AKUISISI
DATA
By
Riza Samsinar, ST, M.Kom
11/18/2019 3
1. Ghalnaragi F., and Kuo, B. 2010 Automatic Control
System , USA : John Wesley Addison
2. Houpis , C. H., & Lamont , G. B., 192. Digital Control
System Theory, Hardware, Software. (2nd ed).
Newyork : McGraw. Inc
11/18/2019 4
- Metode Kuliah :
1. Kuliah,
2. Diskusi,
3. Kuis (terjadwal maupun tidak terjadwal),
4. Project, paper, presentasi,
- Sistem Penilaian :
1. Ujian Tengah Semester (UTS) : 35%
2. Ujian Akhir Semester (UAS) : 50%
3. Tugas : Presentasi, KUIS, paper : 20%
4. Kehadiran : > 75% (5%)
11/18/2019 5
Pengenalan Sistem Kontrol dan Sistem akuisisi Data
Landasan Matematika
Konsep Sistem Akuisisi Data
Trasduser dan karakteristiknya
Pengkondisian sinyal kecil
sampling, ADC, DAC
pemrograman ADC dan DAC dan disain filter digital
sistem komunikasi data serial
penugasan rancangan sistem akuisisi data.
Sistem: sekumpulan komponen yang saling
bekerja sama untuk melakukan suatu
fungsi.
Suatu sistem berinteraksi dengan
lingkungannya dan dibatasi oleh batas
sistem (system boundary)
Energy
Source
Komponen atau proses yang dikontrol dapat
direpresentasikan dengan suatu diagram blok
Hubungan input-output merepresentasikan sebab dan
akibat dari proses
Measurement
Energy or
Error detector fuel
(comparator) Sinyal
Sinyal
error kontrol
Set Point +
-
Kontroller Aktuator
(input)
Variabel
Sinyal yg dimanipulasi
feedback
Plant/ Disturbances
Process /gangguan
Variabel yg.
Sensor diukur
Variabel yg
dikontrol (output)
Komponen Sistem Kendali
Variabel yang dikontrol
Variabel aktual yang dijaga
pada nilai tertentu yang
diinginkan di dalam proses.
Variabel yang diukur
Energy or
Error detector fuel
Sensor feedback
Plant/
Mengukur controlled variable
Disturbances
Process /gangguan
Feedback
Output dari measurement
device.
Komponen Sistem Kendali
Set Point
Nilai dari controlled variable yang
diinginkan
Error detector
Pembanding set point dengan sinyal
feedback, dan menghasilkan sinyal
output yang sesuai dengan perbedaan Energy or
tersebut Error detector fuel
(comparator) Sinyal Sinyal
Aktuator
“Otot” dari sistem. Ini adalah alat yang
secara fisik melakukan keinginan kontroler
dengan masukan energi
Variabel yang dimanipulasi
Besaran fisik yang
merupakan hasil dari kerja Error detector
Energy or
fuel
yang dilakukan aktuator. (comparator) Sinyal Sinyal
error kontrol
Set Point +
-
Kontrolle Aktuator
Plant/proses (input) r
Variabel
Object fisik yang dikontrol Sinyal yg dimanipulasi
feedback
Disturbances/gangguan
Plant/ Disturbances
Process /gangguan
Variabel yg.
Faktor pengganggu, Sensor diukur
Variabel yg
menyebabkan perubahan dikontrol (output)
Motor control
Sistem termal
Kontrol pemanas ruangan
Open loop
- konstruksi sederhana, perawatan mudah
- murah
- tidak ada persoalan kestabilan
- cocok untuk output yang sukar diukur
- tidak dapat memberikan koreksi jika gangguan
- Ketepatan hasil bergantung pada kalibrasi
Closed loop
- bisa memberikan koreksi jika ada gangguan
- lebih komples dan mahal
Setiap komponen dalam sistem kontrol
mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk
lainnya. Mis: sensor suhu mengubah derajat ke
tegangan
Fungsi Transfer (Transfer Function/TF):
hubungan matematik antara input dan output
suatu komponen sistem kontrol
ouput
TF
input
Contoh : Suatu sensor suhu mempunyai fungsi transfer 0.01
V/oF. Tentukan tegangan output sensor jika suhunya 600oF
maka: Output = TF x input
= 0.01 V/oF x 600oF= 6V
Fungsi transfer untuk sederetan komponen (Combined transfer
function) :
Teorema Nyquist
Pemultipleksan merupakan cara yang sering digunakan untuk
menambah jumlah kanal masukan ke ADC (papan akuisisi data).
ADC yang bersangkutan mencuplik sebuah kanal, kemudian
berganti ke kanal berikutnya, kemudian mencuplik kanal tersebut,
berganti lagi ke kanal berikutnya dan seterusnya.
Karena menggunakan sebuah ADC untuk mencuplik beberapa
kanal, maka laju efektif pencuplikan pada masing-masing kanal
berbanding terbalik dengan jumlah kanal yang dicuplik.
Misalnya sebuah papan akuisisi data mampu mencuplik
dengan laju 100Kcuplik/detik pada 10 kanal, maka masing-
masing kanal secara efektif memiliki laju pencuplikan :
Papan akuisisi data yang baik memiliki jangkauan yang bisa dipilih
sedemikian rupa hingga mampu dikonfigurasi untuk menangani
berbagai macam jangkauan tegangan yang berbeda-beda.
Spesifikasi jangkauan, resolusi dan penguatan (gain) pada papan
akuisisi data menentukan seberapa kecil perubahan tegangan yang
mampu dideteksi.
Perubahan tegangan ini menyatakan 1 LSB (Least Signifincant Bit )
pada nilai digital dan sering dinamakan sebagai Lebar Kode (code
width).
Lebar kode yang ideal ditentukan menggunakan persamaan berikut
:
Jika diketahui jangkauan tegangannya antara 0 sampai dengan 5 V
dan penguatan 500 dan resolusi 16 bit, maka diperoleh :