Anda di halaman 1dari 50

TEKNIK

AKUISISI
DATA

By
Riza Samsinar, ST, M.Kom

Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Kode mk : Elk043
Bobot : 2 sks
Komposisi : teori
Tujuan perkuliahan :

Mahasiswa memahami dan mampu merealisasikan


sistem pengkondisi sinyal analog yang berasal dari
output transduser, memahami dan mampu
merealisasikan sistem konversi sinyal analog ke digital
(ADC) dan pemrosesan serta komunikasi data digital
hasil konversi tersebut dengan program komputer.
11/18/2019 2
 Mahasiswa memahami teknik pengkondisian sinyal output
transduser dan mampu merealisasikan sistem
pengkondisian untuk berbagai jenis sinyal
 Mahasiswa memahami berbagai metode dalam analog to
digital convertion (ADC), mengetahui komponen-komponen
ADC dan mampu menerapkannya dalam praktek akusisi
data.
 Mahasiswa memahami dan mampu merealisasikan teknik
pemrosesan sinyal digital untuk meningkatkan kualitas
sinyal, dan mengkomunikasi sinyal tersebut dalam sistem
terdistribusi.
.

11/18/2019 3
1. Ghalnaragi F., and Kuo, B. 2010 Automatic Control
System , USA : John Wesley Addison
2. Houpis , C. H., & Lamont , G. B., 192. Digital Control
System Theory, Hardware, Software. (2nd ed).
Newyork : McGraw. Inc

11/18/2019 4
- Metode Kuliah :
1. Kuliah,
2. Diskusi,
3. Kuis (terjadwal maupun tidak terjadwal),
4. Project, paper, presentasi,

- Sistem Penilaian :
1. Ujian Tengah Semester (UTS) : 35%
2. Ujian Akhir Semester (UAS) : 50%
3. Tugas : Presentasi, KUIS, paper : 20%
4. Kehadiran : > 75% (5%)

11/18/2019 5
 Pengenalan Sistem Kontrol dan Sistem akuisisi Data
 Landasan Matematika
 Konsep Sistem Akuisisi Data
 Trasduser dan karakteristiknya
 Pengkondisian sinyal kecil
 sampling, ADC, DAC
 pemrograman ADC dan DAC dan disain filter digital
 sistem komunikasi data serial
 penugasan rancangan sistem akuisisi data.
 Sistem: sekumpulan komponen yang saling
bekerja sama untuk melakukan suatu
fungsi.
 Suatu sistem berinteraksi dengan
lingkungannya dan dibatasi oleh batas
sistem (system boundary)

 Interaksi tersebut didefinisikan dengan


istilah variabel
- input sistem
- ouput sistem
- gangguan lingkungan
 Fungsi sistem dinyatakan dalam variabel
output yang diukur
 Operasi sistem dimanipulasi melalui
variabel kontrol input
 Operasi sistem juga dipengaruhi oleh suatu
yang tidak bisa dikontrol melalui variabel
input gangguan
 Kontrol: proses yang menyebabkan suatu variabel sistem selaras
dengan suatu nilai yang diinginkan
 Kontrol manual : kontrol parameter dilakukan oleh manusia yang
bertindak sebagai operator. Mis: pengaturan air keran, pengaturan
volume radio, pengaturan kecepatan kendaraan
 Kontrol otomatis : kontrol dilakukan oleh mesin/peralatan yang
bekerja secara otomatis. Mis: pengontrolan pada lift, industri
makanan/minuman, robot, dll
 Sistem kendali (control system): interkoneksi komponen-komponen
yang membentuk suatu konfigurasi sistem yang akan
menghasilkan suatu respon sistem sesuai yang diinginkan

Input Control Output


Signal Signal
System

Energy
Source
 Komponen atau proses yang dikontrol dapat
direpresentasikan dengan suatu diagram blok
 Hubungan input-output merepresentasikan sebab dan
akibat dari proses

Input Process Output

 Sistem kendali dapat diklasifikasikan ke dalam 2


kategori:
- sistem kontrol loop terbuka (open loop control system)
- sistem kontrol loop tertutup (closed loop control system)
 Open Loop Control System : menggunakan suatu
aktuator untuk mengontrol proses secara langsung
tanpa adanya umpan balik (feedback)
Desired Output Actuating
Process Output
Response Device

 Closed Loop Control System :


Menggunakan pengukuran sinyal output dan feedback
output untuk membandingkannya dengan output yang
diinginkan (referensi)
Desired
Output Comparison Controller Process Output
Response

Measurement
Energy or
Error detector fuel
(comparator) Sinyal
Sinyal
error kontrol
Set Point +
-
Kontroller Aktuator
(input)

Variabel
Sinyal yg dimanipulasi
feedback
Plant/ Disturbances
Process /gangguan
Variabel yg.
Sensor diukur
Variabel yg
dikontrol (output)
Komponen Sistem Kendali
 Variabel yang dikontrol
 Variabel aktual yang dijaga
pada nilai tertentu yang
diinginkan di dalam proses.
 Variabel yang diukur
Energy or
Error detector fuel

 Kondisi dari controlled variable (comparator) Sinyal Sinyal


kontrol
pada saat tertentu dalam + error Kontrolle
Set Point - Aktuator
(input) r
pengukuran Variabel
Sinyal yg dimanipulasi

 Sensor feedback
Plant/
 Mengukur controlled variable
Disturbances
Process /gangguan

dan menghasilkan sinyal output


Variabel yg.
Sensor diukur

yang mewakili statusnya


Variabel yg
dikontrol (output)

 Feedback
 Output dari measurement
device.
Komponen Sistem Kendali
 Set Point
 Nilai dari controlled variable yang
diinginkan
 Error detector
 Pembanding set point dengan sinyal
feedback, dan menghasilkan sinyal
output yang sesuai dengan perbedaan Energy or
tersebut Error detector fuel
(comparator) Sinyal Sinyal

 Sinyal error error kontrol


Set Point +
-
Kontrolle Aktuator
(input) r
 Output dari error detector
Variabel
yg dimanipulasi
 Kontroler
Sinyal
feedback

 “Otak” dari sistem, yg menerima error Plant/


Process
Disturbances
sebagai input dan menghasilkan sinyal Variabel yg.
/gangguan

kontrol yang menyebabkan controlled Sensor diukur


Variabel yg
variable menjadi sama dengan set point dikontrol (output)

 Aktuator
 “Otot” dari sistem. Ini adalah alat yang
secara fisik melakukan keinginan kontroler
dengan masukan energi
 Variabel yang dimanipulasi
 Besaran fisik yang
merupakan hasil dari kerja Error detector
Energy or
fuel
yang dilakukan aktuator. (comparator) Sinyal Sinyal
error kontrol
Set Point +
-
Kontrolle Aktuator
 Plant/proses (input) r

Variabel
 Object fisik yang dikontrol Sinyal yg dimanipulasi
feedback

 Disturbances/gangguan
Plant/ Disturbances
Process /gangguan
Variabel yg.
 Faktor pengganggu, Sensor diukur
Variabel yg
menyebabkan perubahan dikontrol (output)

pada variabel yang


dikontrol
 Application: CD player, computer disk drive
 Requirement: Constant speed of rotation
 Open loop control system:

 Block diagram representation:


 Closed-loop control system:

 Block diagram representation:


 Water level control, washing machine

 Motor control
 Sistem termal
 Kontrol pemanas ruangan
 Open loop
- konstruksi sederhana, perawatan mudah
- murah
- tidak ada persoalan kestabilan
- cocok untuk output yang sukar diukur
- tidak dapat memberikan koreksi jika gangguan
- Ketepatan hasil bergantung pada kalibrasi

 Closed loop
- bisa memberikan koreksi jika ada gangguan
- lebih komples dan mahal
 Setiap komponen dalam sistem kontrol
mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk
lainnya. Mis: sensor suhu mengubah derajat ke
tegangan
 Fungsi Transfer (Transfer Function/TF):
hubungan matematik antara input dan output
suatu komponen sistem kontrol

ouput
TF 
input
 Contoh : Suatu sensor suhu mempunyai fungsi transfer 0.01
V/oF. Tentukan tegangan output sensor jika suhunya 600oF
maka: Output = TF x input
= 0.01 V/oF x 600oF= 6V
 Fungsi transfer untuk sederetan komponen (Combined transfer
function) :

 TFtotal = TF1 x TF2 x TF3 x TF4 x……


Jika input sistem 12 V, maka outputnya adalah: output x TF total =
12 V x 100 rpm/V x 0.5 rpm/rpm x 3 in/min/rpm= 1800 inc/min
 Sistem kontrol analog: pengontrol tersusun dari rangkaian analog
 Sistem kontrol digital : pengontrol tersusun dari rangkaian digital
 Jenis proses:
 - proses kontinu: bahan dasar masuk dari satu
ujung sistem dan produk yang diselesaikan
keluar dari ujung sistem yang lain. Mis: cat,
tekstil
 - proses tumpukan (batch): tidak ada aliran
bahan produksi dari satu bagian ke bagian
lainnya. Mis: bahan kimia, roti
 - proses individual: sederetan operasi
menghasilkan produk output yang bermanfaat.,
mis: produk yang perlu dilakukan pelubangan,
pemotongan, pengelasan
 Kontrol individual: digunakan untuk mengontrol
mesin tunggal. Jenis ini tidak memerlukan
komunikasi dengan kontrol yang lain
 Kontrol terpusat digunakan apabila beberapa mesin atau pemroses
dikontrol oleh satu pengontrol pusat.
 Sistem kontrol distributif (Distributive Control
System/DCS): melibatkan dua komputer atau lebih yang
berkomunikasi satu sama lain untuk mencapai tugas
kontrol yang lengkap.
Elemen-elemen dasar dari sistem akuisisi data berbasis komputer (PC),
terdiri dari :
Sebuah komputer PC; => data Acquition Hardware;
Transduser; => Analysis Hardware
=> signal conditioning); => Software.
 Komputer yang digunakan dapat mempengaruhi kecepatan
akuisisi data Dan mempengaruhi unjuk-kerja dari sistem
akuisisi data secara keseluruhan.
 Faktor yang mempengaruhi jumlah data yang dapat disimpan
dan kecepatan penyimpanan adalah kapasitas dan waktu akses
hard disk.
 Aplikasi-aplikasi akuisisi data secara real-time (waktu-nyata)
membutuhkan prosesor yang cepat sehingga perlu prosesor
khusus untuk pemrosesan sinyal digital (DSP –Digital Signal
Processor).
 Transduser mendeteksi fenomena fisik (suhu, tekanan, cahaya,
dan lain-lain) kemudian mengubahnya menjadi sinyal-sinyal
listrik. Misalnya termokopel, RTD (Resistive Temperature
Detectors), termistor, flow-meter dan lain-lain.
 Pada masing-masing kasus, sinyal listrik yang dihasilkan
sebanding dengan parameter fisik yang diamati.
 Sinyal-sinyal listrik yang dihasilkan oleh transduser harus
dikonversi ke dalam bentuk yang dikenali oleh papan akuisisi data
yang dipakai.
 Tugas pengkondisi sinyal : penguatan (amplification).
Misalnya sinyal-sinyal lemah yang berasal dari termokopel,
sebaiknya dikuatkan untuk meningkatkan resolusi pengukuran.
Dengan menempatkan penguat cukup dekat dengan transduser,
maka interferensi atau gangguan yang timbul pada kabel
penghubung antara transduser dengan komputer dapat
diminimalkan.
 Tugas lain dari pengkondisi sinyal adalah melakukan
linearisasi.
Beberapa alat pengkondisi sinyal dapat melakukan
penguatan sekaligus linearisasi untuk berbagai macam tipe
transduser . linearisasinya menggunakan perangkat lunak
(program).

 Aplikasi umum dari pengkondisi sinyal lainnya adalah


melakukan isolasi sinyal dari transduser terhadap komputer
untuk keamanan.
Sistem yang diamati bisa mengandung perubahan-
perubahan tegangan-tinggi yang dapat merusak komputer
atau bahkan melukai operatornya.

 Selain itu pengkondisi sinyal bisa juga melakukan penapisan


sinyal (pemfilteran) : BPF (Band pass filter), HPF, LPF
5.2.1. Masukan Analog

Spesifikasi papan perangkat keras akuisisi data meliputi


• jumlah kanal,
• Laju pencuplikan,
• resolusi,
• jangkauan,
• ketepatan (akurasi),
• derau dan ketidak-linearan,

Yang semuanya berpengaruh pada kualitas sinyal yang terdigitisasi


(terakuisisi secara digital).
Jumlah kanal masukan analog menentukan berapa
tranduser yang dapat ditangani.

Laju pencuplikan (dalam Hz) menentukan


seberapa banyak nilai cuplikan yang diperoleh.
Laju pencuplikan yang tinggi akan menghasilkan data yang
lebih banyak dan akan menghasilkan penyajian-ulang sinyal
asli yang lebih baik.

Teorema Nyquist
 Pemultipleksan merupakan cara yang sering digunakan untuk
menambah jumlah kanal masukan ke ADC (papan akuisisi data).
 ADC yang bersangkutan mencuplik sebuah kanal, kemudian
berganti ke kanal berikutnya, kemudian mencuplik kanal tersebut,
berganti lagi ke kanal berikutnya dan seterusnya.
 Karena menggunakan sebuah ADC untuk mencuplik beberapa
kanal, maka laju efektif pencuplikan pada masing-masing kanal
berbanding terbalik dengan jumlah kanal yang dicuplik.
 Misalnya sebuah papan akuisisi data mampu mencuplik
dengan laju 100Kcuplik/detik pada 10 kanal, maka masing-
masing kanal secara efektif memiliki laju pencuplikan :

 Dengan kata lain laju pencuplikan menurun seiring dengan


bertambahnya kanal yang dimultipleks.
Resolusi (dalam satuan bit) adalah istilah
untuk jumlah atau lebar bit yang digunakan oleh ADC dalam
penyajian-ulang sinyal analog.

Semakin besar resolusinya, semakin besar pembagi jangkauan


tegangan masukan sehingga semakin kecil perubahan tegangan
yang bisa dideteksi.
Konverter mempunyai resolusi 3 bit sehingga pembagian
jangkauan sinyal analog menjadi 23 atau 8 bagian. Masing-masing
bagian disajikan dalam kode-kode biner antara 000 hingga 111.

Dengan meningkatkan resolusi hinggga 16 bit, misalnya, maka


jumlah kode-kode bilangan ADC meningkat dari 8 menjadi 65.536.
Dengan demikian, penyajian-ulang digitalnya lebih akurat
dibanding 3-bit.
Jangkauan berkaitan dengan tegangan minimum dan
maksimum yang bisa ditangani oleh ADC yang bersangkutan.

 Papan akuisisi data yang baik memiliki jangkauan yang bisa dipilih
sedemikian rupa hingga mampu dikonfigurasi untuk menangani
berbagai macam jangkauan tegangan yang berbeda-beda.
 Spesifikasi jangkauan, resolusi dan penguatan (gain) pada papan
akuisisi data menentukan seberapa kecil perubahan tegangan yang
mampu dideteksi.
 Perubahan tegangan ini menyatakan 1 LSB (Least Signifincant Bit )
pada nilai digital dan sering dinamakan sebagai Lebar Kode (code
width).
 Lebar kode yang ideal ditentukan menggunakan persamaan berikut
:
 Jika diketahui jangkauan tegangannya antara 0 sampai dengan 5 V
dan penguatan 500 dan resolusi 16 bit, maka diperoleh :

Lebar_kode_ideal = 5 / (500 x 2 16) = 153


nanovolt
 Rangkaian keluaran analog dibutuhkan untuk menstimulus suatu
proses atau unit yang diuji pada sistem akuisisi data.
 Beberapa spesifikasi DAC yang menentukan kualitas sinyal
keluaran yang dihasilkan adalah
 settling time,
 slew rate dan
 resolusi.
 Settling time dan slew rate bersama-sama menentukan seberapa
cepat DAC dapat mengubah aras sinyal keluaran.
 Settling time adalah waktu yang dibutuhkan oleh keluaran agar
stabil dalam durasi tertentu.
 Slew rate adalah laju perubahan maksimum agar DAC bisa
menghasilkan keluaran.
 Dengan demikian, settling time yang kecil da slew rate yang besar
dapat menghasilkan sinyal-sinyal dengan frekuensi tinggi karena
hanya dibutuhkan waktu sebentar untuk mengubah keluaran ke
aras tegangan baru secara akurat.
 Resolusi keluaran mirip dengan resolusi masukan.
 Yaitu jumlah bit kode digital yang (nantinya) akan
menghasilkan keluaran analog.

 Semakin banyak jumlah bit resolusinya semakin besar


kenaikan tegangan nya (semakin kecil perubahan
tegangan yang mampu dideteksi), sehingga dimungkinkan
untuk menghasilkan perubahan sinyal yang halus.

Anda mungkin juga menyukai