Anda di halaman 1dari 27

Implementasi E-prescribing dalam

Mendukung Program Patient Safety

Dra. Arofa Idha, M.Farm-Klin., Apt


Ka. Instalasi Farmasi
RSUD Dr Saiful Anwar Malang
Outline
1. Latar belakang
2. Dasar hukum
3. Pengertian E-Resep
4. Manfaat E-Resep
5. Keunggulan E-Resep
6. Desain E-Resep
7. Tantangan E-Resep
8. Pelaksanaan E-Resep di RSSA
9. Hasil Evaluasi pelaksanaan E-Resep ??
10. Dampak Penerapan E-Resep??
1. Latar Belakang

• Tahun 2007, Institute of Medicine (IOM) melaporkan


lebih dari 1,5 juta orang Amerika mengalami medication
errors per tahun, yang sebagian besar disebabkan oleh :
a. Tulisan resep yang tidak terbaca
b. Singkatan dan dosis yang tidak jelas
c. Regimen dan dosis terapi yang kompleks
d. Tingginya kejadian ESO
• Penelitian Bates (JAMA, 1995, 274; 29-34) menunjukkan
bahwa peringkat paling tinggi kesalahan pengobatan
(medication error) pada tahap ordering (49%), diikuti tahap
administration management (26%), pharmacy management
(14%), transcribing (11%).
• Laporan Peta Nasional Insiden Keselamatan Pasien (Konggres
PERSI Sep 2007), kesalahan dalam pemberian obat
menduduki peringkat pertama (24.8%) yang meliputi proses
prescribing, transcribing, dispensing dan administering,
dispensing.
• Pada laporan yang sama, IOM merekomendasikan seluruh
peresepan dilakukan secara elektronik tahun 2010.
• Respon terhadap laporan IOM, beberapa negara bagian di AS
mengambil inisiatif dengan mengeluarkan atau mendukung
program penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan
efisiensi, keselamatan, dan kualitas kesehatan masyarakatnya.
• Salah satu pendekatan yang banyak dilakukan adalah
pemanfaatan teknologi informasi melalui peresepan elektronik
atau disebut Computerized Provider Order Entry (CPOD).
2. Dasar Hukum
• UU RI No. 44 tahun 2009 ttg Rumah sakit
bagian Kelima : Keselamatan Pasien, pasal 43
• UU RI No. 11 tahun 2008 ttg Informasi dan Transaksi Elektronik
• Badan akreditasi dunia The Joint Commision on Accreditation of
Healthcare Organizations (JCAHO) menetapkan lingkup sistem
keselamatan pelayanan farmasi :
a. sistem seleksi (selection),
b. sistem penyimpanan sampai distribusi (storage),
c. sistem permintaan obat, interpretasi dan verifikasi (ordering &
transcribing),
d. sistem penyiapan, labelisasi, peracikan, dokumentasi, penyerahan ke
pasien disertai kecukupan informasi (preparing& dispensing),
e. sistem penggunaan obat oleh pasien (administration),
f. monitoring
3. Pengertian E-Resep
• e-prescribing ialah resep yang ditransmisikan
menggunakan media elektronik, yang menghubungkan
berbagai informasi antara dokter, alat pembuat resep
elektronik, apotek, bagian keuangan, atau rencana
kesehatan baik secara langsung ataupun tidak langsung
• Sistem e-prescribing :
a. Sistem Stand Alone
b. Sistem EHR dengan modul e-prescribing yang terintegrasi :
mengkombinasikan CPOD dengan sistem pendukung
keputusan klinis (SPKK), yang mengintegrasikan berbagai
data obat, dokumentasi klinis, dan data pengetahuan
kesehatan.
4. Manfaat E-Resep
• Meningkatkan keselamatan pasien dengan :
a. Mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat
b. Memastikan perintah peresepan yang lengkap, jelas dan
dipahami oleh apoteker dibandingkan dengan tulisan
tangan yang umumnya dilakukan.
• Dapat memfungsikan peran peringatan (alert, reminder,
dan suggestion) terhadap alergi obat, pengecekan dosis
obat secara umum, kesesuaian obat dengan formularium,
peringatan terhadap duplikasi obat, interaksi obat, dan
penyesuaian dosis obat pada kondisi klinis tertentu
5. Keunggulan E-Resep
Aktivitas Resep Manual Resep Elektronik
Peresepan • Waktu untuk mempersiapkan • Mengurangi waktu peresepan,
resep lama, seringkali harus terutama pada pasien yang
mengulang pekerjaan mendapatkan resep untuk
• Dosis larutan parenteral kedua kalinya
dihitung manual • Dosis larutan parenteral
• Tulisan dokter kadang tidak dihitung otomatis
terbaca • Tepat dalam menentukan obat
• Dimungkinkan mengulang
resep pada waktu yang sama
Pemesanan • Pencatatan manual resep pada • Pemesanan obat otomatis
saat pemesanan • Tidak menggunakan asisten
• Kemungkinan salah pada saat • Kode obat secara otomatis
pencatatan • Dimungkinkan mencari obat
• Pencatatan oleh asisten secara otomatis
• Kode obat ditulis manual • Tepat dalam pembacaan obat
• Perlu waktu lama dalam • Waktu pemesanan obat singkat
pencatatan
Aktivitas Resep Manual Resep Elektronik
Penyaluran • Tulisan tangan dapat • Data masuk secara otomatis
menyebabkan kesalahan • Tidak perlu mencatat
• Tidak memerlukan label • Kode obat diperiksa dari kode
resep
• Pelabelan dengan barcode
Transport secara • Waktu penyaluran pada • Pemesanan secara otomatis
umum periode tertentu • Sistem otomatis dengan
• Sistem manual berpotensi sedikit orang yang terlibat
menimbulkan konflik • Lebih tepat dan transparan
• Tidak adanya sistem teknologi
informasi yang terstruktur
6. Desain E-Resep
• Tim Pengembangan E-Resep melibatkan dokter, apoteker,
ilmu komputer dan informatika kesehatan.
• Salah satu syarat penting dalam pengembangan sistem
adalah penggabungan berbagai macam data (data obat
dan data klinis), dan algoritma pengetahuan untuk dapat
secara otomatis memberikan peringatan (alert atau
warning) kepada penggunanya saat itu juga (real time)
7. Tantangan E-Resep
• Aspek legal pemanfaatan peresepan elektronik
• Walaupun UU ITE tahun 2008 sudah menjadi indikasi
payung hukum transaksi data elektronik, penggunaan
sistem peresepan elektronik harus juga disertai
mekanisme tanda tangan asli
• Secara etika juga belum jelas bagaimana seandainya
seorang dokter yang mengikuti rekomendasi dari sistem
justru memberikan dampak negatif bagi pasien
• Resistensi klinisi berkaitan dengan kehilangan kontrol
atas pelayanan medis yang dilakukan dan merasa
terintimidasi dengan adanya sistem peringatan yang
selalu muncul
• Biaya dan waktu merupakan kendala utama dalam
mengembangkan peresepan elektronik
8. Pelaksanaan E-Resep di RSSA
• Dimulai bulan Juli 2012
• Poli Neurologi & THT
• Untuk pasien Umum/Reguler, Tagihan, dan
Jamkesmas/da
• Subdepo Farmasi Rawat Jalan 1, 2, dan Maskin
• Tahun 2013 : perluasan penerapan E-Resep di Poli
Bedah, Poli Paru, Poli IPD, dan Poli Kulkel
TAMPILAN E-RESEP UNTUK DOKTER
TAMPILAN E-RESEP UNTUK DOKTER
TAMPILAN E-RESEP DI SUBDEPO FARMASI
TAMPILAN E-RESEP DI SUBDEPO FARMASI
TAMPILAN E-RESEP DI SUBDEPO FARMASI
(resep racikan)
TAMPILAN E-RESEP DI SUBDEPO FARMASI
(riwayat pengambilan obat)
PRINT OUT E-RESEP
KEGIATAN PERESEPAN DENGAN E-RESEP
KARTU PETUNJUK PENGAMBILAN OBAT
DENGAN E-RESEP
KEGIATAN PERESEPAN DENGAN E-RESEP
9. Hasil Evaluasi pelaksanaan E-Resep ??
• Poli Neurologi & THT (Sejak juli 2012 – sept 2013)
• Poli Bedah & Poli Paru (2013)
• Poli IPD & Poli Kulkel (2013)
10. Dampak Penerapan E-Resep???

• Bagi dokter ?
• Bagi farmasi?
• Pengurangan resiko :
• Kesalahan baca?
• Kesalahan pemilihan dosis terkecil?
• Jumlah obat, dosis tidak tertulis?
• Keliru menafsirkan obat, dosis?
• Jumlah resep yg keluar RSSA?
• Ketidaksesuaian dg formularium?
• Frekuensi dokter dihubungi farmasi?
• Waktu tunggu pasien?

Anda mungkin juga menyukai