Anda di halaman 1dari 22

Anemia Defisiensi Besi

Oleh :
Maulana Muhammad Luthfi 1840312001
Ihdina Fo Nisin 1840312004
Shaleni Ganasegaran 1840312405
Mutia Sari Amanda 1840312014
Preseptor:

Dr. dr. Irza Wahid, SpPD-KHOM, FINASIM


BAB I
Pendahuan
1.1 Latar Belakang
• Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan
di seluruh dunia terutama negara berkembang
yang diperkirakan 30% penduduk dunia
menderita anemia.
• Anemia banyak terjadi pada masyarakat
terutama pada remaja dan ibu hamil.
• Anemia pada remaja putri sampai saat ini
masih cukup tinggi, menurut World Health
Organization (WHO), prevalensi anemia dunia
berkisar 40-88%.
1.2 Batasan Masalah

• Referat ini membahas mengenai definisi,


epidemiologi, faktor resiko, patogenesis dan
patofisiologi, diagnosis, pemeriksaan
penunjang, tatalaksana, prognosis, dan
komplikasi anemia. Referat ini menjelaskan
lebih detail mengenai diagnosis anemia.
1.3 Tujuan Penulisan
• Tujuan penulisan referat ini adalah
mengembangkan wawasan dan pemahaman
penulis mengenai penyakit anemia, terutama
pendekatan diagnosis anemia.
1.4 Manfaat Penulisan
• Referat ini diharapkan menjadi salah satu sumber
keilmuan yang terstruktur bagi calon dokter
maupun tenaga kesehatan sehingga dapat
melakukan tatalaksana yang baik dan
komprehensif pada setiap kasus anemia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Anemia
• Anemia adalah suatu keadaan dimana
masa eritrosit dan/atau massa hemoglobin
yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya
untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
tubuh. Secara laboratorik dijabarkan sebagai
penurunan dibawah normal kadar
hemoglobin, hitung eritrosit dan hemotokrit
(packed red cell).
Derajat anemia menurut National Cancer Institute Anemia Scale diadaptasi
dari Common Terminology Criteria for Adverse Events adalah sebagai berikut :
Klasifikasi berdasarkan penyebab timbulnya anemia :
a. Berkurangnya Produksi Sel Darah Merah
• Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit
– Anemia defisiensi besi
– Anemia defisiensi asam folat
– Anemia defisiensi vitamin B12
• Gangguan penggunaan besi
– Anemia akibat penyakit kronik
– Anemia sideroblastik
• Kerusakan sumsum tulang
– Anemia aplastik
– Anemia mieloplastik
– Anemia pada keganasan hematologi
– Anemia diseritropoietik
– Anemia pada sindrom mielodisplastik
• Anemia akibat kekurangan eritropoietin
b. Anemia hemoragik
Anemia pasca perdarahan akut
Anemia akibat perdarahan kronik
c. Anemia hemolitik
• Anemia hemolitik intrakorpuskular
– Gangguan membran eritrosit (membranopati)
– Gangguan enzim eritrosit (enzimopati)
» Anemia akibat defisiensi G6PD
– Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)
» Thalassemia
» Hemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll
• Anemia hemolitik ekstrakorpuskular
– Anemia hemolitik autoimun
– Anemia hemolitik mikroangiopati
– Lainnya
Anemia Defisiensi Besi
Definisi
• Anemia defisiensi besi adalah anemia yang
timbul akibat berkurangnya penyediaan besi
untuk eritropoesis, karena cadangan besi
kosong (depleted iron store) yang pada
akhirnya mengakibatkan pembentukan
hemoglobin berkurang. Ditandai oleh anemia
hipokromik mikrositer, besi serum menurun,
TIBC meningkat, saturasi transferin.
• Penyebab kurangnya besi dapat disebabkan
beberapa hal :
1. Kurangnya asupan Fe
• Diet tidak adekuat, karena rendahnya asupan besi
total dalam makanan atau bioavailabilitas besi yang
