Anda di halaman 1dari 16

Laporan Novel Sejarah

Tiga Sandera Terakhir


IDENTITAS PENYUSUN

Nama : Leonaldo Firmansyah


Kelas : XII IPS 1
Absen : 15
Novel yang dibaca : Tiga Sandera
Terakhir

2
IDENTITAS BUKU 📖

Judul : Tiga Sandera Terakhir


Pengarang : Brahmanto Anindito
Penerbit : Noura Books
Terbitan pertama : 2015
Tebal buku : XIV + 309 halaman
No. ISBN : 978-602-0989-47-1
Kategori : Sejarah Fiksi

3
FAKTA SEJARAH
• Penawanan sandera oleh OPM
“Bagus, berarti semua su disini,” gumam Akilas. Dia memandangi satu per satu wajah
kelima tawanannya. (hal 18)

• Penyerahan sementara daerah Papua ke PBB


“….untuk sementara Papua atau dulu dikenal sebagai Irian Jaya, diserahkan kepada
PBB melalui UNTEA” (hal 36)

• Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat)


“Pak Mikael mungkin masih ingat Pepera. Ingat kan? Rakyat Papua sendiri yang
waktu itu memilih bergabung dengan indonesia.” (hal 54)

• Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) / Pembebasa Rakyat Papua dari Belanda
“Bung Karno terus menggelorakan Trikora” (hal 78)
Menganalisis
Kebahasaan

5
Ragam Kalimat

No. Kaidah Bahasa Kutipan Teks

Yang pasti, sudah lama Nusa geram mendengar orang-orang berbicara


1. Kalimat bermakna lampau
di belakang soal kapasitasnya. (hal 20)
Dia tercenung sejenak sambil memandangi pesawat telepon itu. (hal
2. Konjungsi temporal
22)

3. Keterangan temporal Langit yang tadinya terang kini kelam (hal 23)

Penggunaan kata kerja Para wisatawan itu menyiapkan makanan di dapur penginapan dan
4.
material memakannya (hal 26)
Penggunaan kata kerja
5. Mata para sandera berpaling mengikuti arah telunjuk mikael. (hal 33)
mental
Nusa berharap, terjadi kondisi yang luar biasa, untuk membuktikan
6. Penggunaan kata sifat
kualitasnya sebagai seorang prajurit profesional.

7. Kalimat langsung “Halo, kang Kresna! Assalamualaikum” (Hal 101)

8. Kalimat tidak langsung Kata mikael “kalian istirahat dulu di sini!” (hal 33)
6
Gaya Bahasa

No. Majas Kutipan Teks


1. Personifikasi Sinar matahari jatuh menembusi rerimbunan hutan. (hal 51)

2. Simile Para sandera itu seperti burung dalam sangkar (hal 201)
Pegal. Nyeri. Mati rasa. Kaki-kaki itu sudah menjerit meminta istirahat
3. Metafora
(hal 31)
Sinekdode: Totem Pro
4. Kita tidak boleh mewakilkan satu kepala saja dalam rapat ini (hal 124)
Toto
Para sandera girang setengah mati karena para TNI datang menolong
5. Hiperbola
(hal 250)
6. Retorik Kapan sa bilang mau membebaskan korang? (hal 210)

7. Antitesis Cepat lambat mereka pasti tau posisi kita (hal127)

7
Ungkapan

No. Kutipan Teks Makna Ungkapan

Dada Ambo benar-benar bertabuhan kali ini. Bertaburan dalam kalimat tersebut berarti berdebar-
1.
(hal 120) debar.

Burung-burung baja sedang berdatangan ke Burung-burung baja dalam kalimat tersebut berati
2.
lapangan terbang Timika. (hal 103) pesawat terbang

Ada nyamuk besar, ada nyamuk kecil.


Arti nyamuk besar adalah gangguan atau masalah
3. Enkaeri, Akilas, dan Mikael adalah nyamuk
besar dan dianggap serius
besar. (hal 130)
TNI sudah demikian murkanya terhadap
OPM dan memutuskan untuk Membumihanguskan dalam kalimat tersebut bermakna
4.
membumihanguskan kantong-kantong memusnahkan,menuntaskan masalah
mereka. (hal 135)

8
Penokohan

Jenis Imaji Kutipan Teks

Vestibulum congue
Imaji Auditif Suara senjata menyalak. Tafiaro mendengarnya dengan
(pendengaran) jelas, baik di radio maupun di darat. (hal263)

Imaji Visual Mikael melihat akilas dengan postur tubuh yang besar
(penglihatan) (hal 24)

Imaji Olfaktif Mungkin karena sering menghirup oksigen hutan,


(penciuman) wajahnya jadi selalu tampak segar. (hal 107)

