IBPR
IBPR
HIKAM FALAHI
14020217
OUTLINE PRESENTATION
• LATAR BELAKANG
• TUJUAN
• TINJAUAN TEORI
• METODELOGI PENELITIAN
• PROFIL PERUSAHAAN
• HASIL DAN PEMBAHASAN
• KESIMPULAN DAN SARAN
LATAR BELAKANG
Berdasarkan Ikrom (2013), kasus kecelakaan
kerja yang terjadi di pabrik gula yaitu di pabrik
gula kebon agung malang, kabupaten Kediri.
Kecelakaan kerja terjadi karena empat pekerja
tewas setelah menghirup gas beracun. Kejadian
tersebut terjadi pada saat pekerja tersebut hendak
membersihkan sisa gula di palung pendingin
pabrik tersebut. (kompasiana.com,2013)
TUJUAN
• Untuk mengetahui program identifikasi, evaluasi,
dan analisa bahaya pada proses affinasi di PT.
Perkebunan Nusantara XI Jawa Timur
• Untuk mengetahui prosedur identifikasi, evaluasi,
dan analisa bahaya pada proses affinasi di PT.
Perkebunan Nusantara XI Jawa Timur.
• Untuk mengetahui implementasi identifikasi,
evaluasi, dan analisa bahaya pada proses affinasi
di PT. Perkebunan Nusantara XI Jawa Timur.
TINJAUAN TEORI
• Identifikasi bahaya adalah usaha untuk mengetahui, mengenal
dan memperkirakan adanya bahaya pada suatu sistem operasi,
peralatan, prosedur, dan unit kerja. Kegiatan ini berusaha
melakukan prediksi, menelaah dan mendapatkan potensi
bahaya pada bagian suatu sistem, sub-sistem, waktu, urutan
aktivitas (prosedur) dan juga menghitung kemungkinan yang
timbul akibat bahaya tersebut (Hadiputro, 2014)
TINJAUAN TEORI
• Analisa bahaya/risiko adalah untuk menentukan besarnya
suatu risiko yang dicerminkan dari kemungkinan dan
keparahan yang ditimbulkannya. Ada beberapa teknik analisa
bahaya/risiko yaitu teknik kualitatif, semi kuantitatif, maupun
kuantitatif (Ramli, 2010).
• Untuk mendapat gambaran yang baik dan tepat mengenai
bahaya/risiko, dilakukan penentuan peringkat risiko atau
prioritasi bahaya/risiko atau yang bisa disebut evaluasi.
Bahaya/risiko dikelompokkan dari yang sangat serius sampai
yang tidak memiliki dampak serius. (Ramli, 2010)
METODELOGI PENELITIAN
• Metode observasi
• Metode interview
• Metode literatur
PROFIL PERUSAHAAN
PT. Perkebunan Nusantara XI adalah salah satu perusahaan BUMN yang
memproduksi gula. Bidang usaha yang lain meliputi produksi/pembuatan alkohol
serta spiritus dari tetes tebu, karung goni dari serat kennaf dan kantong plastik.
Perusahaan juga menyediakan jasa pelayanan medis dari Rumah Sakit Umum yang
dimilikinya.
PT. Perkebunan Nusantara XI yang berkantor di jalan merak No. 1 Surabaya,
mengoperasikan 16 pabrik gula, 4 rumah sakit, 1 pabrik karung plastik dan 1 pabrik
penyulingan alkohol dan spiritus. Salah satunya Pabrik Gula Semboro, Jember,
Jawa Timur.
PROFIL PERUSAHAAN
Pabrik gula semboro didirikan pada tahun 1921 oleh HVA (Handels
berkantor pusat di Belanda dengan kantor perwakilan di Pulau Jawa. Pada tahun
1928 pabrik siap dan mulai menggiling tebu. Pada tahun 1930 sampai dengan
1932 pabrik mulai giling dengan kapasitas penuh, dengan luas lahan 2.103 Ha.
Uraian tahapan Proses Raw Remelt Karbonatasi Pabrik Gula Semboro
TIMBANGAN
STASIUN GILINGAN STASIUN PEMURNIAN STASIUN
TEBU
PENGUAPAN
STASIUN
PACKING MASAKAN
DAN PUTARAN
STASIUN
KARBONATASI
HASIL DAN PEMBAHASAN
• PROGRAM
• PROSEDUR
• IMPLEMENTASI
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Program identifikasi, evaluasi, analisa bahaya
yang ada di pabrik gula Semboro yaitu
Pelatihan, sosialisasi, dan PMK3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Yang pertama pelatihan merupakan program
yang dibuat oleh PT Perkebunan Nusantara XI
Pabrik Gula Semboro. Pelatihan ini dimaksud agar
penanggung jawab area berkompeten dan
independen dalam melakukan observasi potensi
bahaya yang ada di setiap stasiun pengolahan,
sehingga dapat ditulis di form IBPPR dan dapat
menentukan seperti apa risiko yang didapat
beserta hasil evaluasinya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Selanjutnya program sosialisasi dilakukan oleh PT
Perkebunan Nusantara XI Pabrik Gula Semboro kepada
penanggung jawab area setiap stasiun pengolahan.
Sosialisasi ini membahas mengenai apa itu identifikasi,
evaluasi, dan analisa bahaya, bagaimana tahapan tahapan
pembuatan IBPPR, apa saja yang harus dilakukan serta
tugas tanggung jawabnya. Dalam sosialisasi ini juga
menjelaskan bagaimana ketentuan ketentuan yang harus
dilakukan dalam program identifikasi, evaluasi, dan analisa
bahaya yang tertuang dalam prosedur IBPPR. Program ini
dilakukan setelah pelatihan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Yang terakhir PMK3 dilakukan ketika hasil
analisa risiko yang didapat tetap tinggi setelah
melakukan pengendalian awal maka
penanggung jawab area mengajukan PMK3
kepada top manajemen. PMK3 bertujuan
untuk pengendalian tambahan apabila risiko
tersebut tidak mencapai ALARP atau bisa
dikatakan tidak dapat diterima.
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Prosedur
Identifikasi Melakukan Menentukan dampak Penilaian
bahaya identifikasi bahaya bahaya terhadap pekerja risiko
Mengajukan
PMK3
Tabel 1 : kemungkinan Tabel 2 : keparahan
1. Pengobatan dengan P3K &
A. Selalu ada
Poliklinik
B. Lebih dari 9 kasus/ 1 tahun 2.Pengobatan dengan rawat inap
3. Pengobatan rawat inap / cacat
C. Terjadi 5-8 kasus/1 tahun
tidak permanen
D. Terjadi 2-4 kasus/1 tahun 4. Menyebabkan cacat permanen
E. Terjadi maksimal 1 kasus/1
5. Kematian
tahun
Tabel 3 : Matrik Nilai Risiko
Tabel 4 : Matrik kategori tingkat
A 11 18 20 23 25 risiko
Kemungkinan
B 7 12 17 21 24 18-26 = ekstrem
C 4 8 13 18 22 10-17 = tinggi
6-9 = sedang
D 2 5 9 14 19
1-5 = rendah
E 1 3 6 10 15
keparahan 1 2 3 4 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
• ALARP
secara umum tidak dapat
Risiko tidak dapat diterima,
diterima
kecuali dalam kondisi khusus
Risiko tinggi basic safety limit
Kurangi risiko sampai batas
ALARP or tolerable yang dapat diterima
As low as reasonably Sisa risiko dapat diterima,
predictable hanya jika pengurangan
Batas aman risiko lebih lanjut tidak
memungkinkan
Pengurangan risiko tidak
diperlukan lebih lanjut
Risiko rendah Secara umum dapat diterima karena sumber daya yang
dikeluarkan tidak sebanding
dengan penurunan risiko
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Implementasi
Dalam hal implementasi, PT Perkebunan Nusantara XI Pabrik
Gula Semboro sudah mengimplementasikan program
identifikasi, evaluasi, dan analisa bahaya yaitu di stasiun ketel
uap.
Selama melakukan tugas akhir penulis juga melakukan
identifikasi, evaluasi, analisa bahaya pada proses affinasi.
proses affinasi adalah proses untuk menghilangkan kotoran
yang terdapat pada kristal raw sugar. Proses ini juga mencakup
juga proses karbonatasi.
IDENTIFIKASI BAHAYA
Pengendalian saat
No Tahapan pekerjaan Potensi bahaya Risiko
ini