Anda di halaman 1dari 44

ANASTESI LOKAL

ASSISTANT BAGIAN FARMAKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UHO
ASISTEN FARMAKOLOGI FK UHO

• dr. Andi Muh. Hidayat, S.Ked • Siti Israwati, S.Ked


• dr. Harnita Noviyanti S.Ked • Ade Rizky Amalia, S.Ked
• dr. Andi Nurmayasari S.Ked • Yeremia M. Togatorop, S.Ked
• dr. Krismayanti Maloga S.Ked • Ahmad Salim Taano, S.Ked
• dr. Heny Hastuti, S.Ked • Wa Ode Siti Rahayu
• dr. dian Anggraini Hamid, S.Ked Fathanah, S.Ked
• dr. M. Idris Ibnu Ikhsan, S.Ked • Siti Hariyati Nur Amalia,
S.Ked
• dr. Elsa Ansari, S.Ked
• Anisa luthfia
• dr. Akbal Nur Karim, S.Ked
• Zainul muhlisin
• Nurhasanah Damhar
• Andy Rafdi Al Bagiz
Definisi Nyeri
IASP (International Association for the
Study of Pain) 1979 defined pain as :
A Definition “an unpleasant sensory and
of Pain emotional experience
H. Merskey
by John D.Loeser, M.D.r
associ-ated with actual
or potential tissue
damage or described in
term of such damage”
Nyeri adalah sensori (rasa
in-drawi) dan pengalaman
emosio-nal yang tidak
menyenangkan akibat
adanya kerusakan jari-
ngan yang nyata atau yang
ber-potensi rusak, atau
tergam-barkan seperti itu.
Mekanisme Nyeri
Pain

Medulation
Descending
modulation Dorsal Horn
Conduction
Ascending Dorsal root
input ganglion

Transduction
Spinothalamic Peripheral
tract nerve

Trauma
Peripheral
nociceptors

Adapted from Gottschalk A et al. Am Fam Physician. 2001;63:1981, and Kehlet H et al. Anesth Analg. 1993;77:1049.
Modified by AHT
Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan
dapat:
• memahami mekanisme kerja anestesi lokal dalam
menghambat konduksi saraf;
• menganalisis perbedaan dari ketiga larutan anestesi
lokal yang dipraktikumkan.
• menggunakan larutan anastesi lokal dengan tepat
dalam praktik medis
PENDAHULUAN
Oliver W. Holmes :
anestesi => an berarti tidak, dan asthesis berarti rasa
atau sensasi nyeri. yang artinya hilangnya sensasi nyeri
(rasa sakit) yang disertai hilangnya kesadaran maupun
tidak disertai hilangnya kesadaran. Obat yang
digunakan dalam menimbulkan anastesia disebut
sebagai anastetik, dan kelompok obat ini dibedakan :

1. Anestesi umum yaitu rasa sakit hilang disertai


dengan kehilangan kesadaran
2. Anestesi lokal yaitu menghilangkan rasa sakit tanpa
disertai hilang kesadaran
Fisiologi konduksi saraf

• Eksitasi saraf menyebabkan kanal Na+


membuka dan masuk ke dalam sel saraf
sehingga terjadi depolarisasi dan peningkatan
potensial aksi. Saat mencapai depolarisasi
maksimum, kanal Na+ tertutup lalu kanal K+
membuka dan keluar sel sehingga terjadi
repolarisasi ke potensial istirahat
MEKANISME KERJA

Anestetik lokal mencegah


pembentukan dan konduksi
impuls saraf. Tempat kerjanya
terutama di membran sel,efeknya
pada aksoplasma hanya sedikit
Cara kerja utama obat
anastetik lokal ialah
bergabung dengan reseptor
spesifik pada kanal Na,
sehingga mengakibatkan
terjadinya blokade pada kanal
tersebut, dan hal ini
mengakibatkan hambatan
gerakan ion melalui membran.
ANASTESI LOKAL

Anestetik lokal adalah obat yang


menghambat hantaran saraf bila
dikenakan secara lokal pada jaringan
saraf dengan kadar cukup.
SIFAT ANESTETIK LOKAL YANG IDEAL

• Tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara


permanen
• Batas keamanan harus lebar, karena anastetik lokal akan
diserap dari tempat suntikan
• Mula kerja harus sesingkat mungkin, sedangkan masa
kerja harus cukup lama agar cukup waktu melakukan
tindakan
• Zat anestetik lokal juga harus larut dalam air, stabil dalam
larutan, dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan
ANESTETIK LOKAL
• Secara kimiawi anestesi lokal dibagi dalam
2 kelompok, yaitu :
a. Senyawa ester, contohnya Tetrakain, benzokain,
kokain, ametocain, chloroprokain dan prokain (sbg
prototip)
b. Senyawa amida, contohnya dibukain, lidokain,
bupivikain, etidocain, ropivakain, levobuvipakain,
mepivakain dan prilokain.
KOKAIN
Kokain Anestetik
lokal yg didapat dari daun
Erythroxylon coca.
• Farmako Dinamik : menghambat
hantaran saraf. Efek sistemiknya
yang paling mencolok yaitu
rangsangan SSP.
• EFEK : terkelupasnya epitel
kornea pada mata. Atas dasar
ini, maka penggunaan kokain
sekarang sangat dibatasi
B. KOKAIN
FARMAKOKINETIK

Penggunaan oral tidak efektif karena didalam


usus sebagian besar mengalami hidrolisis.
Sebagian besar mengalami detoksikasi dihati, dan
sebagian kecil diekskresi bersama urin dalam
bentuk utuh.
ANESTETIK LOKAL SINTETIK
1. PROKAIN
 Prokain (1905) Nama dagang novokain yaitu anestesia
lokal suntikan.
 Terdesak oleh obat anestetik lain, lidokain yang ternyata
lebih kuat dan lebih aman dibanding dengan prokain.
Mula kerja lambat serta masa kerja pendek
 Untuk infiltrasi larutan : 0,25-0,5% , blok saraf :1-2 %
 Dosis : 15mg/kgBB
 Lama kerja 30-60 menit
2. BUPIVAKAIN

 Massa kerja panjang


 Efek blokade terhadap sensorik >
daripada motorik.
 lebih populer digunakan untuk
memperpanjang analgesia
selama persalinan dan masa
pascapembedahan.
 Mula kerja lebih lambat
dibandingkan lidokain, tetapi lama
kerja sampai 8 jam
 Konsentrasi efektif minimal 0,125%
BUPIVAKAIN

Indikasi : Anastesi blok saraf perifer, blok epidural


(pada pembedahan persalinan)

Kontra Indikasi : Blok paraservikal obstetri dan


anastesi regional IV, hipersensitive terhadap
anastesi lokal tipe amida.

Efek Samping: Hipotensi, bradikardi, sakit kepala


pasca spinal, ggn kardiovaskuler, atau depresi
pernapasan.
LIDOKAIN
FARMAKODINAMIK

 Anestetik lokal kuat yang digunakan secara


luas dengan pemberian topikal dan
suntikan.
 Anestesia terjadi lebih cepat, lebih kuat,
lebih lama dan lebih ekstensif daripada yang
ditimbulkan oleh prokain pada konsentrasi
yang sebanding.
• LIDOKAIN
• Efektif bila digunakan tanpa vasokonstriktor, tetapi
kecepatan absorpsi dan toksisitasnya bertambah, dan masa
kerjanya lebih pendek.
• Larutan lidokain 0,5% digunakan untuk anastesi infiltrasi
,sedangkan larutan 1,0 – 2% untuk anatesia blok dan topikal.

