STEMI
Disusun oleh : dr Mario Hedianto Tedjo
PEMBIMBING : DR. LEONARD PARLINDUNGAN SP.PD. FINASIM
Umur : 44 tahun
Agama : Islam
Alergi : Disangkal
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Suhu : 36,7oC
Kepala : Normocephal
Hematologi
Hemoglobin 14.8 12.0 - 18.0 g/dl
Leukosit 8.57 4.0 – 11.0 ribu/l
Hematokrit 43.2 40 – 54 %
A STEMI Anterior
CHF Fc III/IV
Follow Up
30 Desember 2018
S Sesak (+)↓, Nyeri dada (+)↓, P Bed rest
Nyeri perut (-) O2 2-4 Lpm
IVFD RL Asnet
O KU: Tampak Sesak
Kes : CM Inj. Ranitidin 50mg/12Jam
TD : 110/70 Inj. Furosemide 40mg/24jam
HR : 82x/m PO. ISDN 3x5mg
RR : 26x/m PO. Aspilet 1x80mg
T : 36,2 PO. Clopidogrel 1x75mg
Mata : CA (-), SI (-) PO. Sucralfat Syr 3xCII
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP PO. Spironolactone 1x25mg
3mmHg
Cor :S1 S2 Reguler, murmur (+),
Gallop (-)
Pulmo : SND Vesikuler, Rh (-/-), Wz
(-/-)
Abdomen : BU(+) N, Timpani,
Soepel, NT (+) Epigastric
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2s
A STEMI Anterior
CHF Fc III/IV
Follow Up
31 Desember 2018
S Sesak (+)↓, Nyeri dada (+)↓, P Tx Lanjut
Nyeri perut (-)
O KU: Tampak Sesak
Kes : CM
TD : 120/90
HR : 88x/m
RR : 26x/m
T : 36,2
Mata : CA (-), SI (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP
3mmHg
Cor :S1 S2 Reguler, murmur (+),
Gallop (-)
Pulmo : SND Vesikuler, Rh (-/-), Wz
(-/-)
Abdomen : BU(+) N, Timpani,
Soepel, NT (+) Epigastric
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2s
A STEMI Anterior
CHF Fc III/IV
Follow Up
1 Januari 2019
S Sesak (-), Nyeri dada (+)↓ P Tx Lanjut
KU: Tampak Sesak O2 2-4 k/p
O
Kes : CM
TD : 110/80
HR : 80x/m
RR : 22x/m
T : 36,2
Mata : CA (-), SI (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP
3mmHg
Cor :S1 S2 Reguler, murmur (+),
Gallop (-)
Pulmo : SND Vesikuler, Rh (-/-), Wz
(-/-)
Abdomen : BU(+) N, Timpani,
Soepel, NT (+) Epigastric
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2s
A STEMI Anterior
CHF Fc III/IV
Follow Up
2 Januari 2019
S Sesak (-), Nyeri dada (-) P PBJ
KU: Tampak Sesak Tx Pulang
O
Kes : CM PO. Furosemide 1x20mg
TD : 100/70 PO. Spironolactone 1x25mg
HR : 80x/m PO. ISDN 2x5mg
RR : 20x/m PO. CPG 1x75mg
T : 36,2
Mata : CA (-), SI (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP
3mmHg
Cor :S1 S2 Reguler, murmur (+),
Gallop (-)
Pulmo : SND Vesikuler, Rh (-/-), Wz
(-/-)
Abdomen : BU(+) N, Timpani,
Soepel, NT (+) Epigastric
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2s
A STEMI Anterior
CHF Fc III/IV
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan spektrum
presentasi klinisi mulai dari angina pectoris tidak stabil
sampai berkembang menjadi infark miokard yang
terdiri dari non-elevasi segmen ST dan elevasi segmen
ST. (Lily, 2011; Sanchis-Gomar, 2016; dan Coven, 2018).
Epidemiologi
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian
dan disabilitas di negara berkembang. Beberapa tahun
terkahir terdapat penurunan insiden PJK di negara-negara
barat. Namun PJK tetap menjadi penyebab utama atau
sekitar sepertiga dari total kematian pada usia lebih dari 35
tahun. (Sanchis-Gomar, 2016).
Epidemiologi
Sekitar 30% dari pasien serangan jantung di United
Kingdom mengalami UAP dalam kurun waktu dibawah
tiga bulan. SKA juga mempengaruhi ribuan warga
Australia. Diperkirakan 69.900 orang berusia >25 tahun
mengalami serangan jantung pada tahun 2011. (Charles
River Associates, 2011; dan Australian Commission on
Safety and Quality in Health Care 2014)
Epidemiologi
Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia tahun
2013 sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang.
Berdasarkan diagnosis dokter, estimasi jumlah penderita
penyakit jantung koroner terbanyak terdapat di Provinsi
Jawa Barat sebanyak 160.812 orang (0,5%), sedangkan
Provinsi Maluku Utara memiliki jumlah penderita paling
sedikit, yaitu sebanyak 1.436 orang (0,2%). Berdasarkan
diagnosis/gejala, estimasi jumlah penderita penyakit
jantung koroner terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur
sebanyak 375.127 orang (1,3%), sedangkan jumlah penderita
paling sedikit ditemukan di Provinsi Papua Barat, yaitu
sebanyak 6.690 orang (1,2%). (Kemenkes RI, 2013)
Epidemiologi
Sampel yang didapatkan di RSUP dr. R. D. Kandou,
Manado dalam kurun waktu Januari-Desember 2014, dari
126 kasus SKA, kasus UAP memiliki prevalensi tertinggi
yaitu sebanyak 72 kasus (57,1%), diikuti dengan kasus
NSTEMI sebanyak 35 kasus (27,8%), dan prevalensi
terendah adalah kasus STEMI yaitu sebanyak 19 kasus
(15,1%). (Tumade, E.; Jim, E.; dan Joseph, V.; 2016)
Epidemiologi
Laki-laki sebanyak 90 kasus (71,4%) dan perempuan 36
kasus (28,6%). Kelompok umur 31-40 tahun sebanyak 2
kasus (1,6%), 41-50 tahun 15 kasus (11,9%), 51-60 tahun 42
kasus (33,3%), 61-70 tahun 48 kasus (38,1%), 71-80 tahun 16
kasus (12,7%), dan >80 tahun 3 kasus (2,4%). Riwayat
hipertensi sebanyak 87 kasus (69,0%), diabetes melitus 32
kasus (25,4%), dislipidemia 37 kasus (29,4%), obesitas 7
kasus (5,6%), dan merokok 19 kasus (15,1%). (Tumade, E.;
Jim, E.; dan Joseph, V.; 2016)
Etiologi dan Patofisiologi
1) Tirah baring
2) Cek SpO2
3) Aspirin 160-320mg
4) Penghambat reseptor ADP
●
Ticagrelor, Loading 180mg, dilanjutkan dengan rumatan 2x90mg
●
Clopidogrel, Loading 300mg, dilanjutkan dengan rumatan 1x75mg
5) Nitrogliserin/ISDN, 5mg SL jika masih nyeri dapat diulang selang 5 menit, max 3 kali
6) Morfin sulfate, 1-5mg IV, dapat diulang setiap 10-30 menit
TIMI Score
(PERKI, 2018)
GRACE Score
(PERKI, 2018)
Killip
(PERKI, 2018)
Terapi pada UAP dan NSTEMI
●
Antiiskemia
●
Beta-blocker
●
Nitrat
●
CCB
●
Antiplatelet
●
Penghambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa
●
Antikoagulan
●
Kombinasi antiplatelet dan antikoagulan
●
ACE-inhibitor dan penghambat reseptor angiotensin
●
Statin
(PERKI 2018)
Beta Blockers
(PERKI 2018)
Nitrat
(PERKI 2018)
Calcium Channel Blockers
(PERKI 2018)
Antiplatelet
(PERKI 2018)
Antikoagulan
(PERKI 2018)
ACE Inhibitor
(PERKI 2018)
Statin
(PERKI 2018)
Terapi reperfusi pada STEMI
●
PCI
●
Terapi fibrinolitik
●
Koterapi antikoagulan
●
Oksigen
●
Statin
(PERKI 2018)
Fibrinolitik
(PERKI 2018)
Ko-terapi antitrombotik
(PERKI 2018)
(PERKI 2018)
Komplikasi STEMI
● Gangguan Hemodinamik
● Gagal Jantung
● Hipotensi
● Kongesti paru
● Syok kardiogenik
● Aritmia supraventrikular
● Aritmia ventrikular
● Komplikasi kardiak
● Regurgitasi katup mitral
● Ruptur jantung
● Perikarditis