Anda di halaman 1dari 12

 Rekonsiliasi adalah sebuah proses yang meliputi kejujuran (truth), keadilan

(justice), memaafkan (forgiveness), penyembuhan (healing) dan sebagainya


setelah terjadi konflik
 Secara sederhana, rekonsiliasi berarti menemukan cara untuk hidup
berdampingan dengan mantan musuh - tidak harus mencintai mereka, atau
memaafkan mereka, atau melupakan masa lalu dengan cara apa pun, tetapi
untuk hidup berdampingan dengan mereka, untuk mengembangkan tingkat
kerja sama sehingga kita semua memiliki kehidupan yang lebih baik bersama
daripada yang kita miliki secara terpisah
 Rekonsiliasi adalah proses paralel yang mendesain ulang hubungan antara kita,
kita dapat membangun hubungan baru di antara kita yang dibangun dengan
rasa hormat dan saling memahami kebutuhan, ketakutan, dan aspirasi satu
sama lain, kebiasaan dan pola kerja sama yang kemudian dikembangkan agar
tidak kembali mengalami konflik
David Bloomfield, et.al. 2003
Healing
Acceptance Truth Teeling
Forgiveness Acknowledge
Support Transparency
Compossions Revelation
Clarity

Peaceful Coestitance
(Reconsiliation)
Trust & Empathy

Restorative Justice Reparation


Harmony
Equality
Unity
Right reconsiliation Well being
Making things right Security
Restitution Respect

David Bloomfield, et.al. 2003


Dalam bentuk skema, konsep rekonsiliasi dari Fahrenholz dapat
digambarkan berikut:
Daya Kontingensi
Atau
Pihak Ketiga

Memaafkan
Korban Perilaku
Mengakui Penindasan
Secara ringkas, Hefflebower menyusun kriteria pihak ketiga in bmenjadi beberapa poin, yaitu
1. Ketidakberpihakan.
Orang-orang yang melakukan intervensi (pihak ketiga) sebaiknya dianggap tidak berpihak oleh semua
pihak yang terlibat. Dalam kenyataan hampir tidak ditemukan ada pihak ketiga yang benar-benar
netral.
2. Akses.
Mereka yang melakukan intervensi ini sebaiknya merupakan orang-orang yang memiliki akses kepada
pemimpin dari kedua belah pihak.
3. Kecocokan
Kelompok yang melakukan intervensi seharusnya merupakan orang yang cocok satu dengan yang
lainnya.
4. Kecakapan
Untuk Intervensi dibutuhkan orang yang memiliki kecapakan untuk menciptakan kemudahan
dalam pertemuan, orang yang paham benar mengenai masalah politik,dan orang yang
mempunyai kemampuan atau koneksi mencari dana.
5. Identitas
Kelompok yang melaksanakan intervensi sebaiknya merupakan kelompok yang mempunyai
nama atau memiliki lembaga yang dapat diterima oleh semua pihak.
6. Waktu dan komitmen
Pihak yang melakukan intervensi harus memiliki komitmen untuk menempuh proses yang
panjang dan melelahkan.
7. Ukuran
Jumlah dari para pelaksana intevensi sebaiknya cukup besar untuk memenuhi kriteria di atas.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan proses rekonsiliasi yang dijabarkan oleh
Hefflebower adalah sebagai berikut :
1. Mengakui adanya kesalahan dan luka hati (membangun kesadaran akan adanya
ketidaksambungan)
2. Memulihkan keseimbangan. Langkah ini dilaksanakan dengan meminta kepada
masing-masing pihak untuk mengungkapkan apa yang dibutuhkan agar hubungan
dapat dipulihkan.
3. Menjelaskan niat untuk masa depan. Langkah yang ketiga ini dilaksanakan dengan
menanyakan kepada masing-masing pihak apa yang perlu dilakukan agar konflik
tidak akan terjadi lagi di masa yang akan datang.
4. Membuat rangkuman dan menuliskan hasil persetujuan.
5. Langkah yang terakhir adalah menandatangani, merayakan, dan kemudian
merencanakan tindak lanjut/menindaklanjuti.
Selain langkah di atas, Hefflebower menuliskan bahwa sangat
penting untuk menyelaraskan kepentingan. Dalam
menyelaraskan kepentingan ini, ia menyusunnya dalam tiga
tahap, yaitu :
1. Mengidentifikasi keprihatinan-keprihatinan utama,
2. Membuat alternatif jalan keluar,
3. Dan terakhir adalah memilih jalan alternatif yang terbaik.
Proses Rekonsiliasi Tidak Hanya Tapi Proses Rekonsiliasi

 Alasan untuk memaafkan dan dimaafkan  Menemukan cara untuk hidup yang memungkinkan
 Bukan hanya proses individu untuk mencapai visi masa depan
 Menentang / alternatif untuk suatu kebenaran atau  Pembangunan kembali (hubungan)
keadilan  Berdamai dengan aksi dan musuh masa lalu
 Menemukan jawaban yang cepat  Adanya roses perubahan mendalam dan dalam
 Sebuah konsep agama jangka panjan
 Kedamaian yang sempurna  Proses mengakui, mengingat, dan belajar dari masa
 Alasan untuk lupa lalu
 Masalah sekedar memaafkan  Secara sukarela dan tidak dapat dipaksakan.

David Bloomfield, et.al. 2003


 Tahap 1 : dalam proses ini menghilangkan rasa dendam
maupun mencari alternatif balas dendam.
 Tahap 2 :tidak adanya rasa takut dan mulai membangun
keyakinan dan kepercayaan, yang mengharuskan masing-
masing pihak, memperoleh kepercayaan diri sendiri dan saling
percaya satu sama lain
 Tahap 3 :mengembangkan empati, meskipun tidak
mengharuskan untuk saling memaafkan dan melupakan,
namum daling memaafkan akan memperdalam empati dan
mencapai tujuan/visi.
David Bloomfield, et.al. 2003
Konflik
kalau tidak,
Akan meningkatkan
konflik, untuk mem Keputusan Sukarela Untuk Mencoba
permudah kerja sama, Proses Kerja Sama
atau pakai orang - sepakat dengan mediasi atau negosiasi
ketiga - sepakat dengan masalah yang dihadapi
- sepakat dengan aturan main

Memperbaiki Ketidakadilan Menyelaraskan Kepentingan


- mengakui adanya kesalahan dan luka - mengidentifikasi kepentingan
hati - membuat beberapa alternative jalan keluar
- memulihkan keseimbangan - menilai dan memilih alternative terbaik
- menjelaskan niat untuk masa depan

Persetujuan

Menindaklanjuti Kalau ada


masalah

Merayakan
 David, Bloomfield., et.al.(2003). Reconciliation after violence
conflict; a handbook.IDEA:Sweden.

Anda mungkin juga menyukai