STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Ny. M / Perempuan / 46 tahun
b. Pekerjaan : IRT
c. Alamat : RT 17kel. Selamat
1
± 4 jam sebelum os berobat ke puskesmas, saat pasien baru selesai solat
subuh dan akan kembali tidur, pasien tiba-tiba merasa pusing yang berputar-
putar, pasien merasakan benda di sekitarnya seolah-olah bergerak. Akibat
pusing tersebut pasien tidak sanggup membuka matanya, tidak beberapa
lama kemudian os merasa mual, muntah (-). Pasien mencoba untuk berjalan
dan karena pusing pasien sempoyongan dan hampir terjatuh. Pasien tidak
mengalami keluhan telinga berdenging ataupun pendengaran berkurang.
Pasien mengaku suka mengkonsumsi makanan bersantan, os tidak merokok.
Demam (-), Nyeri ulu hati disangkal. BAK dan BAB tidak ada keluhan.
2
Sklera : ikterik (-)
Kornea : normal
Pupil : bulat, isokor, reflex cahaya
+
/+
Lensa : normal, keruh (-)
Gerakan bola mata : baik
3. Hidung : tak ada kelainan
4. Telinga : tak ada kelainan
5. Mulut Bibir : lembab
Bau pernafasan : normal
Gigi geligi : lengkap
Palatum : deviasi (-)
Gusi : warna merah muda,
perdarahan (-)
Selaput Lendir : normal
Lidah : putih kotor, ulkus (-)
6. Leher KGB : tak ada pembengkakan
Kel.tiroid : tak ada pembesaran
JVP : 5 - 2 cmH2O
7. Thorax Bentuk : simetris
Pergerakan dinding dada : tidak ada yang
tertinggal
Pulmo
3
Perkusi Sonor Sonor
Batas paru-hepar :ICS
VI kanan
Jantung
8. Abdomen
4
Perkusi Timpani
9. Ekstremitas Atas
Edema (-), akral hangat, kekuatan otot 5 - 5
10. Ekstremitas bawah
Edema (-), akral hangat., kekuatan otot 5 - 5
Pemeriksaan Khusus : Romberg tes (+)
X. Pemeriksaan Anjuran
Kimia darah lengkap
XI. Manajemen
a. Preventif :
- Menghindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang
pedas, asam, gorengan atau berlemak.
b. Promotif :
- Mengatur pola makan yang benar, makan makanan yang rendah
kolesterol.
- Lakukan olah raga ringan secara teratur.
c. Kuratif :
Non Medikamentosa
Istirahat
5
Diet tinggi serat
Minum banyak air putih
Medikamentosa
Betahistin tablet 3 x 1
Antasida tablet 3 x 1
d. Rehabilitatif
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengatur pola makan
yang bergizi untuk pemulihan kesehatan tubuh pasien.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Gambar 1. Organ pendengaran dan keseimbangan1
8
endolimf di kanalis semisirkularis menstimulasi rambut-rambut sensorik krista,
yang dengan demikian, merupakan reseptor kinetik (reseptorpergerakan).1
9
internus; mengandungsel-sel bipolar yang prosesus perifernya menerima input
dari sel resptor di organ vestibular,dan yang proseus sentral membentuk nervus
vestibularis. Nervus ini bergabung dengannervus kokhlearis, yang kemudian
melintasi kanalis auditorius internus, menmbus ruangsubarakhnoid di cerebellopontine
angle, dan masuk ke batang otak di taut pontomedularis.Serabut-serabutnya
kemudian melanjutkan ke nukleus vestibularis, yang terletak di dasarventrikel
keempat.1
2.2 Vertigo
2.2.1. Definisi
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau
seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya
disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung
hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari.
Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus
berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.2
Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran
vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan vertigo sentral.
Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa
mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga
keseimbangan. Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang
disebut kanalissemisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas
mengontrol keseimbangan.2
Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal antara
lain penyakit-penyakit seperti benign parozysmal positional vertigo (gangguan
akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan keseimbangan
yang sering kali menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis
(peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian
dalam pendengaran). Sedangkan vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak
10
normal di dalam otak,khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah
percabangan otak dan serebelum (otak kecil).2
2.2.2 Etiologi
Penyebab umum dari vertigo:
1. Keadaan lingkungan
Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
2. Obat-obatan
Alkohol
Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri
vertebral dan arteri basiler.
4. Kelainan di telinga
Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam
telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional
vertigo)
Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
Herpes zoster
Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
Peradangan saraf vestibuler
Penyakit Meniere
5. Kelainan neurologis
Sklerosis multipel
Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin,
persarafannya atau keduanya
Tumor otak
Tumor yang menekan saraf vestibularis.3
2.2.3 Anamnesis4
11
Pertama-tama ditanyakan bentuk vertigonya: melayang, goyang, berputar,
tujuh keliling, rasa naik perahu dan sebagainya.
