KROMATOGRAFI
Mekanisme
pemisahan
kromatografi
Pertukaran
Ekslusi ion
Parameter penentu kualitas
pemisahan kromatografi
• (byknya
Efisiensi pelebaran puncak
dari masing-masing
puncak solut)
• (tingkat
Resolusi pemisahan puncak-
puncak yg
berdekatan)
TUJUAN
KROMATOGRAFI
Pemisahan
Isolasi/pemurnian
Tujuan analisis kualitatif
Memperoleh komponen
campuran dalam jumlah yang
memadai (mg-gram) dalam
keadaaan murni.
• Metode terpilih : KLT preparatif
(sederhana, murah tetapi kapasitas
pemisahan terbatas), Kromatografi kolom
Pembagian Kromatografi
Kromatografi
adsorbsi
Kromatografi
eksklusi Kromatografi
ukuran partisi
Berdasarkan
mekanisme
pemisahannya
Kromatografi Kromatografi
penukar ion pasangan ion
Pembagian Kromatografi
Kromatografi
Kertas (KKt)
Kromatografi
Cair
Pembagian Kromatografi
Kromatografi
cair-padat
Elektroforesis Kromatografi
cair-cair
Berdasarkan
Kromatografi jenis, fase dan
eksklusi Kromatografi
ukuran/kromat mekanisme gas-padat
ografi gel distribusi pada
fase
Kromatografi Kromatografi
penukar ion gas-cair
Kromatografi
planar
KROMATOGRAFI
LAPIS TIPIS
(KLT)
Keuntungan
peralatan sedikit
murah
sederhana
adsorpsi partisi
Fase gerak
Fase gerak Komponen-
membawa
bergerak komponen yang
komponen-
disepanjang fase berbeda akan Terjadi pemisahan
komponen yang
diam (oleh gaya bergerak pada laju
terdapat dalam
kapilaritas) yang berbeda
campuran
FASE DIAM
– Berupa lapisan yang seragam pada permukaan bidang
datar yang didukung oleh lempeng kaca, plat aluminium,
atau plat plastik.
– Fase diam yg paling sering digunakan adalah silika gel, silika
gel yg dimodifikasi dgn hidrokarbon, selulosa, alumina.
– Fase diam berdiameter partikel antara 10-30 µm.
– Fase diam utk KLT seringkali juga mengandung substansi
yang mana dapat ber-flouresensi (berpendar) di bawah
sinar ultra violet (UV) seperti seng silikat teraktivasi
mangan.
– Pada plat KLT juga ada yg sudah ditambahkan agen
pengikat seperti gypsum (CaCO4.1/2H2O).
FASE DIAM (lanjutan)
– Indikator UV254 silikat zink teraktivasi mangan
di bawah sinar UV 254 nm (panjang gelombang rendah)
plat berwarna hijau pucat
di bawah sinar UV 366 nm (panjang gelombang yang lebih
tinggi) plat berwarna gelap
senyawa yang menyerap cahaya pada panjang gelombang
254 dan 366 akan terlihat sebagai bercak dikarenakan
memiliki ikatan rangkap (C=C) terkonjugasi.
FASE DIAM (lanjutan)
Kromatografi sistem fase normal (normal phase) Silika gel
– Permukaan silika terdiri atas gugus Si-O-Si dan gugus silanol (Si-
OH).
– Gugus silanol bersifat sedikit asam dan polar sehingga mampu
membentuk ikatan hidrogen dgn senyawa yg agak polar s/d yg
sangat polar.
– Polaritas terkait dengan tipe dan jumlah gugus fungsional pada
molekul yang mampu membentuk ikatan hidrogen.
– Gugus fungsi non-polar : CH3-, CH3O-, Ph-, CH3CH2
– Gugus fungsi polar: -COOH, -OH, -NH2, SO3H, PO3H2.
Silika gel
Senyawa Senyawa
Non polar Polar
Perhatian :
Perlu hati-hati pada mata dan kulit
UV light is MUTAGENIC !
lanjutan
KEUNGGULAN:
– Relatif murah dibanding HPLC, CCC
– Sederhana
– Dapat mengisolasi senyawa bahan alam dgn cepat pada kadar mg s/d
g.
– Pelarut dan fase diam yg digunakan fleksibel.
– Dapat memisahkan sejumlah sampel sekaligus.
KELEMAHAN:
– Kurang baik pada proses deteksi dan kontrol elusi dibanding HPLC
– Muatan dan kecepatan analisis tidak sebaik VLC
KROMATOGRAFI
KOLOM
Kromatografi Kolom
– Kromatografi kolom adalah salah satu metode
yang digunakan untuk pemisahan senyawa dari
campuran dengan menggunakan kolom.
– Alat utama yang digunakan adalah sebuah
tabung kaca dengan ukuran diameter terhadap
panjang kolom dalam rentang 1:10 sampai 1:30
(diameter = 5-50 mm dan panjang = 5 cm - 1 m).
– Pada bagian dasar tabung diberi semacam
penyaring dari kapas atau glass wool untuk
menghindari hilangnya fase diam.
Rangkaian alat kromatografi kolom
FASE GERAK
– Fase gerak atau eluen adalah campuran cairan murni.
– Eluen dipilih sedemikian rupa sehingga faktor retensi
senyawa berkisar antara 0,2-0,3 supaya meminimalisasi
penggunaan waktu dan jumlah eluen melewati kolom.
– Jenis eluen yang digunakan pada kromatografi kolom dipilih
supaya senyawa yang berbeda dapat dipisahkan secara
efektif.
– Eluen yang digunakan dapat dicoba terlebih dahulu
menggunakan KLT. Setelah cocok, eluen yang sama
digunakan untuk mengelusi komponen dalam kolom.
– Dapat menggunakan sistem gradien atau isokratik
FASE DIAM
– Biasanya digunakan silika gel atau alumina.
– Fase diam berbentuk serbuk microporous untuk
meningkatkan luas permukaan.
– Ukuran partikel fase diam sangatlah penting, karena jika
ukuran partikel terlalu kecil, laju aliran eluen mungkin akan
terlalu lambat, sedangkan jika terlalu besar maka pemisahan
komponen menjadi tidak baik.
– Ukuran partikel fase diam yang digunakan biasanya pada
rentang 100-300 mesh.
– Fase diam haruslah seragam, inert, tidak tercemar zat
pengotor, dan cukup aktif sehingga memungkinkan
perambatan zat uji.
TEKNIK KROMATOGRAFI KOLOM
1. METODE KERING
kolom diisi dengan fase diam
kering, diikuti dengan penambahan
fase gerak ke dalam pada kolom
sampai benar-benar basah.
-Isi kolom dengan pelarut non polar - Isi kolom dengan fase diam
- Ditambahkan fase diam, perlahan - tambahkan pelarut non polar, perlahan
- cocok untuk alumina sbg fase diam
COLUMN PACKING
METHODS (lanjutan)
2. METODE BASAH
– Prosedur diawali dengan pembuatan bubur
yang terdiri dari campuran eluen pada
serbuk fase diam.
– Bubur dimasukkan secara hati-hati pada
kolom. Dalam langkah ini harus benar-benar
hati-hati supaya tidak ada gelembung udara.
COLUMN PACKING
METHODS (lanjutan)
A. METODE KERING
sampel dilarutkan dengan sedikit pelarut tambahkan sejumlah
bubuk silika kering (cukup untuk membentuk pita sepanjang 1-3 cm
pada kolom) campurkan hingga pelarut menguap dan hanya tersisa
bubuk kering yang telah mengandung bahan uji masukkan ke dalam
kolom yang sudah dipacking tambahkan eluen mulai elusi
SAMPLE LOADING
METHODS (lanjutan)
B. METODE BASAH
sampel dilarutkan dengan sedikit pelarut
dimasukkan menggunakan pipet ke dalam kolom yang
telah dipacking tambahkan eluen mulai elusi
PROSES ELUSI
– Komponen senyawa ditahan pada fase diam (berupa adorben) karena telah
terikat.
– Ketika eluen dialirkan ke dalam kolom, maka senyawa akan melakukan migrasi
(bergerak turun melalui kolom), terbawa oleh eluen sesuai dengan kepolaran.
– Masing-masing senyawa mempunyai kecepatan yang berbeda-beda dalam
melewati kolom terjadi pemisahan terbentuk pita-pita (zona) berwarna
akan didapatkan beberapa fraksi yang akan ditampung di wadah.
– Masing-masing fraksi kemungkinan mengandung senyawa yang berbeda (1-2
komponen senyawa)
– Untuk mengujinya, fraksi hasil kromatografi kolom dapat diamati menggunakan
KLT.
– Fraksi dengan Rf yang mirip, kemungkinan mengandung senyawa yang sama.
Bagaimana jika senyawa
tidak berwarna?
62
FASE GERAK
HPLC Mobile Phase criteria :
– High solubility for the sample
components
– Non corrosive to HPLC system
components
– High purity, low cost, UV transparency
– Others: low viscosity, low toxicity, non
flammability
FASE GERAK
Fase gerak dijalankan dengan 2 teknik:
– elusi gradien, yaitu konsentrasi pelarut
tertentu ditingkatkan selama periode
waktu tertentu, misalnya : pemisahan
dimulai dengan 100% air dan meningkat
menjadi 100% asetonitril dalam waktu 30
menit.
– elusi isokratik, yaitu menggunakan
komposisi pelarut yang tetap, misalnya:
70% asetonitril dalam air.
KOLOM
Prajogo, 2015
Prajogo, 2015
GC
– Pemisahan dan deteksi senyawa
organik yang mudah menguap
dalam suatu campuran
– Kromatografi gas fase
bergeraknya adalah gas dan
zat terlarut terpisah sebagai uap.
Syarat bahan uji
Baik air ataupun pelarut organik dari sistem cair dua fasa
dapat digunakan sebagai fasa gerak. kriteria yang harus
dimiliki adalah :
1. Pelarut yang digunakan harus membentuk dua fasa yang
tidak bercampur
2. Harus tahan dengan kondisi kolom CCC
3. Sampel harus dapat terpisah pada sistem cair dua fasa
yang dipilih
JENIS CCC
Rotation locular counter-
current chromatography
(RLCC)
– RLCC adalah metode kromatografi cair yang dikembangkan
oleh Ito dan Bowman.
– Penggunaan RLCC dalam isolasi beberapa produk alam
telah banyak dilaporkan.
– RLCC menunjukkan pemisahan kromatografi yang rendah
dan akibatnya jarang digunakan sebagai metode tunggal
untuk isolasi senyawa murni
Droplet Counter-Current
Chromatography (DCCC)