Anda di halaman 1dari 25

STRIKTUR URETRA

Definisi
Striktura uretra adalah penyempitan lumen
uretra karena fibrosis pada dindingnya dan pada
tingkat yang lebih parah terjadi fibrosis korpus
spongiosum.
Etiologi
Patofisiologi
Proses radang akibat
Terbentuknya jaringan Hambatan aliran urine
trauma atau infeksi
sikatrik pada uretra. hingga retensi urine
pada uretra

Mencari jalan keluar di


mengumpul di rongga
Jika terinfeksi tempat lain (di sebelah
periuretra
proksimal striktura)

Pada keadan tertentu


Pecah membentuk dijumpai banyak sekali
Abses periuretra
fistula uretrokutan fistula sehingga disebut
sebagai fistula seruling
Derajat Penyempitan Uretra

Pada penyempitan derajat berat kadang kala teraba jaringan keras di


korpus spongiosum yang dikenal dengan spongiofibrosis.
Gambaran anatomi jenis-jenis striktur urethra anterior :
A. Lipatan mukosa / mucosal fold
B. Kontriksi iris / iris constriktion
C. Fibrosis minimal
D. Spongiofibrosis
E. Inflamasi dan fibrosis sampai jaringan corpus spongiosum
F. Striktur dengan komplikasi fistel. Dapat terbentuk abses, fistel kearah kulit
dan rektum
Gejala Klinis
Kesukaran kencing
Harus mengejan
Pancaran mengecil
Pancaran bercabang
Menetes sampai retensi urine
Pembengkakan / nanah di perineum
Kadang bercak darah di celana dalam
Bila sistemik : febris, warna urine keruh
Penegakan Diagnosis
 Anamnesis :
Riwayat urethritis, trauma dengan kerusakan pada
panggul, straddle injury, instrumentasi uretra,
pemakaian kateter, kelainan sejak lahir
 Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Meatus eksternus yang sempit, pembengkakan serta fistel
di daerah penis, skrotum, perineum, suprapubik
Palpasi :
Teraba jaringan parut sepanjang perjalanan uretra
anterior pada ventral penis; muara fistel mengeluarkan
nanah bila dipijat
 Pemeriksaan Penunjang
 Urin dan kultur urin untuk mengetahui adanya
infeksi
 Ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
 Kalibrasi dengan kateter lunak akan ditemukan
hambatan
 Panjang dan lokasi striktur urethra dapat
ditentukan melalui pemeriksaan radiografi,
ultrasonografi, dan urethroscopy (endoskopi)
 Dapat ditunjang uroflowmetri (pemeriksaan
pancaran kencing). Kecepatan pancaran pria
normal adalah 20 ml/detik. Jika kecepatan
pancaran kurang dari 10 ml/detik menandakan
ada obstruksi
 Pada kasus-kasus individual tertentu : dapat
dilakukan IVP, USG (pada striktur yang lama, dapat
terjadi perubahan sekunder pada kelenjar prostat;
batu, perkapuran, abses prostat, epididimitis, fibrosis
epididimis
 Lebih lengkap lagi mengenai panjang striktura adalah
dengan membuat foto bipolar sistouretrografidengan
cara memasukkan bahan kontras secara antegrad
dari buli-buli dan secara retrograd dari uretra.
 Jika diketemukan striktura langsung diikuti dengan
uretrotomi interna(sachse) yaitu memotong jaringan
fibrotik dengan memakai pisau sachse.
Urethrogram Normal
Striktur Urethra pada Urethrografi
Diagnosis Banding
Batu uretra dengan / tanpa infiltrat urine
Kelainan-kelainan pada kelenjar prostat
Terapi
Jika pasien datang karena retensi urine,
secepatnya dilakukan sistostomi suprapubik
untuk mengeluarkan urine.
Jika dijumpai abses periuretra dilakukan insisi
dan pemberian antibiotika.
Tindakan khusus yang dilakukan terhadap striktura uretra adalah:
1. Businasi (dilatasi) dengan busi logam yang dilakukan secara hati-hati.
Tindakan yang kasar tambah akan merusak uretra sehingga
menimbulkan luka baru yang pada
akhirnya menimbulkan striktura lagi yang lebih berat. Tindakan ini
dapat menimbulkan salah jalan (false route)
2. Uretrotomi interna: yaitu memotong jaringan sikatriks uretra
dengan pisau Otis atau dengan pisau Sachse. Otis dikerjakan jika belum
terjadi striktura total, sedangkan pada striktura yang lebih berat,
pemotongan striktura dikerjakan secara visual dengan memakai pisau
sachse
3. Uretrotomi eksterna adalah tindakan operasi terbuka berupa
pemotongan jaringan fibrosis, kemudian dilakukan anastomosis di
antara jaringan uretra yang masih sehat.
Penyulit
Stasis urine (Retensio urine)
Infeksi saluran kemih
Terbentuknya divertikel uretra/buli-buli
Abses periuretra
Batu uretra
Fistel uretro-kutan
Karsinoma uretra
Prognosis
 Striktura urethra kerap kali kambuh, sehingga pasien harus sering
menjalani pemeriksaan yang teratur oleh dokter.
 Observasi dilakukan selama 1 tahun
 Kontrol berkala dilakukan dengan melakukan evaluasi pancaran
kencing.
 Untuk mencegah kekambuhan perlu dilakukan
 (1) dilatasi berkala dengan busi
 (2) CIC (clean intermitten catheterization) yaitu pasien dianjurkan
untuk melakukan kateterisasi secara periodik pada waktu tertentu
dengan kateter yang bersih (tidak perlu steril) guna mencegah
timbulnya kekambuhan striktura
DAFTAR PUSTAKA
Basuki B. Purnomo. 2011. Dasar-Dasar Urologi.
Jakarta: CV. Sagung Seto
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai