Anda di halaman 1dari 22

TEKTONIK DAN MINERALISASI

Kelompok 3 :
1. Refi Aninda Damayanti (073001700051)
2. Muhammad Naufal Hisya Himendra (073001800070)
PENDAHULUAN

Lempeng-lempeng tektonik adalah bagian kerak bumi yang di bawahnya


disokong oleh magma. Lempeng ini berada di wilayah dasar gunung api. Ketika
lempeng ini bergerak naik, turun dan bergeser, gerakannya akan mengakibatkan
perubahan pada bentuk kulit bumi. Tenaga ini mendorong lempeng-lempeng untuk
bergerak bebas sehingga terjadi tumbukan, gesekan atau pemisahan lempeng.
A. TEORI TEKTONIK LEMPENG
Dasar-dasar tektonik lempeng :
1. Continental Drift, Oleh Taylor (1910), Alfred Wegener (1912)

Alfred Wegener, mengemukakan teori tentang apungan dan pergeseran benua dalam
bukunya “The Origin of Continents and Oceans” :

Pada awalnya bumi hanya memiliki satu benua yang bernama Pangaea. Pangaea
kemudian mengalami pergeseran dan membentuk wilayah-wilayah permukaan
Bumi seperti yang kita lihat sekarang ini. Ia membuktikan dengan adanya
kesamaan garis pantai, juga adanya kesamaan struktur dan batuan antar
benua. Selanjutnya, teori ini menjelaskan adanya lempeng litosfer di atas selubung
bagian atas bumi yang bersifat plastis.
2. Convection Current Teory, Vening Meinesz – Hery Hess

Perpecahan benua dan pergerakan lempeng itu disebabkan oleh adanya


energi yang menggerakan lempeng tersebut, energi itu berasal dari arus konveksi di
dalam astenosfer bumi.

Arus konveksi adalah perpindahan energi panas pada fluida, energi tersebut disebabkan oleh
adanya:
a. Peluruhan unsur-unsur radioaktif
b. Gradien Geotermis
c. Karena adanya serangan benda asing
d. Panas yang tersimpan pada saat pembentukan planet
2. MEKANISME PERGERAKAN LEMPENG

Lempeng bergerak diatas magma


cair. Lempeng bumi terus
bergerak relatif akibat arus panas
konveksi yang terdapat di dalam
bumi.
3. PERGERAKAN LEMPENG TEKTONIK
1. DIVERGENT
Merupakan pergerakan saling menjauh.

• Di sebabkan adanya gaya tarik (tension


force)

• Menyebabkan terbentuknya / meluasnya


dasar samudra dan terbentuknya
punggungan tengah samudera ( mid-ocean
ridge)

• Membentuk material baru berupa lava basa


berstruktur basalt.
2. CONVERGENT

• Merupakan gerakan saling mendekat satu sama lain

• Batas lempeng convergent membuat zona baru, yaitu


zona Subduksi (bertumbukan)
• Pada sekitar batas convergent, sering terjadi gempa
bumi dan terdapat banyak gunung berapi.
3. TRANSFORM

• Pergerakan saling berpapasan, terdapat

aktivitas vulkanisme yang lemah.

• Menghasilkan suatu sesar mendatar jenis Strike


Slip Fault.

• Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke

kiri di sisi yang berlawanan dengan pengamat)

ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang

berlawanan dengan pengamat) yaitu bergerak

sejajar namun berlawanan arah.


KONSEP TEKTONIK LEMPENG
Lempeng Besar Lempeng Kecil
Lempeng Pasifik Lempeng Nasca

Lempeng Eurasia Lempeng Arab


Lempeng India- Lempeng Caribian
Australia
Lempeng Afrika Lempeng Philipines
Lempeng Amerika Lempeng Scotia
Utara
Lempeng Amerika Lempeng Cocos
Selatan
Lempeng Antartika
2. MINERALISASI
Definisi :

Mineralisasi adalah proses pembentukan mineral baru pada tubuh batuan yang
diakibatkan oleh proses magmatik, namun mineral yang dihasilkan bukanlah mineral yang
sudah ada sebelumnya.

Faktor-faktor pengontrol proses mineralisasi :

1. Larutan hidrotermal yang berfungsi sebagai larutan pembawa mineral.

2. Tersedianya ruang untuk pengendapan larutan hidrotermal.

3. Terjadinya reaksi kimia dari batuan induk/host rock dengan larutan hidrotermal yang
memungkinkan terjadinya pengendapan mineral bijih (ore).

4. Adanya konsentrasi larutan yang cukup tinggi untuk mengendapkan mineral bijih (ore).
HUBUNGAN TEKTONIK DENGAN MINERALISASI
• Komposisi lempeng samudera yang bersifat ultrabasa (ophiolite) merupakan sumber
pembentukan mineral yang berasosiasi dengan batuan ultrabasa, seperti nikel, chrom,
dan besi magmatik.

• Lempeng benua yang memiliki komposisi utama yaitu granitik yang merupakan
sumber pembawa mineralisasi bagi timah, bismut, dan tembaga.

• Akibat proses orogenesa di vulcanic-magmatic arc, terbentuk cekungan muka busur


dan cekungan belakang busur sebagai tempat proses mineralisasi yang berhubungan
dengan sedimentasi.
• Pergerakan konvergen antar lempeng mengakibatkan terbentuknya zona
subduksi.

• Pergerakan antar lempeng di zona subduksi mengakibatkan terjadinya partial


melting yang bergerak keatas akibat kondisi destruktif pada kerak benua.

• Produk dari proses ini menghasilkan terbentuknya volcanic-magmatic range


atau volcanic magmatic arc.
HUBUNGAN TEKTONIK DENGAN MINERALISASI
• Mineralisasi di magmatic arc menghasilkan mineral seperti tembaga,
emas, perak, timah, seng, timbal, dan mercury.

• Tipe mineralisasi yang terbentuk pada magmatic arc umumnya adalah


tipe porfiri dan hydrothermal
3. METALLOGENIC PROVINCE

• Definisi : suatu area yang dicirikan oleh kumpulan endapan mineral


yang khas, atau oleh satu atau lebih jenis-jenis karakteristik
mineralisasi.

• Konsep metallogenic province ini sering digunakan sebagai referensi


untuk pencarian eksplorassi dan penemuan endapan-endapan
epigenetik/singenetik.
Jalur Metallogenic Province di Indonesia :
• Jalur Nias : Dari Asia, P.Simelue, P.Enggano & Selatan Jawa. Berumur Kapur – Tersier Awal. Kemungkinan
endapan : Mn.

• Jalur Bengkulu : dari kepulauan Banyak, Selatan Jawa, Nusa Tenggara. Batuannya terdiri dari batuan volkanik
& pluton (intermediet). Berumur Kapur Akhir – Tersier. Bagian luar Fe, tengah Au, Ag, & Cu, bagian dalam Cu,
Zn, Hg, & Mn.

• Jalur Barisan : dari Aceh, Pegunungan Bukit Barisan, Lampung, Bobaris (Meratus). Kandungan mineralnya di
Sumatera (batuan asam intermediet) : Ag, Au, Pb, & Zn. Di Kalimantan (batuan ultra basa) : Au, Ag, & Pt. Di
pulau Sebuku pada batuan basa adalah U, Th, Ra dan pada batuan ultra basa adalah Au, Ni & Fe.

• Jalur Bangka (Malaysia) : dari Malaysia Barat, P.Lingga, P.Singkep, P.Bangka – Belitung. Batuannya asam
berumur Paleozoik Akhir – Mesozoik Awal dengan kandungan Sn, Monasit & Zirkon. Dimungkinkan jalur ini
terus ke Malaysia (jalur Kucing) dengan kandungan Fe,Au, Cu, Pb, Zn, Sb & Mc.

• Jalur Serawak – Sulu : dari Serawak Utara, Tarakan, Sabah hingga Kepulauan Sulu. Beberapa batuan sedimen
& batuan beku asam intermediet yang berumur Miosen Akhir – Tersier Awal. Asosiasi mineralnya adalah Au,
Ag, Hg, & Mn.
• Busur Barat Sulawesi : dari Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan sampai P.Selayar.
Umumnya terdiri dari batuan volkanik, pluton asam & intermediet. Mineralisasi pada kala Tersier Awal –
Pliosen adalah Au, Ag, U, Pb, Zn, & Mc.

• Jalur Sulawesi Tenggara : mencakup daerah Kepulauan Talaud sampai Sulawesi Tenggara. Batuannya
ultra basa yang terjadi pada masa Mesozoik Tengah dengan kandungan Ni – Fe Laterit Cr & Mg.

• Jalur Waigeo : dari Halmahera Timur, Kepala Burung Utara sampai Papua Utara. Batuannya ultra basa,
asam & intermediet dibagian selatan yang terjadi pada Tersier Akhir. Asosiasi mineralnya adalah Cr, Co,
Ni, Fe Laterit, Au, & Cu.

• Jalur Timor : berasal dari endapan darat Australia yang bercampur dengan batuan Lempeng Asia pada
suatu Palung. Jalur bermula dari Timor, P.Buton pada kala Mesozoik. Asosiasinya Cu (tipe Cyprus atau
Hawai) & Mn.

• Jalur Jayawijaya : dari Pegunungan Jaya Wijaya di Papua Tengah berupa batuan ultra basa yang
berasosiasi dengan Cr, Co,& Sedikit Ni, Fe laterit. Dibagian Selatan berupa batuan asam sampai
intermediet yang mineralisasinya pada Kapur Akhir sampai Tersier Awal & berasosiasi dengan Au & Cu.

• Jalur Sula : dari Kepulauan Sula, Banggai, Misool, sebagian Papua & Australia Utara. Umumnya berupa
batuan sedimen berasal dari daratan Australia. Asosiasi mineralnya berupa endapan placer Au & Mn.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai