Anda di halaman 1dari 11

AKHLAK BERNEGARA

Akhlah Bernegara
Akhlak merupakan sikap / tabiat dari seseorang,
dalam akhlak bernegara tentunya
menggambarkan sikap seseorang terhadap
bangsa dan negaranya , sikap tersebut
menunjukkan jati diri dari orang tersebut .
Musyawarah
Ali Bin Abi Thalib menyebutkan bahwa dalam musyawarah
terdapat hal penting yaitu mengambil kesimpulan yang benar ,
mencari pendapat, menghindari celaan , menciptakan stabilitas
emosi , keterpaduan hati .

Ayat dalam Al – Qur’an yang mengenai Musyawarah :

َ‫وَ بَ ََْْ ُه ْم َو ِم ََّّا ََََ ْقََا ُه ْم يُ َْ ِِقُون‬


َ ‫ش‬ُ ‫صالة َ َوأ َ ْم ُر ُه ْم‬
َّ ‫َوالَّذِينَ ا ْست َ َجابُوا ِل َر ِبِّ ِه ْم َوأَقَا ُموا ال‬
Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi)
seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan
mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka.” (QS. Asy-Syura: 38)
Sikap yang harus dilakukan dalam bermusyawarah :
1. Lemah Lembut
Seseorang yang melakukan musyawarah , apalagi sebagai pimpinan
harus menghindari tutur kata yang kasar serta sikap keras kepala ,
karena jika tidak , mitra musyawarah akan tidak menghormati
pemimpin musyawarah.
2. Pemaaf
Setiap orang yang bermusyawarah harus menyiapkan mental untuk
selalu bersedia member maaf . Karena mungkin saja ketika
musyawarah terjadi perbedaan pendapat , atau keluar kalimat –
kalimat yang menyinggung pihak lain .
3. Mohon Ampunan Allah SWT
Untuk mencapai hasil yang terbaik ketika musyawarah , hubungan
dengan Tuhan pun harus harmonis . Oleh sebab itu , semua anggota
musyawarah harus senantiasa membersihkan diri dengan cara
memohon ampun kepada Allah SWT baik untuk diri sendiri ,
maupun anggota musyawarah lainnya c
Menegangkan Keadilan
Keadilan dapat diartikan dengan memberikan hak seimbang
dengan kewajiban, atau memberi seseorang sesuai dengan
kebutuhannya.
Bersikap adil dalam segala aspek kehidupan:
1. Adil terhadap diri sendiri
“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang
benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah
biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum
kerabatmu. Jika ia (terdakwa atau tergugat itu) kaya atau
miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti bawa nafsu kamu ingin
menyimpang dari kebenaran...”(QS. An-Nisa’4:135)
2. Adil terhadap isteri dan anak-anak
“....Kawinilah wanita-wanita yang kamu sukai dua, tiga,
atau empat. Tapi jika kamu khawatir tidak dapat berlaku
adil, maka (kawinilah) seorang saja...”(QS. An-Nisa’ 4:3).

3. Adil dalam berkata


“...Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu
berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu), dan
penuhilah janji Allah. Yang demikian itu, diperintahkan
Allah kepadamu agar kamu ingat.” (QS. Al-An’am
6:152)
4. Adil terhadap musuh
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-
orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-sekali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-
Maidah 5:
Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Jika umat Islam ingin mendapatkan kedudukan
yang kokoh di atas permukaan bumi, disamping
mendirikan shalat dan membayar zakat mereka
harus melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Allah
SWT berfirman :
“(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan
kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka
mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh
berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari
perbuatan yang munkar; dan kepada Allah-lah
kembali segala urusan.”(QS. Al-Haji 22:41)
Hubungan Pemimpin Dan Yang Dipimpin
Al-Qur’an menjelaskan bahwa Allah SWT adalah
pemimpin orang-orang yang beriman :
“Allah Pemimpin orang-orang yang beriman; Dia
mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya.
Dan orang-orang yang kafir, pemimpin-pemimpin
mereka adalah thaghut, yang mengeluarkan mereka
dari cahaya kepada kegelapan. Mereka itu adalah
penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-
Baqarah 2:257)
Azh-zhulumat (kegelapan) dalam ayat diatas adalah simbol
dari segala bentuk kekufuran, kemusyrikan, kefasikan dan
kemaksiatan. Atau dalam bahasa sekarang azh-zhulumat adalah
bermacam-macam ideologi dan isme-isme yang bertentangan
dengan ajaran Islam seperti komunisme, sosialisme, kapitalisme,
liberalisme, materialisme, hedonisme dan lain sebagainya.
Sedangkan an-Nur adalah simbol dari ketauhidan, keimanan,
ketaatan dan segala kebaikan lainnya. Thaghut adalah segala
sesuatu yang menentang kebenaran dan melanggar batas yang telah
digariskan oleh Allah SWT untuk hamba-Nya. Dia bisa berbentuk
pandangan hidup, peradaban dan lain-lain yang tidak berlandaskan
ajaran Allah SWT
Kriteria Pemimpin dalam Islam:
1. Beriman kepada Allah SWT
2. Mendirikan Shalat
3. Membayarkan Zakat
4. Selalu Tunduk Patuh kepada Allah SWT
Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan sesuatu yang sangat
penting dan sangat esensial dalam sikap yang
ditunjukkan dalam Akhlak Bernegara ini . Adapun
kriteria pemimpin yang sangat dibutuhkan disini
adalah pemimpin yang ideal , dimana kriteria
pemimpin ideal telah diungkapkan dalam surat Al
– Maidah ayat 55 , yang tentunya menjadikan
Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan
kepemimpinan yang terbaik .

Anda mungkin juga menyukai