Anda di halaman 1dari 54

Tumor Otak

Low Grade Glioma


Clara Anggraini 11.2014.081

Pembimbing:
dr. Sholihul Muhibbi, Sp.S, M.Si.Med
LAPORAN KASUS
Identitas
Tanggal 64 Dirawat
masuk tahun
yang ke-1
27 April Beta Laki-
wi laki
2016

Menika Tn.
h SMA
BH
83-02-55

Pedagan
Tanggal Islam g
Jl.
pemeriksaa Kembang Perawatan
V Rt.
n 003/002, umum
Kwitang-
3 Mei 2016 Senen lantai 6
Anamnesa
Auto- dan allo-anamnesa dengan
anak perempuan pasien
3 Mei 2016, pukul 08.30 WIB di lantai
6 gedung PU RSPAD Gatot Soebroto.

Keluhan Riwayat kejang seluruh tubuh sejak 3


jam SMRS
utama

Keluhan Riwayat keluar busa dari mulut saat


kejang, riwayat penurunan kesadaran
tambahan setelah kejang, kelemahan lengan dan
tungkai kanan.
Riwayat penyakit sekarang

Riwayat kejang seluruh tubuh sejak 3 jam SMRS. Kejang

berlangsung kurang dari 15 menit, dan tidak berulang. Kejang juga

disertai mulut yang berbusa. Setelah kejang berhenti pasien tidak

sadarkan diri. Riwayat kejang saat kecil atau sebelum ini (-). Riwayat

nyeri kepala (-), demam (-), trauma atau benturan kepala (-), muntah (-),

nyeri dada (-), sesak (-). Pasien sedang tidak mengkonsumsi obat-obatan

tertentu. Riwayat batuk atau pilek yang lama tanpa pengobatan (-).

Riwayat gangguan pendengaran (-). Riwayat keluar air dari telinga (-).

Pasien merupakan perokok berat sejak usia 20 tahun hingga sekarang.

Riwayat pengobatan paru ataupun jantung (-). Riwayat darah tinggi dan

penyakit gula (-). Riwayat alergi obat (-).


Setelah menjalani pengobatan selama 2 hari di ICU kesadaran pasien
mulai membaik. Pasien di rawat di ruang perawatan umum. Pasien
dapat diajak berkomunikasi dengan baik namun sulit untuk
mengungkapkan beberapa kalimat atau isi pikirannya dan sulit
mengingat kembali beberapa hal yang sudah lampau. Riwayat lupa
ingatan sebelumnya (-). Pasien dapat memahami dan melakukan
perintah yang diberikan, kejang tidak berulang.

Terdapat kelemahan di lengan dan tungkai kanan pasien sejak 4 hari


setelah di rawat di ruang perawatan umum. Rasa baal (-), kesemutan
(-). Nyeri kepala hebat (-), penurunan kesadaran (-), muntah
menyemprot (-). Kelemahan diakui pasien belum pernah terjadi
sebelumnya. Kelemahan baru dirasakan setelah kejadian kejang yang
lalu. Gangguan pendengaran maupun penglihatan (-). Bicara pelo,
cadel, mulut mencong, sulit menelan (-). Pasien dapat duduk dan
berjalan namun tidak seimbang, seperti sempoyongan. Riwayat
pusing berputar sebelumnya (-). Buang air kecil dan buang air besar
lancar. Penurunan berat badan secara drastis dalam beberapa bulan
terakhir (-). Saat ini pasien mengatakan tidak ada keluhan.
Riwayat penyakit dahulu

Hipertensi : tidak ada


Diabetes melitus : tidak ada
Sakit jantung : tidak ada
Trauma kepala : tidak ada
Sakit kepala sebelumnya : tidak ada
Kegemukan : tidak ada
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat anggota keluarga
mengalami hal yang sama seperti
pasien (-)

Riwayat hipertensi, diabetes, asma,


kejang, penyakit jantung atau paru
dalam keluarga (-)

Riwayat keganasan / tumor dalam


keluarga (-)
Riwayat kelahiran / pertumbuhan /
perkembangan
lahir per vaginam di rumah
dibantu oleh dukun beranak dalam
keadaan sehat
BBL dan PBL tidak diingat oleh
pasien
kelainan bawaan(-)
pertumbuhan dan perkembangan
sesuai usia, keterlambatan (-)
riwayat imunisasi tidak diketahui
oleh pasien
Pemeriksaan
STATUS INTERNUS Normosefali

ca -/-, si -/-, pupil bulat


Keadaa isokor
Tampak sakit
an
umum ringan normotia, serumen
minimal, liang telinga
lapang, cairan (-)

TB: 155 cm pembesaran kelenjar


BB : 50 kg limfe (-)
Gizi IMT: 20,8
kg/m2 BJ I-II regular, murmur
(gizi baik) (-), gallop (-)

SNV, wh (-/-) rh (-/-)


TD: 130/80
mmHg Abd datar, supel,
Tanda N: 68x/menit hepatomegali (-)
vital
RR: 20x/menit splenomegali (-), BU
T: 36,7 oC normoperistaltik

akral teraba hangat,


Status Status
psikiatr neurolo
is gis
Tingkah
laku CM,
E4M6V5, Berbaring
wajar terlentang
GCS 15
Hipothy Cara
m berjalan Gerakan
sedikit abnormal
sempoyong (-)
Orientasi an
baik Normosefali,
simetris,
Jalan pulsasi
a.temporalis
pikiran teraba, NT (-)
Sikap leher
koheren tampak
normal,
sulit gerakan
mengingat bebas,
beberapa vertebra
kejadian di tampak
masa lampau normal, NT (-)
GEJALA RANGSANG MENINGEAL

Kaku kuduk : (-)


Laseque : < 60o / < 60o
Kernig : < 135o / < 135o
Brudzinsky I : (-) / (-)
Brudzinsky II : (-) / (-)
Ketajaman penglihatan: baik / baik
Pengenalan warna: baik / baik N.II
Lapang pandang: baik / baik
Fundus: tidak dilakukan pemeriksaan
funduskopi
N.I
Daya penghidu: normosmia / normosmia
Nervus kranialis
Ptosis : (-) / (-)
Strabismus : (-) / (-)
Nistagmus : (-) / (-)
Exopthalmus : (-) / (-)
Enopthalmus : (-) / (-)
Gerakan bola mata
Lateral : normal / normal
Medial : normal / normal
Atas lateral : normal / normal
Atas medial : normal / normal
Bawah lateral : normal / normal N.III, IV,
Bawah medial : normal / normal
Atas : normal / normal
Bawah : normal / normal
Gaze : normal / normal
Pupil
Ukuran pupil : 3 mm / 3 mm
Bentuk pupil : bulat

VI
Isokor / anisokor : isokor
Posisi : sentral / sentral
Refeks cahaya langsung : (+) / (+)
Refeks cahaya tidak langsung : (+) / (+)
Refeks akomodasi/konvergensi : (+) / (+)
Pasif
Kerutan kulit dahi : simetris kanan dan kiri
Kedipan mata : simetris kanan dan kiri
Lipatan naso labial : simetris kanan dan kiri
Sudut mulut : simetris kanan dan kiri
Aktif
Mengerutkan dahi : simetris kanan dan kiri
Mengerutkan alis : simetris kanan dan kiri

N.VII
Menutup mata : simetris kanan dan kiri
Meringis : simetris kanan dan kiri
Menggembungkan pipi : simetris kanan dan kiri
Gerakan bersiul : simetris kanan dan kiri
Daya pengecapan lidah 2/3 depan : baik
Hiperlakrimasi : tidak ada
Lidah kering : tidak ada
Menggigit : (+), simetris kanan dan kiri
Membuka mulut : simetris kanan dan kiri
Sensibilitas atas : baik / baik
Tengah
Bawah
: baik / baik
: baik / baik

N.V
Refeks masseter : pemeriksaan tidak dilakukan
Refeks zigomatikus : pemeriksaan tidak dilakukan
Refeks cornea : pemeriksaan tidak dilakukan
Refeks bersin : pemeriksaan tidak dilakukan
Denyut nadi : kuat angkat, pulsasi baik, reguler N.X
Arcus pharynx : simetris, tidak tampak kelainan
Bersuara : jelas, tidak terdengar sengau
Menelan : tidak ada disfagia
Arcus pharynx : simetris, tidak tampak kelainan
Posisi uvula : di tengah N.IX
Daya pengecapan lidah 1/3 belakang : pemeriksaan tidak
dilakukan
Refeks muntah : pemeriksaan tidak dilakukan
Mendengar suara gesekan jari tangan : (+) / (+)
Mendengar detik arloji : (+) / (+) N.VIII
Test Schwabach : pemeriksaan tidak dilakukan
Test Rinne : pemeriksaan tidak dilakukan
Test Weber : pemeriksaan tidak dilakukan
Menjulurkan lidah : baik, simetris kanan dan
kiri,
lidah jatuh ke satu sisi (-) N.XII
Kekuatan lidah : cukup kuat
Atrof lidah : tidak ada
Artikulasi : baik dan jelas
Tremor lidah : tidak ada
Memalingkan kepala : bebas ke arah kanan
dan kiri N.XI
Sikap bahu : simetris kanan dan kiri
Mengangkat bahu : simetris kanan dan kiri,
kuat
angkat sama
Motorik
bebas bebas 4444 5555

bebas bebas 4444 5555


an
Geraka Kekuat
n

Tonus
Trof
Normoto Normoto Eutrof Eutrof
nus nus

Normoton Normoton Eutrof Eutrof


us us
Refeks fsiologis
Refeks tendon
Refeks biceps : (++) / (++)
Refeks triceps : (++) / (++)
Refeks patella : (++) / (++)
Refeks archiles: (++) / (++)

Pemeriksaan refeks periosteum,


permukaan dinding perut, Cremaster,
Spincter anii tidak dilakukan
Refeks patologis
Hoffman trommer : (-) / (-)
Babinski : (-) / (-)
Chaddock : (-) / (-)
Openheim : (-) / (-)
Gordon : (-) / (-)
Schaefer: (-) / (-)
Rosollimo : (-) / (-)
Mendel bechterew : (-) / (-)
Klonus paha : (-) / (-)
Klonus kaki : (-) / (-)
Sensibilitas
Eksterose Propiosept
ptif if
Vibrasi : baik, (+) /
Nyeri : baik, (+) / (+)
(+)

Suhu:
pemeriksaan tidak Posisi : baik, (+) / (+)
dilakukan

Tekan dalam: baik,


Taktil : baik, (+) / (+)
(+) / (+)
Koordinasi dan
keseimbangan
Test Romberg : badan bergoyang pada waktu mata terbuka atau tertutup

Test tandem : penderita cenderung jatuh

Test fukuda : pemeriksaan sulit dilakukan pada pasien ini

Disdiadokokenesis : pemeriksaan tidak dilakukan

Rebound phenomen: pemeriksaan tidak dilakukan

Dismetri : pemeriksaan tidak dilakukan

Test telunjuk-hidung : tidak mulus

Test telunjuk-telunjuk : tidak mulus

Test tumit-lutut : pemeriksaan sulit dilakukan pada pasien ini


Fungsi otonom Fungsi luhur

Miksi Fungsi bahasa: baik,


Inkontinensia : (-) afasia (-)
Retensi : (-)
Anuria : (-) Fungsi orientasi: orientasi
baik
Defekasi
Inkontinensia : (-) Fungsi memori : sulit
Retensi : (-) mengingat beberapa
kejadian di masa lampau

Fungsi emosi: baik, emosi


stabil

Fungsi kognisi: kognitif


baik
Pemeriksaan penunjang

Hasil pemeriksaan laboratorium


darah tanggal 28 April 2016
Kimia klinik
Hematologi rutin Koagulasi
Bilirubin total : 0,58 mg/dL
Hemoglobin : 14,9 g/dL SGOT (AST) : 22 U/L
Waktu protrombin (PT) SGPT (ALT) : 13 U/L
Hematokrit : 43%
Kontrol : 10,5 detik Albumin : 3,7 g/dL
Eritrosit : 5,0
Ureum : 28 mg/dL
juta/L Pasien : 10,6 detik
Kreatinin : 1,0 mg/dL
Leukosit : Kalsium (Ca) : 8,3 mg/dL
11.400/L
APTT Magnesium (Mg) : 1,99 mEq/L
Trombosit : 243.000/L GDS : 115 mg/dL
MCV : 86 fL Kontrol : 32,7 detik Natrium (Na) : 134 mmol/L
MCH : 30 fL Pasien : 32,3 detik Kalium (K) : 3,9 mmol/L
Klorida (Cl) : 102 mmol/L
MCHC : 35 fL D-dimer : 2550 ng/mL
Laktat : 0,9 mmol/L
pH
7,340
Satura pCO2
si O2 28,8
98,1 % mmHg
AG
BE
D pO2
-8,5 117,9
mmol/L mmHg
HCO3
15,7
mmol/L
Pemeriksaan radiologi
Hasil foto thorax AP tanggal 27 April

Kesan:
Tidak tampak kelainan radiologis pada jantung
dan paru
Hasil pemeriksaan MRI kepala tanpa kontras tanggal
27 April 2016
Kesan:

Suspek infark subakut di lobus frontal kiri


DD/ proses infamasi
Hasil pemeriksaan MRI kepala dengan kontras tanggal
2 Mei 2016
Kesan:

lesi iso-hipointens T1W1, iso-hiperintens T2W1 dan FLAIR yang menyangat rim enhancement, di lobus
frontal kiri, dengan perifokal edema vasogenik menyebabkan herniasi subfalcine ringan ke kanan sejauh 0,5
cm DD/ infeksi, low grade glioma.
Resume
Laki-laki 64 tahun dengan riwayat kejang seluruh tubuh, berlangsung kurang dari 15 menit,

dan tidak berulang. Kejang disertai mulut yang berbusa, setelah kejang berhenti pasien tidak

sadarkan diri. Riwayat kejang saat kecil atau sebelum ini disangkal, dapat berkomunikasi

dengan baik namun sulit untuk mengungkapkan beberapa kalimat atau isi pikirannya dan

sulit mengingat kembali beberapa hal yang sudah lampau. Terdapat kelemahan di lengan

dan tungkai kanan. Kelemahan diakui belum pernah terjadi sebelumnya, baru dirasakan

setelah kejadian kejang yang lalu. Dapat duduk dan berjalan namun tidak seimbang, seperti

sempoyongan. Riwayat pusing berputar sebelumnya disangkal. Buang air kecil dan buang

air besar lancar. Tidak ada penurunan berat badan secara drastis dalam beberapa bulan

terakhir.

Keadaan umum tampak sakit ringan, gizi baik, compos mentis, GCS 15, tekanan darah

130/80 mmHg, nadi 68 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36,7 oC


Resume
Perasaan hati hipothym, daya ingat sulit mengingat beberapa kejadian di masa lampau.

Kesadaran compos mentis, E4M6V5, GCS 15, cara berjalan sedikit sempoyongan, kekuatan hemiparesis

dekstra, tes Romberg badan bergoyang pada waktu mata terbuka atau tertutup, tes tandem penderita

cenderung jatuh, tes telunjuk-hidung dan tes telunjuk-telunjuk tidak mulus. Daya ingat sulit mengingat

beberapa kejadian di masa lampau.

Leukositosis ringan 11.400/L, peningkatan D-dimer 2550 ng/mL, kalsium 8,3 mg/dL, natrium 134 mmol/L.

Analisa gas darah pH 7,340, pCO2 28,8 mmHg, pO2 117,9 mmHg, HCO3 15,7 mmol/L, BE -8,5 mmol/L,

saturasi O2 98,1 % menunjukkan adanya asidosis metabolik.

Hasil pemeriksaan MRI kepala tanpa kontras suspek infark subakut di lobus frontal kiri dd/ proses infamasi.

Hasil pemeriksaan MRI kepala dengan kontras lesi iso-hipointens T1W1, iso-hiperintens T2W1 dan FLAIR yang

menyangat rim enhancement, di lobus frontal kiri, dengan perifokal edema vasogenik menyebabkan herniasi

subfalcine ringan ke kanan sejauh 0,5 cm dd/ infeksi, low grade glioma.
Diagnosis
Diagnosa klinik

hemiparesis dekstra

gangguan gait & Diagnosa topis


keseimbangan

gangguan memori lobus frontalis hemisfer


(penurunan daya ingat) cerebri sinistra

riwayat kejang seluruh tubuh,

riwayat penurunan kesadaran

Diagnosa banding
Diagnosa etiologis
Cerebritis
tumor otak
(low grade glioma) abses otak lobus
frontalis kiri

kejang sekunder
stroke infark lobus
frontal kiri
Terapi
Head-lift 20-30o saat berbaring

Awal:

IVFD NaCl 0,9% 20 tetes per menit

Oksigen (O2) nasal kanul 3 liter per menit

Diazepam 5 mg jika kejang (injeksi)

Citicoline injeksi 3 x 500 mg

Levofoksasin injeksi 1 x 750 mg

Omeprazole injeksi 1 x 40 mg

Ceftriaxone injeksi 1 x 2 gr

Ranitidine injeksi 2 x 1

Paracetamol per oral 3 x 500 mg

Clopidogrel per oral 1 x 75 mg

Metilprednisolon per oral 2 x 8 mg

Flumucyl per oral 3 x 200 mg


Prognosis
Ad vitam : dubia
Ad fungsionam : dubia

Ad sanam : dubia
Ad cosmeticum : dubia
ANALISA KASUS
JUT
L AN A
USI

PENYEB
AB
KEJANG
NEOPLASMA?
VASKULER?
INFEKSI?
TRAUMA?
DA-
TAN A
D
TAN I?
FE KS
IN
AM?
DEM E
NING
R.ME L?
A

STROKE?
KELEMAHAN
?
MOTORIK?
TIK?

NEOPLASMA?
LETAK?
Leukositosis ringan 11.400/L, peningkatan D-dimer 2550
ng/mL, kalsium 8,3 mg/dL, natrium 134 mmol/L. Analisa
gas darah pH 7,340, pCO2 28,8 mmHg, pO2 117,9
mmHg, HCO3 15,7 mmol/L, BE -8,5 mmol/L, saturasi O2
98,1 %.

Dari pemeriksaan ini bisa menjadi adanya tanda-tanda infeksi dari leukositosis ringan
peningkatan D-dimer merupakan tanda adanya sumbatan (salah satunya akibat embol
sehingga bisa mendukung dugaan penyebab vaskuler yaitu stroke non-perdarahan. Terdapa
hipokalsemia, dan hiponatremia ringan. Analisa gas darah menunjukkan adanya asidosi
metabolik yang bisa disebabkan oleh perfusi dari jaringan ke otak yang berkurang, ini jug
salah satu faktor penurunan kesadaran pada pasien.
?
LESI

LOKAS
I?
HIPOINTEN
S?
HIPERINTE
NS?
Jadi dari keseluruhan hasil anamnesa & pemeriksaan diambil
diagnosa yaitu tumor otak dengan dasar, pada pasien ini:

usia lanjut

ada kejang

diduga epilepsi sekunder akibat tumor otak

penurunan kesadaran

hemiparesis dekstra

gangguan keseimbangan-koordinasi

penurunan daya ingat

faktor risiko merokok

hasil pemeriksaan radiologis yang menunjukkan adanya massa di


Untuk terapi awal pada pasien ini:

Head-lift 20-30o saat berbaring berfungsi untuk mengurangi edema otak karena peningkatan tekanan

intrakranial,

pemberian IVFD NaCl 0,9% 20 tetes per menit diberikan untuk mempertahankan kebutuhan cairan

(elektrolit) pada pasien

Oksigen (O2) nasal kanul 3 liter per menit berfungsi untuk mempertahankan gangguan pernapasan

yang dapat timbul karena penurunan kesadaran pada pasien, asidosis metabolik, serta reperfusi aliran

darah ke otak

Diazepam diberikan sebagai antikonvulsi jika kejang

Citicoline neuroprotektor yang juga membantu perbaikan perfusi ke otak

Levofoksasin serta ceftriaxone sebagai antibiotik dalam mengatasi infeksi ringan

Omeprazole merupakan golongan PPI serta ranitidine golongan H-2 Blocker yang pada pasien ini

diberikan karena adanya konsumsi obat kortikosteroid yaitu metilprednisolon

Paracetamol sebagai pengobatan suportif bersifat analgetik

Clopidogrel merupakan antiagregasi trombosit karena adanya dugaan sumbatan di pembuluh darah

otak akibat stroke non-perdarahan berfungsi sebagai antikoagulan

Metilprednisolon serta fumucyl sebagai terapi dari spesialis paru karena adanya bronkopneumonia

pada pasien ini.


Saat ini pasien diberikan:

IVFD Ringer Laktat 20 tetets per menit sebagai kebutuhan cairan

maintenance

citicoline sebagai neuroprotektor

omeprazole sebagai proteksi mukosa lambung karena adanya efek samping

kotikosteroid metilprednisolon yang dapat melukai mukosa lambung

clopidogrel sebagai antikoagulan

neurobion sebagai vitamin saraf otak

topiramate (topamax) sebagai antikonvulsan dan kontrol kejang

paracetamol sebagai analgetik bersifat suportif

Pasien juga disarankan untuk menjalani pembedahan kraniotomi untuk

penanganan terhadap tumor otaknya.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai