Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KASUS

STEMI
Disusun oleh : dr Mario Hedianto Tedjo
PEMBIMBING : DR. LEONARD PARLINDUNGAN SP.PD. FINASIM

RSUD M. TH DJAMAN SANGGAU KALIMANTAN BARAT


STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. S

 Jenis Kelamin : Laki-laki

 Umur : 44 tahun

 Status Pernikahan : Menikah

 Agama : Islam

 Tanggal Masuk RS : 26 Desember 2018


Anamnesis Pasien
Keluhan Utama : Sesak nafas

Riwayat Penyakit Sekarang : Os datang dengan keluhan sesak nafas yang


dirasakan makin memberat sejak 1 bulan SMRS, nyeri dada (+), sejak +2hari
ygll, terasa seperti tertimpa beban berat, frekuensi 2-3/hari, durasi <5 menit,
dirasakan tembus hingga ke punggung, memberat saat aktifitas, tidak
berkurang dengan isitirahat. Mual (+), rasa dingin di kedua kaki (+).

Riwayat Penyakit Dahulu : Pembengkakan jantung, Kolesterol tidak


terkontrol, Hipertensi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga : Disangkal

Alergi : Disangkal
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran Umum : Compos mentis

Tekanan Darah : 115/80 mmHg

Nadi : 100 x/menit, reguler

Pernafasan : Spontan, Thoraco-abdominal 36 x/menit

Suhu : 36,7oC

Kepala : Normocephal

Mata : CA -, SI - , RCL/RCTL +/+ , pupil isokor

Telinga : sekret -/-, darah -/-, nyeri tekan mastoid -/-


Pemeriksaan Fisik (lanjutan)
Hidung : bentuk simetris, sekret -/-, darah -/-

Mulut : gigi lengkap, hiperemis (-), lidah kotor (-)

Leher : deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-)

Thoraks : bergerak simestris dalam keadaan statis dan dinamis

Abdomen : Bising usus (+) normal, Nyeri tekan (+) epigastric

Genitourinari : BAK normal

Kulit : sawo matang, turgor baik, ikterik (-)

Ekstremitas : akral hangat, edema (-)


Paru Jantung
 Inspeksi :Simetris kiri dan kanan  Inspeksi : Apeks jantung tidak
 Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tampak
tekan (-), vocal fremitus simetris  Palpasi : Apeks jantung tidak
kesan normal
 Perkusi
teraba, thrill (-)
 Perkusi :
Paru kiri : Sonor
Paru kanan : Sonor Batas jantung atas : ICS II Linea
Batas paru-hepar : ICS IV dekstra parasternalis sinistra
Batas paru belakang kanan : CV Th. VIII Batas jantung kanan : ICS IV Linea
dekstra parasternalis dextra
Batas paru belakang kiri : CV Th. IX
Batas jantung kiri : ICS V Linea
sinistra
 Auskultasi :
aksilaris anterior sinistra
Bunyi pernapasan: vesikuler Auskultasi : Bunyi jantung: S I/II
Bunyi tambahan: ronki -/-, wheezing -/-
reguler, murmur (+), gallop (-)
Pemeriksaan Penunjang
(Laboratorium)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Referensi Satuan

Hematologi      
Hemoglobin 14.8 12.0 - 18.0 g/dl
Leukosit 8.57 4.0 – 11.0 ribu/l

Hematokrit 43.2 40 – 54 %

Trombosit 243 150 – 450 ribu/l


Fungsi Ginjal      
Cholesterol 172.2 <200 mg/dl
Trigliserida 144.0 40 - 150 mg/dl
HDL 45.5 >55 mg/dl
LDL 103.8 <150 mg/dl
Kimia Darah      
Glukosa Sewaktu 78.8 76 - 200 mg/dl
Hasil EKG
Diagnosis

 Diagnosis Primer : STEMI Anterior


 Diagnosis Sekunder : CHF Fc III/IV
Rencana /Tatalaksana Medis
 Total Bedrest
 O2 2-4 Lpm
 IVFD RL 20 tpm makro
 Injeksi Ranitidin 50 mg / 12 jam
 ISDN tab 3x5mg
 Aspilet tab loading 160 mg, dilanjutkan 1x80mg
 Clopidogrel tab loading 300 mg, dilanjutkan 1x75mg
Follow Up
27 Desember 2018
S Sesak (+), Nyeri dada (+) P Bed rest
O2 2-4 Lpm
O KU: Tampak Sesak
IVFD RL Asnet
Kes : CM
Inj. Ranitidin 50mg/12Jam
TD : 100/80
PO. ISDN 3x5mg
HR : 70x/m
PO. Aspilet 1x80mg
RR : 30x/m
PO. Clopidogrel 1x75mg
T : 36,2
PO. Sucralfat Syr 3xCII
Mata : CA (-), SI (-)
Leher : Pembesaran KGB (-),
JVP 3mmHg
Cor :S1 S2 Reguler, murmur (+),
Gallop (-)
Pulmo : SND Vesikuler, Rh (-/-),
Wz (-/-)
Abdomen : BU(+) N, Timpani,
Soepel, NT (+) Epigastric
Ekstremitas : Akral hangat, CRT
< 2s
Follow Up
28 Desember 2018
S Sesak (+), Nyeri dada (+)↓, Nyeri P Bed rest
Perut (+)↓ O2 2-4 Lpm
IVFD RL Asnet
O KU: Tampak Sesak
Inj. Ranitidin 50mg/12Jam
Kes : CM
PO. ISDN 3x5mg
TD : 100/90
PO. Aspilet 1x80mg
HR : 80x/m
PO. Clopidogrel 1x75mg
RR : 30x/m
PO. Sucralfat Syr 3xCII
T : 36,2
+ PO. Spironolactone 1x25mg
Mata : CA (-), SI (-)
Leher : Pembesaran KGB (-),
JVP 3mmHg
Cor :S1 S2 Reguler, murmur (+),
Gallop (-)
Pulmo : SND Vesikuler, Rh (-/-),
Wz (-/-)
Abdomen : BU(+) N, Timpani,
Soepel, NT (+) Epigastric
Ekstremitas : Akral hangat, CRT
< 2s
Follow Up
29 Desember 2018
S Sesak (+), Nyeri dada (+)↓, Nyeri P Bed rest
Perut (+)↓ O2 2-4 Lpm
IVFD RL Asnet
O KU: Tampak Sesak
Kes : CM Inj. Ranitidin 50mg/12Jam
TD : 100/80 PO. ISDN 3x5mg
HR : 88x/m PO. Aspilet 1x80mg
RR : 28x/m PO. Clopidogrel 1x75mg
T : 36,2 PO. Sucralfat Syr 3xCII
Mata : CA (-), SI (-) PO. Spironolactone 1x25mg
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP + Inj. Furosemide 40mg/24jam
3mmHg
Cor :S1 S2 Reguler, murmur (+),
Gallop (-)
Pulmo : SND Vesikuler, Rh (-/-), Wz
(-/-)
Abdomen : BU(+) N, Timpani,
Soepel, NT (+) Epigastric
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2s

A STEMI Anterior
CHF Fc III/IV
Follow Up
30 Desember 2018
S Sesak (+)↓, Nyeri dada (+)↓, P Bed rest
Nyeri perut (-) O2 2-4 Lpm
IVFD RL Asnet
O KU: Tampak Sesak
Kes : CM Inj. Ranitidin 50mg/12Jam
TD : 110/70 Inj. Furosemide 40mg/24jam
HR : 82x/m PO. ISDN 3x5mg
RR : 26x/m PO. Aspilet 1x80mg
T : 36,2 PO. Clopidogrel 1x75mg
Mata : CA (-), SI (-) PO. Sucralfat Syr 3xCII
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP PO. Spironolactone 1x25mg
3mmHg
Cor :S1 S2 Reguler, murmur (+),
Gallop (-)
Pulmo : SND Vesikuler, Rh (-/-), Wz
(-/-)
Abdomen : BU(+) N, Timpani,
Soepel, NT (+) Epigastric
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2s

A STEMI Anterior
CHF Fc III/IV
Follow Up
31 Desember 2018
S Sesak (+)↓, Nyeri dada (+)↓, P Tx Lanjut
Nyeri perut (-)
O KU: Tampak Sesak
Kes : CM
TD : 120/90
HR : 88x/m
RR : 26x/m
T : 36,2
Mata : CA (-), SI (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP
3mmHg
Cor :S1 S2 Reguler, murmur (+),
Gallop (-)
Pulmo : SND Vesikuler, Rh (-/-), Wz
(-/-)
Abdomen : BU(+) N, Timpani,
Soepel, NT (+) Epigastric
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2s

A STEMI Anterior
CHF Fc III/IV
Follow Up
1 Januari 2019
S Sesak (-), Nyeri dada (+)↓ P Tx Lanjut
KU: Tampak Sesak O2 2-4 k/p
O
Kes : CM
TD : 110/80
HR : 80x/m
RR : 22x/m
T : 36,2
Mata : CA (-), SI (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP
3mmHg
Cor :S1 S2 Reguler, murmur (+),
Gallop (-)
Pulmo : SND Vesikuler, Rh (-/-), Wz
(-/-)
Abdomen : BU(+) N, Timpani,
Soepel, NT (+) Epigastric
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2s

A STEMI Anterior
CHF Fc III/IV
Follow Up
2 Januari 2019
S Sesak (-), Nyeri dada (-) P PBJ
KU: Tampak Sesak Tx Pulang
O
Kes : CM PO. Furosemide 1x20mg
TD : 100/70 PO. Spironolactone 1x25mg
HR : 80x/m PO. ISDN 2x5mg
RR : 20x/m PO. CPG 1x75mg
T : 36,2
Mata : CA (-), SI (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP
3mmHg
Cor :S1 S2 Reguler, murmur (+),
Gallop (-)
Pulmo : SND Vesikuler, Rh (-/-), Wz
(-/-)
Abdomen : BU(+) N, Timpani,
Soepel, NT (+) Epigastric
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2s

A STEMI Anterior
CHF Fc III/IV
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan spektrum
presentasi klinisi mulai dari angina pectoris tidak stabil
sampai berkembang menjadi infark miokard yang
terdiri dari non-elevasi segmen ST dan elevasi segmen
ST. (Lily, 2011; Sanchis-Gomar, 2016; dan Coven, 2018).
Epidemiologi
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian
dan disabilitas di negara berkembang. Beberapa tahun
terkahir terdapat penurunan insiden PJK di negara-negara
barat. Namun PJK tetap menjadi penyebab utama atau
sekitar sepertiga dari total kematian pada usia lebih dari 35
tahun. (Sanchis-Gomar, 2016).
Epidemiologi
Sekitar 30% dari pasien serangan jantung di United
Kingdom mengalami UAP dalam kurun waktu dibawah
tiga bulan. SKA juga mempengaruhi ribuan warga
Australia. Diperkirakan 69.900 orang berusia >25 tahun
mengalami serangan jantung pada tahun 2011. (Charles
River Associates, 2011; dan Australian Commission on
Safety and Quality in Health Care 2014)
Epidemiologi
Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia tahun
2013 sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang.
Berdasarkan diagnosis dokter, estimasi jumlah penderita
penyakit jantung koroner terbanyak terdapat di Provinsi
Jawa Barat sebanyak 160.812 orang (0,5%), sedangkan
Provinsi Maluku Utara memiliki jumlah penderita paling
sedikit, yaitu sebanyak 1.436 orang (0,2%). Berdasarkan
diagnosis/gejala, estimasi jumlah penderita penyakit
jantung koroner terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur
sebanyak 375.127 orang (1,3%), sedangkan jumlah penderita
paling sedikit ditemukan di Provinsi Papua Barat, yaitu
sebanyak 6.690 orang (1,2%). (Kemenkes RI, 2013)
Epidemiologi
Sampel yang didapatkan di RSUP dr. R. D. Kandou,
Manado dalam kurun waktu Januari-Desember 2014, dari
126 kasus SKA, kasus UAP memiliki prevalensi tertinggi
yaitu sebanyak 72 kasus (57,1%), diikuti dengan kasus
NSTEMI sebanyak 35 kasus (27,8%), dan prevalensi
terendah adalah kasus STEMI yaitu sebanyak 19 kasus
(15,1%). (Tumade, E.; Jim, E.; dan Joseph, V.; 2016)
Epidemiologi
Laki-laki sebanyak 90 kasus (71,4%) dan perempuan 36
kasus (28,6%). Kelompok umur 31-40 tahun sebanyak 2
kasus (1,6%), 41-50 tahun 15 kasus (11,9%), 51-60 tahun 42
kasus (33,3%), 61-70 tahun 48 kasus (38,1%), 71-80 tahun 16
kasus (12,7%), dan >80 tahun 3 kasus (2,4%). Riwayat
hipertensi sebanyak 87 kasus (69,0%), diabetes melitus 32
kasus (25,4%), dislipidemia 37 kasus (29,4%), obesitas 7
kasus (5,6%), dan merokok 19 kasus (15,1%). (Tumade, E.;
Jim, E.; dan Joseph, V.; 2016)
Etiologi dan Patofisiologi

(Fauci et al., 2015)


Etiologi dan Patofisiologi

(Paulsen dan Waschke, 2011)


Etiologi dan Patofisiologi

(Paulsen dan Waschke, 2011)


(Sabatine, 2011)
Diagnosis

Anamnesis

Angina tipikal

Angina atipikal

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan EKG

Pemeriksaan biomarka jantung

Pemeriksaan non-invasif

Pemeriksaan invasif

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan foto polos dada
(PERKI 2018)
Pengukuran biomarka jantung
Diagnosis Banding

(Kumar; dan Cannon, 2009)


Tindakan Umum dan Langkah awal
Tindakan Umum dan Langkah Awal

1) Tirah baring
2) Cek SpO2
3) Aspirin 160-320mg
4) Penghambat reseptor ADP

Ticagrelor, Loading 180mg, dilanjutkan dengan rumatan 2x90mg

Clopidogrel, Loading 300mg, dilanjutkan dengan rumatan 1x75mg
5) Nitrogliserin/ISDN, 5mg SL jika masih nyeri dapat diulang selang 5 menit, max 3 kali
6) Morfin sulfate, 1-5mg IV, dapat diulang setiap 10-30 menit
TIMI Score

(PERKI, 2018)
GRACE Score

(PERKI, 2018)
Killip

(PERKI, 2018)
Terapi pada UAP dan NSTEMI


Antiiskemia

Beta-blocker

Nitrat

CCB

Antiplatelet

Penghambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa

Antikoagulan

Kombinasi antiplatelet dan antikoagulan

ACE-inhibitor dan penghambat reseptor angiotensin

Statin

(PERKI 2018)
Beta Blockers

(PERKI 2018)
Nitrat

(PERKI 2018)
Calcium Channel Blockers

(PERKI 2018)
Antiplatelet

(PERKI 2018)
Antikoagulan

(PERKI 2018)
ACE Inhibitor

(PERKI 2018)
Statin

(PERKI 2018)
Terapi reperfusi pada STEMI


PCI

Terapi fibrinolitik

Koterapi antikoagulan

Oksigen

Statin

(PERKI 2018)
Fibrinolitik

(PERKI 2018)
Ko-terapi antitrombotik

(PERKI 2018)
(PERKI 2018)
Komplikasi STEMI
● Gangguan Hemodinamik
● Gagal Jantung

● Hipotensi

● Kongesti paru

● Keadaan curah jantung rendah

● Syok kardiogenik

● Gangguan konduksi dalam fase akut

● Aritmia supraventrikular

● Aritmia ventrikular

● Sinus bradikardi dan blok jantung

● Komplikasi kardiak
● Regurgitasi katup mitral

● Ruptur jantung

● Infark ventrikel kanan

● Ruptur septum ventrikel

● Perikarditis

● Aneurisma ventrikel kiri

● Trombus ventrikel kiri


(PERKI 2018)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai