Anda di halaman 1dari 36

IMMOBILISASI

SPLINTING, CASTING, BANDAGING, TRACTION


Imobilisasi secara fisik, merupakan pembatasan
untuk bergerak secara fisik dengan tujuan
mencegah terjadinya gangguan/ komplikasi
pergerakan
Splinting/ Pembidaian/
Spalk/
 Pembidaian adalah tindakan memfiksasi/
mengimobilisasi bagian tubuh yang
mengalami cedera, dengan menggunakan
benda yang bersifat kaku maupun fleksibel
sebagai fiksator/ imobilisator.
Tujuan Pembidaian

 Mencegah gerakan bagian yang sakit


sehingga mengurangi nyeri dan mencegah
kerusakan lebih lanjut
 Mempertahankan posisi yang nyaman
 Mempermudah transportasi korban
 Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera
 Mempercepat penyembuhan
 Mencegah kerusakan jaringan sekitar
 Mengontrol perdarahan
Macam Bidai

 Bidai keras
 Bidai yang dapat dibentuk
 Bidai traksi
 Gendongan/belat/bebat.
 Bidai improvisasi
Indikasi Pembidaian

 Adanya fraktur, baik terbuka maupun


tertutup
 Adanya kecurigaan terjadinya pergeseran
sendi
 Dislokasi/ subluksasi persendian
 Soft tissue injury
Kontra Indikasi Pembidaian

 Pembidaian baru boleh dilaksanakan jika


kondisi saluran napas, pernapasan dan
sirkulasi penderita sudah distabilisasi. Jika
terdapat gangguan sirkulasi dan atau
gangguan persyarafan yang berat pada distal
daerah fraktur, jika ada resiko memperlambat
sampainya penderita ke rumah sakit,
sebaiknya pembidaian tidak perlu dilakukan
Prinsip Pembidaian

 Lakukan pembidaian pada tempat korban


cedera
 Lakukan juga pembidaian pada persangkaan
patah tulang
 Minimal melewati 2 sendi yang berbatasan (Prevent
two joint movement (proximal – distal)
Prinsip Pembidaian

 Waktu pemasangan dapat


mempertahankan,memfiksasi 2 sendi stabil
diantara yang dislokasi/fraktur
 Bidai dapat dimodifikasi menurut kondisi dengan 1-3
bilah bahan pada bagian inferior,superior atau lateral
 Alat bantu atau bantalan lunak menempel pada kulit
atau tonjolan tulang
 Penggunaan bebat pembalutan tidak kencang dan
tidak kendor dapat terkontrol pulsasi dan peredaran
darah balik
 Rasa nyaman dan aman saat pergerakan sensasi
motorik dapat dirasakan oleh korban
 A device used for support or immobilization
of a limb or the spine
 Any material used to support a fracture is
known as splint
 Temporary immobilization of sprain,
fractures and reduced dislocation 
definitive
 Unconventional
 Conventional
Komplikasi Pembidaian

 Cedera pembuluh darah, saraf atau jaringan


lain di sekitar fraktur oleh ujung fragmen
fraktur, jika dilakukan upaya meluruskan atau
manipulasi lainnya pada bagian tubuh yang
mengalami fraktur saat memasang bidai.
 Gangguan sirkulasi atau saraf akibat
pembidaian yang terlalu ketat
 Keterlambatan transport penderita ke rumah
sakit, jika penderita menunggu terlalu lama
selama proses pembidaian
Complication of
immobilization
 Too fit  pressure sore, compartment
syndrome
 Too loose  inadequate immobilization (loss
reduction, delayed, mal or nonunion
 Too short interval  inadequate
immobilization (loss reduction, delayed, mal
or nonunion
 Too long interval  muscle atrophy,
osteoporosis, joint stiffness, maceration of
skin
Tools

 Cloth
 Wood
 Cardboard
 Sandbag
 etc
PEMBALUTAN/BANDAGING

 Pembalutan adalah suatu tindakan yang


dilakukan pada penderita yang mengalami
perlukaan baik sebelum maupun sesudah
tindakan dengan menggunakan bahan
pembalut khusus menurut kondisi dan
kebutuhan kegawatdaruratan
Jenis Pembalut

 Balut Pita
 Balut Segitiga
 Balut Segiempat
 Balut Segiempat bertali
Fungsi Balutan

1 . Penutup, menutupi bagian yang cedera dari


udara, cahaya, debu dan kuman.
2. Penahan,penyangga atau penunjang yang
cedera
3. Penekan, menekan perdarahan yang deras
4. Penarik, menarik kulit atau otot serta organ
lain ke posisi semula
5. Pengunci, untuk immobilisasi anggota gerak
agar tidak bergerak
Cara-cara membalut sesuai
fungsinya
Sebagai Penutup
Sebagai penahan/ penunjang
 Sebagai Pengunci
Traksi

 Tujuan penggunaan traksi ialah untuk


mereduksi fraktur maupun dislokasi; untuk
mengimobilisasi sendi yang nyeri; inflamasi;
untuk mencegah deformitas; mengkoresi
jaringan lunak.
Tipe Traksi

 Fixed traction : dengan menggunakan bagian


tubuh lain sebagai counter-traction
 Sliding traction : berat tubuh sebagai counter
traction, misal pada fraktur pelvis
Metode pemasangan traksi

 Skin traksi : strap adesif dipasangkan.


Kekuatan traksi ditransmisikan dari kulit ke
fascia hingga tulang
 Skeletal traksi : dipasangkan ke dalam tulang
dengan K wire atau Seinmann pin.

Anda mungkin juga menyukai