• Pilihan untuk yang hipersensitif terhadap anastesi lokal


golongan ester.
• Sediaan berupa larutan 0,5-5 % dengan atau tanpa
epinefrin. (1 : 50.000 sampai 1 : 200,000).
FARMAKOKINETIK

 Mudah diserap dari tempat suntikan, saluran


cerna dan saluran pernapasan dan dapat
melewati sawar darah otak.
 Kadarnya dalam plasma letus dapat mencapai
60 % kadar dalam darah ibu.
INDIKASI
 untuk anestesia infiltrasi
 blokade saraf
 anestesia epidural ataupun anestesia kaudal, dan
secara setempat untuk anestesia selaput lendir.
EFEK SAMPING

 Terhadap SSP, misalnya mengantuk, pusing,


parestesia, gangguan mental, koma, dan
seizures.
 dosis berlebihan dapat menyebabkan kematian
akibat fibrilasi ventrikel, atau oleh
henti jantung.
DOSIS LIDOKAIN
1. Tanpa vasokonstriktor : dosis lidokain adalah 4-
5 mg/kg, yang kira- kira sebesar 200 mg atau
setara 5 ampul lidokain Hcl 2%
2. Dengan vasokonstriktor: dosis lidokain adalah
7 mg/ kg , yang kira-kira sama dengan 350 mg
atau setara 8 ampul lidokain compasitum
(lidokain adrenalin)
DOSIS LIDOKAIN
 larutan 1,O-2 % untuk anestesia blok dan topikal
 Untuk blok sensorik tanpa blok motorik : 0,5 %
 Untuk blok motorik dan sensorik : 1,0 %
 Untuk blok motorik pasien yang berotot (muskular) :
2,0 %
 Untuk topikal semprot faring-laring (pump spray) :
4,0 % atau 10 %
 Untuk dioleskan di pipa trakea : 5,0 % bentuk jeli
4. ANESTETIK LOKAL SINTETIK LAIN

1. Anastetik lokal yang diberikan secara suntikan


o DIBUKAIN
o MEPIVAKAIN HCl
o TETRAKAIN
o PRILOKAIN HCl
2. Anestetik Lokal Yang Diberikan Secara
Topikal
o BENZOKAIN
4.1. DIBUKAIN
15 kali lebih kuat dan toksik dengan masa kerja
3 kali lebih panjang.
Preparat suntik dibukain sudah tidak digunakan
lagi, kecuali untuk anastesi spinal. Umumnya
tersedia dalm bentuk krim 0,5 % atau salep 1
%.
4.2. MEPIVAKAIN HCl
farmakologiknya mirip lidokain.
u/ anestesia infiltrasi, blokade saraf regional
dan anestesia spinal.
Sediaan untuk suntikan merupakan larutan 1 ;
1 ,5 dan 2 %.
Lebih toksik terhadap neonatus
4.3. TETRAKAIN
Pemberian lV, zat ini 10 kali > aktif dan toksik
daripada prokain.
u/ segala macam anestesia; topikal pada mata
larutan tetrakain 0,5 %, u/hidung dan tenggorok
larutan 2 %. Pada anestesia spinal, dosis total 1O
- 20 mg.
4.4. PRILOKAIN HCl.
Efek farmakologiknya mirip lidokain, tetapi mula
kerja dan masa kerjanya lebih lama daripada
lidokain. Sifat toksik yang unik ialah prilokain
dapat menimbulkan methemoglobinemia.
Methemoglobinemia jika pemberian total
melebihi 8 mg/kgBB.
anestesia suntikan dengan sediaan berkadar
1,0; 2,O dan 3,0 %.
Klasifikasi Mula Kerja Lama Kerja Toksisitas
(Infiltrasi , Menit)

Ester
Procain Cepat 45-60 Rendah
Cloroprocaine Sangat Cepat 30-45 Sangat Rendah
Tetracaine Lambat 60-180 Sedang
Amida
Lidocaine Cepat 60-120 Sedang
Etidocain Lambat 240-480 Sedang
Prilocaine Lambat 60-120 Sedang
Mepivacaine Sedang 90-180 Tinggi
Bupivacaine Lambat 240-480 Rendah
Ropivacaine Lambat 240-480 Rendah
Levobupivacaine Lambat 240-480
3. TEKNIK PEMBERIAN ANASTETIK LOKAL
 Anatesia Permukaan
 Anastesia Infiltrasi
 Anastesia Blok
 Anastesia Spinal
 Anastesia Epidural
 Anastesia Kaudal
ANATESI PERMUKAAN
 Larutan garam anestetik lokal
tidak dapat menembus kulit
sehat.
 Menghilangkan nyeri pada luka,
ulkus dan luka bakar.
 Saat ini tersedia campuran
lidokain 2,5 % dan prilokain 2,5 %
dalam bentuk krim (EMLA), yang
memiliki titik cair yang rendah,
dalam bentuk minyak dapat
berpenetrasi ke dalam kulit yang
utuh.
ANASTESIA INFILTRASI
 Tujuan : menimbulkan anestesia ujung saraf
melalui kontak langsung dengan obat. Larutan
obat ini disuntikkan secara intradermal atau SK.
 Cara anestesia infiltrasi yang sering digunakan
yaitu blokade lingkar (ring block).
ANASTESI INFILTRASI
 Ring blok obat disuntikkan SK
mengelilingi daerah yang akan dioperasi, maka
terjadi blokade saraf sensoris secara efektif
 Campuran dengan epinefrin tidak dianjurkan
pada blokade lingkar untuk anestesia lari atau
penis, agar tidak terjadi iskemia setempat.
ANASTESIA INFILTRASI
ANESTESIA BLOK
 Hal ini bervariasi dari blokade pada saraf
tunggal, misalnya saraf oksipital, plexus
brachialis, plexus celiacus dan lain-lain sampai
ke anestesia epidural dan anestesia spinal.
 Cara ini dapat digunakan pada tindakan
pembedahan maupun untuk tujuan diagnostik
dan terapi.
1. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
2. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien mengenai
tindakan yang akan dilakukan
3. Mengatur posisi pasien.
4. Mencuci tangan
5. Menentukan tempat penyuntikkan :
- Lengan bawah : Bagian depan lengan bawah sepertiga dari
lekukan siku (2/3 dari pegelangan tangan). Tentukan pada
kulit yang sehat dan bukan pada pembuluh darah. Tempat ini
untuk skin tes dan Mantoux test.
- Lengan atas : tiga jari di bawah sendi bahu, di tengah daerah
muskulus deltoideus. Tempat ini untuk suntikan BCG.
 Membebaskan daerah yang akan disuntikkan dari
pakaian.
 Menghapushamakan kulit pasien dengan kapas
alkohol, membuang kapas ke dalam wadah
pembuangan. Tunggu sampai kulit kering dari
alkohol.
 Menegangkan kulit pasien dengan tangan kiri.
 Menusukkan jarum dengan lubang jarum
mengarah ke atas
 Jarum dan permukaan kulit membentuk sudut 15°
– 20°
 Memasukkan/menyemprotkan cairan dari spoit
sampai terjadi gelembung pada kulit.
 Menarik jarum dengan cepat, tidak dihapushamakan
dengan kapas alkohol dan tidak boleh dilakukan
pengurutan (massage). Tutuplah jarum dengan metode
satu tangan.
 Merapikan pasien
 Membawa alat-alat ke meja suntikan untuk dibereskan.
 Mencuci tangan
DAFTAR PUSTAKA
Gan Gunawan, Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi. edisi
5, Departemen Farmakologi Terapeutik, Fakultas Kedokteran,
Universitas Indonesia.
Badan POM Indonesia. Informatorium Obat Nasional
Indonesia Cetakan Tahun 2017. Jakarta : Sagung Seto, 2017.
Bachtiar RR, Madjid B. 2015. Buku Panduan Keterampilan
Klinik 1: Keterampilan Menyuntik. Makassar: FK Unhas.
TERIMA KASIH

ADA PERTANYAAN?

Anda mungkin juga menyukai