Perlu diketahui juga keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo:
perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan, ketegangan.
Profil waktu: apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang timbul,
paroksimal, kronik, progresif atau membaik. Beberapa penyakit tertentu
mempunyai profil waktu yang karakteristik (Gambar 3)
Apakah juga ada gangguan pendengaran yang biasanya menyertai/ditemukan pada
lesi alat vestibuler atau n. vestibularis.
Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat, antimalaria dan
lain-lain yang diketahui ototoksik/vestibulotoksik dan adanya penyakit sistemik
seperti anemi, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, penyakit paru juga perlu
ditanyakan. Juga kemungkinan trauma akustik.
12
Ditujukan untuk meneliti faktor-faktor penyebab, baik kelainan sistemik,
otologik atau neurologik – vestibuler atau serebeler; dapat berupa pemeriksaan
fungsi pendengaran dan keseimbangan, gerak bola mata/nistagmus dan fungsi
serebelum.
Pendekatan klinis terhadap keluhan vertigo adalah untuk menentukan
penyebab; apakah akibat kelainan sentral – yang berkaitan dengan kelainan
susunan saraf pusat – korteks serebri, serebelum,batang otak, atau berkaitan
dengan sistim vestibuler/otologik; selain itu harus dipertimbangkan pula faktor
psikologik/psikiatrik yang dapat mendasari keluhan vertigo tersebut.
Faktor sistemik yang juga harus dipikirkan/dicari antara lain aritmi jantung,
hipertensi, hipotensi, gagal jantung kongestif, anemi, hipoglikemi.
Dalam menghadapi kasus vertigo, pertama-tama harus ditentukan bentuk
vertigonya, lalu letak lesi dan kemudian penyebabnya, agar dapat diberikan terapi
kausal yang tepat dan terapi simtomatik yang sesuai.
13
Gambar 4. Uji Romberg
b. Tandem Gait: penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan
pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti.
Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan
serebeler penderita akan cenderung jatuh.
c. Uji Unterberger.
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan
mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler
posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti
orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan
bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik.
Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.
14
Gambar 5. Uji Unterberger
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh
mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk
tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan
tertutup.
Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi.
15
e. Uji Babinsky-Weil (Gb. 7)
Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke depan dan
lima langkah ke belakang seama setengah menit; jika ada gangguan vestibuler
unilateral, pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang.
2.2.5 Diagnosis
Sebelum memulai pengobatan, harus ditentukan sifat dan penyebab dari
vertigo. Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi
telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak. Nistagmus
adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Arah
dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus
bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba atau
meneteskan air dingin ke dalam telinga. Untuk menguji keseimbangan, penderita
diminta berdiri dan kemudian berjalan dalam satu garis lurus, awalnya dengan
mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup. Tes pendengaran seringkali bisa
menentukan adanya kelainan telinga yang mempengaruhi keseimbangan dan
pendengaran. Pemeriksaan lainnya adalah CT scan atau MRI kepala, yang bisa
menunjukkan kelainan tulang atau tumor yang menekan saraf. Jika diduga suatu
infeksi, bisa diambil contoh cairan dari telinga atau sinus atau dari tulang
belakang. Jika di duga terdapat penurunan aliran darah ke otak, maka dilakukan
16
pemeriksaan angiogram, untuk melihat adanya sumbatan pada pembuluh darah
yang menuju ke otak.3
2.2.7 Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan vertigo, selain kausal (jika ditemukan penyebabnya),
ialah untuk memperbaiki ketidak seimbangan vestibuler melalui modulasi
transmisi saraf; umumnya digunakan obat yang bersifat antikolinergik.5
17
BAB III
ANALISA KASUS
18
3.3 Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan
lingkungan sekitar
Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
perilaku kesehatan dan lingkungan di sekitar tempat tinggal kita. Diantara faktor –
faktor tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan, baik kesehatan
individu maupun keluarga sangatlah besar.
Lingkungan rumah dan lingkungan disekitar rumah Os tidak memberikan
pengaruh terhadap terjadinya penyakit pada Os. Hal tersebut menunjukkan
lingkungan rumah dan sekitarnya tidak memiliki peranan terhadap perkembangan
penyakit yang di derita oleh pasien.
3.4 Analisis kemungkinan berbagai factor risiko atau etiologi penyakit pada
pasien ini
Beberapa etiologi dan factor predisposisi vertigo adalah
Pada pasien ini, kemungkinan yang menjadi etiologi dan faktor
predisposisinya adalah riwayat memiliki penyakit gastritis yang dapat
menimbulkan terjadinya vertigo terhadap pasien.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
21
22