Anda di halaman 1dari 20

DISUSUN OLEH :

1. FITRIA WULANDARI (1911100307)


2. M. ICHSAN WIDIAWAN (1911100139)
3. NURUL AINI (1911100154)
KELAS : F
JURUSAN : PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
MATA KULIAH : AKHLAK DAN TASAWUF
DOSEN PEMBIMBING : HERMANSYAH
TRIMANTARA M.PD
PEMBAHASAN
1.Riyadhah

Riyadhah menurut bahasa adalah olahraga,latihan.


Sedangkan menurut istilah Riyadhah adalah latihan
penyempurnaan diri secara terus menerus melalui zikir dan
pendekatan diri yang datangnya dari Allah SWT ditujukan kepada
hamba-Nya.
2. Mujahadah
A. Pengertian Mujahadah
Mujahadah berasal dari kata “jahada” yang berarti
“bersungguh-sungguh, berjuang”. Dari akar kata ini, lahir kata jihad
berarti berjuang dengan fisik, ijtihad berjuang dengan pikiran, dan
mujahadah berjuang dengan batin. Dalam literatur sufi, mujahadah
diartikan sebagai perjuangan dan upaya optimal untuk mendekatkan
diri sedekat-dekatnya dengan Allah SWT.
B. Ciri-Ciri Orang yang Muhajadah
• Kemampuan untuk mengontrol perilaku yang di tandai dengan
kemampuan menghadapi situasi yang tidak diinginkan.
• Kemampuan menunda kepuasan dengan segera mengatur perilaku.
• Kemampuan mengantisipasi peristiwa dengan mengantisipasi keadaan
melalui pertimbangan secara objektif.
C. manfaat mujahadah
 Menjernikan hati dan marifat Billah ( sadar kepada Allah )
 Memperoleh hidayah Taufiq Allah SWT, Syafaat Tarbiyah Rosululloh
SAW.
 Mendidik menjadi orang yang sholeh / Sholihah, yang senantisa
mendoakan kedua orang tuanya leluhurnya.
 Keamanan, ketentraman, kedamaian & kesejahteraan.
3. Zuhud
A. Pengertian Zuhud
Secara etimologis, zuhud berarti ragaban ‘
ansyai’in watarakahu, artinya tidak tertarik terhadap sesuatu dan
meninggalkannya. Zahada fi al-dunya, berarti mengosongkan diri dari
kesenagan dunia untuk ibadah. Berbicara tentang zuhud secara
terminologis, maka tidak bisa di lepaskan dari dua hal:
yang pertama zuhud sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
tasawuf. Kedua zuhud sebagai moral (akhlak) islam dan gerakan
protes.
B. Ciri-ciri orang zuhud menurut Dia ada tiga perkara:
• Ia tidak gembira dengan adanya sesuatu dan tidak sedih dengan
hilangnya sesuatu
• Orang yang memujinya dan orang yang menghinanya dianggap sama
saja.
• Ia merasa intim dengan tuhan dan merasa lezat dalam mentaati-Nya.
4. Khauf
A.Pengertian Khauf
Khauf sendiri secara bahasa berasal dari kata “khaafa,
yakhaafu, khaufan” yang artinya takut. Sedangkan menurut istilah,
khauf artinya perasaaan takut yang muncul terhadap sesuatu yang
mencelakakan, berbahaya, atau menganggu. Adapun khauf yang
dimaksud disini adalah takut kepada Allah SWT dengan mempunyai
perasaan khawatir akan azab Allah SWT yang akan ditimpahkan
kepada kita(sebagai seorang hamba).
B. Tips Menumbuhkan Khauf Kepada Allah SWT
 Pengetahuan Ilmu terutama Ilmu Agama
 Memelihara hati dengan siraman rohani atau nasehat
 Merenungkan ayat-ayat Allah SWT.
C. Macam-Macam Khauf
a. Khauf Ajillah
b. Khauf Ausat
c. Khauf Ammah.
5.Khusyu
A.Pengertian Khusyu
Arti khusyu’ dalam bahasa Arab ialah al-inkhifaadh (merendah),
adz-dzull (tunduk), dan as-sukuun (tenang). Seseorang dikatakan telah
mengkhusyu’kan matanya jika dia telah menundukkan pandangan matanya.
Secara terminology khusyu’ adalah seseorang melaksanakan shalat dan
merasakan kehadiran Allah SWT yang amat dekat kepadanya.
B. Ayat-Ayat tentang Khusyu
 Surah Al-Baqarah ayat 45
 Surah Ali-Imran ayat 199
 Surah Al-Isra ayat 109
 Surah Al-Anbiya ayat 90
 Surah Al-Mukminun ayat 2
C. Tingkatan dan Keutamaan Khusyu
Adapun tingkatan khusyu antara lain :
1. Gemetarnya Hati
2. Merindingnya Kulit
3. Tangisan
Adapun Keutamaan Khusyu antara lain :
1. Beruntunglah Orang-Orang yang Khusyu’
2. Memperoleh Ampunan
3. Mendapatkan Pahala yang Besar
4. Khusyu’ adalah Faktor Keberuntungan

D. Sifat-Sifat Orang yang Khusyu


1. Takut kepada Allah
2. Menangis karena Takut kepada Allah
3. Bersabar terhadap Apa yang Menimpa Mereka
6. Tawadhu
A. Pengertian Tawadhu
Secara etimologi, kata tawadhu berasal dari kata wadh‟a yang berarti
merendahkan, serta juga berasal dari kata “ittadha‟a” dengan arti merendahkan
diri. Disamping itu, kata tawadhu juga diartikan dengan rendah terhadap
sesuatu. Sedangkan secara istilah, tawadhu adalah menampakan kerendahan
hati kepada sesuatu yang diagungkan. Bahkan, ada juga yang
mengartikan tawadhu sebagai tindakan berupa mengagungkan orang
karena keutamaannya, menerima kebenaran dan seterusnya.
B. Dalil-Dalil yang Menjelaskan tentang Tawadhu
1. Perintah untuk bertawadhu ketika berdoa (Q.S. Al-Anam ayat 63)
2. Perintah untuk bertawadhu kepada orang tua (Q.S. Al-Isra ayat 24)
3. Perintah untuk bertawadhu dalam memohon (Q.S. Al-Anam ayat 42-43)
4. Perintah untuk bertawadhu dalam berdzikir (Q.S. Al-A’raaf ayat 205)
C. Faktor yang Membentuk Sikap Tawadhu
1. Bersyukur
2. Menjauhi Riya
3. Sabar
D. Macam-Macam Tawadhu
1. Tawadhu kepada Allah.
2. Tawadhu kepada Rasulullah
3. Tawadhu kepada Agama
E. Ciri-Ciri Tawadhu
1. Salah satu sikap tawadhu dapat ditunjukkan pada saat kita berdoa kepada Allah
2. Tawadhu juga berkaitan dengan sikap baik kita kepada orangtua dan orang lain
3. Seseorang dapat belajar sikap tawadhu salah satunya dengan berusaha tidak
membangga-banggakan diri dengan apa yang kita miliki
7.Yakin
A.Pengertian Yakin
Yakin ialah percaya, mempercayai terhadap sesuatu.
Di dalam tasawuf istilah yakin mengacu kepada ketetapan
hati kepada Allah berdasar ilmu yang tidak berubah, tidak
bisa dipalingkan, tidak bisa dibolak balik, dan tidak lenyap
ketika ada goncangan dan keraguan. Keyakinan ini
tercermin, misalnya pada diri Imam Ali Bin Abi Thalib
sebagaimana yang dikemukakan oleh Salahudin, bahwa ia
pernah mengatakan “ Bahkan jika selubung antara yang
tampak dan tidak tampak diangkat, keyakinanku tak akan
bertambah.”
8. Sabar
A.Pengertian Sabar
Sabar (al-shabru) menurut bahasa adalah menahan diri dari
keluh kesah. Bersabar artinya berupaya sabar. Ada pula al-
shibrudengan mengkasrah-kan shadartinya obat yang pahit, yakni sari
pepohonan yang pahit. Ada yang berpendapat, "Asal kalimat sabar
adalah keras dan kuat. Al-Shibru tertuju pada obat yang terkenal sangat
pahit dan sangat tidak menyenangkan. Ada pula yang berpendapat,
"Sabar itu diambil dari kata mengumpulkan, memeluk, atau merangkul.
Sebab, orang yang sabar itu yang merangkul atau memeluk dirinya dari
keluh-kesah. Menurut M. Quraish Shihab pengertian sabar sebagai
"menahan diri atau membatasi jiwa dari keinginannya demi mencapai
sesuatu yang baik atau lebih baik (luhur)". Menurut Ibnu Qayyim al-
Jauziyyah, sabar artinya menahan diri dari rasa gelisah, cemas dan
amarah; menahan lidah dari keluh kesah; menahan anggota tubuh dari
kekacauan. Menurut Achmad Mubarok, pengertian sabar adalah tabah
hati tanpa mengeluh dalam menghadapi godaan dan rintangan dalam
jangka waktu tertentu dalam rangka mencapai tujuan.
B. Konteks Sabar dalam Al-Quran
Menurut M. Quraish Shihab, di dalam Al-Quran ditemukan
perintah bersabar berkaitan dengan sekian banyak konteks, antara
lain:
1. Dalam menanti ketetapan Allah, seperti dalam QS Yunus (10):
109, Dan bersabarlah sehingga Allah memberi putusan.
2. Menanti datangnya hari kemenangan, seperti dalam QS. Al-
Rum (30): 60, Dan bersabarlah, sesungguhnya janji Allah adalah
hak (pasti).
3. Menghadapi ejekan (gangguan) orang-orang yang tidak
percaya, seperti dalam QS Thaha (20): 130, Dan bersabarlah
menghadapi apa yang mereka ucapkan (berupa ejekan dan
kritik').
9. Muraqabah
A. Pengertian Muraqabah
Muraqabah merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh
seorang muslim. Dari segi bahasa muraqabah berarti pengawasan dan
pantauan. Karena sikap muraqabah ini mencerminkan adanya
pengawasan dan pemantauan Allah terhadap dirinya. Adapun dari segi
istilah, muraqabah adalah, suatu keyakinan yang dimiliki seseorang
bahwa Allah SWT senantiasa mengawasinya, melihatnya,
mendengarnya, dan mengetahui segala apapun yang dilakukannya
dalam setiap waktu, setiap saat, setiap nafas atau setiap kedipan mata
sekalipun.
B. Macam-Macam Sifat Muraqabah
1. Muraqabah dalam ketaatan kepada Allah SWT
2. Muraqabah dalam kemaksiatan, dengan menjauhi perbuatan maksiat
dan bertaubat serta menyesali perbuatan-perbuatan dosa yang pernah
dilakukannya
3. Muraqabah dalam hal-hal yang bersifat mubah
4. Muraqabah dalam musibah yang menimpanya
C. Cara Untuk Menumbuhkan Sifat Muraqabah
1. Memupuk keimanan kepada Allah SWT dengan sebaik-baiknya
2. Merenungi ayat-ayat kauniyah (ciptaan Allah SWT)
3. Merenungi ayat-ayat qauliyah (al-Qur’an)
10. Ikhlas
A. Pengertian Ikhlas
Secara bahasa, Ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih dari kotoran.
Sedangkan secara istilah, Ikhlas berarti niat dengan mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa
menyekutukanNya dengan yang lain.

Ada pula yang mengatakan ikhlas ialah membersihkan amalan dari ingin mencari perhatian
manusia. Sebagian lagi ada yang mendefinisikan bahwa orang yang ikhlas ialah orang yang tidak
memperdulikan meskipun seluruh penghormatan dan penghargaan hilang dari dirinya dan berpindah kepada
orang lain, karena ingin memperbaiki hatinya hanya untuk Allah semata dan ia tidak senang jikalau amalan yang
ia lakukan diperhatikan oleh orang, walaupun perbuatan itu sederhana.

Oleh karena itu, bagi seorang muslim sejati makna ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh
perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan pahala-Nya tanpa
melihat pada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, kemajuan atau kemunduran.
B. Manfaat dan Keutamaan Ikhlas
1.Membuat hidup menjadi tenang dan tenteram.
2.Amal ibadah kita akan diterima oleh Allah SWT.
3.Dibukanya pintu ampunan dan dihapuskannya dosa serta dijauhkan dari api
neraka.

C. Ciri Orang yang Ikhlas


1.Terjaga dari segala yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama
manusia atau jauh dari mereka
2.Dalam dakwah, akan terlihat bahwa seorang da’i yang ikhlas akan merasa
senang jika kebaikan terealisasi di tangan saudaranya sesama da’i, sebagaimana dia
juga merasa senang jika terlaksana oleh tangannya.
3.Tidak mencari populartias dan tidak menonjolkan diri.
D. Perusak-Perusak Keikhlasan
•Riya'
•Sum'ah
•Ujub
11. Ihsan
A. Pengertian Ihsan
Ihsan berasal dari kata ‫ن‬ ََ ‫س‬
ُ ‫ َح‬yang artinya adalah berbuat baik,
sedangkan bentuk masdarnya adalah ‫ان‬ َْ ‫س‬
َ ‫ا ِْح‬, yang artinya
kebaikan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur`an
mengenai hal ini :
“…Dan berbuat baiklah (kepada oraang lain) seperti halnya
Allah berbuat baik terhadapmu….” (al-Qashash:77)
Ibnu Katsir mengomentari ayat di atas dengan mengatakan
bahwa kebaikan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah kebaikan
kepada seluruh makhluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa
menjadi target seluruh hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebab, ihsan
menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Ihsan
َ ‫أ َ ْح‬yang memiliki dua makna :
ََ ‫س‬
adalah mashdar dari َُ‫ن يُ ْحسِن‬
 Pertama, kata Ahsana itu bersifat transitif dengan sendirinya.
 Makna kedua adalah bersifat transitif dengan huruf jarr (‫)إلى‬
B. Wujud atau Aspek Dalam Ihsan
1. Ibadah

2. Muamalah

3. Akhlak

Anda mungkin juga menyukai