Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS

CONGESTIVE HEART FAILURE

Oleh:
Vicky Aldiano Opsa Ista

Pembimbing :
dr. Junaidi Maimun, Sp.PD FINASIM

SMF/DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
RUMAH SAKIT UMUM DATU BERU ACEH TENGAH
2019
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. Sainah Badai


 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur : 82 tahun
 Status Perkawinan : Menikah
 Suku : Gayo
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Petani
 Alamat : Toweren
ANAMNESA

 Keluhan Utama : Lemas


 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUD DATU BERU dengan
keluhan sesak napas yang sudah pernah dialaminya sejak 5
bulan terakhir dan memberat 2 jam yang lalu SMRS. Sesak
napas timbul saat pasien melakukan aktivitas ringan, seperti
berjalan kaki dengan jarak 5 meter. Sesak tidak berhubungan
dengan perubahan cuaca dan paparan debu. Sesak nafas
berkurang saat pasien dalam posisi duduk dan apabila tidur
pasien lebih nyaman menggunakan 2-3 bantal. Pasien
mengeluhkan bahwa dirinya merasa cepat lelah. Kelelahan
dirasakan saat beraktivitas ringan seperti berjalan.
Pasien juga merasakan nyeri pada dadanya, nyeri
yang dirasakannya menjalar ke lengan kiri dan bagian
belakang, bersifat hilang timbul dan berkurang dengan
istirahat. Pasien juga mengeluhkan kedua kaki bengkak
sejak 3 bulan terakhir tetapi pasien tidak mengetahui
penyebab bengkak kaki tersebut. Pasien juga mengeluhkan
batuk tidak berdahak. Nafsu makan berkurang dan berat
badan menurun yang dikeluhkan sejak 1 bulan terakhir.
BAK dan BAB dalam batas normal
 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit jantung (-) Hipertensi (-), Diabetes
mellitus (-), Asthma (-)

 Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat DM dan penyakit jantung dalam keluarga
disangkal.

 Riwayat Penggunaan Obat


Disangkal

 Riwayat Alergi
Disangkal
Pemeriksaan Fisik

Status Present
 Kondisi Umum : Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan Darah : 109/89 mmHg
 Heart Rate : 79 x/i
 Respiratory Rate : 26 x/i
 Temperature : 35,4 °C
Status Generalisata
 Kulit : Warna kulit sawo matang, sianosis (-)
Ikterik (-)
 Kepala : Normocephali, Warna rambut hitam
 Mata : Reflek cahaya (+/+), Sklera ikterik (-/-),
Conj.anemis (- /-), Pupil isokor (3mm/3mm)
 Telinga : Sekret (-/-), Perdarahan (-/-)
 Hidung : Bentuk normal, Nafas cuping hidung (-),
Deformitas (-), Septum deviasi (-)
 Mulut : Simetris, gingivitis (-), stomatitis (-),
Sianosis (+) Bibir kering (+)
 Leher : Bentuk normal, TVJ meningkat (+) R+3cm,
Pembesaran KGB (-)
Thorax
Pemeriksaan Kanan Kiri
1. Inspeksi Bentuk Simetris Bentuk Simetris

2. Palpasi Stem fremitus kanan = stem Stem fremitus kanan = stem


fremitus kiri fremitus kiri

Pelebaran ics (-) Pelebaran ics (-)

Sonor di seluruh lapang Sonor di seluruh lapang


3. Perkusi paru
paru

4. Auskultasi Vesikuler (+/+), Ronki Vesikuler (+/+), Ronki (-/-)


(-/-) Wheezing (-) Wheezing (-)
Jantung

 Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat


 Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V lateral
Linea midclavicula sinistra
 Perkusi : Batas jantung atas: di ICS III
Batas jantung kanan: di ICS II-III
Batas jantung kiri: di 2 jari Lateral
Linea midclavicula sinistra di ICS V
 Auskultasi : BJ I >BJ II, Bising sistolik (-),
gallop S3 (-).
Abdomen
 Inspeksi : Simetris (+), Ascites (-),
Kulit dalam batas normal
 Palpasi : Distensi abdomen (+),
Nyeri tekan (-)
 Perkusi : Tympani (+)
 Auskultasi : Peristaltik usus (+)

Genetalia
 Tidak di lakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Ekstremitas Superior Inferior

Kanan Kiri Kanan Kiri

Sianotik - - - -

Edema - - + +

Ikterik - - - -

Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif

Tonus otot Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus

Sensibilitas N N N N

Atrofi otot - - - -
Pemeriksaan Penunjang : EKG

 Kesan : Sinus rhythm, QRS 70x/I, iskemik lateral


Rontgen Thorax

CTR >60
Kesan :
Cardiomegaly
Laboratorium
 HB : 11.1 g/dL (12.0 – 16.0)
 NEU : 78.1% (40.0 – 75.0)
 LYM : 15.9% (20.0 – 40.0)
 SGOT : 20 U/I (11 – 36)
 SGPT :5 U/I (10 – 37)
 ALBUMIN : 2.6 g/dL (3.2 – 5.2)

14
 Diagnosa : CHF NYHA III –IV ec HHD + CAD

 Penatalaksanaan :
◦ Bedrest
◦ Threeway
◦ O2 2-4 L/I
◦ IV Furosemid 20 mg/ 8 jam
◦ Spironolakton 1 x 100 mg
◦ CPG 1x75mg
◦ Aspilet 1x 80mg
◦ Valsartan 1 x 80 mg
◦ Curcuma 3 x 1

15
FOLLOW UP HARIAN
5 Agustus 2019 S/ Nyeri dada (+) Sesak (+) P/
H2 Mual (-) - Bedrest
lemas (+)
- Threeway
Cepat lelah (+)
Edema tungkai (+) - O2 2-4 L/I

- Inj. Furosemid 1Amp/ 8 jam


O/ TD : 120/80 mmHg
- Spironolakton 1 x 100 mg
HR : 78x/i
RR : 24x/i - Curcuma 3 x 1

T : 36,5 oc - CPG 1x75mg

- Aspilet 1x 80mg
A/ CHF NYHA III- IV ec
- Valsartan 1 x 80 mg
CAD + HHD + Cardiomegaly
+ Edema anasarka
6 Agustus 2019 S/ Nyeri dada (+) P/
H3 Sesak (+)
- Bedrest
Mual (-)
- Threeway
Lemas (+)
Cepat lelah (+) - O2 2-4 L/I
Edema tungkai (+) - Inj. Ketorolac 1A / 8jam

- Furosemid 2 cc/jam (SP)


O/ TD : 110/ 70 mmHg
HR : 80x/i - Spironolakton 1 x 100 mg

RR : 24x/i - Curcuma 3 x 1
T : 36,7 oc
- CPG 1x75mg

A/ CHF NYHA III- IV ec - Aspilet 1x 80mg

CAD + HHD + - Valsartan 1 x 80 mg


Cardiomegaly + Edema
- ISDN 3 x 5mg
anasarka
7 Agustus 2019 S/ Nyeri dada (+) P/ - Bedrest
H4 Sesak (+)
- Threeway
Mual (-)
- O2 2-4 L/I
Lemas (+)
Lelah (+) - Iv. Albumin 100ml/hari (3
Edema tungkai (+) hari)

- Inj. Ketorolac 1A / 8jam


O/ TD : 130/ 70 mmHg
- Furosemid 2 cc/jam (SP)
HR : 78x/i
RR : 24x/i - Spironolakton 1 x 100 mg

T : 36,5 oc - Curcuma 3 x 1

- CPG 1x1
A/ CHF NYHA III- IV ec CAD
+ HHD + Cardiomegaly + - Aspilet 1x 1

Edema anasarka + Hipoalbumin - Valsartan 1 x 80 mg

- ISDN 3 x 5mg
Koreksi Hipoalbumin
 (Albumin yang dibutuhkan – albumin
sekarang) x BB x 0.8
 (4 -2.6) x 55 x 0.8 = 61.6 gr

19
8 Agustus 2019 S/ Nyeri dada (+) Sesak (+) P/ - Bedrest
H5 Mual (-) Lemas (+)
- Threeway
Batuk (+)
- O2 2-4 L/I
Cepat lelah (+)
Edema tungkai (+) - Iv. Albumin 100ml/hari (H2)

- Inj. Ketorolac 1A / 8jam


O/ TD : 120/80 mmHg
- Furosemid 2 cc/jam (SP)
HR : 80x/i
RR : 22x/i - Spironolakton 1 x 100 mg

T : 36,8 oc - Curcuma 3 x 1

- CPG 1x1
A/ CHF NYHA III- IV ec
CAD + HHD + Cardiomegaly - Aspilet 1x 1

+ Edema anasarka + - Valsartan 1 x 80 mg


Hipoalbumin
- ISDN 3 x 5mg
9 Agustus 2019 S/ Nyeri dada ( ) Sesak ( ) P/ - Bedrest
H6 Mual (-) Lemas (+)
- Threeway
Batuk ( )
- O2 2-4 L/I
Cepat lelah (+)
Edema tungkai (+) - IV. Albumin 100ml/hari
(H3)
O/ TD : 120/80 mmHg - Inj. Ketorolac 1A / 8jam
HR : 80x/i
- Furosemid 2 cc/jam (SP)
RR : 20x/i
T : 36,7 oc - Spironolakton 1 x 100 mg

- Curcuma 3 x 1
A/ CHF NYHA III- IV ec
- CPG 1x1
CAD + HHD + Cardiomegaly
+ Edema anasarka + - Aspilet 1x 1

Hipoalbumin - Valsartan 1 x 80 mg

- ISDN 3 x 5mg
10 Agustus 2019 S/ Nyeri dada ( - ) Sesak ( -) P/
H7 Mual (-) Lemas (-)
- Bedrest
Batuk (-)
- Threeway
Cepat lelah (-)
Edema tungkai (-) - Inj. Ketorolac 1A / 8jam

- Furosemid 2 cc/jam (SP)


O/ TD : 120/80 mmHg
- Spironolakton 1 x 100 mg
HR : 80x/i
RR : 20x/i - Curcuma 3 x 1

T : 36,5 oc - CPG 1x1

- Aspilet 1x 1
A/ CHF NYHA III- IV ec
CAD + HHD + Cardiomegaly - Valsartan 1 x 80 mg

+ Edema anasarka + - ISDN 3 x 5mg


Hipoalbumin

22
11 Agustus 2019 S/ Nyeri dada ( - ) Sesak ( -) P/
H8 Mual (-) Lemas (-)
- Bedrest
Batuk ( -) Cepat lelah (-)
- Threeway
Edema tungkai (-)
- Inj. Ketorolac 1A / 8jam

- Inj. Furosemid 1A/12jam


O/ TD : 120/80 mmHg
- Spironolakton 1 x 100 mg
HR : 80x/i
RR : 20x/i - Curcuma 3 x 1

T : 36,5 oc - CPG 1x1

- Aspilet 1x 1
A/ CHF NYHA III- IV ec
CAD + HHD + Cardiomegaly - Valsartan 1 x 80 mg

+ Edema anasarka + - ISDN 3 x 5mg


Hipoalbumin

23
12 Agustus 2019 S/ Nyeri dada ( - ) Sesak ( -) P/
H9 Mual (-) Lemas (-)
- Bedrest
Batuk ( -) Cepat lelah (-)
- Spironolakton 1 x 100 mg
Edema tungkai (-)
- Curcuma 3 x 1

- CPG 1x1
O/ TD : 120/80 mmHg
- Aspilet 1x 1
HR : 80x/i
RR : 20x/i - Valsartan 1 x 80 mg

T : 36,5 oc - ISDN 3 x 5mg

A/ CHF NYHA III- IV ec


CAD + HHD + Cardiomegaly
+ Edema anasarka +
Hipoalbumin

24
13 Agustus 2019 S/ Nyeri dada ( - ) Sesak ( -) P/
H10 Mual (-) Lemas (-)
- Bedrest
Batuk ( -) Cepat lelah (-)
- Spironolakton 1 x 100 mg
Edema tungkai (-)
- Curcuma 3 x 1

- CPG 1x1
O/ TD : 120/80 mmHg
- Aspilet 1x 1
HR : 80x/i
RR : 20x/i - Valsartan 1 x 80 mg

T : 36,7 oc - ISDN 3 x 5mg

A/ CHF NYHA III- IV ec


CAD + HHD + Cardiomegaly PBJ

+ Edema anasarka +
Hipoalbumin

25
Definisi

Congestive Heart Failure (CHF)


adalah suatu kondisi dimana jantung
mengalami kegagalan dalam memompa
darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel
tubuh akan nutrien dan oksigen secara
adekuat.
Epidemiologi
Prevalensi CHF adalah tergantung
umur. Menurut penelitian, gagal jantung
jarang pada usia di bawah 45 tahun, tapi
menanjak tajam pada usia 75 – 84 tahun.
Dengan semakin meningkatnya angka
harapan hidup, akan didapati prevalensi dari
CHF yang meningkat juga.
Anatomi & Fisiologi
Etiologi
 Kelainan otot jantung
 Aterosklerosis koroner
 Hipertensi sistemik atau pulmonal
 Peradangan dan penyakit miokardium
degeneratif
 Penyakit jantung lain
 Faktor sistemik
 Faktor resiko
Patofisiologi
32
33
34
Manifestasi Klinis
 Dispnea
 Ortopnea
 Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND)
 Batuk
 Rasa mudah lelah
 Gangguan pencernaan
 Edema
Pemeriksaan Fisik

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang

 Px. Laboratorium Rutin


 EKG
 RO. Thoraks
 Sonogram
 Scan Jantung
 Kateterisasi Jantung
Diagnosis
Kriteria Framingham

Kriteria Major :
1. Paroksismal nokturnal Kriteria Minor :
dispnea 1. Edema ekstremitas
2. Distensi vena JUGULARIS 2. Batuk malam hari
3. Ronkhi paru 3. Dispnea d’effort
4. Kardiomegali 4. Hepatomegali
5. Edema paru akut 5. Efusi pleura
6. Gallop S3 6. Penurunan kapasitas vital
7. Peningkatan tekanan vena 1/3 dari normal
jugularis 7. Takikardi(>120/menit)
8. Refluks hepatojugular
Klasifikasi menurut New York Heart Association
(NYHA)
 NYHA I
◦ Penderita penyakit jantung tanpa pembatasan dalam
kegiatan fisik serta tidak menunjukkan gejala-gejala
 NYHA II
◦ Penderita dengan sedikit pembatasan dalam kegiatan
fisik.
 NYHA III
◦ Penderita dengan pembatasan yang lebih banyak dalam
kegiatan fisik.
 NYHA IV
◦ Penderita tidak mampu melakukan kegiatan fisik apapun
tanpa menimbulkan keluhan
Diagnosis Banding
 Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS)
 Trauma Akut
 Altitude sickness
 Asma
 Syok kardiogenik
 Chronic obstructive pulmonary disease (COPD)
 Overdosis Obatan
 Infark miokard
 Pneumonia
 Fibrosis Pulmonal
 Respiratory failure
 Sepsis
Penatalaksanaan
Non Farmakologi : Farmakologi :

• Diuretik
• Diet Jantung • ACE Inhibitor
• Batasi kebutuhan cairan • Beta Blocker
• Hentikan rokok • Angiotensin II antagonis
• Hentikan alkohol pada reseptor
kardiomiopati. • Digitalis
• Aktivitas fisik • Antikoagulan dan
• Istirahat baring pada antiplatelet
gagal jantung akut, berat • Antiaritmia
dan eksaserbasi akut. • Antagonis kalsium
Komplikasi
 Kerusakan atau kegagalan ginjal
 Masalah katup jantung
 Kerusakan hati
 Serangan jantung dan stroke
 Tromboemboli
 Aritmia ventrikel
Prognosa
Meskipun penatalaksanaan pasien dengan
gagal jantung telah sangat berkembang, tetapi
prognosisnya masih tetap jelek, dimana angka
mortalitas setahun bervariasi dari 5% pada pasien
stabil dengan gejala ringan, sampai 30-50% pada
pasien dengan gejala berat dan progresif.
Prognosisnya lebih buruk jika disertai dengan
disfungsi ventrikel kiri berat (fraksi ejeksi< 20%),
gejala menonjol, dan kapasitas latihan sangat
terbatas (konsumsi oksigen maksimal < 10
ml/kg/menit), insufisiensi ginjal sekunder,
hiponatremia, dan katekolamin plasma yang
meningkat.
Kesimpulan
CHF adalah keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak
mampu memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan.
Hal ini mengakibatkan peregangan ruang
jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih
banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau
mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal.
Di Eropa kejadian gagal jantung berkisar 0,4-
2% dan meningkat pada usia yang lebih lanjut,
dengan rata-rata umur 74 tahun. Setiap hari ada
sekitar 400-500 pasien berobat jalan dan sekitar
65% adalah pasien gagal jantung. Setengah dari
populasi pasien gagal jantung akan meninggal
dalam 4 tahun sejak diagnosis ditegakkan, dan pada
keadaan gagal jantung berat lebih dari 50% akan
meninggal dalam tahun pertama.

Anda mungkin juga menyukai