Anda di halaman 1dari 19

B.

PERMEABILITAS TANAH BERLAPIS

KULIAH – 4
REVIEW TEKANAN AIR
TEKANAN AIR
Berdasarkan geseran air yang digunakan untuk aliran melalui pori-pori
tanah,maka suatu energi dipindahkan antara butir tanah dan air. Gaya
tersebut sesuai dengan pemindahan energi dan disebut gaya rembesan
atau tekanan rembesan

Ada tiga kasus dalam bahasan ini ( Lihat konsep tegangan efektif )
1. Gaya tanpa aliran.
2. Gaya aliran arah ke atas
3. Gaya aliran arah ke bawah.

1 . Gaya tanpa aliran.


Gaya efektif pada luasan A: P’1 = z. g' . A, (ton, kg)

2 . Gaya aliran arah ke atas


Gaya efektif pada luasan A dengan kedalaman z P’2 = (z.g‘ – i.z.gw ) A

3 . Gaya aliran arah ke bawah


P’3 = (z.g‘ + i.z.gw ) A
Ditinjau suatu volume tanah (zxA)

z.g’.A
z

(a)

z.g’.A- i.z.gw A z.g’.A


z gaya rembesan
i.z.gw

(b)

z.g’.A+i.z.gwA z.g’.A i.z.gw


z gaya rembesan

(c)
PENGARUH TEKANAN AIR TERHADAP
STABILITAS TANAH

Gaya tekanan air atau tekanan hidrodinamis D dapat mempengaruhi


stabilitas tanah. Tergantung pada arah aliran, tekanan hidrodinamis
dapat mempengaruhi berat volume tanah.

D
D

3
1 2
D

g’ g’ g’
Lapisan kedap air
 Pada titik 1 garis aliran mengarah ke bawah dan tegak lurus. Berat
volume efektif adalah :
gef = g’ + D.
 Pada titik 2 garis aliran mengarah mendatar da g’ tegak lurus, maka
D dan g’ , saling tegak lurus serta membentuk dua vektor dan
menghasilkan resultante gaya yang miring.
 Pada titik 3 arah aliran vertikal, berat volume efektifnya :
gef = g’ – D
 Jika D = g’ , tanah akan nampak kehilangan beratnya, sehingga
menjadi tidak stabil. Keadaan demikian dinamkan dengan kondisi
kritis, dalam hal ini terdapat gradien hidrolis kritis, dengan onsekuinsi
kecepatan yang terjadi juga kecepatan kritis vc , sehingga :
D = g’w
Bila kecepatan aliran melampaui kecepatan kritisnya, maka D > g’ .
Keadaan ini menunjukan bahwa tanah dalam kondisi mengapung
atau terangkat keatas atau kondisi tanah tersebut mengalami Piping
dan boilling conditiont yaitu terbentuk banyak pipa-pipa tanah dan
tanah dalam kondisi mendidih atau tanah dihilir bendung menyembur-
nyembur.
FAKTOR KEAMANAN (F.K) TERHADAP BAHAYA PIPING DAN BOILLING
Berdasarkan tekanan / tegangan efektif dalam tanah :
o tegangan total pada a – b :
h
stotal = g.H

o Tegangan air pori :


U = gw (H + h ) H

o Tegangan efektif :
sef. = stotal - U a ……. b
sef. = g.H - gw (H + h ) Rembesan melalui pipa sempit

o Tegangan efektif ini dapat turun sampai = 0, maka :


0 = g.H - gw (H + h )
0 = g.H - gw .H - g.H - gw .h 0 = H (g- gw ) – h.gw
h g - gw g - gw
= i =
H gw gw
g - gw
Hidrolik gradien ini merupakan hidrolik gradien kritis ic =
gw
Jadi hidrolik gradien kritis terjadi, jika tegangan efektif = 0
Oleh karena tanah dalam keadaan jenuh, maka derajat kejenuhan;
Sr = 100 % = 1.

γ w (Gs  Sr.e) γ w (Gs  e)


γ=  γ=
1 e 1 e
Masukkan persamaan di atas ke rumus i c ; maka :
γ w (Gs  e)
1  e γ w (Gs  e) - γ w (1  e) G -1
ic = ;  ic = ;  ic =
γw γ w (1  e) 1 e

Dalam keadaan demikian akan terjadi “piping”, dalam hal ini butir tanah dapat
terangkat ke atas, bahkan terjadi pula “boilling. Dalam perencanaan konstruksi
terhadap bahaya piping harus dipenuhi syarat :

ic
S.F  ; Dalam hal ini :
i
S.F = faktor keamanan = 3 - 4
CONTOH TEKANANSTABILITAS AIR BENDUNG
YANG TERJADI PADA
BAWAH
BENDUNG (WEIR), ADALAH BENDUNG
BANGUNAN AIR YANG TERBUAT DARI BETON ATAU
PASANGAN BATU KALI
BENDUNG (WEIR), YANGBANGUNAN
ADALAH BERFUNGSIAIR
MENINGGIKAN MUKA
YANG TERBUAT AIR
DARI . DIGUNAKAN
BETON ATAU
UNTUK PENGAIRAN
PASANGAN BATU KALI YANG BERFUNGSI MENINGGIKAN MUKA AIR . DIGUNAKAN
UNTUK PENGAIRAN
BENTUK DASAR
BENTUK DASAR

BENTUK MODIFIKASI
BENTUK MODIFIKASI
KOLAM
KOLAM OLAK
OLAK

turap
TINJAUAN STABILITAS

1. STABILITAS TERHADAP PENGGULINGAN


2. STABILITAS TERHADAP PENGGESERAN
3. STABILITAS TERHADAP TEKANAN TANAH
4. STABILITAS TERHADAP PENGGERUSAN (REMBESAN)
5. STABILITAS TERHADAP RETAK KONSTRUKSI

KHUSUS TINJAUAN HIDROLIKA

1. PENGARUH TEKANAN AIR KE ATAS (UP LIFT)


2. PENGARUH TERJUNAN AIR PADA HILIR BENDUNG
3. PENGARUH REMBESAN,YANG MENIMBULKAN BAHAYA PIPING
DAN BOILING
1. PENGARUH TEKANAN AIR KE ATAS

A B E F
0 13
C D
GARIS ALIRAN
GARIS
EQUIPOTENSIAL

1 12
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
F G
LAPISAN KEDAP AIR

U
2. PENGARUH TERJUNAN AIR PADA HILIR BENDUNG

DIBUATLAH KOLAM OLAKAN YANG CUKUP PADA DAERAH HILIR, SEHINGGA AIR YANG
TERJUN ENERGINYA DAPAT DIREDAM, SEHINGGA TIDAK MENGGERUS TANAH YANG
ADA ADA DIBELAKANG KOLAM OLAKAN (LIHAT GAMBAR)

3. PENGARUH REMBESAN DIBAWAH BENDUNG


( lihat faktor keamanan terhadap bahaya piping di depan)
TINJAUAN BLIGH DAN LANE
METODE BLIGH DAN LANE, UNTUK MENGATASI BAHAYA PIPING DAN BOILING
SECARA EMPIRIS

METODE BLIGH

 PADA METODE BLIGH; UNTUK MENGATASI BAHAYA REMBESAN DARI PIPING


DAN BOILING DENGAN CARA MENAMBAH PANJANG DASAR BENDUNG (L>) ,
BAIK KE HULU MAUPUN KE HILIR

i = H/L < i kritis

 MENURUT BLIGH : ADA CREEP RATIO CB

CB = L/H ATAU CB = 1/i…….i = 1/CB

NILAI CB, TERGANTUNG TERGANTUNG DARI JENIS TANAHNYA (LIHAT TABEL)


METODE LANE, MERUPAKAN PENYEMPURNAAN DARI BLIGH
 DIANGGAP BAHWA ALIRAN AIR KEMUNGKINAN DAPAT MELALUI GARIS KONTAK
ANTARA DASAR BENDUNG DENGAN TANAH DASAR DIBAWAHNYA, DAN PADA GARIS
KONTAK INILAH AIR MENDAPAT PERLAWANAN YANG PALING LEMAH
 VEKTOR ALIRAN AIR ARAH VERTIKAL DIANGGAP LEBIH BESAR NILAINYA DARI PADA
VEKTOR ARAH HORISONTAL

CREEP ARAH VERTIKAL = 3 X CREEP ARAH HOISONTAL

V H
V V V H

H a > 45 anggap vertikal


H
a < 45 anggap horisontal
LW = LV + 1/3.LH 1
L V  .L H
LV = JUMLAH GARIS PANJANG VERTIKAL L 3
LH = JUMLAH GARIS PANJANG HORISONTAL CL = W =
, H H
1
i=
CL
Tabel. Harga-harga koefisien CB dan keamanan
gradien hidrolik

No Jenis Tanah CB Keamanan gradien


hidrolik (1/CB)
1 Pasir sangat halus atau lumpur 18 1/18
2 Pasir halus 15 1/15
3 Pasir kasar 12 1/12
4 Pasir bercampur berangkal dan 5-9 1/5-1/9
kerikil serta tanah lempung
5 Pasir ringan dan lumpur 8 1/8
6 Berangkal, kerikil dan pasir 4-6 1/4-1/6
Tabel. Harga-harga koefisien CL dan keamanan
gradien hidrolik

No Jenis Tanah CL Keamanan gradien


hidrolik (1/CL)
1 Pasir sangat halus atau lumpur 8,5 1/8,5
2 Pasir halus 7 1/7
3 Pasir sedang 6 1/6
4 Pasir kasar 5 1/5
5 Kerikil halus 4 1/4
6 Kerikil sedang 3,5 1/3,5
7 Kerikil kasar termasuk batu 3 1/3
8 Berangkal dengan sedikit batu 2,5 1/2,5
dan kerikil
9 Tanah berlempung 1,6-3 1/1,6-1/3
Contoh :
Suatu bendung konstruksi beton dengan penampang seperti gambar.
Bendung terletak pada lapisan tanah pasir halus dengan koefisien
permeabilitas; k = 5 x 10-3 cm/dt. Ditanyakan :
a. Apakah konstruksi bendung sudah cukup aman terhadap piping/boilling
berdasarkan teori Bligh dan Lane.?
b. Berapa debit rembesan air yang melalui bagian bawah tubuh bendung ?

+6.00

H1 HL

+o.oo A
H -1.oo
-1.oo C
B
-3.oo E
D 600
-4.oo
F G
H
3m 20 m 3m

0.5
Pasir halus; k = 5 x 10-3 cm/dt.
-11.oo
Lapisan kedap air
Jawaban :
1. Berdasarkan teori Bligh.
LB = C B . H L HL = 6 + 1 = 7 m; Tanah pasir halus : CB = 15

LB = 15 x 7 = 105 m (syarat minimal panjang aliran air menurut Bligh)

Lyang ada = AB + BC + CD + DE + EF + FG + GH
= 1 + 3 + 2 + 20 + 1 + 3 + 3 = 33 M
Jadi konstruksi bendung tidak aman terhadap bahaya piping
Agar supaya aman, konstruksi perlu diberi tambahan :
 turap di bawah konstruksi bendung
 blanket kearah depan maupun belakang

Penambahan panjang agar aman : L = 105 – 33 = 71 m

2. Debit rembesan air yang melalui bagian bawah bendung (Bligh).


a. Sebelum diperpanjang :
Lyang ada = 33 m ; HL = 7 m ; k = 5 x 10 -3 cm/dt = 5 x 10 -5 m/dt
i = HL / L = 7/33= 0.21
H = 11-1 = 10 m (penampang tanah basah)
q = k . i . A = = 5 x 10 -5 x 0.21 x (10x1) = 1.05 x 10-4 m3 /dt
b. Setelah diperpanjang :
Lyang ada = 105 m ;
i = HL / L = 7/105 = 0.067
q = k . i . A = = 5 x 10 -5 x 0.067 x (10x1) = 0.34 x 10-4 m3 /dt

3. Berdasarkan teori Lane


Tanah pasir halus : CL = 7

LL = CL . HL = 7 . 7 = 49 m (syarat minimal panjang aliran air menurut


Lane)
Lyang ada = S (LV + LH /3) =AB+BC/3+CD+DE/3+EF+FG/3+GH
= 1 + 3/3 + 2 + 20/3 + 1 + 1/3 + 3 = 15 m
Jadi konstruksi bendung juga tidak aman terhadap bahaya piping
Penambahan panjang : L = 49 – 15 = 34 m

4. Debit rembesan air yang melalui bagian bawah bendung (Lane).


a. Sebelum diperpanjang :
Lyang ada = 15 m ; HL = 7 m ; k = 5 x 10 -3 cm/dt = 5 x 10 -5 cm/dt
i = HL / L = 7/15 = 0.467
q = k . i . A = = 5 x 10 -5 x 0.467 x (10x1) = 2.34 x 10-4 m3 /dt
b. Setelah diperpanjang :
Lyang ada = 49 m ;
i = HL / L = 7/49 = 0.143
q = k . i . A = = 5 x 10 -5 x 0.143 x (10x1) = 0.72 x 10-4 m3 /dt
Kesimpulan :
Berdasarkan teori Bligh dan Lane setelah panjang Creep memenuhi syarat,
maka debit air rembesan melalui bagian bawah bendung menjadi lebih kecil
dari semula.
Berdasarkan teori Bligh berkurang = 69.91 % dan berdasarkan teori Lane
berkurang sebesar = 69.23 % .......... (2,34 – 0,72) / 2,34 x100%

Turap baja

Anda mungkin juga menyukai