Imaji Taktil Pria itu menjumput tanah dengan tangannya yang


(perabaan) legam (hal 13)

9
UNSUR INTRINSIK

• Tema : Pemberontakan OPM

Ini adalah babak baru dari masa depan OPM (organisasi Papua Merdeka)
(hal 15)

• Sudut Pandang : Orang Ketiga Serba Tahu


Pria itu menjumput tanah dengan tangannya yang lebam. Meniupnya
sambil memilin-milin butiran tanah tersebut. (hal 13)

• Latar
- Tempat : Pondok / Honai
Sejak insiden helikopter dan murkanya Mikael tadi, semua sandera
dihukum masuk ke dalam honai (hal 51)
- Waktu : Siang hari
Cahaya siang yang panas seperti tersaring oleh pepohonan itu. (hal 51)
10
Tokoh & Penokohan

• Akilas : Kasar,Tegas
Akilas menimpali, “Kami akan bawa kamu semua ke hutan. Kami tahan
disana” (hal 19)
• Mikael : Arogan, Kasar
“BUKA PINTU …. BUKAAA!” teriakan Mikael mengiringi gedoran-gedoran
itu. (hal 15)
• Nusa : Sabar, Tegas
Negosiasi itu memang baik, tapi kelamaan, Nusa berkata “Tidak ada
deadline, jenderal kita sebenarnya bisa menyelsaikan urusan ini dengan elegan” (hal
58)
• Pastor Johan : ahli agama, sabar
Sang pastor pun terdiam beberapa saat. “saya paham saya paham….”
• Kresna Sonar : Pintar geologi
kang kresna terbahak-bahak. “akurat insya allah akurat. Saya teh geolog
kapten”

11
• Alur : Maju
Orientasi : Novel ini diawali dengan penculikan 5 sandera. Dan
dijelaskan asal usul tersangkanya
Pengungkapan
peristiwa : ketidakpuasan rakyat papua dengan pemerintah
pusat

Menuju konflik : penyanderaan telah terendus/tercium oleh media


sehingga nama indonesia menjadi jelek dimata internasional

Puncak konflik : TNI menyadari bahwa lawannya ini bukan sekedar milisi
OPM. Melainkan pasukan pasukan khusus seperti dirinya

Penyelesaian : TNI melakukan gerakan militer untuk menumpas OPM

• Amanat : Melalui novel ini, kita akan melihat apa yang terjadi di
Papua dari sudut yang berbeda. Kita akan merenungkan
ulang makna negara, nasionalisme, dan kekuasaan
12
🔑Unsur Ekstrinsik

Latar Belakang Penulis

Nilai yang Terkandung dalam Novel

Menafsirkan Pandangan Pengarang


LATAR BELAKANG PENULIS

• Nama : Brahmanto Anindito


• Tempat, tanggal lahir : Tidak diketahui
• Pendidikan : S-1 Komunikasi Universitas
Airlangga
• Karya-karya : - Pemuja oksigen
- Satin merah
- Rahasia sunyi
• Alasan membuat novel tersebut : ingin membuat pembaca
melihat sudut pandang berbeda
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM NOVEL
DAN MENAFSIRKAN PANDANGAN PENGARANG
Nilai
Kutipan Pandangan Pengarang
Keehidupan

Namun, dia juga mengingatkan bahwa


tindakan mereka tidak dapat dibenarkan
Sebagai umat yang beragama, kita tidak boleh menyakiti
secara agama. Memaksa dan menyakiti
Agama apalagi membunuh orang, semua agama pun tidak
orang, apalagi itu orang banyak,
membenarkan perbuatan seperti itu
sungguh bukan mencerminkan umat
kristiani yang penuh kasih (hal 58)
Untungnya para sandera terutama para
Dapat digambarkan oleh perilaku para tersangka kepada
turis diperlakukan baik. Tidak dilukai.
Sosial para sandera sangat baik, walaupun penyanderaan sangat
Semua cukup makan. Tak ada yang
tidak baik,penulis membuat novel ini lebih manusiawi
sakit. (hal 68)

Tusuk hidung merupakan salah satu


kebudayaan dari daerah pegunungan Pengarang menghadirkan unsur budaya, karena sebagai
Budaya
tengah yang menandakan kedewasaan. bangsa milenial kita harus melestarikan budaya daerahnya
(hal 34)

Akilas dan Mikael langsung terbahak-


bahak.
“kami tak butuh apa-apa,Ibu. Kami su pu Tidak semua orang menginginkan uang, percuma banyak
Moral
segalanya. Tanah yang subur, penuh kekayaan alam dan harta jika tidak punya kebebasan
mineral….. Buat apa tebusan?? Haha”
(hal 26)

Anda mungkin juga menyukai