Anda di halaman 1dari 22

Intoksikasi Akut Zat

Psikoaktif

Pembimbing: dr Evalina Asnawi SP.KJ

Daniel Hosea - 11 2014 327

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran


Jiwa UKRIDA 2016
Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur
Pendahuluan
 Intoksikasi akut  suatu kondisi peralihan yang timbul akibat
penggunaan alkohol atau zat psikoaktif lain sehingga terjadi gangguan
kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afek atau perilaku, atau fungsi dan
respons psikofisiologis lainnya

 Intensitas intoksikasi akan berkurang dengan berlalunya


waktu dan pada akhirnya efeknya menghilang bila tidak
terjadi penggunaan zat lagi.

tingkat dosis zat yang individu dengan kondisi organik


digunakan tertentu yang mendasarinya
Klasifikasi
 Menurut UU Narkotika No 35 Tahun 2009, narkotika di definisikan
sebagai zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan

Narkotika Golongan I Narkotika Golongan II Narkotika Golongan III


Pilihan terakhir dan dapat Narkotika yang memiliki
Pengembangan ilmu digunakan dalam terapi
pengetahuan dan tidak daya adiktif ringan, tetapi
dan/atau untuk tujuan bermanfaat dan berkhasiat
digunakan dalam terapi, pengembangan ilmu
serta mempunyai potensi untuk pengobatan dan
pengetahuan , punya potensi penelitian
sangat tinggimengakibatkan tinggi mengakibatkan
ketergantungan ketergantungan
Cth: Heroin, Kokain, Cth: Codein, Buprenorfin,
Cth: Morfin, Petidin, Etilmorfina
Opium, Ganja Fentanil, Metadon
Etiologi
Organobiologik Psikologik SosioKultural

Ada 3 kelompok besar dari Konflik yang mana Problem keluarga,

zat psikoaktif yang merupakan suatu problem dengan

disalahgunakan, yaitu pertentangan batin,frustasi, lingkungan, pendidikan,

depresan, stimulant dan gagal dalam mencapai pekerjaan, perumahana,

halusinogen (psychedelics). tujuan, tidak terpenuhi ekonomi, akses pelayanan

kebutuhan psikologis seperti kesehatan, problem

rasa aman, nyaman, hukum/criminal dan

perhatian, dan kasih sayang. problem psikososial


lainnya.
Masalah Klinis Gangguan
Akibat Zat Psikoaktif
Alkohol
efek ganda pada tubuh:
 efek depresan yang singkat
 efek agitasi pada susunan saraf pusat yang berlangsung enam kali lebih
lama dari efek depresan nya

Intoksikasi Akut Komplikasi akut pada intoksikasi

– Ataksia dan bicara – paralisis pernapasan, biasanya


cadel/tak jelas bila muntahan masuk saluran
– Emosi labil dan pernapasan
disinhibisi – obstructive sleep apnoea
– Napas berbau alkohol – aritmia jantung fatal ketika
– Mood yang bervariasi kadar alkohol darah lebih dari
0,4 mg/ml
Gambaran Fisik Gambaran Psikososial
Pemeriksaan fisik Sosial
 Nafas berbau alkohol  Problem perkawinan/pasangan
 Hepatomegali/hepatitis akut  Kekerasan dalam keluarga (fisik/emosi)
 Tanda lain dari peny.hati kronik  Absen kerja/sekolah
 Kekuningan  Prestasi sekolah/kerja buruk
 Palmar erythema  Mengemudi sambil mabuk
 Parotid swelling  Kesulitan keuangan
 Jaundiced sclera  Depresi/problem perilaku pada suami
 Telangiektasis wajah (pelebaran kapiler istri/anak/anggota keluarga
wajah)
Musculoskeletal dan alat gerak Psikologis
 Trauma  Insomnia
 Keseleo dan tegang cedera jaringan lunak  Fatigue
ketika jatuh  Depresi
 Cedera/luka yang diakibatkan tindak  Anxietas/agitasi
kekerasan fisik (termasuk kekerasan dalam  Blackouts
rumah tangga)  Pikiran paranoid/cemburu
 Jaringan parut yang tidak berkaitan dengan  Pikiran bunuh diri
pembedahan.
Reproduksi
 Impotensi
 Menstruasi tidak teratur
 Infertilitas
Polyuria
Gastrointestinal Perilaku/kebiasaan
 Gastritis  Ingkar janji
 Mual muntah pagi hari  Tidak menepati kesepakatan rencana
 Dyspepsia non spesifik perawatan
 Diare berulang  Penyalahgunaan resep obat
 Pancreatitis
 Nafsu makan berkurang
Kardiovaskular
 Hipertensi
 Stroke hemoragik
 Tachyarrhythmias/palpitations
 Berkeringat malam, Cardiomyopathy
Amfetamin
Golongan Stimulan, Bentuknya berupa bubuk warna putih dan keabu-abuan
 MDMA (Methylene-dioxy-methamphetamine), mulai di kenal sekitar
tahun 1980 dengan nama Ecstacy atau Ekstasi yang berbentuk pil atau
kapsul. Nama lain : xtc, fantasy pils, inex,
 Metamfetamin memiliki lama kerja lebih panjang di banding MDMA
(Methylenedioxy methamphetamine), yaitu dapat mencapai 12 jam dan
efek halusinasinya lebih kuat. Nama lain: Chalk, Crystal, Glass, Ice, Met,
Speed
Amfetamin
Intoksikasi Akut Perilaku sehubungan
keadaan Intoksikasi
•Agitasi, Takikardia, Dehidrasi,
Kejang •Agresif/ perkelahian
•Kehilangan berat badan, Imunitas •Penggunaan alkohol
rendah, •Berani mengambil risiko
•Hipertermi •Kecelakaan
•Paranoia, Halusinasi, Delusi •Sex tidak aman
•Kehilangan rasa lelah •Menghindar dari hubungan sosial
•Tidak dapat tidur dengan sekitarnya
•Gigi gemerutuk, rahang atas dan •Penggunaan obat-obatan lain
bawah beradu •Problem hubungan dengan orang
•Masalah kardiovaskular lain
•Kematian
Heroin
• Merupakan golongan opoida semi sintetik, (putau, ptw,, pete, Junk)
• Dosis yang terus meningkat membuat penggunanya masuk dalam
overdosis, meskipun overdosis juga merupakan dorongan dari keinginan
bunuh diri.
• Dijual dalam bentuk bubuk putih atau coklat. Digunakan dengan cara
disuntik, di rokok ataupun dihidung
• gejala putus zat yakni gelisah, rasa nyeri otot dan tulang, diare, muntah
dan merinding.
Jarak waktu dari Gejala umum
suntikan terakhir
6 - 12 jam  Mata dan hidung berair, menguap
 Berkeringat
12 - 24 jam  Agitasi dan iritebel
 Berkeringat, perasaan panas dan dingin
 Kehilangan nafsu makan
 keinginan kuat untuk menggunakan heroin (craving)
 kram perut, diare, kehilangan nafsu makan, mual, muntah
 nyeri punggung, nyeri persendian, tangan atau kaki, sakit kepala
 sulit tidur, letargi, fatigue
 tidak dapat istirahat, iritabel, agitasi
Lebih dari 24 jam  sulit konsentrasi
 perasaan panas dan dingin, keringat meningkat
Hari ke 2 – 4 Semua gejala mencapai puncaknya
Ganja
• Nama lain: Mariyuana, Grass, Pot, Weed , Bubble Gum, Fruity Juice, 
kumpulan daun, tangkai, buah kanabis sativa yang dikeringkan
• Penggunaannya  cara dirokok dengan atau tanpa tembakau (dilinting),
dengan pipa, atau digunakan dalam campuran dengan zat lainnya
• Zat aktif dalam ganja adalah THC (delta-9- tetrahydrocannabinol).
Membran sel saraf tertentu dalam otak yang mengandung reseptor
protein akan mengikat erat THC
Intoksikasi Akut Dampak Bagi Fisik

