Anda di halaman 1dari 46

MATERI BIMBINGAN

UJIAN NEGARA AMATIR RADIO


TINGKAT SIAGA

ORARI DAERAH DKI JAKARTA


Gd. Prasada Sasana Karya Lt. 10
Jl. Suryopranoto No.8 Jakarta Pusat
MATERI BIMBINGAN
UJIAN NEGARA AMATIR RADIO

TEKNIK RADIO

Teori Arus Dasar DC dan Resonansi


Teori Arus Dasar AC dan Reaktansi
Komponen Elektronika
Pemrosesan Sinyal Analog
Antenna dan Saluran Transmisi
Sifat Gelombang Radio dan Propagasi

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
DAFTAR ISI

BAB – 1 TEORI DASAR ARUS DC DAN RESISTANSI


1.1. Tegangan Listrik
1.2. Aliran Listrik
1.3. Tahanan Listrik
1.4. Rumus Dasar Listrik
1.5. Daya Listrik
1.6. Alat Ukur Listrik
1.7. Rangkaian Resistor
1. Pembacaan Nilai Resistor
2. Rangkaian Resistor Seri
3. Rangkaian Resistor Paralel
4.Rangkaian Resistor Kombinasi Seri dan Paralel
1.8. Tahanan Dalam Sumber Daya

BAB – 2 TEORI DASAR ARUS AC DAN REAKTANSI


2.1. Arus Bolak Balik (AC)
2.2. Frekwensi dan Perioda
2.3. Reaktansi
2.4. Induktor dan Reaktansi Induktif
2.5. Kapasitor dan Reaktansi Kapasitif
2.6. Rangkaian Resonansi
2.7. Transformator

BAB – 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA


1. Tabung
2. Semikonduktor
1. Dioda
2. Transistor
3.2.4. Field Effect Transistor (FET)
3. Transducer
1. Mikrofon
3.3.2. Speaker

BAB – 4 PEMROSESAN SINYAL ANALOG


1. Penguat
2. Oscillator
3. Mixer
4. Modulator
5. Demodulator (detector)
6. Pemancar Radio
7. Penerima Radio
8. Pemancar dan Penerima Radio (Transceiver)

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
BAB – 5 ANTENNA DAN SALURAN TRANSMISI
1. Dasar – dasar
2. Medan – medan Radiasi
3. Pola Radiasi
4. Polarisasi
5. Antenna Resonan dan Non Resonan
6. Penerimaan
7. Sifat Ketimbalbalikan (Reciprocity)
5.8 Sudut Take-Off (Take-Off Angle)
9. Menghitung Panjang Antenna
10. Jenis – jenis Antenna
11. Saluran Transmisi
12. Balun

BAB – 6 SIFAT GELOMBANG RADIO DAN PROPAGASI


1. Dasar Gelombang Radio
2. Struktur Atmosfir Bumi
3. Propagasi Ground Wafe
4. Propagasi Sky Wafe
5. Susunan Ionosfir
6. Skip Zone

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
BAB – 1
TEORI DASAR ARUS DC DAN RESISTANSI

1.1. TEGANGAN LISTRIK


Dalam memudahkan pemahaman mengenai arus listrik, aliran listrik dapat diumpamakan
sebagai suatu aliran air. Air mengalir dari satu tempat yang tinggi ke tempat yang lebih
rendah. Demikian pula dengan aliran listrik, aliran listrik mengalir dari dari tempat
berenergi potensial tinggi ke tempat energi potensial lebih rendah.

Gambar di samping adalah dua buah tangki


air yang diletakkan pada ketinggian yang
berbeda. Tangki air berada disebelah kiri
mengalirkan air lebih lemah dibandingkan
dengan tangki sebelah kanan. Semakin
tinggi ketinggian tangki semakin besar pula
tekanan air untuk keluar dari salurannya.
Tegangan listrik mengalir dari suatu titik
berpotensial tinggi ke potensial lebih
rendah. Tegangan listrik dinyatakan dengan
notasi V (voltage), satuan listrik adalah Volt. Gambar 1 Ilustrasi listrik

1.2. ALIRAN LISTRIK


Aliran listrik diumpamakan sebagai suatu besarnya debit air dalam satuan waktu. Didalam
teknik listrik, arus listrik adalah jumlah muatan listrik persatuan waktu (coloumb/second)
yang mengalir dalam satu konduktor (penghantar). Aliran listrik dinyatakan dengan notasi
I. Satuan arus listrik adalah Ampere (A)

1.3. TAHANAN LISTRIK


Tahanan listrik dapat diumpamakan sebagai
besarnya hambatan dalam suatu saluran air.
Semakin besar penampang pipa semakin
besar pula aliran air yang dapat dilewatkan.
Semakin kecil penampang pipa semakin
besar hambatan dialami oleh air saat
mengalir.

Dalam teknik listrik, tahanan listrik inyatakan dengan simbul R (resistance). Tahanan listrik
disebut juga dengan istilah resistor. Satuan dari tahanan listrik adalah Ohm. Besaran
tahanan bisa dinyatakan dengan miliOhm, Ohm, kiloOhm, megaOhm dst.

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
1.4. RUMUS DASAR LISTRIK
Ketentuan listrik adalah: Arus Listrik sama dengan Tegangan listrik dibagi dengan
Tahanan Listrik, atau dinyatakan dengan rumus berikut:

V
I
R

Dari rumus di atas, bila tahanan listrik semakin besar (pipa dikecilkan) sedangkan
tegangan listrik tetap, maka aliran listrik akan semakin kecil, atau bila tegangan listrik
diperbesar (tangki ditinggikan) maka arus akan membesar.
Dari rumus di atas, dapat diturunkan menjadi beberapa rumus untuk mendapatkan
besaran listrik lainnya yaitu:

V
R
I
Atau:
V I R

Dimana R dalam Ohm, V dalam Volt dan I dalam Ampere.

Contoh 1:
Diketahui sebuah rangkaian sumber daya (batere) dan sebuah tahanan seperti dalam
gambar berikut:

2
1

BATTERY
R
12V
4 Ohm
1
2

Berapa besar arus yang mengalir?

Ingat rumus yang digunakan adalah:

V V 12
I Sehingga hasilnya adalah: I 3A
R R 4

1.5. DAYA LISTRIK


Daya listrik adalah Tegangan Listrik dikalikan dengan Arus listrik yang mengalir. Daya
listrik dinyatakan dengan notasi P. Satuan daya listrik adalah Watt. Satuan listrik bisa
dinyatakan dalam conversi misalnya miliWatt, Watt, kiloWatt, megaWatt dst. Rumus daya

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
listrik bila dinyatakan dengan rumus adalah sebagai berikut:

P V I

Rumus di atas dapat diturunkan lagi menjadi beberapa rumus daya. Rumus berikut bila V
diganti dengan I x R maka:

P V I I R I I2 R

Atau I diganti dengan V/R akan menjadi:

V V2
P V I V
R R

Rumus-rumus di atas tidak perlu dihafalkan semua cukup salah satu rumus dasar listrik
dan daya listrik. Rumus lainnya dapat diturunkan dengan cara matematis yang sederhana
saja.

Contoh 2:
Mari kita lanjutkan dengan menghitung daya pada rangkaian listrik pada contoh 1 di atas.

Daya yang yang mengalir kedalam resistor adalah:

P V I 12V 3A 36Watt

Daya yang mengalir dalam resistor tersebut adalah 36 Watt.

MENGUKURAN TEGANGAN
1000
DCV 1000 500 ACV
500
250 250
50
50
10 ZE R O A D J
10
2.5 BATTERY
OFF
RED
x1K
2.5m
+
DCA 0.5
25m x10
x1 OHM
_ BLACK

MENGUKURAN ARUS DC
+
DCV 1000 1000 500 ACV
500
250 250
50 50 DIPUTUS
10 ZE R O A D J
10
2.5
OFF
RED
x1K
2.5m
+
25m x10
x1 OHM
_ BLACK
DCA 0.5 G

MENGUKURAN
1000
DCV 1000 500 ACV
500
250 250
50
50
10 ZE R O A D J
10
2.5
OFF
RED
x1K
2.5m
+
DCA 0.5
25m x10
x1 OHM
_ BLACK

Gambar 2 Alat ukur multitester (AVO)

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
1.6. ALAT UKUR LISTRIK
Besaran-besaran listrik tersebut di atas dalam dunia listrik diukur dengan menggunakan
peralatan yang disebut dengan alat ukur listrik.

Alat ukur tersebut adalah:


- Alat mengukur tegangan listrik disebut dengan Volt meter
- Alat untuk mengukur arus listrik disebut dengan Ampere meter
- Alat untuk mengukur besarnya tahanan listrik disebut dengan Ohm meter
- Alat untuk mengukur daya listrik disebut dengan Power meter atau bisa disebut juga
dengan Watt meter

Dalam keseharian alat ukur yang digunakan oleh seorang amatir radio adalah alat ukur
yang dapat mengukur lebih dari satu besaran listrik. Alat tersebut disebut dengan
Multimeter atau biasa disebut juga dengan AVO meter (AVO=Ampere, Volt, Ohm) Ilustrasi
dari Multimeter dapat dilihat pada gambar.

1.7. RANGKAIAN RESISTOR


Dalam rangkaian listrik, resistor jarang berdiri sendiri. Rangkaian resistor dalam rangkaian
listrik muncul dalam rangkaian yang kompleks. Rangkaian resistor ada dua Apa maksud
dan tujuan dari rangkaian resistor tersebut?

Ada beberapa tujuan yaitu:


- Untuk mendapatkan suatu nilai resistor yang diharapkan, sedangkan resistor yang
dimaksud tidak tersedia.
- Untuk mendapatkan penurunan tegangan.

1.7.1. PEMBACAAN NILAI RESISTOR


Sebelum lebih jauh mengenai rangkaian resistor, mari
kita mengenal bentuk fisik resistor dan bagaimana cara
membaca nilai resistor tersebut. Karena bentuk fisiknya
yang relatif kecil, maka pembuat resistor sulit
menuliskan angka-angka pada resistornya. Oleh karena
itu, nilai-nilai resistansi dari resistor dikodekan menjadi
gelang-gelang warna.

Gelang gelang warna menunjukkan nilai resistor dan


-nilaiGelang
toleransi nilai resistor.
pertama adalah nilai angka
- Gelang kedua adalah nilai angka
Gelang
-Urutan ketiga adalah
pembacaan banyaknya nol
adalah:
- Gelang keempat adalah nilai totelarnsinya. Gambar 3 Gelang resistor

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Gelang pertama hingga gelang ketiga dikodekan dengan warna sebagai berikut:

0 = Hitam
1 = Coklat
2 = Merah
3 = Oranye
4 = Kuning
5 = Hijau
6 = Biru
7 = Ungu
8 = Abu-abu
9 = Putih

Cara menghafalkan adalah ‘HICOMEOKUHIBUAP’

Gelang keempat adalah:


5 % = Emas
10 % = Perak
25 % = Tak berwarna

Contoh pembacaan resistor:


Kuning ungu merah emas
Kuning=4
Ungu=7
Merah=2 (jumlah no)
Emas=5%

Nilai dari resistor tersebut adalah 4700 Ohm dengan toleransi 5%

Selain nilai tahanan dari suatu resistor, resistor memiliki batas kemampuan untuk
menampung daya (resistor power rating). Resistor akan terbakar dan putus atau berubah
nilainya secara permanen bila resistor menampung daya melebihi kemampuan daya
tampungnya. Resistor dipasaran kebanyakan memiliki power rating ¼, ½, 1 dan 2 watt,
meskipun ada juga lebih dari 2 watt.

1.7.2. RANGKAIAN RESISTOR SERI

Rangkaian seri resistor adalah tergambar sebagai berikut:

a R1 R2 R3 b
1 2 1 2 1 2
1 Ohm 2 Ohm 5 Ohm

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Rumus dari resistor seri adalah penjumlahan resistor-resitor yang tersambung dalam
rangkaian. Ditulis dengan rumus:

RTotal R1 R2 R3 ....

Dari Contoh rangkaian di atas dapat ditentukan nilai total dari rangkaian resistor seri
adalah:

Rtotal=1 Ohm + 2 Ohm + 5 Ohm= 8 Ohm

1.7.3. RANGKAIAN RESISTOR PARALEL

Rangkaian paralel resistor adalah sebagai berikut:

R3
1 2
5 Ohm
R2
a 1 2 b
2 Ohm
R1
1 21
Ohm

Rumus resistor paralel adalah:

1 1 1 1 1
Rtotal R1 R2 R3 Rn

Sehingga R total dalam gambar di atas adalah:

1 1 1 1 10 5 2 17
Rtotal 1 2 5 10 10 10 10

10
Rtotal 0,588Ohm
17

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
1.7.4. RANGKAIAN RESISTOR KOMBINASI SERI DAN PARALEL
Rangkaian resistor bisa jadi tidak sesederhana yang kita bayangkan. Rangkaian resistor
bisa terdiri dari 2 atau bahkan lebih resistor. Perhatikan rangkaian-rangkaian resistor
berikut ini:
R1 R2 R2
1 2 1 2 1 2
a a
48 6 24
b R1 b
1 2
4
R3 R3
1 2 1 2
54
atau 24

Bisa jadi lebih kompleks dari dua rangkaian di atas.

Cara penyelesaian rangkaian kombinasi seri dan paralel diperlukan kejelian untuk
menyelesaikan rangkaian tersebut. Sebagai contoh rangkaian pada gambar rangkaian
sebelah kiri: rangkaian seri yang terdiri dari R1 dan R2 diselesaikan dahulu dengan
menggunakan rumus seri. Setelah itu, hasil Rtotal(seri) diparalelkan dengan R3. Hasil akhir
paralel adalah nilai resistansi antara titik a dan b.

Contoh penyelesaian gambar sebelah kiri:

RSeri R1 R2 48 6 54Ohm
1 1 1 1 1 2
Ra b Rseri R3 54 54 54
54
Ra b 27Ohm
2

Contoh penyelesaian gambar sebelah kanan:

1 1 1 1 1 2
Rparalel R2 R3 24 24 24
24
R paralel 12Ohm
2
Ra b Rparalel R1 12 4 16Ohm

1.7.5. TAHANAN DALAM SUMBER DAYA


Dalam kenyataan sehari hari sumber daya listrik adalah 2

tidak ideal. Sebagai contoh, baterai 1,5 Volt bila Ri


1
dihubungkan dengan lampu 1,5 Volt daya 0,5 Watt 2
1

BATTERY 1
kemungkinan lampu akan menyala dengan terang, apabila LAMPU
baterai yang sama dihubungkan sebuah lampu 1,5 V daya
2

100 Watt apakah akan menyala setara dengan 100 Watt?


Tentu tidak, bahkan mungkin tidak menyala samasekali. Gambar 4 Tahanan dalam

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Apa yang terjadi sebenarnya? Yang terjadi adalah tegangan baterai turun akibat dari
sebuah resistor ‘maya’ yang berada didalam baterai terhubung secara seri dengan baterai
tersebut. Resistor ‘maya’ tersebut adalah tahanan dalam sumber daya listrik, biasanya
disebut dengan internal resistance R(i). Rangkaian listrik dari tahanan dalam adalah
sebagai berikut:

Sebagai contoh :
Lampu terhubung seperti rangkaian di atas. Diketahui lampu 3 Volt 0,25A. Tegangan
baterai 3 Volt dengan R(i) 0,25 Ohm. Berapa arus sebenarnya mengalir melalui lampu
tersebut? Berapa daya yang menyala sebenarnya?
Dari rumus-rumus dasar listrik pada bahasan sebelumnya:

Vlampu 3Volt
Rlampu 12Ohm
I lampu 0,25A
Rtotal Ri Rlampu 0,25 12 12,25Ohm
Vbaterai 3
I sebenarnya 0,2448Ampere
Rtotal 12,25
Plampu Vlampu Ilampu 3 0,25 0,75Watt
Psebenarnya Vlampu I sebenarnya 3 0,2448 0,73Watt

Dari perhitungan di atas, jelas terlihat bahwa telah terjadi penurunan daya yang
sebenarnya dari lampu 0,75 Watt menjadi 0,73 Watt. Semakin besar tahanan dalam
semakin turun tegangan dan semakin turun daya yang dihasilkan.
Bila baterai dirangkai secara seri maka tahanan dalam akan terangkai secara seri. Bila
baterai dirangkai secara paralel, maka tahan dalam akan terangkai secara paralel pula.

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
BAB – 2
TEORI DASAR ARUS AC DAN REAKTANSI

2.1. ARUS BOLAK BALIK (AC)


Dalam sebuah rangkaian listrik tertutup, elektron
Sumber
akan mengalir dari sumbernya (source) melalui
Tegangan
beban (load) dan kembali ke sumbernya. Jika
AC
elektron hanya mengalir pada satu arah disebut
dengan arus DC (direct current). Jika sumber arus
secara periodik berubah arah kebalikannya
disebut dengan arus AC (alternating current).
+
Gambar disamping menjelaskan sumber AC.
Dalam rangkaian AC tidak hanya arus yang
berubah arahnya secara periodik, akan tetapi - waktu
tegangan juga berubah arah secara periodik.
Berbolak-baliknya arah dalam satu detik dapat
berkisar beberapa kali per detik hingga jutaan Gambar 5 Arus bolak balik

kali per detik.

2.2. FREKWENSI DAN PERIODA


Arus AC yang berlangsung terus menerus sepanjang waktunya. Pilih satu titik yang pasti
misalnya puncak gelombang. Titi puncak ke titik puncak berikutnya disebut satu siklus.
Jumlah siklus dalam satu detik disebut dengan frekwensi.

Satuan dari frekwensi adalah siklus (Cycle) per


detik, atau biasa disebut juga dengan Hertz atau
disingkat Hz. Nama Hertz diambil dari nama
seorang ilmuwan Heinrich Hertz untuk
memperingati prestasinya dibidang fenomena
radio di abad 19.
Gambar 6 Frekwensi

Panjang siklus dalam satuan waktu disebut dengan perioda. Secara matematis perioda (T)
adalah kebalikan dari frekwensi.

1
frekwensi(Hz)
Perioda(T)dlm det ik

dan
1
Perioda(det ik)
frekwensi(Hz)

Contoh: Berapa perioda dari 400-hertz arus ac?

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
1
T 0,00250dtk 2,5mili det ik
400Hz

Frekwensi dari arus bolak balik digunakan di dunia amatir radio berkisar antara ribuan Hz
per detik hingga ribuan juta Hz per detik.

3. REAKTANSI
Komponen listrik Induktor dan kapasitor bila dialiri arus ac akan bersifat melawan atau
menghambat. Perlawanan atau hambatan disebut dengan reaktansi.

Reaktansi adalah sifat perlawanan atau penghambatan dari komponen listrik kumparan
dan kapasitor bila dilalui arus ac. Arus ac yang dimaksud tidak saja berasal dari jala-jala
listrik akan tetapi bisa dari arus listrik audio ataupun arus listrik RF (radio frekwensi)

4. INDUKTOR DAN REAKTANSI INDUKTIF


Induktor adalah komponen listrik yang terbuat dari lilitan konduktor. Konduktor yang
dipergunakan biasanya terbuat dari kawat tembaga. Sebuah lilitan bisa berintikan suatu
bahan yang terbuat dari besi, serbuk besi atau bahan dengan nama ferrite.

Lilitan pada frekwensi sangat tinggi biasanya tidak berintikan apa-apa atau biasa disebut
dengan inti udara. Satuan dari induktor adalah (H) Henry. Gambar-gambar berikut adalah
koponen induktor yang dimaksud.

Gambar 7 Induktor inti udara dan ferite Gambar 8 Inductor inti besi

Ketika arus ac mengalir melalui suatu induktansi, terjadi tegangan listrik yang melawan
setiap perubahan pada awal. Perlawanan ini dinyatakan dengan istilah reaktansi induktif.

Reaktansi induktif ditulis dengan rumus:

XL 2 f L

dimana: 2π = 6.2832; f = frekwensi dalam Hertz dan L = induktansi dalam Henry

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Contoh perhitungan reaktansi induktif

Berapa reaktansi yang akan terjadi pada sebuah induktor sengan nilai 6.8 uH pada
frekwensi ac sebesar 7 Mhz?

Dengan menggunakan rumus reaktansi induktif diperoleh:

XL 2 f L

Dimana: 2π = 6.2832; f = 7,000,000 Hz dan L = .0000068 Henries

XL 6,2832 7.000.000 0,0000068 299Ohm

2.5. KAPASITOR DAN REAKTANSI KAPASITIF


Fenomena perangkat listrik menimbulkan dan
menyimpan muatan listrik dalam bentuk medan
elektrostatik dinamakan kapasitansi, alat yang memiliki
kemampuan tersebut adalah kapasitor.

Gambar disamping menunjukkan simbol dari kapasitor.


Gambar A adalah simbol untuk kapasitor tetap, yaitu
kapasitor yang memiliki satu nilai kapasitansi. Gambar B
menunjukan simbol-simbol untuk kapasitor variabel,
kapasitor ini bisa diatur nilainya. Biasanya garis lurus
dalam simbol dihubungkan dengan tegangan positif,
sedangkan garis lengkung dihubungkan dengan
tegangan negatif atau pentanahan (ground). Beberapa
kapasitor sesuai dengan kebutuhannya, kadangkala Gambar 9 Simbol kapasitor

memiliki polaritas dan ada pula tidak memiliki polaritas.

Satuan kapasitansi dinyatakan dalam Farad (F) atau turunan metrisnya adalah micro Farad
(uF) atau picoFarad (pF)

Gambar 11 Kapasitor tetap Gambar 10 Kapasitor variabel

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Sebagaimana resistor, kapasitor juga dapat disambungkan secara paralel ataupun seri
untuk mendapatkan nilai yang diinginkan atau untuk meningkatkan kemampuan dayanya.

Pada gambar di samping, rangkaian (A) adalah rangkaian paralel. Nilai kapasitansi total
adalah jumlah dari masing-masing kapasitansinya, atau secara matematis ditulis dengan:

Ctotal C1 C2 C3.....Cn

Pada rangkaian (B) adalah rangkaian kapasitor secara seri.


Nilai total kapasitansi adalah lebih kecil dari kapasitansi
yang paling kecil dalam rangkaian. Rumusnya adalah seperti
rangkaian resistor paralel yaitu:

1 1
CTotal C1 C2 C3 Cn

Dalam perhitungan mencari nilai total kapasitansi rangkaian


seri atau paralel, semua satuan kapasitansi harus disamakan
dahulu, misalnya semua kapasitansi dalam uF, F dan
Gambar 12 Kapasitor seri
seterusnya. dan paralel

Pada saat arus ac mengalir melalui kapasitor, arus ac tersebut akan mendapatkan
perlawanan pada saat awal munculnya. Nilai perlawanan karena arus ac disebut dengan
reaktansi kapasitif.

Reaktansi kapasitif diperoleh dengan menggunakan rumus:

1
XC
2 f C

dimana: 2π = 6.2832; f = frekwensi dalam Hertz dan C = kapasitansi dalam Farads.

Contoh perhitungan reaktansi kapasitif:

Berapa reaktansi sebuah kapasitor dengan nilai 33 pF pada frekwensi 7 Mhz? Dengan
menggunakan rumus reaktansi kapasitif diperoleh:

1
XC
2 f C

Dimana: 2π = 6.2832; f = 7,000,000 Hz and C = .0000000000033 Farads

1
XC 689Ohm
6,2832 7.000.000 0,0000000000033

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
2.6. RANGKAIAN RESONANSI

Rangkaian resonansi adalah rangkaian listrik terdiri dari induktor dan kapasitor. Rangkaian
resonansi disebut juga dengan rangkaian tertala (tuned circuit) karena keduanya
mempunyai rektansi induktif dan kapasitif.

Frekwensi resonansi adalah frekwensi dimana nilai reaktansi induktif dama dengan nilai
reaktansi kapasitif atau XL=XC. Masih ingat rumus reaktansi sebelumnya? Rumus frekwensi
resonansi adalah turunan dari rumus-rumus tersebut:

1
XL 2 fL XC
2 fC
1 L C
f resonansi
2 LC

F(res)
Dimana:
f dalam Hertz
π = 3.1416.
L dalam Henry
C dalam Farad

Untuk mempermudah perhitungan rumus di atas, khsusnya bagi anggota amatir radio
yang kebanyakan bekerja pada frekwensi HF, mari kita ubah satuannya menjadi:

103
f resonansi Dimana:
2 LC
f = frekwensi dalam megaHertz (MHz),
L = induktansi dalam microHenrys (μH),
C = capasitansi dalam picofarads (pF), dan
π = 3.1416.
Contoh perhitungan:
Berapa frekwensi resonansi dari rangkaian yang terdiri dari induktor 5 uH dan kapasitor
senilai 35pF?

103 103
f res
2 LC 6,2832 5 35
103
f res 12MHz
83

Untuk lebih memudahkan perhitungan rangkaian resonansi di atas bila frekwensi kerja
diketahui dan salah satu komponen (L atau C) diketahui. Berikut adalah rumus yang telah
disederhanakan

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
1
f res
2 LC
2 1
f res 2
4 LC
menjadi:
25330
L
f 2C
atau :
25330
C
f 2L

Dimana:
f = frekwensi dalam megaHertz (MHz),
L = induktansi dalam microHenrys (μH),
C = capasitansi dalam picofarads (pF), dan
π = 3.1416.

Contoh:
Berapa nilai kapasitor pada sebuah rangkaian resonansi pada 21.1 MHz jika induktor yang
digunakan adalah 2 uH?

25330 25330 25330


C 28,5pF
f 2L 21,12 2uH 890

Mudah bukan?

2.7. TRANSFORMATOR
Transformator adalah komponen listrik ac yang terdiri dari
dua induktor atau lebih dimana bila induktor primer dialiri
arus listrik ac akan meninduksi secara magnetis pada
induktor sekunder lainnya. Transformator berintikan udara,
besi, serbuk besi atau ferrite.

Transformator daya listrik biasanya menggunakan inti


(bahasa belandanya ‘kern’) berbentuk pasangan E dan I.
Transformator pada frekwensi radio (RF) biasanya
menggunakan inti ferrite atau udara.
Kegunaan transformator adalah: Gambar 13 Inti trafo E dan I

- Menurunkan atau menaikkan tegangan


- Menurunkan atau menaikkan impedansi
- Fungsi isolasi atau kopling (coupling)

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Simbol transformator dengan inti besi adalah seperti berikut

1 5

Ep L1 L2 Es

4 8

Gambar 14 Simbol trafo


Gambar 15 Bentuk fisik trafo

Perbandingan tegangan ditransformasikan dari gulungan primer ke gulungan sekunder


berbanding lurus dengan perbandingan jumlah lilitan transformator, ditulis dengan
rumus:

L2
Es EP
L1

Berikut contoh perhitungan transformer: Hitung berapa jumlah lilitan sekunder bila
diinginkan tegangan sekunder 15 V ac? Lilitan primer sejumlah 300 lilit dihubungkan
dengan tegangan ac 220 V.

Ls
15Volt 220Volt
300
300llt
Ls 15Volt 20,4Lili tan
220Volt

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
BAB – 3
KOMPONEN ELEKTRONIKA

3.1. TABUNG
Sebelum transistor ditemukan, tabung lampu digunakan sebagai komponen sinyal analog
berfungsi sebagai penguat sinyal-sinyal.

lampu tabung atau biasa disebut tabung atau dalam bahasa inggris disebut dengan
vacum tube atau ada pula yang menyebutnya sebagai valve bekerja dengan prinsip yang
sangat jauh berbeda dengan transistor. Prinsip kerja tabung adalah pengendalian aliran
elektron yang terlepas dari katoda. Terlepasnya elektron dari katoda disebabkan oleh
pemanasan metal katoda oleh filamen dan penarikan elektron oleh listrik tegangan tinggi
pada anoda.

Pada saat penemuan lampu tabung, lampu tabung hanya dikenal DIODA sebagai
penyearah tegangan listrik dan TRIODA sebagai penguat sinyal. Seiring berjalannya
waktu, karakteristik lampu tabung disempurnakan dengan pemasangan elemen lain
berupa elektroda-elektroda tambahan, sehingga menjadi TETRODA, PENTODA dll.

Gambar 16 dioda, trioda, tetroda dan pentoda

Walaupun teknologi lampu tabung sudah kuno, hingga saat ini masih banyak disukai oleh
penggemar musik ‘high-end’ sebagai amplifier andalannya.

Dalam dunia amatir, lampu tabung masih sering digunakan oleh para DX-er atau
kelompok kolektor radio lama.

3.2. SEMIKONDUKTOR
Semikonduktor adalah komponen elektronik dimana
konduktansi dapat dikendalikan. Komponen elektronik
tersebut terbuat dari setangkup material semikonduktor
berjenis P-N atau N-P. Bahan semikonduktor pada awalnya
dikenal dari bahan Germanium dan pengembangan
selanjutnya menggunakan bahan Silicon.

3.2.1. DIODA
Diode adalah bentuk paling sederhana dari semikonduktor.
Diode terdiri dari setangkup material semikunduktor
berbahan N-P. Diode bersifat menghantarkan arus dengan Gambar 17
satu arah aliran. Transistor PNP dan NPN

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
3.2.2. TRANSISTOR
Semikonduktor terbuat dari material semikonduktor terdiri dari lapis P-N atau N-P
disatukan secara ‘back-to-back’ yaitu N-P-N atau P-N-P disebut dengan transistor. Karena
terdiri dari dua jenis bahan maka transistor disebut juga bipolar transistor.

Transistor memiliki tiga kutub: basis, emtitter dan collector. Transistor berdasarkan dari
penyambungan bahannya berjenis NPN dan PNP.

Teori lengkap mengenai transistor tidak perlu dibahas lebih dalam karena bukan tujuan
dari materi ini. Walaupun demikian, prinsip kerja dasar penguatan dari transistor perlu
diketahui.

Pada gambar, bila pada transistor Q1


berjenis NPN dialiri arus yang sangat kecil
Ib pada basis transitor, secara bersamaan
akan terjadi arus yang lebih besar pada Ic
Q1
jalur Ic melalui collector transistor.

Dari dasar di atas transistor disebut juga


Ib
dengan penguat arus. Perbandingan
besarnya Ic dibanding Ib adalah faktor
penguatan transistor dan biasa disebut
Gambar 18 Penguatan Transistor
dalam databook transistor dengan Hfe,
atau dituliskan dengan rumus:

IC
H fe
Ib

Bila pada basis transistor Q1 dialiri sinyal musik (audio) maka pada collector akan terjadi
sinyal musik yang lebih besar, bila pada basis dialiri gelombang radio maka pada kolektor
melalui beban akan terjadi gelombang radio yang lebih besar.

3.2.3. FIELD EFFECT TRANSISTOR (FET)


Field effect transistor bekerja sangat berbeda dengan transistor bipolar (NPN/PNP). FET
memiliki tiga kutub, S (source), D (drain) dan G (gate).

Field effect transistor bekerja berdasarkan pengendalian


arus diantara dua titik pada material dengan jenis yang
sama (N atau P) dengan memanfaatkan efek medan listrik.
Karena material sejenis N saja atau P saja maka FET kadang
juga disebut dengan unipolar transistor.

Kelebihan FET dibandingkan dengan transistor bipolar


adalah impedansi (resistansi dan atau reaktansi) input pada
pada G (gate) sangat tinggi sehingga tercipta ‘effek isolasi’.
Impedansi tinggi pada gate diakibatkan karena sistem
kerjanya yang hanya memanfaatkan efek medan listrik.
Gambar 19 FET
BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMAT IR RADIO TINGKAT SIAGA
ORARI DAERAH DKI JAKARTA
3. TRANSDUCER
Transducer adalah perangkat elektronik berfungsi sebagai alat pengubah suatu besaran
fisik tertentu menjadi besaran fisik yang lain. Bentuk transducer yang paling mudah
dikenal dalam dunia amatir radio adalah mikrofon dan speaker. Jenis transducer yang lain
masih banyak jenisnya untuk fungsi-fungsi khusus, misalnya deteksi arah angin, curah
hujan yang tidak dibahas di sini.

1. MIKROFON
Microfon adalah suatu alat berfungsi mengubah getaran fisik suara
menjadi sinyal listrik. Mikropon memiliki karakteristik respon pada
frekwensi frekwensi tertentu. Mikropon untuk keperluan komunikasi
sebaiknya mikrofon yang sensitif pada frekwensi suara manusia
(300Hz-3400Hz), mikrofon dengan respon frekwensi terlalu tinggi
Gambar 20 Simbol
akan menyebabkan melebarnya pancaran radio dan akan Mikropon
mengganggu stasiun radio lain.

Berdasarkan teknik pengubah sinyal jenis mikropon adalah:


- Mikropon dynamic
- Mikropon condenser
- Mikropon crystal

Berdasarkan sensitifitas arah penerimaan mikropon:


- Unidirectional (satu arah)
- Omnidirectional (berbagai arah)

Penggunaan mikropon untuk komunikasi sebaiknya bukan mikropon berjenis


omnidirectional, mikropon omnidirectional akan menangkap suara-suara lain selain suara
operatornya, misalnya suara tv, kipas angin dan suara-suara lain yang tidak diinginkan
oleh lawan bicara. Mikropon kadang diperlukan cadar berupa busa atau kain untuk
menahan hembusan napas operator.

3.3.2. SPEAKER
Speaker adalah alat untuk mengubah arus listrik menjadi getaran fisik
suara. Speaker memiliki karakteristik sensitifitas pada frekwensi tertentu.
Dalam kegiatan komunikasi, speaker dengan sensitifitas pada frekwensi
suara manusia (300 – 3400 Hz) sangat dianjurkan untuk dipakai.

Speaker bawaan dari radio sering dijumpai tidak menghasilkan


reproduksi suara dengan readibility yang baik. Bila demikian, maka Gambar 21
diperlukan external speaker khusus untuk komunikasi. Simbol speaker

Speaker dapat berupa headphone. Headphone sangat cocok digunakan, khususnya bagi
amatir radio dengan kegiatan komunikasi dengan sinyal penerimaan lemah. Memilih
headphone-pun perlu diperhatikan respon frekwensinya, jangan sampai memilih
headphone music untuk keperluan komunikasi.
BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA
ORARI DAERAH DKI JAKARTA
BAB – 4
PEMROSESAN SINYAL ANALOG

Istilah sinyal analog merujuk pada semua bentuk sinyal audio atau radio dimana tegangan
sinyal tersebut adalah berubah secara kontinyu. Bab ini membahas pemrosesan sinyal
analog terbatas pada pemrosesan:

- Penguatan sinyal
- Pembangkitan sinyal
- Pencampuran sinyal
- Pendeteksian sinyal

4.1. PENGUAT
Dalam rangkaian elektronik proses penguatan dijumpai dimana-mana, sebagai contoh,
untuk menguatkan gelombang suara dari microfon diperlukan penguat, gelombang radio
untuk bisa didengar diperlukan penguat yang disebut dengan amplifier rf (biasa disebut
dengan front end amplifier) dan seterusnya.

Penguat digunakan untuk menguatkan sinyal (audio


atau rf) dengan daya yang kecil menjadi daya yang Vi Vo
diinginkan.

Ada dua moda dalam mengoperasikan sebuah Penguat (Amplifier)


penguat:
Gambar 22 Blok diagram penguat
- Moda linier
- Moda non-linier

Penguat dengan Mode linier menguatkan sinyal masukan menjadi sinyal keluaran dengan
bentuk gelombang yang sama persis dengan gelombang masukannya. Penguat mode
non-linier mengeluarkan sinyal yang tidak sama dengan sinyal masukkan, tapi bukan
berarti bahwa amplifier jenis non-linier tidak digunakan. Keluaran sinyal penguat non-
linier akan diperbaiki dengan menggunakan filter-filter sedemikian sehingga sinyal
keluaran menjadi kurang lebih sama dengan sinyal masukkannya.

Dalam keseharian dunia amatir radio, penguat linier biasa digunakan untuk menguatkan
sinyal-sinyal single sideband reduced carrier (ssb) atau sinyal amplitudo modulation (am).
Penguat non linier biasa digunakan pada mode pancaran frequency modulation (fm) atau
continuous wave (cw) dengan pancaran kode morse.

Penguat bila ditinjau dari besarnya sinyal keluaran yang dihasilkan dibagi menjadi dua
kategori:

- Small signal amplifier (Penguat sinyal daya kecil)


- High power amplifier (Penguat sinyal daya besar)

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Penguat sinyal kecil adalah booster TV, LNA pada parabola TVRO dll. Penguat daya besar
adalah amplifier panggung untuk musik band, penguat amplifier RF hingga orde kiloWatt
dst.

4.2. OSCILLATOR
Oscillator adalah rangkaian elektronik berfungsi sebagai pembangkit frekwensi (audio /
radio). Oscillator adalah sebuah penguat sinyal dengan umpan balik (feedback) positif
bekerja dengan suatu rangkaian resonansi.

Seiring perkembangan teknologi, ditemukan suatu teknik pembangkitan frekwensi


variabel dengan melakukan sintesa pada satu oscilator standar, teknik ini dikenal dengan
istilah Phase Locked Loop Oscillator (PLL). Tidak berhenti pada PLL, dengan pesatnya
penemuan teknik Pemrosesan Sinyal Digital (DSP) ditemukan teknik pembangkit
frekwensi yang disebut dengan DDS (Digital Direct Synthesize). Sinyal hasil pembangkitan
DDS dibentuk langsung dengan suatu algoritma tertentu.

Rangkaian resonansi oscillator dapat berupa rangkaian resistor


kapasitor akan bekerja pada frekwensi audio, menggunakan
rangkaian induktor kapasitor akan bekerja pada frekwensi radio dan
menggunakan komponen yang mempunyai sifat rangkaian resonansi
berupa kristal.

Kristal adalah irisan batuan yang memiliki sifat rangkaian resonansi, keping kristal tersebut
dijepit dengan keping metal pada kedua sisinya. Dalam notasi elektronik, kristal kadang
dituliskan X-tal. Kristal mempunyai stabilitas tinggi pada frekwensi resonansinya untuk
jangka waktu tahunan.

Ditinjau dari cara menalakan frekwensi jenis oscilator dibedakan menjadi:


- PTO (Permeability Tuned oscilator)
- VCO (Voltage Controlled Oscilator)
- XTO (Crystal Tuned Oscilator)
- VCXO (Voltage Controlled X-tal Oscilator)

Oscilator berdasarkan bagaimana cara mengumpan balikkan dikenal dengan:


- Oscillator Colpits
- Oscillator Hartley

4.3. MIXER
Rangkaian elektronik berfungsi sebagai pencampur frekwensi disebut mixer. Kita tidak
perlu terlalu pusing dengan formula matematisnya dan teknik elektronika bagaimana
frekwensi bisa dicampur, akan tetapi cukup hanya mengetahui bahwa bila frekwensi f1
dicampur dengan frekwensi f2 maka mixer akan menghasilkan frekwensi f1+f2 dan f2-f1.
Contoh: frekwensi 145 MHz bila dicampur dengan frekwensi 8 KHz maka akan dihasilkan
frekwensi 145,008 MHz dan 149,992 MHz. Frekwensi 3,8 MHz dicampur dengan frekwensi
3,345 MHz akan menghasilkan frekwensi 0,455 MHz (455KHz) dan frekwensi 7,145 MHz.

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Mixer pada penerima (receiver) biasanya digunakan untuk menurunkan frekwensi dengan
maksud agar diperoleh selektifitas yang baik serta dimungkinkan untuk dideteksi oleh
detektor.
Mixer pada pemancar (transmitter) biasanya digunakan untuk menaikkan frekwensi dari
frekwensi pembangkitan sinyal (frekwensi rendah) menjadi frekwensi yang diharapkan
untuk memancar dengan mencampurkan frekwensi local oscilator.

4. MODULATOR
Modulator adalah rangkaian elektronik yang berfungsi untuk menumpangkan sinyal
informasi kepada sinyal pembawa. Modulator merupakan fungsi yang menentukan jenis
kelas emisi suatu pancaran. Mayoritas kelas emisi pancaran di dunia amatir yang dikenal
adalah:
- CW (Continuous Wave)
- AM (amplitudo Moduation)
- FM (Frequency Modulation)
- PSK (Phase shift Keying)
- SSB (Single Sideband)
- FSK (Frequency shift Keying)

Esensinya modulator adalah mixer, bila pada mixer frekwensi satu dicampur dengan
frekwensi lain sedangkan pada modulator frekwensi pembawa dicampur dengan
frekwensi suara. Seperti ulasan sub-bab mixer: frekwensi 145 MHz bila dicampur dengan
frekwensi 8 KHz maka akan dihasilkan frekwensi 145,008 MHz dan 149,992 MHz.
Frekwensi 8KHz adalah frekwensi audio dengan bentuk FM (Frekwensi Modulasi) yang
ditumpangkan pada frekwensi 145 MHz.

5. DEMODULATOR (DETEKTOR)
Kebalikan dari Modulator, Demodulator melakukan proses pemisahan antara frekwensi
pembawa dan frekwensi suara, prosesnya disebut demodulasi.
Kecanggihan demodulator merupakan tolok ukur kinerja suatu penerima (receiver).
Semakin baik demodulator memisahkan sinyal-sinyal yang sangat lemah semakin baik
kualitas penerimanya.
Akhir-akhir ini berkembang teknik demodulasi canggih dengan menggunakan teknik
pemrosesan sinyal digital (DSP), demodulasi dengan menggunakan teknik DSP
memungkinkan untuk membuang segala jenis sinyal gangguan (noise) dengan mudah.
Radio buatan tahun 2000 ke atas sudah mulai menggunakan teknik DSP.

6. PEMANCAR RADIO
Pemancar radio adalah rangkaian elektronik menghasilkan getaran elektromagnetis serta
membawa sinyal informasi. Pemancar radio tersusun dari fungsi-fungsi di atas yaitu
oscilator, modulator, penguat. Fungsi lain yang perlu diketahui adalah buffer dan driver.

Buffer berfungsi sebagai penyanggah agar oscilator terisolasi terhadap rangkaian


didepannya, dengan demikian stabilitas frekwensi oscilator tetap terjaga. Pada buffer
fungsi isolasi lebih dominan dari fungsi penguatannya.

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Driver adalah sebagai penguat sinyal dari buffer untuk mendapatkan kuat sinyal
sedemikian sehingga dapat ‘mendorong’ amplifier agar bekerja optimal.

Oscilator buffer driver amplifier


crystal /
VFO

Kunci Morse

Gambar 23 Pemancar CW (Morse)

Pada gambar di atas fungsi modulator adalah kunci morse. Kunci morse akan memutus-
sambungkan / menghidup-matikan oscilator sesuai dengan kode-kode Morse yang akan
dikirimkan.

Pada gambar selanjutnya, pada mode emisi phone (suara) agak berbeda, sinyal informasi
suara dikuatkan dahulu oleh bagian yang disebut dengan pre-amplifier (penguat awal)
setelah itu dikuatkan lagi pada modulator dan selanjutnya akan di’suntikkan’ pada RF
Amplifier (penguat RF=Radio Frekwensi). Bila penyuntikan dilakukan pada level penguat
akhir RF disebut dengan high-level modulation. Bila di’suntikkan’ pada tingkat
sebelumnya (driver misalnya) disebut dengan low-level modulation.

Bagian yang menentukan saat memancar atau saat standby dilakukan oleh sebuah switch
yang disebut yang dioperasikan dekat dengan mikrofon disebut dengan PTT-switch. PTT
singkatan dari Push to Talk. Secara guyonan teknis ada pula yang secara iseng
mengatakan switch tersebut adalah RTL-Switch atau Release to Listen

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Oscilator buffer driver Amplifier
crystal / RF
VFO

PTT Switch Pre Modulator


amplifier

Power
Supply

Gambar 24 Pemancar Phone (suara)

4.7. PENERIMA RADIO


Gelombang elektromagnetik di udara dengan kekuatan orde mikro volt akan
menggetarkan elektron dan menjadi arus listrik pada kawat antena dan diteruskan
rangkaian tuning

Rangkaian tuning adalah rangkaian resonansi (terdiri dari L dan C) ditalakan pada
frekwensi pada pancaran gelombang yang diinginkan. Pada contoh adalah menerima
gelombang 3,8 MHz.

Selanjutnya setelah rangkaian resonansi tersebut menghasilkan listrik yang maksimum


(karena resonansi) akan diteruskan ke bagian penguat, yang dalam diagran disebut
dengan front end rf amplifier (penguat rf paling ujung). Setelah dikuatkan ribuan kali oleh
penguat, selanjutnya sinyal 3,8 MHz diteruskan ke bagian pencampur (mixer).

Mixer pada pembahasan diatas berfungsi sebagai pencampur antara gelombang radio
yang akan diterima dengan suatu pembangkit gelombang lainnya, yang dalam diagram
disebut dengan lokal oscilator (pembangkit lokal)

Hasil pencampuran akan menghasilkan frekwensi-frekwensi jumlah dan selisih kedua


sinyal (sinyal radio dan sinyal pembangkit lokal). Dalam rancangan penerima, sinyal hasil
selisih kedua frekwensi tersebut dipilih dan dikuatkan pada rangkaian selanjutnya.

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
3.800 KHz
ant
455 KHz
Front End Mixer IF Amp Det AF Amp
RF Amp

Local AGC Af vol


OSC

3.345 KHz

Gambar 25 Diagram dasar penerima

Kedua frekwensi tersebut menghasilkan frekwensi yang lebih rendah yang merupakan
hasil selisihnya adalah sebesar 455 KHz. Frekwensi 455 Khz disebut dengan intermediate
frekwensi atau disingkat IF. Selanjutnya sinyal IF akan dikuatkan lagi ribuan kali hingga
orde miliVolt.

Sinyal IF hasil penguatan diteruskan ke bagian selanjutnya, yaitu bagian demodulator


(detektor) yang berfungsi untuk mengekstraksi informasi yang dikirimkan. Sebagian
ekstraksi berupa parameter kuat sinyal akan diteruskan ke bagian yang disebut dengan
rangkaian AGC atau kepanjangan dari Automatic Gain Control. Sebagian lagi berupa
sinyal informasi berupa audio diteruskan ke penguat suara (audio) melalui potensiometer
(AF Vol) atau disebut volume.
AGC berfungsi untuk mengendalikan penguatan penguat IF (IF Amp). Bila sinyal ditangkap
terlalu besar maka AGC memerintahkan IF Amp agar menurunkan faktor
penguatannya. Bila sinyal terlalu kecil, maka AGC memerintahkan IF Amp untuk
menambah faktor penguatannya. Dengan demikian, hasil keluaran audio amplifier akan
relatif stabil. Kenapa rangkaian AGC diperlukan? Fungsi AGC diperlukan untuk kualitas
penerimaan sebagai akibat dari propagasi gelombang di udara yang selalu berubah-ubah.
Sifat propagasi akan dibahas pada akhir.

Pada jaman dahulu penala pada bagian oscilator local adalah menggunakan piringan
dengan angka-angka yang diterangi lampu. Pada jaman sekarang menggunakan
penunjuk (display) digital dengan oscilator menggunakan teknologi sintesa (synthesizer)
dengan stabilitas frekwensi setara dengan oscilator crystal.

4.8. PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO (TRANCEIVER)


Pemancar dan penerima dahulu pernah disebut dengan istilah pancarima = pemancar
penerima (transceiver= transmitter receiver). Transceiver adalah rangkaian hasil
penggabungan dari pemancar dan penerima dengan mempertimbangkan fungsi-fungsi
yang bisa disatukan dalam satu unit yang praktis.

Penggabungan pemancar dan penerima dimaksudkan untuk memudahkan operator


mengoperasikan radio. Bisa dibayangkan kesulitan pada jaman dahulu pada saat

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
mengoperasikan pemancar dan penerima pada frekwensi yang sama. Oleh karena itu
hingga kini dikenal dengan istilah zero-beat. Zero beat adalah kondisi dimana pemancar
tepat masuk pada frekwensi lawan bicara dan sebaliknya. Tidak dengan transceiver yang
ada sekarang, begitu operator menalakan radio pada stasiun lawan, pasti akan memancar
pada frekwensi lawan bicaranya (kecuali operasi split).

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
BAB – 5
ANTENNA DAN SALURAN TRANSMISI

1. DASAR-DASAR
Semua pemancar atau penerima memerlukan antena. Antena menerima daya dari
pemancar dan melepaskannya ke udara dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau
gelombang radio. Pada penerima (dengan antena yang sama) akan mengumpulkan enerji
dari gelombang elektromagnetik serta mengubahnya menjadi arus listrik bolak balik
(sinyal) sehingga penerima akan mendeteksi adanya sinyal.

Seberapa baik antena melepaskan dan mengumpulkan gelombang elektromagnetik


sangat menentukan kehandalan dan kualitas komunikasi. Untuk mencapai kehandalan
dan kualitas komunikasi, istilah-istilah dalam antena dan konsep-konsep antena perlu
dipahami.

Enerji elektromagnetik dibangkitkan dari arus bolak balik elektron pada ujung kawat.
Elektron-elektron akan bergerak dari ujung yang satu ke ujung yang lain dan kembali lagi
keujung dimana daya dimasukkan. Pada saat elektron kembali lagi pada titik dimana daya
dimasukkan dan akan kembali lagi ke ujung yang satu, demikian seterusnya. Pergerakan
elektron tersebut saling menguatkan saat kembali keujung dan akan keujung yang
satunya.

Kawat tersebut adalah resonan pada frekwensi dimana frekwensi daya arus bolak tadi
dimasukkan. Daya gelombang radio yang diasupkan tadi tersebar merata sepanjang
kawat. Enerji yang berada pada setiap titik adalah sama dengan perkalian tegangan dan
arus pada titik tersebut. Bila tegangan pada titik tertentu tinggi maka arusnya akan
rendah, demikian sebaliknya, bila pada titik tertentu arusnya tinggi, maka pada titik
tersebut tegangannya adalah rendah. Arus gelombang adalah maksimum pada ujung
dimana antena diasup oleh daya dari pemancar.

2. MEDAN-MEDAN RADIASI
Saat daya RF diasup pada antena, akan
melibatkan dua medan. Satu adalah medan
induksi, dimana berkaitan dengan besarnya
enerji tersimpan, yang lain adalah medan
radiasi.

Pada jarak dekat intensitas medan induksi


sangat besar, pada jarak yang jauh hanya
medan radiasi saja yang dirasakan. Medan ini
tersusun dari dua komponen, komponen
medan listrik dan komponen medan magnit.
Komponen medan listrik dan magnit
terpancar dari antena berbentuk medan Gambar 26 Medan Radiasi

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
elektromagnetik. Medan elektromagnetik dipancarkan dan diterima melalui udara bebas
(freespace). Gelombang radio bergerak dengan kecepatan cahaya dengan arah
komponen medan listrik dan komponen medan magnit saling tegak lurus.

5.3. POLA RADIASI


Sinyal radio dipancarkan oleh antena dalam
bentuk gelombang elektromagnetik dengan
suatu pola tertentu tergantung dari jenis
antena yang digunakan.
Pola radiasi menunjukkan karakteristik
pengarahan antena (antena’s directional
characteristics)
Antena vertikal (tegak) memancarkan enerji
secara merata kesegala arah
(omnidirectional).
Antena horisontal memancarkan kedua
sisinya (bidirectional), dan antena tertentu
memancarkan pada satu arah saja
(unidirectional).
Walaupun pola pancaran biasanya bentuknya
rusak dengan adanya benda-benda disekitar
antena, pola radiasi dalam bentuk ideal
adalah seperti disamping.
Gambar 27 Pola Radiasi

5.4. POLARISASI
Arah polarisasi gelombang elektromagnetik ditunjukkan oleh arah gaya medan listrik
gelombang. Gelombang dengan polarisasi vertikal adalah jika arah gaya medan listrik
tegak lurus dengan bumi. Gelombang dengan polarisasi horisontal jika arah gaya medan
listriknya sejajar (paralel) dengan bumi.

Kawat antena akan menerima dengan kuat gelombang bila kawat tersebut diarahkan
sesuai dengan arah komponen medan listrik dari pancaran lawan. Antena vertikal akan
menangkap secara efektif gelombang yang datang dengan arah polarisasi vertikal. Antena
horisontal akan menangkap gelombang yang datang dengan arah horisontal pula.

Pada frekwensi medium dan low (MF dan LF) sebaiknya digunakan pancaran dengan
polarisasi vertikal untuk menghindari rugi-rugi akibat konduktifitas bumi.

Pada band HF agak sedikit berbeda, polarisasi vertikal dan horisontal bisa digunakan.
Seperti dibahas dalam propagasi, bahwa gelombang HF akan mengalami propagasi sky
wave. Pada propagasi Sky Wave, setelah gelombang menyentuh lapisan ionosfir
dipantulkan dan diterima dalam keadaan terpolarisasi secara elips. Oleh sebab itu antena
pada band HF dapat dipasang secara horisontal maupun vertikal.

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Arah polarisasi pancaran pada band VHF dan UHF tidak banyak berubah, karena
propagasi gelombang VHF / UHF merambat langsung dari antena pemancar menuju
antena penerima (direct wave). Arah polarisasi yang dihasilkan dari sisi antena pemancar
akan tetap arahnya saat perambatan hingga sampai pada antena penerima. Oleh karena
itu, jika antena pemancar menggunakan polarisasi vertikal, maka pada sisi penerima
seharusnya menggunakan antena dengan arah polarisasi vertikal pula.

5. ANTENA RESONAN DAN NON RESONAN


Berdasarkan rancangannya, antena dapat diklasifikasiken menjadi antenan resonan dan
non-resonan. Pada antena resonan, hampir semua sinyal radio yang diasup pada antena
akan teradiasi semuanya. Jika antena diasup radio pada frekwensi diluar frekwensi
resonan-nya maka sebagian besar sinyal akan hilang dan tidak terpancarkan.

Antena resonan secara efektif meradiasikan sinyal radio pada frekwensi-frekwensi


mendekati frekwensi rancangan antena tersebut (biasanya 2% dibawah atau di atas
frekwensinya)

6. PENERIMAAN
Gelombang radio pada saat meninggalkan antena pemancar akan mempengaruhi pada
dan terpengaruhi oleh elektron-elektron sepanjang lintasannya menuju stasiun penerima.
Sebagai contoh, gelombang HF memasuki inonosfir akan dipantulkan atau dibelokkan
kembali ke bumi akibat dari elektron-elektron yang berada pada atmosfir.

Pada saat gelombang radio menyentuh kawat atau konduktor antena penerima, medan
listrik akan menyebabkan elektron-elektron pada kawat antena akan bergetar bolak balik
sesuai dengan gelombang saat melintas. Pergerakan bolak balik elektron pada kawat
antena adalah arus bolak balik yang sangat lemah dan akan dideteksi oleh penerima
(receiver).

Pada saat gelombang radio bertemu dengan elektron-elektron bebas akan bergetar
sesuai getaran gelombang yang mengenainya. Pergerakan elektron tersebut akan
menimbulkan arus listrik bolak balik dan akan memancarkan kembali gelombang tersebut.
Gelombang-gelombang baru yang terbentuk dipantulkan atau menyebar kesegala arah,
proses ini disebut dengan sebaran elektromagnetik (electromagnetic scattering). Semua
materi bersifat penghantar listrik akan memantulkan dan menyebarkan enerji gelombang.

Antena penerima juga merupakan konduktor yang baik, oleh sebab itu antena juga
bertindak sebagai penyebar (scaterer). Sebagian enerji gelombang di antena diubah
menjadi sinyal penerima oleh radio, sebagian enerji sinyal yang lain akan dipancarkan
ulang (re-radiated) oleh kawat antena.

Jika lokasi antena berada diarea perkotaan maka disekelilingnya akan banyak sekali
benda-benda yang bisa memancarkan / menyebarkan ulang gelombang yang akan
mempengaruhi daya penerimaan antena tersebut. Gelombang hasil pantulan atau

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
sebaran dapat memperkuat atau melemahkan gelombang aslinya. Oleh sebab itu, posisi
antena perlu diubah untuk memperbaiki penerimaan.

