satu dari dua kondisi atau sekaligus keduanya. Contoh
seorang psikolog adalah anggota fakultas Psikologi atau anggota
ikatan sarjana psikologi Indonesia, maka ia termasuk contoh konsep.
Kondisional adalah ketentuan yang menetapkan bahwa sesuatu itu
dianggap sebagai atribut yang benar atau relevan tergantung pada
keberadaan atribut lainya. Contoh jika ada gelas minuman tamu
pelanggan yang kosong, maka pelayan yang penuh perhatian akan
segera mengisinya. Jadi apabila ada gelas minuman yang kosong
kemudian diisi, maka pelayanan itu berarti penuh perhatian. Apabila
tidak ada gelas gelas minuman dari tamu pelanggan yang kosong maka
pelayan tersebut tetap dianggap penuh perhatian.

Bikondisional juga dikenal sebagai ekuivalensi atau persamaan


didalam logika. Contoh “Prilaku yang wajar”; adalah wajar untuk
tertawa jika dan hanya jika sesuatu yang diucapkan atau dilakukan
memang lucu. Hal ini berarti bahwa seseorang dianggap wajar untuk
tertawa jika sesuatu yang lucu terjadi. Juga, dianggap wajar orang
tidak tertawa jika dan hanya jika sesuatu yang diucapkan atau
dilakukan orang lain tidak lucu. Namun demikian seseorang akan
dianggap tidak wajar untuk tertawa jika sesuatu yang lucu tidak
terjadi.
Konsep logis
Konsep logis atau disebut juga konsep buatan digunakan dalam
tugas belajar konsep dengan menghadirkan kepada subjek
berbagai macam pola stimulus yang tidak biasa dialami didalam
lingkungan sehari-hari. Stimulus dikonstruksi begitu sistematik
sehingga memiliki dimensi-dimensi tertentu yang sangat jelas.

Konsep Alami.
Ciri-ciri yang membedakan antara konsep logis dengan konsep
alami ialah bahwa atribut-atribut yang membedakan diantara
konsep-konsep alami tidak dapat dibatasi secara tegas.

Selain konsep logis dan alami seperti dibahas didepan, Winkel


(1991) juga membedakan konsep menjadi dua macam, yaitu
konsep konkret dan konsep yang didefinisikan.
Suatu aspek penting mengenai bagaimana orang-orang melakukan
belajar konsep ialah terletak pada cara-cara mereka melakukan tugas
sehingga sehingga menemukan konsep, Bruner, dkk. (dalam
Hulse,dkk.,1981).

Strategi Scanning
• Simultaneous Scanning. Subjek memulai dengan semua
kemungkinan hipotesis, kemudian membuang hipotesis-hipotesis
yang tidak dapat dipertahankan.
• Successive scanning. Di dalam strategi ini subjek memulai
dengan satu hipotesis, dan mempertahankanya apabila ia berhasil.
Jika tidak berhasil maka ia mengybahnya dengan hipotesis yang lain
berdasarkan semua pengalaman terdahulu.
Strategi Focusing
• Conservatine focusing. Subjek mula-mula merumuskan
hipotesis, dilanjutkan dengan memilih suatu contoh positif yang
menjadi titik perhatianya, kemudian membuat urutan rumusan
kembali (masing-masing hanya mengubah satu ciri). Setelah itu, ia
mencatat mana yang dianggap contoh positif dan mana yang
negative.
• Focus Gambling. Strategi ini dicirikan oleh perubahan lebih
dari satu sifat khusus pada suatu saat.
1. Teori Asosiasi

Teori yang mula-mula dikembangkan untuk menerangkan prilaku individu


didalam eksperimen belajar konsep ialah didasarkan atas pandangan
mengenai peristiwa belajar melalui asosiasi.

2. Teori Pengujian Hipotesis


Teori pengujian hipotesis dalam belajar konsep menekankan bahwa manusia
cenderung menyusun dan menguji coba berbagai hipotesis.

3. Teori Pemrosesan Informasi


Pengembangan computer telah menghasilkan suatu tekhnik baru untuk
menganalisis fenomena mental-model pemrosesan-informasi dan telah
menyediakan cara-cara yang sangat objektif bagi pengujian model
tersebut, seperti simulasi computerHal ini tidak berarti bahwa
computer berpikir seperti manusia, tetapi melalui suatu program
tertentu maka computer bisa melakukan beberapa keahlian seperti yang
dilakukan oleh manusia (Hulse, dkk.,1981)
.
1. Taraf Konkret

Individu telah mencapai tingkat konkret apabila ia mengenal atau


mempersepsi suatu objek yang telah ditemukan pada waktu sebelumnya.
Langkah pertama dalam pencapaian taraf ini ialah menghampiri suatu
objek mempresentasikanya secara internal.

2. Taraf Identitas

Pada taraf ini suatu konsep dicapai ketika seseorang mengenal sesuatu
objek yang serupa dengan apa yang pernah ditemukan sebelumnya.
Ketika seseorang anak menggenerealisasikan ciri-ciri khusus objek
dalam perspektif yang berbeda, maka dapat disimpulkan bahwa ia telah
mencapai konsep pada taraf identitas ini.
Proses belajar konsep dan kategori dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain adalah faktor tugas, atribut, umpan balik, bahan atau materi
dan perbedaan individu.

1. Tugas
Menurut pendapat Ellis dan Hunt (1993) ada tiga faktor dari sesuatu
tugas yang mempengaruhi bagaimana individu membentuk konsep-
konsep. Tiga faktor ini adalah meliputi; contoh-contoh positif
sebagai kebalikan dari contoh-contoh negative, atribut-atribut yang
relevan dan tidak relevan dan umpan balik, dan juga termasuk
konteks bahasa.
2. Gambar dan Kata-Kata
Sejumlah penelitian menemukan bahwa gambar-gambar dikategorikan
lebih cepat daripada sebutan nama-namanya. Ternyata hal ini tidak
konsisten dengan hasil beberapa hasil penelitian berikutnya.

Berdasarkan perbedaan hasil-hasil penelitian tersebut, maka diajukan


beberapa teori yang dikaitkan dengan representasi informasi didalam long-
term memory (LTM). Seperti teori pengkodean ganda berasumsi bahwa
terdapat dua system memori, satu untuk informasi spasial-visual dan dua
untuk informasi verbal (kata-kata).

Dengan demikian, gambar-gambar diproses terutama didalam system


memori visual, sedangkan kata-kata diproses kedalam system memori
verbal. Menurut teori proposisi konsepsual diasumsikan bahwa informasi
visual dan verbal disimpan dalam bentuk proposisi abstrak dan saling
berhubungan.
3. Perbedaan Individu

Menurut pendapat Chauhan (1978), dalam pembentukan


konsep-konsep antara individu satu dengan yang lain dapat
berbeda, tergantung pada misalnya tingkat usia, intelegensi dan
pengalaman masing-masing

Anda mungkin juga menyukai