dikonsumsi kurang baik (makanan banyak serat,
rendah daging, rendah vitamin C)
• Gangguan absorpsi zat besi, misalnya pada
gastrektomi, colitis kronik, atau achlorhydria
• Kehilangan Fe
• Perdarahan saluran cerna
• Perdarahan saluran kemih
• Hemoglobinuria
• Hemosiderosis pulmonari idiopatik
• Telangiektasia hemoragik herediter
• Gangguan hemostasis
• Infeksi cacing tambang
Meningkatnya kebutuhan Fe
1. Bayi prematur
2. Anak-anak dalam pertumbuhan
3. Ibu hamil dan menyusui
Terdapat tiga stadium defisiensi zat besi, yaitu:
1. Deplesi besi (iron depleted state).
2. ron deficient erythropoiesis
3. Anemia defisiensi besi
etiologi
• Kehilangan besi sebagai akibat pendarahan
menahun berasal dari :
– Saluran cerna : akibat dari tukak peptik,
pemakaian salisilat atau NSAID, kanker lambung,
kanker colon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi
cacing tambang.
– Saluran genitalia perempuan : menorrhagia, atau
metrorhagia
– Saluran kemih : hematuria
– Saluran nafas : hemoptoe
• Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi
total dalam makanan, atau kualitas besi
(bioavailabilitas) besi yang tidak baik
(makanan banyak serat, rendah vitamin C dan
rendah daging).
• Kebutuhan besi meningkat : seperti pada
prematuritas anak dalam masa pertumbuhan
dan kehamilan.
• Gangguan absorpsi besi : gastrektomi, tropical
sprue atau kolitis kronik.
Yang beresiko mengalami anemia defisiensi zat besi:
– Wanita menstruasi
– Wanita menyusui atau hamil karena peningkatan
kebutuhan zat besi
– Bayi, anak-anak dan remaja yang merupakan masa
pertumbuhan yang cepat
– Orang yang kurang makan makanan yang
mengandung zat besi, jarang makan daging dan telur
selama bertahun-tahun.
– Menderita penyakit maag.
– Penggunaan aspirin jangka panjang
– Kanker kolon
- Vegetarian karena tidak makan daging, akan
tetapi dapat digantikan dengan brokoli dan
bayam.
Manifestasi Klinis
1. Gejala Umum Anemia
Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia (anemic
syndrome) .
- Dijumpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar hemoglobin kurang dari
7-8 g/dl.
- Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang,
serta telinga mendenging.
- Anemia bersifat simptomatik jika hemoglobin <7 gr/dl, maka gejala-gejala
dan tanda-tanda anemia akan jelas.
- Pada pemeriksaan fisik dijumpai pasien yang pucat, terutama pada
konjungtiva dan jaringan di bawah kuku.
2.Gejala Khas Defisiensi Besi
• Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi
besi, tetapi tidak dijumpai pada anemia jenis
lain adalah :
• Koilonychia, yaitu kuku sendok (spoon nail),
kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertikal
dan menjadi cekung sehingga mirip sendok.
Gambar 1. Koilonychia (kuku sendok)
• Atrofi papil lidah, yaitu permukaan lidah
menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah
menghilang.
• Stomatitis angularis (cheilosis), yaitu adanya
keradangan pada sudut mulut sehingga
tampak sebagai bercak berwarna pucat
keputihan.
3. Gejala penyakit dasar
Pada anemia defisiensi besi dapat dijumpai
gejala-gejala penyakit yang menjadi penyebab
anemia defisiensi besi tersebut.
Pada anemia akibat cacing tambang dijumpai
dispepsia, parotis membengkak, dan kulit
telpak tangan berwarna kuning seperti jerami.
Pada anemia karena pendarahan kronik akibat
kanker kolon dijumpai gejala gangguan
kebiasaan buang besar atau gejala lain
tergantung dari lokasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai