Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Hakikat

Hakikat berasal dari kata Bahasa Arab yang berarti pokok


atau inti. Secara etimologi, hakikat merujuk pada pengertian
inti dari sesuatu atau bisa juga puncak atau sumber dari
segala sesuatu. Dengan kata lain, hakikat adalah sebagai
ungkapan untuk menunjukkan makna yang sebenarnya dan
paling mendasar dari suatu benda, kondisi, ataupun
pemikiran.
Jika membicarakan arti dari hakikat yaitu kebenaran. Titik
fokus kepada Islam dan tentang Allah SWT. Maka bisa di
katakan arti hakikat secara lebih mendalam ialah nilai-nilai
kebenaran di atas segala kebenaran Allah SWT. Sabda
Rasullulah SAW :" Berfikirlah kamu tentang makhluk Allah,
tetapi jangan kamu memikirkan tentang pencipta-Nya".
Makna Hakikat Akal
dan Wahyu
1. Akal
Secara bahasa atau Lughowi, akal merupakan kata yang
berasal dari bahasa Arab, yaitu ‘aqala yang berarti mengikat
atau menahan, namun kata akal sebagai kata benda
(mashdar) dari ‘aqala tidak terdapat dari Al-Qur’an, akan
tetapi kata akal sendiri terdapat dalam bentuk lain yaitu kata
kerja (fi’il mudhorik). Hal itu terdapat dalam Al-Qur’an
sebanyak empat puluh sembilan (49), antara lain ialah
ta’qilun dalam surat Al-Baqaroh ayat 49, ya’qilun surat al-
Furqan ayat 44 dan surat yasin ayat 68, na’qilu surat Al-Mulk
ayat 10, ya’qiluha surat Al-Ankabut ayat 43, dan Aqiluha surat
Al-Baqarah ayat 75
kata al-‘aqal masuk kedalam wilayah filsafat Islam dan
mengalami perubahan dalam arti. Adapun secara istilah akal
memiliki arti daya berfikir yang ada dalam diri manusia dan
merupakan salah satu dari jiwa yang mengandung arti berpikir.
Bagi Al-Ghazali akal memiliki beberapa pengertian. Pertama,
sebagai potensi yang membedakan dari binatang dan
menjadikan manusia mampu menerima berbagai pengetahuan
teoritis. Kedua, pengetahuan yang diperoleh seseorang
berdasarkan pengalaman yang dilaluinya dan akan
memperhalus budinya. Ketiga, akal merupakan kekuatan
instink yang menjadikan seseorang mengetahui dampak
semua persoalan yang dihadapinya sehingga dapat
mengendalikan hawa nafsunya.
2. Wahyu
Adapun asal kata wahyu berasal dari kata bahasa Arab
al-wahy yang berarti suara, api dan kecepatan, serta dapat
juga berarti bisikan, isyarat, tulisan dan kitab. Tetapi
pengertian wahyu yang dimaksudkan dalam penulisan ini
adalah apa yang disampaikan Tuhan kepada para utusan-Nya.
Semua agama samawi berdasarkan wahyu. Para Nabi adalah
seorang manusia yang diberi kemampuan untuk berhubungan
dengan Allah.
Wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad dinamakan
Al-Qur’an. Adapun definisi Al-Qur’an adalah kalam Allah
Subhanahu Wata’ala yang merupakan mukjizat yang
diturunkan kepad Nabi Muhammad, dan merupakan petunjuk
bagi kehidupan
Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa konsep wahyu
mengandung pengertian adanya komunikasi antara Tuhan,
yang bersifat imateri dan manusia yang bersifat materi dan hal
ini pun diakui oleh Filsafat dan Mistisisme dalam Islam.
Dalam perkembangan zaman modern hal ini
terbantahkan. Wahyu yang dikomunikasi dalam bentuk materi
dan imateri oleh para psikolog dianggap tidak valid. Sebagai
gantinya, mereka menyatakan bahwa ketika terjadi turunnya
wahyu, penyerapan atau perolehan pengetahuan tidak melalui
indra, tetapi melalui sesuatu yang dikenal dengan sebutan
Extra Sensory Perception. Dalam sejarah pemikiran Islam,
teologi yang disebut oleh tradisi Islam oleh ilmu kalam,
berkembang mulai dari abad I H. Adapun aliran teologi yang
pertama muncul adalah Mu’tazilah, sedangkan aliran yang kedua
Asy’ariyah
Kedudukan Akal dan Wahyu
Dalam Islam
Kedudukan antara wahyu dalam Islam sama-sama penting.
Karena Islam tak akan terlihat sempurna jika tak ada wahyu maupun
akal. Dan kedua hal ini sangat berpengaruh dalam segala hal dalam
Islam. Dapat dilihat dalam hukum Islam, antar wahyu dan akal ibarat
penyeimbang. Andai ketika hukum Islam berbicara yang identik dengan
wahyu, maka akal akan segerah menerima dan mengambil kesimpulan
bahwa hal tersebut sesuai akan suatu tindakan yang terkena hukum
tersebut, karena sesungguhnya akal dan wahyu itu memiliki kesamaan
yang diberikan Allah namun kalau wahyu hanya orang-orang tertentu
yang mendapatkanya tanpa seorangpun yang mengetahu, dan akal
adalah hadiah terindah bagi setiap manusia yang diberikan Allah.
Dalam Islam, akal memiliki posisi yang sangat mulia. Meski demikian
bukan berartiakal diberi kebebasan tanpa batas dalam memahami
agama. Islam memiliki aturan untuk menempatkan akal sebagaimana
mestinya
Kesimpulan
Hakikat secara lebih mendalam ialah nilai-nilai kebenaran di atas
segala kebenaran Allah SWT. Akal dalam pengertian islam adalah
daya berpikir yang terdapat dalam jiwa manusia; daya, yang
memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya.
Pengertian inilah yang di kontraskan dengan wahyu yang membawa
pengetahuan dari luar diri manusia.
Wahyu berasal dari bahasa arab Al-Wahy, artinya suara, api dan
kecepatan, bisikan, isyarat dan tulisan. Juga berarti pemberitahuan
secara tersembunyi dan cepat. Pemberitahuan yang dimaksud
datang dari luar diri manusia, yaitu Tuhan. Dengan demikian wahyu
diartikan penyampaian sabda Tuhan kepada pilihannya agar
diteruskan kepada umat manusia agar menjadi pegangan hidup.
Maturidiyah Bukhara bahwa wahyu dan akal saling berdampingan
dan saling menguatkan dengan kata lain kedudukan wahyu dan akal
adalah seimbang.

Anda mungkin juga menyukai