Sulit mengingat sesuatu Tremor


Waktu reaksi melambat Nausea
Sulit konsentrasi Sakit kepala
Mengantuk dan tidur Menurunnya koordinasi
Anxietas Gangguan pernafasan
Paranoia Nafsu makan meningkat
Mempengaruhi persepsi Menurunkan aliran darah ke
seseorang atas waktu otak
Mata merah Menurunkan aktivitas organ
reproduksi
Penatalaksanaan Gangguan Akibat
Pemakaian Zat Psikoaktif
Penanganan
Kegawatdaruratan
Tindakan terfokus pada masalah penyelamatan hidup (life threatening) melalui prosedur ABC
(Airway, Breathing, Circulation) dan menjaga tanda-tanda vital

hindari pemberian obat-obatan  dikhawatirkan akan ada interaksi dengan zat yang
digunakan pasien.
Apabila zat yang digunakan pasien sudah diketahui, obat dapat diberikan dengan dosis yang
adekuat

auto maupun alloanamnesa (mengetahui riwayat pemakaian zat)

Sikap dan tata cara petugas membawakan diri merupakan hal yang penting khususnya bila
berhadapan dengan pasien panik, kebingungan atau psikotik menentukan atau meninjau
kembali besaran masalah penggunaan zat pasien
Tatalaksana
Intoksikasi Opiod

Atasi tanda vital (Tekanan Darah, Pernafasan, Denyut Nadi, Temperatur suhu
badan)

Berikan antidotum Naloxon HCL dengan dosis awal 0,04 mg secara iv, im, sc.
dosis awal ini dapat diulang sampai pasien merespon.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa total dosis yang diberikan berkisar
antara 2-6 mg tergantung dari waktu paruh opioid yang digunakan.

Kemungkinan perlu perawatan ICU, khususnya bila terjadi penurunan kesadaran


Observasi selama 24 jam untuk menilai stabilitas tanda-tanda vital
Tatalaksana
Intoksikasi Amfetamin dan zat yang menyerupai

Simtomatik tergantung kondisi klinis, penggunaan oral (merangsang muntah)

Antipsikotik ; Haloperidol 2-5 mg per kali pemberian atau Chlorpromazine 1


mg/kg BB Oral setiap 4-6 jam; Antihipertensi bila perlu (TD > 140/100 mHg)

Kontrol temperature;
Aritmia cordis, lakukan Cardiac monitoring; contoh untuk palpitasi diberikan
Propanolol 20-80 mg/hari (perhatikan kontraindikasinya)

Bila ada gejala ansietas berikan ansiolitik golongan Benzodiazepin ; Diazepam


3x5 mg atau Chlordiazepox de 3x25 mg

Asamkan urin dengan Amonium Chlorida 2,75 mEq/kg atau Ascorbic Acid
8 mg/hari sampai pH urin < 5 akan mempercepat ekskresi zat.
Tatalaksana

Intoksikasi Ganja/Kanabis

Umumnya tidak perlu farmakoterapi dapat diberikan terapi supportif

Bila ada gejala ansietas berat: Lorazepam 1-2 mg oral, Alprazolam 0.5 - 1 mg
oral, Chlordiazepoxide 10-50 mg oral

Bila terdapat gejala psikotik menonjol dapat diberikan Haloperidol 1-2 mg oral
atau i.m ulangi setiap 20-30 menit
Tatalaksana
Intoksikasi Amfetamin dan zat yang menyerupai

Bila terdapat kondisi Hipoglikemia injeksi 50 ml Dextrose 40%

Kondisi Koma: Observasi ketat tanda vital setiap 15 menit


Injeksi Thiamine 100 mg i.v untuk profilaksis terjadinya Wernicke
Encephalopathy. Lalu 50 ml Dextrose 40% iv (berurutan jangan sampai terbalik)

Petugas keamanan dan perawat siap bila pasien agresif


Terapis harus toleran dan tidak membuat pasien takut atau merasa terancam
Buat suasana tenang dan bila perlu tawarkan makan

Beri dosis rendah sedatif; Lorazepam 1-2 mg atau Haloperidol 5 mg oral, bila
gaduh gelisah berikan secara parenteral (i.m)
Tatalaksana
Intoksikasi Halusinogen

Intervensi Non Farmakologik :


•Lingkungan yang tenang, aman dan mendukung
•Reassurance : bahwa obat tersebut menimbulkan gejala-gejala itu ; dan ini akan
hilang dengan bertambahnya waktu (talking down)

Intervensi Farmakologik:
•Pilihan untuk bad trip (rasa tidak nyaman) atau serangan panik
•Pemberian anti ansietas ; Diazepam 10-30 mg oral /im/iv pelan atau Lorazepam
1-2 mg oral
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai