Anda di halaman 1dari 60

Renny Endang Kafiar, S.Kep.,Ns.,M.

Kep

Disampaikan pada Pelatihan Tatalaksana Malaria kepada Perawat, 01 November 2018


TUJUAN PEMBELAJARAN
 Tujuan Pembelajaran Umum
 Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, anda diharapkan dapat
memahami Asuhan Keperawatan Pasien dengan Malaria
 Tujuan Pembelajaran Khusus
 Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, anda diharapkan
mampu:
 Menjelaskan definisi malaria
 Menjelaskan etiologi malaria dan cara penularan
 Menjelaskan daur hidup parasit malaria
 Menjelaskan Dampak malaria
 Menjelaskan gejala klinis malaria
 Menjelaskan Asuhan Keperawatan
PENDAHULUAN
 Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat Indonesia khususnya di Provinsi NTT
 RISKESDAS 2013: Lima provinsi dengan insiden dan
prevalensi tertinggi adalah Papua (9,8% dan 28,6%),
Nusa Tenggara Timur (6,8% dan 23,3%), Papua Barat
(6,7% dan 19,4%), Sulawesi Tengah (5,1% dan 12,5%),
dan Maluku (3,8% dan 10,7%).
 Perawat/Bidan merupakan lini terdepan pemberi
pelayanan kesehatan di NTT
MALARIA ???
 Penyakit infeksi menular akut dan kronik yang
disebabkan oleh Plasmodium
 Palsmadium masuk tubuh nyamuk oleh gigitan
nyamuk Anopheles sp.
Life Cycle of Plasmodium
Penyebab
 Penyebab malaria: Plasmodium.
 Ada 5 macam Plasmodium :
 Plasmodium falciparum (malaria tropika)
 Plasmodium vivax (malaria tertiana)
 Plasmodium malariae (malaria kuartana)
 Plasmodium ovale (malaria ovale Afrika)
 Plasmodium knowlesi
Tanda dan Gejala
 Gejala Khas dibagi dalam 3 fase:
- F. Dingin : kedinginan, kulit pucat, kuku sianosis
dan menggigil berat kurang lebih 1-2
jam.
- F. Panas : ST meningkat 390-410C selama 3-6 jam,
takikardia, napas cepat dan hipotensi, sakit
kepala, batuk, mual dan muntah.
- F. Keringat : keringat berlebihan, kelemahan dan
rasa ngantuk.
Cont……
 Di NTT sebagian pasien yang terinfeksi plasmodium
TIDAK menunjukkan gejala khas di atas.
 Dibuktikan oleh hasil pemeriksaan mikroskopis Mass
Blood Survey di beberapa daerah di NTT
menunjukkan Positif pada orang yang kelihatan sehat.
 Early diagnosis dan prompt treatment is very
important.
Malaria ringan/uncomplicated (mild)
malaria

- Rasa lemah, sakit kepala, nafsu makan ↓


- Mual, muntah, nyeri otot atau perut
- Demam : seringkali sampai menggigil
- Diare ringan
- Limpa membesar
- Anemia ringan, Jaundice ringan
Cont….
 Pada anak-anak gejala malaria ringan di tambah
dengan, napas cepat, batuk dan kejang (jarang terjadi
pada orang dewasa)
Malaria berat / complicated
(severe) malaria
:
 Malaria serebral – koma Penyebab kematian
tersering pada pasien
 Gagal ginjal akut Malaria
 Edema paru-paru / ARDS
 Anemia berat (Hb <5 gr %)
 Hipoglikemia (kadar gula darah < 40 mg %)
 Gagal sirkulasi – syok
Cont….(gej. Malaria berat)
 Kejang berulang
 metabolik asidosis atau asidemia
 Perdarahan spontan
 Hemoglobinuria
DAMPAK NEGATIF MALARIA TERHADAP MASYARAKAT

1. AKTIVITAS MENURUN : SAKIT  TIDAK BISA KERJA


(PRODUKTIFITAS MENURUN)
2. ANAK :
– TIDAK BISA SEKOLAH
– ANEMIA KRONIS : MENGHAMBAT PERTUMBUHAN &
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
3. PENINGKATAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA :
- BIAYA (PENGOBATAN)
- OBAT-OBATAN
- WAKTU TERBUANG
4. KEMATIAN (YANG SEBENARNYA DPT DICEGAH)
PADA
- NEONATAL & ANAK-ANAK
- BUMIL
KEHAMILAN DAN MALARIA
-Parasitemi berat
INFEKSI 30-40 % lebih sering (non imun).
- Parasitemia -Infeksi plasenta
berat (semi imun).

1.Anemi berat (risiko mati)


a. Gagal jantung (sesudah
WANITA TAK KEHAMILAN
melahirkan, HPP, shok
HAMIL DGN DGN MALARIA hypovolemik).
MALARIA -Menurunnya imunitas b. Shok hypovelemik (saat
tubuh. melahirkan, ssdh HPP).
c. Sepsis puerperalis atau
staphylococal pnemoni.
KOMPLIKASI 2Kematian malaria otak jadi
-Anemi berat. 50% dari 20%(tak hamil).
-Malaria otak. 3.Hypoglikemi (lebih sering)
10 kali lebih fatal
-Hypoglikemi (jarang) 4.Udema paru sesaat ssdh
-Udema paru melahirkan.
KEHAMILAN DGN MALARIA DAN
KOMPLIKASI PADA JANIN
-Berkurangnya
supply glukosa & -IUGR
INFEKSI oksigen ke janin.

-Abortus
M PLASENT -Lahir mati
A A -Abortus BBLR
L -Malaria kongenital -Lahir mati
(Berat
Badan
A Lahir
R ANEMI
-Berkurangnya Hypoxia Rendah)
supply oksigen ke
I BERAT janin.
janin

A -Anemi janin.
Lahir mati
-Abortus
DEMAM -Lahir mati
TINGGI -Lahir prematur
Bagaimanakah Peran
Perawat/Bidan?
Perawatan dengan
menggunakan Pendekatan
Proses Keperawatan/asuhan
Kebidanan yang dilandasi
teori yang adekuat
PENGKAJIAN
 Riwayat berkunjung ke daerah endemik malaria;
 Riwayat tinggal di daerah endemik malaria;
 Riwayat sakit malaria/riwayat demam;
 Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir;
 Riwayat mendapat transfusi darah

 Keluhan-keluhan pasien yang berkaitan dengan gejala


Malaria (Fokus): Gejala Khas, Gejala Malaria ringan
dan gejala Malaria Berat.
 Pemeriksaan fisik (fokus):
1. Demam (≥37,5 ºC aksila)
2. Konjungtiva atau telapak tangan pucat
3. Pembesaran limpa (splenomegali)
4. Pembesaran hati (hepatomegali)
5. Manifestasi malaria berat dapat berupa penurunan
kesadaran, demam tinggi, konjungtiva pucat, telapak
tangan pucat, dan ikterik, oliguria, urin berwarna coklat
kehitaman (Black Water Fever), kejang dan sangat lemah
(prostration).
 Persiapan Pengambilan spesimen Hapusan darah tepi
(blood smear) IDEAL: diambil 2 kali sehari dalam
waktu 6-12 jam setelah menggigil
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Risiko infeksi b.d. terpapar tehadap sumber infeksi
 Risiko injury b.d. komplikasi
 Hyperthermia b.d. lisis eritrosit
 Hipothermia b.d. proses penyakit (fase dingin)
 Perbahan perfusi jaringan serebral, kardiopulmonal
dan ginjal b.d. anemia dan komplikasi perdarahan
Cont……………Diagnosa Kep.
 Kurang pengetahuan b.d. kurang terpapar terhadap
informasi
 Risiko tidak efektifnya regimen terapi anti malaria b.d.
ketidakpatuhan, kurang pengetahuan.
PERENCANAAN
 Orang-orang yang berisiko akan bebas dari Penularan
infeksi
 Suhu tubuh pasien akan dipertahankan dalam batas
normal
 Perfusi jaringan perifer akan menunjukkan perbaikan
 Pasien bebas dari komplikasi.
Cont…….Perencanaan
 Pengetahuan pasien dan keluarga meningkat
 Pasien akan menjalankan terapi sesuai protap (advis)
INTERVENSI
 Secara umum penanganan malaria ringan (P. vivax, P.
ovale, P. malariae) dapat dilakukan rawat jalan dengan
memberikan pengobatan dan dibekali pengetahuan
tentang perawatan dan pengobatan di rumah serta
upaya pencegahan penularan HOME CARE.
 Ingatkan pasien 4, 7, 14, 21 dan 28 hari setelah minum
obat yang diberikan segera kembali untuk
pemeriksaan darah tepi.
Cont….
 Malaria yang disebabkan oleh P. falcifarum (Berat)
harus dirawat (Hospitalisasi).

 Malaria Tropika dgn gejala ringan dilakukan


perawatan utk mencegah terjadinya komplikasi.
Perawatan utk mencegah
penularan
 Pasien tidur memakai kelambu
 Lingkungan rumah dibersihkan (tempat
peristirahatan nyamuk maupun tempat
perkembangbiakannya)
 Minum obat sesuai advis Lini I, Lini II (lihat
Pedoman).
Mempertahankan suhu tubuh
normal
 Pada fase menggigil berikan selimut tebal
 Pada fase panas: Chek temperatur setiap 4 jam,
 Segera kompres hangat (suhu kamar) pada leher, axilla
dan daerah inguinal, beri kipas angin, pakaian tipis,
pertahankan cairan per oral sesuai kebutuhan,
kolaborasi pemberasi pemberian antipiretik.
Suhu > 39,5 derajat C berisiko Kejang pada
anak-anak, peningkatan penggunaan kalori,
kejang pada ibu hamil dan fetal distress
Pencegahan terjadinya Komplikasi
 Monitor tanda-tanda kejang
 Beri diet TKTP yang lunak, bervariasi dan hangat
(untuk mencegah Hipoglikemia)
 Monitor tanda Hipoglikemia: (pasien sadar,
berkeringat, kemudian memburuk dan hilang
kesadaran dan diikuti napas cepat)
 Bila ada tanda-tanda hipoglikemia segera kolaborasi
utk pemberian cairan Glukosa dan monitor secara
ketat
Peningkatan pengetahuan dan
cegah Putus Obat
 Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang
pencegahan penyakit

 Beri motivasi utk minum obat secara teratur

 Buatkan rencana pencegahan penularan bersama


keluarga
Perkesmas
 Optimalkan perawat Puskesmas utk melakukan
Perkesmas

 Setiap perawat memiliki keluarga binaan

 Home care

 Perawat berkerja membangun sistem dalam upaya


pemberantasan penyakit malaria
PERAWATAN PASIEN MALARIA
BERAT
 Malaria berat adalah : ditemukannya Plasmodium
falciparum stadium aseksual dengan minimal satu dari
manifestasi klinis atau didapatkan temuan hasil
laboratorium (WHO, 2010) :
 1. Perubahan kesadaran
 2. Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan)
 3. Tidak bisa makan dan minum
 4. Kejang berulang-lebih dari dua episode dalam 24
jam
 5. Distres pernafasan
Lanjut….
 6. Gagal sirkulasi atau syok: tekanan sistolik <70 mm
Hg (pada anak: <50 mmHg)
 7. Ikterus disertai disfungsi organ vital
 8. Hemoglobinuria
 9. Perdarahan spontan abnormal
 10. Edema paru (radiologi)
Lanjut….
 Gambaran laboratorium :
 1. Hipoglikemi (gula darah <40 mg%)
 2. Asidosis metabolik (bikarbonat plasma <15 mmol/L).
 3. Anemia berat (Hb <5 gr% atau hematokrit <15%)
 4. Hiperparasitemia (parasit >2 % per 100.000/μL di daerah
endemis rendah atau > 5% per 100.0000/μl di daerah
endemis tinggi)
 5. Hiperlaktemia (asam laktat >5 mmol/L)
 6. Hemoglobinuria
 7. Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >3 mg%)
Lanjut…
 Penderita malaria berat sebaiknya ditangani di RS
Kabupaten.
 Bila fasilitas maupun tenaga di RS Kabupaten kurang
memadai segera rujuk kepada RS Provinsi.
 Setiap merujuk penderita harus disertakan surat
rujukan yang berisi tentang diagnosis, riwayat
penyakit, pemeriksaan dan tindakan/pengobatan yang
sudah diberikan
 Prognosis malaria berat tergantung kecepatan dan
ketepatan diagnosis serta pengobatan
PERBEDAAN MANIFESTASI MALARIA
BERAT
ANAK DEWASA

Koma (malaria serebral) Koma (malaria serebral)

Distres pernafasan Gagal ginjal akut

Hipoglikemia (sebelum Edem paru, termasuk ARDS


terapi kina) (Acute Respiratory Distress
Syndrome)
Anemia Berat . Hipoglikaemia umumnya
sesudah terapi kina)
Kejang umum yang . Anemia berat ( < 5 gr%)
berulang
Lanjut….
Asidosis metabolik Kejang umum yang berulang

Kolaps sirkulasi, syok . Asidosis metabolik


hipovolemia, hipotensi (tek.
Sistolik <50 mmHg
Gangguan kesadaran selain Kolaps sirkulasi, syok
koma
Kelemahan yang sangat Hipovolemia, hipotensi.
(severe prostration)
Hiperparasitemia Perdarahan spontan
. Ikterus Gangguan kesadaran selain
koma
. Hiperpireksia (suhu >410C) . Hemoglobinuria
(blackwater fever
. Hemoglobinuria Hiperparasitemia (>2 %)
(blackwater fever)
. Perdarahan spontan . Ikterus (Bilirubin total >3
mg%
Gagal ginjal Hiperpireksia (Suhu >40OC)
PRINSIP Penatalaksanaan kasus
malaria berat
 1. Pemberian obat anti malaria
 2. Penanganan komplikasi
 3. Tindakan penunjang
 4. Pengobatan simptomatik
Perawatan Malaria Serebral
Prinsip
 a. perawatan pasien dengan gangguan kesadaran;
 b. deteksi dini dan pengobatan komplikasi berat
lainnya;
 c. waspadalah akan terjadinya infeksi bakteri,
terutama pada pasien dengan pemasangan iv-line,
intubasi endotrakeal atau kateter saluran kemih dan
terhadap kemungkinan terjadinya aspirasi pneumonia.
Perawatan Pasien tidak sadar
A. Hal-hal yang perlu dimonitor :
 (1) Tensi, nadi, suhu, dan pernafasan setiap 30 menit
 (2) Pemeriksaan derajat kesadaran setiap 8 jam
 (3) Hitung parasit tiap 24 jam
 (4) Hitung parasit tiap 24 jam
 (5) Ht dan atau Hb setiap hari, bilirubin dan kreatinin pada
hari ke I dan III
 (6) Gula darah tiap 8 jam
 (7) Pemeriksaan lain sesuai indikasi (missal ureum,
kreatinin dan kalium darah pada komplikasi gagal ginjal)
Lanjut…
B. Pasang IVFD. Untuk mencegah terjadinya
trombophlebitis dan infeksi yang sering terjadi
melalui iv-line maka iv-line sebaiknya diganti setiap 2-
3 hari.
C. Pasang kateter urethra dengan drainase/kantong
tertutup. Pemasangan kateter dengan memperhatikan
kaidah a/antisepsis.
D. Pasang gastric tube (maag slang) dan sedot isi
lambung untuk mencegah aspirasi pneumonia.
Lanjut…
E. Mata dilindungi dengan pelindung mata untuk
menghindari ulkus kornea yang dapat terjadi karena
tidak adanya refleks mengedip pada pasien tidak
sadar.
F. Menjaga kebersihan mulut untuk mencegah infeksi
kelenjar parotis karena kebersihan rongga mulut yang
rendah pada pasien yang tidak sadar.
G. Ubah atau balik posisi lateral secara teratur untuk
mencegah luka dekubitus dan hypostatic pneumonia.
Perawatan Anemia Berat
 Transfusi darah:
1. Tindakan pada anak-anak:
a. Rencanakan transfusi darah segera, lebih baik dengan Pack Red Cell/
PRC diberikan secara bertahap. Di daerah endemis rendah dapat
dipertimbangkan pemberian transfusi pada Hb < 7 g/dl
b. Hitunglah jumlah kebutuhan PRC untuk menaikkan Hb yang
dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Rumus: Kebutuhan total = Δ Hb x BB x 4 ml

 Keterangan : Δ Hb = selisih antara Hb yang diinginkan setelah transfusi


dengan Hb sebelum transfusi.
 Misal : Hb anak 4 g% dengan berat badan = 10 kg. Hb yang diinginkan
setelah transfusi adalah 12 g%. Total PRC transfusi adalah 8 x 10 x 4 ml =
320 ml. Bila PRC tidak tersedia dapat diberikan whole blood dengan
perhitungan sebagai berikut:
Kebutuhan total = Δ Hb x BB x 6 ml
Lanjut…
2. Tindakan pada orang dewasa:
a. Berikan transfusi darah paling baik PRC 10-20
ml/kgBB. Setiap 4 ml/kgBB akan menaikkan Hb 1
g %.
b. Volume transfusi dimasukkan sebagai input
dalam catatan keseimbangan cairan.
PERAWATAN UTK HIPOGLIKEMIA
 Tindakan:
a. Berikan bolus glukosa 40% intra vena sebanyak 50-100 ml
(anak-anak : 2-4 ml/kgBB dengan pengenceran 1:1 dengan
akuadest, untuk neonatus maksimum konsentrasi
glukosa 12,5%)
b. Dilanjutkan infus glukosa 10% perlahan-lahan untuk
mencegah hipoglikemia berulang.
c. Pemantauan teratur kadar gula darah setiap 4-6 jam.
Apabila sarana pemeriksaan gula darah tidak tersedia,
pengobatan sebaiknya diberikan berdasarkan kecurigaan
klinis adanya hipoglikemia, seperti perfusi buruk, keringat
dingin, hipotermi, dan letargi.
Perawatan pasien dengan syok
1. Resusitasi cairan :
Pada orang dewasa :
a. Hipovolemia dikoreksi dengan pemberian cairan
kristaloid (Ringer atau NaCl 0,9 %) 20 ml/kg bb
dalam waktu 1/2 - 1 jam pertama.
b. Bila tidak ada perbaikan tekanan darah dan tidak
ada overhidrasi diberikan cairan koloid.
c. Bila terjadi hipotensi menetap, diberikan vasopresor
(dopamin, norepinefrin).
Lanjut…
Pada anak :
a. Rehidrasi dengan pemberian cairan infus loading
dose: cairan kristaloid (Ringer) sebanyak 10 - 20
ml/kgbb secepatnya sampai nadi teraba,
b. selanjutnya: Bila nadi belum teraba dalam 20 menit
ulangi loading dose.
c. Bila sesudah 2 kali loading dose nadi belum teraba:
maka berikan loading dose dengan plasma expander
20 ml/kgbb secepatnya.
d. Bila syok belum teratasi, berikan dopamin 3 - 5
μg/kgbb/menit.
Lanjut…
2. Bila nadi sudah teraba, dilanjutkan pemberian rehidrasi
dengan cairan Ringer sesuai keadaan pasien.
3. Bila memungkinkan, tekanan vena dimonitor dengan CVP.
Apabila CVP tidak mungkin dilakukan, monitoring dan
pencatatan balans cairan secara akurat sangat membantu
agar tidak terjadi overhidrasi.
4. Kadar gula darah diperiksa untuk menyingkirkan
kemungkinan hipoglikemia.
5. Penatalaksanaan selanjutnya disesuaikan dengan
tatalaksana syok secara umum.
PERAWATAN PASIEN GAGAL GINJAL
a. Pada semua penderita malaria berat kadar ureum dan
kreatinin diperiksa setiap hari.
b. Apabila pemeriksaan ureum dan kreatinin tidak
memungkinkan, produksi urin dapat dipakai sebagai acuan.
c. Bila terjadi anuria dilakukan force diuresis (diuresis paksa)
dengan furosemid 40 mg, kemudian 20 mg/jam selama 6 jam.
Pada anak diberikan furosemid 1 mg/kgbb/kali. Bila tidak ada
repons setelah 8 jam, pemberian dapat diulang dengan dosis 2
mg/kgbb sampai maksimum 2 kali.
d. GGA biasanya reversibel apabila ditanggulangi secara cepat
dan tepat. Pada keadaan tertentu dialisis perlu dilakukan
sehingga perlu di rujuk penderita ke RS tingkat Provinsi atau
RS dengan fasilitas dialisis.
Lanjut…
 Pantau Tanda-tanda overload :
 1) Batuk-batuk,
 2) sesak nafas
 3) Nadi cepat
 4) Tekanan darah meningkat,
 5) JVP meningkat,
 6) Pada auskultasi paru ada ronki basah di bagian basal
kedua paru,
 7) Pada auskultasi jantung dapat terdengar bunyi jantung
tambahan (bunyi ke 3).
Bila ada tanda-tanda overload, pemberian cairan
memerlukan pemantauan yang ketat.
Perawatan pasien dgn Perdarahan dan
Gangguan Pembekuan Darah (koagulopati)
 a. Apabila protrombin time atau partial tromboplastin
time memanjang, diberikan suntikan vitamin K
dengan dosis 10 mg intravena.
 b. Apabila ditemukan tanda-tanda Koagulasi
Intravaskular Diseminata (KID), berikan fresh frozen
plasma
Perawatan Ikterus
 Tidak ada tindakan khusus untuk ikterus, tetapi fokus
pada penanganan untuk malaria. Apabila disertai
hemolisis berat dan Hb sangat rendah maka diberikan
transfusi darah. Biasanya kadar bilirubin kembali
normal dalam beberapa hari setelah pengobatan
dengan anti malaria.
Perawatan Untuk Asidosis
metabolik
a. Berikan oksigen bila sesak nafas.
b. Periksa analisa gas darah dan koreksi dengan
pemberian larutan natrium bikarbonat. Koreksi pH
arterial harus dilakukan secara perlahan-lahan.
Natrium Bikarbonat diberikan sebanyak 0,3xBBxBE
(base excess) meq. Apabila tidak ada analisa gas darah
dapat diberikan dengan dosis 1 – 2 meq/kgBB/kali.
c. Apabila tidak tersedia fasilitas yang memadai
sebaiknya penderita segera dirujuk ke RS provinsi
Perawatan Blackwater fever
(malarial haemoglobinuria)
 Tindakan:
 a. Berikan cairan rehidrasi
 b. Monitor CVP
 c. Apabila Hb <5 g% atau Ht <15 %, berikan transfusi darah
 d. Periksa kadar G6PD
 e. Apabila ditemukan defisiensi G6PD, hentikan
pemberian primakuin, kina. Dianjurkan pemberian anti
malaria golongan artemisinin.
 f. Apabila berkembang menjadi GGA, rujuk ke RS dengan
fasilitas hemodialisis.
Perawatan Hiperparasitemia
 Tindakan:
a. Berikan anti malaria parenteral.
b. Evaluasi respon pengobatan dengan memeriksa
ulang sediaan darah.
c. Bila tidak tersedia fasilitas yang memadai sebaiknya
penderita segera dirujuk.
Edema Paru
 Tindakan : Apabila ada tanda edema paru akut, penderita segera dirujuk dan sebelumnya
dapat dilakukan tindakan sesuai penyebabnya:
a. ARDS
- Pemberian oksigen
- PEEP (positive end-respiratory pressure) jika tersedia
b. Over hidrasi
- Pembatasan pemberian cairan
- Pemberian furosemid 40 mg i.v, jika perlu diulang 1 jam kemudian atau dosis
ditingkatkan sampai 200 mg (maksimum) sambil memonitor urin output dan
tanda-tanda vital. Dosis anak adalah furosemid 1 mg/ kgBB/kali, diulang 1 jam
kemudian jika belum ada perbaikan.
- - Untuk kondisi mendesak atau pasien dalam keadaan kritis dimana pernafasan
sangat sesak, dan tidak mungkin dirujuk tindakan yang dapat dilakukan adalah :
- • Atur posisi pasien ½ duduk
- • Lakukan plebotomi
Kondisi ini memerlukan fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap, untuk itu
penderita harus segera dirujuk.
Distress Pernafasan
 Komplikasi ini sering terjadi pada anak-anak.
Penyebab terbanyak adalah asidosis metabolik.
Asidosis biasa berhubungan dengan malaria serebral.
 Tindakan : Penatalaksanaan distres pernafasan
sebaiknya bertujuan mengoreksi penyebabnya.
KASUS
 Seorang Laki-laki usia 25 tahun, BB = 50 kg. Datang ke
salah satu klinik pengobatan swasta di Kabupaten Sikka.
Ia mengeluh; demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot,
berkeringat. Selain itu, pasien kelelahan, anoreksia, nyeri
punggung, mialgia, pucat, dan muntah. Ia baru pertama
kali sakit seperti ini.
Pertanyaan:
1. Data apa yang perlu dikaji oleh Perawat/Bidan bila
dicurigai Malaria?
2. Apa pemeriksaan penunjang diagnosa Malaria?
3. Bila hasil pemeriksaan mikroskop menunjukkan positif ++
Pf, Maka pengobatan?
Lanjut…
4. Apa diagnosa Keperawatan yang dapat ditegakkan?
5. Apa intervensi Keperawatannya?
6. Bagaimana pengobatan OAM yang harus diberikan
oleh perawat/bidan? Jelaskan!
7. Kapan Pasien tersebut harus kontrol kembali ke
klinik?
KASUS
 Seorang laki-laki usia 25 tahun, BB=50 kg dirawat dengan diagnose
medic Malaria Falsifarum. Apa pengobatan lini pertama yang
diberikan?
A. 1-3 hari DHP 3 tablet, 1 hari Primakuin 2 tablet
B. 1-3 hari DHP 2 tablet, 1 hari Primakuin 3 tablet
C. 1-3 hari DHP 1 tablet, 1 hari Primakuin 1 tablet
D. 1-3 hari DHP 3 tablet, 1 hari Primakuin 1 tablet
 Seorang perempuan usia 3 tahun, BB=12 kg dirawat dengan diagnose
medic Malaria Vivax. Apa pengobatan lini pertama yang diberikan?
A. 1-3 hari DHP 1 tablet, 1 – 14 hari Primakuin 1/2 tablet
B. 1-3 hari DHP 2 tablet, 1 – 14 hari Primakuin 1/3 tablet
C. 1-3 hari DHP 1 tablet, 1 – 14 hari Primakuin 1/4 tablet
D. 1-3 hari DHP 3 tablet, 1 – 14 hari Primakuin ½ tablet

Anda mungkin juga menyukai