Anda di halaman 1dari 27

PEMERIKSAAN HIDUNG

dan SINUS PARANASALIS


Terdiri atas:
Pemeriksaan Luar
Rinoskopi Anterior
Rinoskopi Posterior
Transiluminasi-diaphanoscopia
X-foto
Pungsi percobaan
Biopsi
Pmx. Lab rutin, bakteriologi, serologi,
sitologi
PEMERIKSAAN LUAR

INSPEKSI
Kerangka dorsum nasi: lebar (polip),
miring (fraktur), saddle nose (lues).
Luka, warna, edem, ulkus nasolabial
Bibir atas: maserasi (sekresi
sinusitis), adenoiditis
PEMERIKSAAN LUAR
PALPASI
Dorsum nasi: krepitasi,
deformitas
Ala nasi: nyeri (furunkel
vestibulum)
Regio Frontalis untuk Sinus
Frontalis
- Menekan lantai SF ke arah
mediosuperior, optimal,
simetris
Nilai: adakah perbedaan rx,
sinus yg sakit=sinus patologis
- Menekan dd SF ke medial,
optimal, simetris.
Nilai: idem atas
Fossa Canina untuk Sinus
Maksilaris
PEMERIKSAAN LUAR

PERKUSI
Bila palpasi menimbulkan rx hebat,
maka dilakukan perkusi.
jangan menekan foramen
infraorbitalis krn ada N. Infraorbitalis
RINOSKOPI ANTERIOR
ALAT:
• Spekulum hidung
Hartmann
• Pinset (angulair) –
Bayonet (Lucae)
• Aplikator
• Pipa penghisap
• Kaca rinoskopi
posterior
Pemakaian Spekulum
Dipegang tangan kiri
Posisi spekulum horisontal, tangkai lateral, mulut
medial.
Spekulum dimasukkan dlm keadaan tertutup lalu
dibuka.
Spekulum dikeluarkan dg menutup 90%.
Pemeriksaan Vestibulum Nasi
Pmx. Pendahuluan: bibir atas, pinggir
hidung (krusta, merah),posisi septum nasi
Pmx dg Spekulum: vestibulum didorong ke
arah yg sesuai dg vestibulum ybs (misal.
Bag vestibulum sisi lateral, spekulum
didorong ka lateral). Perhatikan sekret,
krusta, bisul.
Pmx. Cavum Nasi Bagian Bawah

Lampu diarahkan sejajar konka


inferior.
Perhatikan: warna mukosa dan konka
inferior (hiperemi, anemia, biru),
besar lumen kavum nasi, lantai
kavum nasi, septum deviasi.
Fenomena Palatum Molle

Cahaya lampu diarahkan ke dd blkg


nasofaring.
Normal: nasofaring terang benderang
krn chy lampu  dd blkg nasofaring.
Px diminta mengucapkan “iiii”
Positif: saat mengucapkan “iiii”,
palatum mole bergerak, tampak
benda gelap bergerak ke atas.
Fenomena Palatum Molle

Negatif pada:
Paralisis palatum mole (post difteria)
Spasmus palatum mole (abses
peritonsil)
Sikatrik
Tumor dalam nasofaring (ca nasofaring,
abses retrofaring, adenoid)
Pmx. Cavum Nasi Bagian Atas

Cahaya lampu diarahkan ke cavum


nasi bagian atas (kepala
ditengadahkan)
Perhatikan:
Kaput konka media
Meatus medius: pus, polip
Septum bag atas: mukosa, posisi
Fisura olfaktoria
Pemeriksaan Septum Nasi

Diperiksa keseluruhan
Septum deviasi berbentuk spina septi,
krista septi, huruf S.
RINOSKOPI POSTERIOR
IDE PEMERIKSAAN: menyinari
koane dg cahaya yg dipantulkan oleh
suatu cermin yg ditempatkan dlm
nasofaring.
SYARAT:
Harus ada tmp yg cukup luas  lidah
dlm mulut dan ditekan dg spatula.
Harus ada jln lebar antara uvula dan
faring  px hrs bernafas lewat hidung
Teknik Rinoskopi Posterior

Pada px sensitif, berikan dulu


tetrakain 1 % (3-4x) dlm faring, tgg 5’.
Spatula ditangan kanan, cermin di
tangan kiri (dipegang spt memegang
pensil).
Cermin dipanasi dulu dg spiritus
(kira2 suhunya 370 C). Diarahkan ke
atas.
Teknik Rinoskopi Posterior (2)

Mulut px dibuka lebar, lidah ditarik


masuk, tidak boleh digerakkan, tidak
boleh dikeraskan.
Px nafas lewat hidung
Lidah ditekan dg spatula di paramedial.
Cermin dimasukkan dlm faring diantara
faring dan palatum mole kanan.
Cermin disinari.
Tahap Pmx Rinoskopi Posterior

Tahap I: pmx. Septum nasi (margo


post), koane, dan tuba kanan
Tahap II: pmx. Septum nasi (margo
post), koane, dan tuba kiri
Tahap III: memeriksa atap nasofaring
Tahap IV: memeriksa kauda konka
inferior
TAHAP I: Memeriksa Bagian Kanan

Putar tangkai cermin ke medial: terlihat margo


post septum nasi.
Putar ke kanan: terlihat konka
Putar terus ke kanan: terlihat ostium + dd tuba
TAHAP II: Memeriksa Bagian Kiri

Putar tangkai cermin ke medial: terlihat


margo post septum nasi.
Putar ke kiri: terlihat konka
Putar terus ke kiri: terlihat ostium + dd tuba
TAHAP III: Memeriksa Atap
Nasofaring
Tangkai cermin diputar kembali ke medial
Tangkai cermin dimasukkan sedikit atau
cermin direndahkan sedikit
TAHAP IV: Memeriksa Kauda
Konka Inferior
Tangkai cermin direndahkan, atau
cermin dinaikkan.
Biasanya kauda konka inferior tidak
terlihat.
Terlihat bila konka inferior hipertrofi,
bentuknya seperti murbei,
berdungkul-dungkul.
PERHATIKAN:

RADANG:
Pus padameatus medius
Meatus superior adenoiditis
Ulkus pada dd nasofaring (tbc)

TUMOR: poliposis, karsinoma


DIAPHANOSCOPIA
(TRANSILUMINASI)
Dalam kamar gelap
Alat: lampu listrik 6 volt bertangkai
panjang
SINUS FRONTALIS
Lampu ditekankan pada lantai sinus
frontalis
Ke arah media-superior
Cahaya yg memancar ke depan, ditutup dg
tangan kiri
Normal: dd depan keliatan terang
SINUS MAKSILARIS, cara I:
Mulut dibuka lebar
Lampu ditekankan pada margo inferior
orbita ke arah inferior
Cahaya yg memancar ke depan di tutup dg
tangan kiri
Normal: palatum durum homo lateral
tampak terang
SINUS MAKSILARIS, cara II:
Mulut dibuka
Ke dlm mulut dimasukkan lampu yg telah diselubungi tabung
gelas
Mulut ditutup rapat2
Cahaya yg memancar dari mulut dan bibir atas ditutup dg
tangan kiri
Normal: daerah dd dpn di bwh orbita terlihat bayangan
terang berbentuk seperti bulan sabit

Anda mungkin juga menyukai