Anda di halaman 1dari 20

TANIN

OLEH
KELOMPOK VII (TUJUH)
 Pengertian
Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang
termasuk ke dalam golongan polifenol. Senyawa
tanin ini banyak di jumpai pada tumbuhan. Tanin
dahulu digunakan untuk menyamakkan kulit
hewan karena sifatnya yang dapat mengikat
protein.
 Klasifikasi Tanin

. Tanin terkondensasi (condensed tannins)


Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat
erkondensasi meghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini
ebanyakan terdiri dari polimer flavonoid yang merupakan
enyawa fenol.
. Tanin terhidrolisiskan (hydrolysable tannins)
Tanin ini biasanya berikatan dengan karbohidrat dengan membentuk
embatan oksigen,maka dari itu tanin ini dapat dihidrolisis dengan
menggunakan asam sulfat atau asam klorida.
Rumus Struktur Tanin
Sifat-sifat tanin
1. Dalam air membentuk larutan koloidal yang
bereaksi asam dan sepat.
2. Mengendapkan larutan gelatin dan larutan
alkaloid.
3. Tidak dapat mengkristal.
4. Larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen.
5. Mengendapkan protein dari larutannya dan
bersenyawa dengan protein tersebut sehingga
tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik.
Sifat kimia Tanin
1. Merupakan senyawa kompleks dalam
bentuk campuran polifenol yang sukar
dipisahkan sehingga sukar mengkristal.
2. Tanin dapat diidentifikasikan dengan
kromotografi.
3. Senyawa fenol dari tanin mempunyai
aksi adstrigensia, antiseptic dan pemberi
warna.
Biosintesis Tanin
Biosintesis dari tanin secara umum, yaitu:
biosintesa asam galat dengan prekursor
senyawa fenol propanoid. Contoh: asam
gallat merupakan hasil hidrolisa tannin,
dari jalur asam siklimat melalui asam 5-D-
hidroksisiklimat dan katekin dibentuk dari
3 molekul asam asetat, asam sinamat asam
katekin.
Beberapa contoh bagaimana tannin
tersintesis adalah sebagai berikut :
 Asam gallat terderivasi dari asam kuinat.
 Ellagotannins terbentuk dari hexahydroxydiphenic acid
esters melalui proses oxidative coupling dengan
menggabungkan asam gallat dengan suatu inti D-
glucose.
 Oxidative coupling yang lebih lanjut akan membentuk
bentuk polimer tannin terhidrolisis.
 Prekursor biosintesis proanthosianidin
adalah leucocyanidins (flavan-3,4-diol and flavan-4-ol)
 Melalui autooksidasi, dengan ketidakhadiran panas
akan terbentuk anthocyanidin dan 3-
deoxyanthocianidin, dimana pada
akhirnya akan berpolimerasi membentuk
proanthosianidin.
 Jalur asam shikimat dimulai dari asam shikimat yang
dengan adanya Erithrose PO4 + PEP akan menjadi asam
kuinat, asam kuinat inilah yang nantinya menjadi asam
gallat. Asam gallat merupakan salah satu asam pembentuk
tanin terhidrolisis. Pada tanin terhidrolisis golongan
Gallotanin, asam gallat satu dengan yang lain akan
dihubungkan dengan adanya ester, lalu bergabung dengan
alkoholnya (umumnya glukosa) membentuk Ellagitanin.
Asam shikimat tadi juga akan menjadi fenilalanin;
fenilalanin akan menjadi tyrosin dan asam sinamat. Asam
sinamat nantinya akan menjadi salah satu penyusun
pseudotanin. Asam sinamat akan berikatan dengan asam
kuinat atau asam shikimat membentuk pseudotanin.
Lanjutan BIOSINTESIS TANIN
Tanaman memproduksi berbagai macam metabolit sekunder
seperti alkaloid, terpena, dan fenolik. Walaupun metabolit
sekunder ini tidak berfungsi seperti metabolit primer lainnya
dalam biosintesis, biodegradasi, ataupun untuk mengubah
energi dalam metabolisme, senyawa-senyawa ini berperan
dalam bermacam-macam aktivitas biologis seperti
menghasilkan toksin dan zat-zat hormonal, sampai melindungi
tanaman dari hama dan penyakit. Metabolisme fenolik dalam
tumbuhan sangat kompleks dan menghasilkan suatu susunan
senyawa yang luas mulai dari pigmen warna pada bunga
(antosianin) sampai dinding sel tumbuhan (lignin).
Lanjutan
Tanin merupakan salah satu metabolit sekunder yang
terdistribusi luas dalam flora tanaman. Tannin adalah
senyawa fenol dengan berat molekul tinggi yang larut
dalam air dan alkohol. Senyawa ini dapat ditemukan
pada akar, kulit kayu, batang dan lapisan luar dari
jaringan tanaman. Pada suatu reaksi, tannin bersifat
asam dan hal ini berhubungan dengan adanya fenol
atau gugus karboksil. Bentuk tannin adalah kompleks
dengan protein, karbohidrat, gelatin dan alkaloid
Simplisia yang mengandung Tanin

1. Psidii Folium (Daun jambu biji)

• Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Pluchea
Spesies : Pluchea indica (L.) Less.
• Kandungan
Psidii Tanin, minyak atsiri , euginol
mengandung minyak lemak, damar
dan garam mineral.
• Khasiat
Obat mencret, adstringen
2. Murrayae Folium (Daun Kemuning)

•• Klasifikasi
Klasifikasi
Kingdom
Kingdom :: Plantae
Plantae
Divisi
Divisi :: Magnoliophyta
Magnoliophyta
Kelas
Kelas :: Magnoliopsida
Magnoliopsida
Ordo
Ordo :: Sapindales
Sapindales
Famili
Famili :: Rutaceae
Rutaceae
Genus
Genus :: Murraya
Murraya
Spesies
Spesies :: Murraya
Murraya paniculata
paniculata L.Jack
L.Jack
• Kandungan
Murayin, minyak atsiri, damar, tannin
• Khasiat
Sebagai antigonorea dalam bentuk
dekokta dengan dosis 2-5 gram.
(Dekokta merupakan proses infusa
namun lebih lama).
3. Granati Fructus Cortex (kulit buah delima)

• Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliosida
Ordo : Myrtales
Famili : Punicaceae
Genus : Punica
Spesies : Punica granatum
• Kandungan
Alkaloid cair terutama isopeleterina dan
pelleterina, alkaloid metal peleterina dan
metal iso peleterina, Tanin, Co-oksalat dan
pati.
• Khasiat
Sebagai adstrigensia, tainisida (obat cacing)
Tania saginata (cacing pita).
JURNAL “
Penentuan Kandungan Tanin dan Uji Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.)

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan


kandungan tanin serta menguji aktivitas
antioksidan ekstrak biji alpukat segar dan kering.
Penentuan kandungan total tanin dilakukan
dengan metode Folin Ciocalteau, sedangkan
penentuan tanin terkondensasi dilakukan dengan
metode Vanilin-HCl dan aktivitas antioksidan
diukur dengan metode DPPH.
Cara Kerja
Ekstraksi sampel dilakukan secara maserasi baik
sampel alpukat segar maupun kering. Ditimbang
sebanyak 20 g biji alpukat, direndam dalam 100
mL etanol 95% selama 24 jam kemudian disaring
sehingga diperoleh filtrat. Perlakuan dilakukan
selama 48 jam. Filtrat yang diperoleh disatukan
kemudian dievaporasi untuk mendapatkan ekstrak
etanol. Ekstrak hasil evaporasi didinginkan dalam
desikator sebelum analisis lebih lanjut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai