Anda di halaman 1dari 15

Shintawati Ramdhani Zaenudin

VALIDITAS INTERNAL

P
• Pasien asma berusia 5-34 th

I
• Inhalasi fenoterol, inhalasi B-agonis

C
•-

O
• Kematian
PENDAHULUAN

• 1960 di Inggris dan Wales


• Epidemi kematian akibat asma
• ↑ angka penjualan aerosol B-agonis dengan tabung
bertekanan yang sebagian besar terdiri dari
isoprenaline/isoprotenol

• Inman dan Adelstein  epidemi disebabkan oleh


aerosol B-agonis dengan tabung bertekanan.
• tidak mengalami epidemi :Belgia, Jerman, Belanda
dan Amerika Serikat
• Stolley  tidak terjadi epidemi di beberapa negara 
menggugurkan teori B-agonis menyebabkan epidemi di
negara lain.
• epidemi  formulasi khusus dosis tinggi isoprenalin yang
mengandung isoprenalin 5x lebih banyak per inhalasi
• Formulasi dosis tinggi dipasarkan pada negara yang
mengalami epidemi Amerika serikat, New Zealand dan
australia dan hanya 2 negara yg tidak mengalami epidemi
serta angka penjualannya rendah yakni Belgia dan
Belanda
• Pertengahan 1970 : epidemi kedua di New Zealand
• Pemasaran Fenoterol (inhalasi B2-agonis) dosis 2x lebih banyak
per inhalasi (200 µg)

• Crane et al  fenoterol meningkatkan risiko kematian


• Pemerintah New Zealand menarik fenoterol dari pasar.
• Spitzer et al  peresepan kepada kelompok pasien risiko
tinggi
• Pearce et al  kematian akibat asma meningkat pada
pertengahan tahun 1970 saat fenoterol hadir dan turun
pada th 1989 saat fenoterol ditarik dari pasar
METODE
60 negara menjual
fenoterol

Penjualan 20 negara ada Penjualan


tertinggi : di IMS terendah :

1. Austria 1. Australia
2. Belgia 2. Belanda
3. Jerman 3. Spanyol
4. New 4. Swedia
Zealand 5. Britania
5. Taiwan raya
HASIL
ANGKA KEMATIAN AKIBAT ASMA
TAHUN 1970 - 1992
GRAFIK PENJUALAN INHALASI B-AGONIS
TAHUN 1970-1992
ANGKA KEMATIAN ASMA DAN ANGKA
PENJUALAN B-AGONIS,
NEW ZEALAND TAHUN 1970-1992
DISKUSI

• Dua hipotesis yang sangat berbeda


1. Walau pemasaran fenoterol dan inhalasi B-agonis
meluas dan merata, hanya new zealand yang
mengalami epidemi kematian akibat asma
2. Angka kematian tidak berubah seiring dengan
penjualan fenoterol atau inhalasi B-agonis
• New Zealand  angka kematian akibat asma
tertinggi begitu pula dengan tingkat
penjualan perkapita fenoterol.
• Epidemi berakhir dengan tiba-tiba setelah
peringatan tentang pembatasan peresepan
fenoterol

Anda mungkin juga menyukai