Anda di halaman 1dari 51

Disusun Oleh :

Maulidiana Indah Permata Sari 142.0221.111

Pembimbing :
dr. Hardhi Pranata, Sp.S, MARS
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSPAD dengan keluhan kepala terasa pusing berputar
sejak ± 4 hari SMRS. Pusing dirasakan selama kurang lebih 20 detik. Pusing
yang dirasakan timbul secara tiba-tiba dan dirasakan hilang timbul. Pasien
merasa dirinya melayang mengitari ruangan, terutama jika pasien membuka
mata dan mengubah posisi kepala, dari posisi tidur ke posisi duduk atau
tegak/berdiri.
Tidak dirasakan rasa penuh dan suara berdenging pada kedua telinga.
Penurunan pendengaran tidak dirasakan selama serangan. Sebelumnya pasien
mengatakan 7 tahun yang lalu pernah merasakan pusing yang seperti ini.
Keluhan juga disertai dengan mual dan muntah selama kepala terasa pusing,
pasien mengatakan sudah muntah sebanyak 7x sebelum dibawa ke rumah sakit.
Pasien akan merasakan pusing jika berubah posisi ke arah kanan ataupun kiri.
Pasien lebih nyaman jika memejamkan matanya. Tidak ada gangguan
penglihatan selama keluhan ini dirasakan. Tidak ada riwayat trauma/terjatuh
dan demam sebelumnya. Tidak ada riwayat kejang dan penurunan kesadaran.
Keluhan demam, diare, nyeri ulu hati, bicara pelo, lemah anggota gerak
sebagian disangkal. gangguan pendengaran (-), BAB dan BAK tidak ada
kelainan. Di keluarga pasien tidak ada yang merasakan keluhan yang seperti
dirasakan pasien saat ini.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat merokok disangkal


Riwayat darah tinggi disangkal
Riwayat penyakit DM disangkal
Riwayat penyakit paru tidak ada
Riwayat penyakit jantung tidak ada
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Tidak ada keluarga pasien yang mengeluh adanya


keluhan yang sama seperti yang dirasakan pasien.
OBJEKTIF
RESUME

Pasien datang ke IGD RSPAD dengan keluhan kepala terasa pusing berputar sejak ± 4 hari
SMRS. Pusing dirasakan selama kurang lebih 20 detik. Pusing yang dirasakan timbul secara
tiba-tiba dan dirasakan hilang timbul. Pasien merasa dirinya melayang mengitari ruangan,
terutama jika pasien membuka mata dan mengubah posisi kepala, dari posisi tidur ke posisi
duduk atau tegak/berdiri. Keluhan demam, diare, nyeri ulu hati, bicara pelo, lemah anggota
gerak sebagian disangkal. Keluhan penurunan kesadaran (-), muntah (-), gangguan
penglihatan (-), gangguan pendengaran (-), kejang (-), riwayat trauma (-). BAB dan BAK
tidak ada kelainan.

Pasien mengatakan pernah mengalami keluhan yang seperti ini sebelumnya. Hipertensi (-),
penyakit jantung (-), diabetes mellitus (-). Orang tua pasien menderita tekanan darah tinggi.
Ibu pasien menderita diabetes mellitus. Ibu pasien meningga lkarena stroke.
Pemeriksaan:
Status internis : Dalam batas normal
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Gizi : normoweight
Kesadaran : Compos mentis
TD kanan : 140/90 mmHg
TD kiri : 140/90mmHg
Nadi kanan : 80x/menit
Nadi kiri : 80x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,0ºC
Status psikiatri : Baik
Status neurologis
Kesadaran : Compos mentis GCS =15 (E4M6V5 )
Rangsangan meningeal: kaku kuduk (-), laseq (-/-), kerniq (-/-), Brudzinsky I (-/-),
brudzinsky II (-/-)
Reflek fisiologi : Rf bicep (+/+), tricep (+/+), patella (+/+), achilles (+/+)
Relek patologis : Rf Babinski (-/-), chaddock (-/-), Oppenheim(-/-), Gordon (-/-),
Schaefer (-/-)
Nervus kranialis : dbn
Motorik :Gerakan : Gerakan terbatas pada ekstremitas 5kiri 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Kekuatan : 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Tonus : Normotonus pada keempat ekstermitas
Trofi : Eutrofi pada keempat ekstremitas
Tes sensibilitas : Baik

KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN


Tes romberg : Badan menjauh dari garis tengah
saat mata tertutup
Tes Tandem : Jalan menyimpang
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lab darah ( darah lengkap,gula darah,ureum,kreatinin)


EKG
Pemeriksaan 02-10-2015 Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12,4 13-18 g/dL
Hematokrit 37 40-52 %
Eritrosit 5.9 4.3–6.0 jt/uL
Leukosit 10780 4800-10800/uL
Trombosit 245000 150000-400000/uL
MCV 87 80-96 fl
MCH 30 27-32 pg
MCHC 35 32-36g/dL
KIMIA KLINIK
Ureum 19 20 – 50 mg/dL
Kreatinin 0.9 0,5 -1,5 mg/dL
Natrium 147 135 – 147mEq/L
Kalium 4.4 3,5 – 5,3 mEq/L
Klorida 104 95 – 105mEq/L
GulaDarah (Sewaktu) 108 < 140mg/dL

Analisa Gas Darah


pH 7.375 7.37 – 7.45
pCO2 40.8 33 – 44 mmHg
pO2 125.3 71 – 104 mmHg
Bikarbonat (HCO3) 25.3 22 – 29 mmol/L
KelebihanBasa (BE) +0.5 (-2) – 3 mmol
Saturasi O2 98.7 94 – 98 %
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinik : pusing berputar, nausea, vomitus (sindroma
vertigo)
Diagnosis Topik : organ vestibular
Diagnosis Etiologi : Benign Paroxysmal Positional Vertigo

Medikamentosa
IVFD asering 50 tpm
Neurobion 500 amp 1x1
Ondansetron 3x4 mg iv
Vastigo 3x8 mg
Rencana edukasi
Minum obat sesuai anjuran
Melakukan latihan Brandt daroff exercise
Menerapkan pola hidup sehat (makan makanan yang bergizi, tidur
cukup, dan olahraga teratur)

Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia
Follow up
ANALISA KASUS

• Pasien Ny. S.usia 51 tahun didiagnosa Benign Paroxysmal Positional Vertigo dan
terdapat pusing berputar, nausea, vomitus (sindroma vertigo). Diagnosis
tersebut ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
neurologis.
• Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah salah satu jenis vertigo
vestibular tipe perifer. ditandai dengan serangan-serangan yang menghilang
spontan. Benign Paroxysmal Positional Vetigo didefinisikan sebagai kelainan
pada telinga bagian dalam yang mana ada pengulangan episodic dari vertigo
posisional. Dimana pada pasien ini ditemukan keluhan pusing berputar
terganung perubahan posisi dan gerakan kepala yag disertai mual dan muntah.
1. Lesi Sentral, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:
 Onset bertahap dan berlangsung  Onsetnya mendadak dan berlangsung
dalam hari sampai minggu beberapa detik sampai beberapa menit.
(permanen)  Pusing tergantung perubahan posisi dan
 Pusing tidak tergantung gerakan kepala. Jadi kemungkinan
perubahan posisi dan gerakan  Serangan berat. lesi sentral dapat
kepala.  Nystagmus (+) arah horizontal disingkirkan.
 Serangan ringan  Tidak ada gejala gangguan batang otak,
 Nystagmus bisa (-) dan bila (+) serebelum dan korteks serebral.
arah vertical atau multidireksi
 Terdapat gejala gangguan
• batang otak: diplopia, disartria,
disfagia, disfonia
• serebelum: gangguan koordinasi,
kesulitan melakukan pergerakan
yang butuh ketrampilan.
• korteks serebral: gejala iritatif,
gejala fokal, deficit sensori dan
motorik.
1. Lesi Perifer, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:

 Organ yang terkena bisa:  Gejalanya berlangsung dalam


 gejalanya berlangsung dalam beberapa beberapa detik serta
beberapa detik sampai diperberat oleh perubahan posisi
beberapa menit dan intermiten dan gerakan kepala.
serta tergantung posisi dan  Serangan berat.
Jadi
gerakan kepala.  Nystagmus (+) horizontal.
kemungkinan
lesi perifer  Serangan berat  Terdapat mual dan muntah.
belum dapat  Selalu disertai nystagmus (+)  Tidak ada gangguan pendengaran.
disingkirkan.
arah horisontal.
 Terdapat gejala otonom,
seperti mual, muntah,
keringatan.
 Biasanya ada disfungsi
pendengaran.
Etiologi dan gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:
1. Trauma Kepala  Tidak terdapat riwayat trauma
 Terdapat riwayat trauma kepala.
kepala sebelumnya Jadi kemungkinan etiologi
trauma kepala dan infeksi
1. Infeksi Telinga Tengah  Tidak terdapat riwayat keluar cairan telinga tengah dapat
 Terdapat riwayat keluar berbau dari telinga. disingkirkan,
cairan berbau dari telinga  Tidak terdapat riwayat rasa penuh
Kemungkinan etiologi
idiopatik belum dapat
 Terdapat riwayat rasa dalam telinga. disingkirkan.
penuh dalam telinga.

1. Idiopatik  Tidak terdapat riwayat trauma


 Tidak terdapat riwayat kepala.
trauma kepala  Tidak terdapat riwayat keluar cairan
 Tidak terdapat riwayat berbau dari telinga dan rasa penuh
keluar cairan berbau dari dalam telinga.
telinga dan rasa penuh  Terjadi tanpa diketahui
dalam telinga. penyebabnya.
 Terjadi tanpa diketahui
penyebabnya.
• Pada pasien ini diberikan IVFD asering 20 tetes per menit untuk memelihara
keseimbangan cairan dan elektrolit, serta untuk memasukkan obat melalui
vena.
• Pada pasien ini diberikan vastigo, Vastigo tablet adalah obat yang digunakan
untuk mengobati vertigo, tinitus dan gangguan pendengaran yang terkait
dengan penyakit meniere. Vastigo tablet mengandung betahistine mesylate,
obat yang termasuk antagonis reseptor histamin H3. Betahistine bekerja
dengan dua mekanisme. Pertama, obat ini merangsang reseptor histamin H1
yang terletak pada pembuluh darah di telinga bagian dalam. Rangsangan ini
mengakibatkan terjadinya vasodilatasi lokal dan peningkatan permeabilitas
sehingga bisa mengurangi tekanan endolimfatik. Kedua, sebagai antagonis
reseptor histamin H3 yang sangat kuat, obat ini meningkatkan kadar
neurotransmiter histamin, asetilkolin, norepinefrin, serotonin, dan GABA
yang dilepaskan dari ujung saraf. Peningkatan kadar histmain dapat
menyebabkan efek vasodilatasi di telinga bagian dalam.
• Diberikan neurobion, merupakan obat anti nyeri golongan non-narkotik. Setiap 1
kapsul neurobion mengandung natrium diklofenak 25 mg, thiamin mononitrat
(vitamin B1) 50 mg, hidroklorida piridoksin (vitamin B6) 50 mg, sianokobalamin
(vitamin B12) 250 mcg. Cara kerja neurobion adalah dengan cara memadukan
efek anti nyeri dan anti radang natrium diklofenak yang termasuk golongan non
steroid anti inflammatory drugs (NSAID) dengan efek neutrotropik dari vitamin B1,
B6, dan B12 yang dapat mempengaruhi sintesis protein di dalam serabut saraf
yang berfungsi sebagai pelindung saraf/neuroprotektor. Penggunaan neurobion
diindikasikan untuk mengurangi nyeri yang disebabkan oleh proses peradangan
seperti penyakit degeneratif sendi/rematik, osteoatritis, spondilosis, atritis
kronik, spondilitis ankilosis, serangan akut asam urat, dan nyeri yang
berhubungan dengan sendi lainnya.
ANATOMI TELINGA
TELINGA DALAM
KESEIMBANGAN

Kanalis semisirkularis berperan pada gerakan kepala berputar  gerakan


endolimfe dalam kanalis semisirkularis yang merangsang sel-sel rambut
Otolit sakulus dan utrikulus; bergerak oleh perubahan posisi kepala
Gambar labirin :
Informasi keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual
dan propioseptik.
Dari ketiga jenis reseptor tersebut, reseptor vestibuler yang punya kontribusi
paling besar ( >50% ) disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil
konstibusinya adalah propioseptik.
bila ada gerakan atau perubahan dari kepala atau tubuh  perpindahan cairan
endolimfe di labirin  hair cells menekuk
Tekukan hair sel  menyebabkan permeabilitas membran sel berubah
sehingga ion Kalsium menerobos masuk kedalam sel (influx)
Influx Ca  menyebabkan depolarisasi dan juga merangsang pelepasan NT
eksitator (glutamat)  saraf aferen (vestibularis)  pusat-pusat keseimbangan
di otak .
BENIGN PAROXYSMAL
POSITIONAL VERTIGO
Vertigo berasal dari bahasa latin “vertere” yaitu memutar
Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti rotasi
(memutar) tanpa sensasi peputaran yang sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa
berputar atau badan yang berputar
Termasuk vertigo vestibuler tipe perifer yang paling sering dijumpai

Benign paroxysmal positional vertigo adalah vertigo yang berulang kali


disebabkan oleh perubahan kepala dari satu posisi ke satu posisi yang
lainnya. Hal ini terjadi beberapa detik setelah dari perubahan posisi kepala
yang berlangsung kurang dari satu menit.2
EPIDEMIOLOGI
Penelitian Baloh mendapatkan usia rata-rata penderita BPPV adalah 54 tahun,
dengan rentang usia 11-84 tahun. Wanita : pria 1.6 : 1.0, sedangkan pada yang
idiopatik 2:1. Insidensi dari BPPV berkisar 10.7-64 per 100.000 orang dan
meningkat 38% setiap dekadenya
ETIOLOGI

• 50% BPPV tidak diketahui


IDIOPATIK penyebabnya

• Pasca Trauma
• Meniere
• Mastoiditis Kronik
SIMPTOMATIK • Pasca Operasi
• Ototoksisitas
PATOFISIOLOGI
Ada 2 Hipotesa :
TEORI KUPULOTIASIS  th 1962 Harold Schuknecht MD 
photomicrographs  partikel padat byk mngandung ca+ yg trdpt di kupula 
Adanya debris yg berisi kalsium karbonat berasal dr fragmen otokonia yg
terlepas dari macula utrikulus yg berdegenerasi  menempel pd permukaan
kupula semisirkularis posterior yg letaknya langsung di bawah makula urtikulus
 debris lebih berat drpd endolimfe disekitarnya  sensitif perubahan arah
gravitasi
TEORI KANALITIASIS debris otokonia tidak melekat pada kupula  tp
ngambang di dlm endolimf kanalis posterior  mis: perubahan posisi kepala,
debris bergerak ke posisi paling bawah  endolimfe menjauhi ampula 
merangsang N. ampularis.
Bila kepala digerakkan tertentu  debris keluar dari kanalis posterior 
masuk ke dalam vestibulum  vertigo/nistagmus hilang
KLASIFIKASI

• Vestibular sentral : terletak pada batang otak,


serebelum dan serebrum.
Pada infark di batang otak, radang otak, insufisiensi a.
verterobasiler, multiple sklerosis
• Vestibular perifer : meliputi labirin dan saraf
vestibular
Pada BPPV, meniere syndrome, ototoksik, labirinitis
Gejala Vertigo Vestibular Vertigo
Perifer Vestibular
Sentral
Bangkitan vertigo lebih mendadak lebih lambat
Derajat vertigo berat ringan
Pengaruh gerakan ++ +/-
kepala
Gejala otonom ++ +
(mual, muntah,
keringat)
+ horizontal +/– (vertikal)
Nistagmus
Gangguan + -
pendengaran
(tinitus, tuli)
MANIFESTASI KLINIK

Gejala umum pusing berputar setelah beberapa gerakan kapal,


setelah rasa berputar hilang biasanya pasien merasa seperti
melayang
Muncul mendadak pada perubahan posisi, mis: miring ke satu sisi,
bangkit dari tidur, menunduk atau menengadah.
Serangan berlangsung singkat biasanya <30dtk
Mual, muntah
Dapat menghilang sendiri dalam beberapa hari sampai minggu
dan kadang bisa kambuh lagi
DIAGNOSIS

Anamnesis
Adanya pusing berputar, timbul mendadak pada perubahan posisi kepala atau badan,
<30dtk, bisa atau tanpa mual dan muntah
Pemeriksaan Fisik
Pada yang idiopatik tidak ditemukan kelainan, pada yang simptomatik bisa ditemukan
kelainan neurologik fokal, atau kelainan sistemik.
Dengan mata terbuka dan berkedip sedikit
mungkin selama pemeriksaan, pada posisi duduk
kepala menengok ke kiri atau ke kanan, lalu
dengan cepat badan pasien dibaringkan sehingga
kepala tergantung pada ujung meja pemeriksa,
lalu dilihat adanya nistagmus dan keluhan
vertigo, pertahankan posisi tersebut selama 10
sampai 15 detik, setelah itu pasien dengan cepat
didudukkan kembali. Berikutnya maneuver
tersebut diulang dengan kepala menunjuk kesisi
lain. Untuk melihat adanya fatigue maneuver ini
diulang 2-3 kali.
TATALAKSANA

Komunikasi dan informasi


Medikamentosa

Benzodiazepin
(cth: diazepam)

memiliki efek anxiolitik, sedatif, muscle relaksan, anti konvulsi derivate dari efek inhibitor
potensial sistem asam gamma-amino butirat. Bisa mengurangi sensasi rasa berputar, pada
kondisi vestibular perifer.
Antihistamin
(cth: betahistine mesylate
dihidroklorida)

antagonis reseptor H1 histamine yang efektif untuk vertigo vestibuler ataupun meniere
syn.
Cara kerja : langsung berikatan dengan reseptor histamin. Reseptor ini terletak di dinding
aliran darah, termasuk di dalam telinga  dilatasi pembuluh darah  pe sirkulasi darah
 pengurangan tek. Telinga
Mengurangi tinitus
• L vibrator diletakkan pada daerah
Epley Manuever
mastoid telinga yang diduga ada
kelainan.
• Pasien berbaring terlentang dengan
kepala agak hiperektensi, lalu
kepala diputar ke arah telinga
tersebut sampai muka menghadap
ke lantai dengan sudut 45o,
pertahankan posisi tersebut selama
15 detik atau sampai nistagmus
menghilang.
• Kemudian kepala dan badan
diputar ke arah berlawanan sampai
muka menghadap ke lantai dengan
sudut 45o, pertahankan selama 15
detik.
• Selanjutnya pasien duduk dengan
kepala menunduk selama 15-30
detik, sementara itu vibrasi
dilakukan terus pada mastoid.
Semont Manuever
Exercise
Metoda Brandt Daroff
PROGNOSIS

Bukan penyakit serius, dapat membaik dalam 6 mg dari awal onset


Bahaya bagi usia lanjut  ggn keseimbangan  jatuh  fraktur
Dapat kambuh, dapat beberapa minggu, hari atau bulan, ada yang tidak
kambuh
Prognosis baik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai