Anda di halaman 1dari 14

TANGGUNG JAWAB LEGAL

AGUNG TRILAKSONO 31117038


IMAM ALDI SAPUTRA 31117049
MOHAMAD ARIFIN 31117089
TANGGUNG JAWAB LEGAL PERUSAHAAN

• Perusahaan mempunyai tanggung jawab legal


karena sebagai badan hukum ia memiliki
status legal. Karena sebagai badan hukum,
perusahaan mempunyai banyak hak dan kewajiban
legal yang dimiliki juga oleh manusia perorangan
dewasa, seperti menuntut di pengadilan, dituntut di
pengadilan, mempunyai milik, mengadakan kontrak,
dan lain-lain. Seperti subyek hukum yang biasa
(manusia perorangan), perusahaan pun harus menaati
peraturan hukum dan harus memenuhi hukumannya,
bila terjadi pelanggaran.

2
TANGGUNG JAWAB LEGAL AUDITOR

1. Auditor dituntut untuk bekerja dengan tingkat


kehati-hatian profesional yang memadai.
2. Auditor dituntut bertanggungjawab dalam
memenuhi seluruh komitmen yang tertulis dalam
surat penugasan audit, dengan segala implikasinya.
3. Jika auditor gagal dalam memenuhi komitmen
dalam kontrak audit, atau tidak menjalankan tugas
dengan kehati-hatian profesional, auditor dikatakan
telah melakukan kecerobohan (negligence) dan atau
pelanggaran komitmen kontrak audit.

3
TANGGUNG JAWAB LEGAL AUDITOR

• Faktor pemicu meningkatnya tanggungjawab


legal auditor:
1. Peningkatan kesadaran pengguna laporan
keuangan atas tanggungjawab legal auditor.
2. auditorPeningkatan kesadaran bursa efek
dalam melindungi kepentingan investor.
3. Peningkatan kompleksitas fungsi akuntansi
dan auditing karena peningkatan ukuran
entitas, globalisasi bisnis entitas, serta
kompleksitas kegiatan operasional serta
transaksi keuangan entitas.
4
4. Kecenderungan praktik penuntutan dari
pihak yang merasa dirugikan terhadap
siapapun yang dipandang mampu
memberikan kompensasi atas kerugian yang
dideritanya.
5. Resesi ekonomi global serta situasi
ekonomi yang berat, yang menyebabkan
beragam kegagalan bisnis, mengakibatkan
kecenderungan stakeholders berusaha
mendapatkan kompensasi kerugian dari
pihak lain, termasuk auditor independen.

5
6. Merebaknya tuntutan hukum terhadap KAP,
telah mendorong pengacara menawarkan jasa
legal berbasis contingent-fee (biaya bersyarat),
yaitu dengan menjanjikan potensi keuntungan
besar jika tuntutan menang, dan potensi rugi
minimum jika tuntutan kalah.
7. Kecenderungan KAP untuk bersedia
menyelesaikan tuntutan legal di luar
pengadilan, untuk menghindari biaya
pengadilan yang besar serta publikasi yang
merugikan, dan bukannya berusaha
menyelesaikan permasalahan legal melalui
proses hukum.
6
BUSINESS FAILURE, AUDIT FAILURE, AUDIT RISK

• Meningkatnya tuntutan terhadap KAP (Kantor


Akuntan Publik) banyak disebabkan oleh
ketidakfahaman masyarakat terhadap tiga
permasalahan sebagai berikut:

1. Kegagalan bisnis (business failure)


2. Kegagalan audit (audit failure)
3. Risiko audit (audit risk)

7
SUMBER TUNTUTAN LEGAL

• KAP atau auditor independen bertanggungjawab


terhadap seluruh aspek pekerjaan akuntan publik,
yang bisa mencakup jasa audit, perpajakan,
konsultasi manajemen, dan jasa
pembukuan/akuntansi.

8
SUMBER TUNTUTAN LEGAL

Istilah legal dalam jasa akuntan publik


1. Ordinary negligence
2. Gross negligence
3. Constructive fraud
4. Fraud
5. Breach of contract
6. Third-party beneficiary

9
ISTILAH LEGAL YANG LAIN

1. Common law
2. Statutory law
3. Joint and several liability
4. Seperate and proportionate liability

10
JENIS TANGGUNG JAWAB LEGAL AUDITOR

1. Tanggungjawab kepada klien


2. Tanggungjawab kepada pihak ketiga
3. Tanggungjawab kepada publik
4. Tanggungjawab atas tindakan
kriminal

11
LANGKAH MENGATASI PERSOALAN LEGAL

Asosiasi profesi dapat menempuh sejumlah


langkah untuk melindungi anggota profesi dari
potensi tuntutan hukum, antara lain:
1. Mengembangkan model perlindungan
hukum dari potensi tuntutan legal yang tidak
objektif (nonmeritorious litigation).
2. Meningkatkan kualitas audit (standar audit)
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada
pengguna laporan audit.
3. Mengedukasi pengguna laporan audit
tentang keterbatasan praktik audit.
12
LANGKAH MENGATASI PERSOALAN LEGAL

Anggota profesi dapat meminimalkan potensi


tuntutan legal melalui berbagai hal sbb:
1. Hanya berhubungan dengan klien yang
memiliki integritas.
2. Menjaga independensi.
3. Memahami bisnis klien dengan
baikMemahami bisnis klien dengan baik.
4. Menjaga kualitas pelaksanaan audit .
5. Mendokumentasikan pekerjaan dengan tepat.
6. Mempraktikkan skeptisme profesional secara
sehat (healthy professional skepticism).
13
14

Anda mungkin juga menyukai