5.7. SIFAT KETERTIMBALBALIKAN (RECIPROCITY)


Sifat-sifat antena akan berlaku sama saat
digunakan untuk memancar ataupun
menerima, inilah yang dimaksud dengan
reciprocity dari antena.

Sebagai contoh, semakin tinggi efisiensi


suatu antena untuk memancar, semakin
tinggi efisiensi antena tersebut untuk
menerima pada frekwensi yang sama.

Sifat keterarahan dari suatu antena juga


memiliki sifat timbal balik yang sama pula Gambar 28 Ketertimbalbalikan
pada saat digunakan untuk memencar
maupun menerima.

8. SUDUT TAKE-OFF (TAKE-OFF ANGLE)


Sudut take-off antena adalah sudut maya yang terjadi di atas horizon dimana antena
memancarkan porsi terbesar dayanya (lihat gambar).

Antena VHF dirancang sedemikian sehingga enerji


pancaran memancarkan paralel dengan bumi
(jangan rancu antara sudut take-off dan polarisasi).

Sudut take-off antena komunikasi HF menentukan


berhasil tidaknya komunikasi jarak jauh. Antena HF
dirancang dengan sudut take-off tertentu untuk
mendapatkan propagasi gelombang angkasa (sky
wave) yang diharapkan. Sudut take-off yang tinggi
digunakan untuk komunikasi jarak pendek dan sudut
take-off yang rendah untuk komunikasi jarak jauh.

Gambar 29 Take off angle

9. MENGHITUNG PANJANG ANTENNA


Kepanjangan antena harus dipertimbangkan dalam dua cara pandang: fisik dan elektrik.
Keduanya tidak pernah sama. Antena bisa nampak lebih pendek secara fisik padahal
antena tersebut match seolah-olah antena tersebut ½ lambda (misalnya).

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Faktor perbandingan diameter kawat antena terhadap panjangnya serta efek kapasitif
antena (adanya clamp, atap rumah dll) akan mempengaruhi panjang fisik (biasanya
memperpendek) dari antena.

Untuk menghitung panjang fisik antena setengah lambda, gunakan faktor koreksi sebesar
0.95 untuk frekwensi kerja antena antara 3 and 50 MHz. Rumus panjang antena ½ lambda
( ) adalah:

150 0,95 142,5


L Ant1 / 2
frek MHz frek MHz

Contoh: Tentukan panjang antena ½ lambda pada frekwensi 7 MHz?

142,5
L1 / 2 (7 MHz) 20,357m
7

5.10. JENIS-JENIS ANTENNA

Gambar 30 Antena dipole 1/2 lambda Gambar 31 Antena inverted V (V terbalik)

Gambar 32 Antena long wire


BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA
ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Gambar 33 Antena Inverted L (L terbalik)

Gambar 34 Antena slooping V

Gambar 35 Antena Sloping Wire

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Gambar 36 Ground Plane VHF UHF

Gambar 37 Antena Yagi 12 elemen

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Gambar 38 Quad 2 elemen

5.11. SALURAN TRANSMISI


Saluran Transmisi adalah penghantar daya dari pemancar ke titik asupan antena atau
sebaliknya menuju penerima

Menurut konstruksinya, saluran transmisi diklasifikasikan menjadi: saluran balans dan


saluran unbalans (tidak balans). Selain dari konstruksinya, saluran transmisi juga
diklasifikasikan menjadi resonan dan resonan walaupun ada kelebihan dan
kekurangannya pada kondisi tertentu.

Saluran balans terdiri dari dua konduktor yang identik dipisahkan oleh udara atau
material isolasi. Besarnya tegangan listrik pada konduktor adalah sama dan berlawanan
arah. Saluran transmisi adakalanya dibungkus dengan jaket konduktor yang bertindak
sebagai ground, seperti pada gambar berikut.

Gambar 39 Saluran balans

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Saluran unbalans terdiri satu konduktor atau berbentuk kabel co-ax. Saluran unbalans
adalah separuh dari saluran balans.

Gambar 40 Saluran unbalans

Saluran non resonan: adalah saluran yang tidak terjadi standing wave tegangan dan arus.
Saluran non resonan terjadi (atau dirancang) dihubungkan dengan beban yang sesuai
dengan impedansi salurannya. Misalnya: coa-ax dengan impedansi 50 ohm dihubungkan
dengan beban berupa antena dengan impedansi 50 ohm juga. Karena tidak terjadi refleksi
maka daya yang mengalir melalui saluran transmisi akan dilimpahkan semuanya kepada
beban.

Saluran resonan: adalah saluran yang terjadi standing wave tegangan dan arus. Panjang
saluran tertentu dan diterminasi (dihubungkan) dengan beban yang tidak sesuai dengan
impedansi salurannya. Reflesi (pantulan) gelombang terjadi walaupun secara keseluruhan
dari ujung sumber dan ujung antena adalah match. Ringkas cerita bahwa saluran
transmisi merupakan bagian yang menentukan resonan dan tidaknya sistem secara
keseluruhan (tuned circuit).

Saluran transmisi memiliki sifat meredaman, oleh karena itu untuk menghindari kerugian
daya dalam perjalanan gelombang menuju antena perlu saluran transmisi yang
berkualitas baik.

5.12. BALUN

Pada suatu kondisi tertentu dijumpai penggunan antena balans sedangkan pemancar /
radio yang menggunakan koneksi unbalans (coa-ax) cara menghubungkan keduanya
tentu saja tidak dihubungkan langsung, akan tetapi menggunakan suatu alat yang
mampu melakukan konversi dari saluran unbalans ke balans atau sebaliknya. Alat tersebut
disebut dengan istilah balun (balance to unbalance).

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Teknik pemasangannya adalah seperti pada gambar berikut.

Gambar 41 Balun dipasang di antena

Gambar 42 Balun dipasang dekat dengan radio

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
BAB – 6
SIFAT GELOMBANG RADIO DAN PROPAGASI

6.1. DASAR GELOMBANG RADIO


Radio merupakan keluarga dari radiasi elektromagnetik termasuk didalamnya infra merah
(radiasi panas), sinar nampak, sinar ultraviolet, sinar X dan bahkan sinar dengan panjang
gelombang sangat pendek sinar Gamma dan Sinar Kosmik. Gelombang radio memiliki
panjang gelombang yang terpanjang dari semuanya. Lihat tabel spektrum gelombang
elektromagnetik berikut.

Pancaran Frekwensi Panjang Gelombang


Sinar X > 3x105 THz 10 Angstrom atau lebih pendek
Sinar Ultra Violet 800 THz – 3x105 THz 4000 – 10 A
Sinar tampak 400 THz – 800 THz 8000-4000 A
Infra Merah 300 GHz – 400 THz 1mm – 0,0008 mm
Gelombang Radio 10 kHz – 300 GHz 30.000 km – 1 mm

Gelombang elektromagnetik dihasilkan dari interaksi antara medan listrik dan medan
magnit. Muatan bolak balik dalam kawat akan menghasilkan medan listrik dan medan
magnet. Medan magnit akan menghasilkan medan listrik demikian seterusnya. Kedua
medan listrik dan magnit disebut dengan medan elektromagnetik yang merambat di
udara.

Komponen listrik dan magnit saling tegak


lurus dalam perjalanannya. Polarisasi dari
gelombang radio biasanya hanya dilihat dari
arah medan listriknya.

Tidak seperti gelombang suara atau


gelombang laut, gelombang elektromagnetik
tidak membutuhkan media perambatan. Sifat
ini membuat gelombang elektromagnit
mampu menembus angkasa dan ruang
hampa.
Gambar 43 Medan Listrik dan Medan magnit

Gelombang elektromagnetik memiliki sifat-sifat:


- Memiliki kecepatan
- Mengalami peredaman
- Mengalami pembelokan
- Mengalami penyebaran
- Mengalami pemantulan
- Mengalami defraksi

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
KECEPATAN
Seperti juga radiasi elektromagnetik gelombang cahaya, gelombang radio merambat
dengan kecepatan 300,000 km / detik.

PEREDAMAN
Peredaman gelombang radio terjadi meskipun merambat dalam ruang hampa apalagi
berada dalam atmosfir bumi. Gelombang radio akan melemah dalam perjalanannya.

PEMBELOKAN
Gelombang elektromagnetik merambat lurus sampai dibelokkan oleh sesuatu (benda,
kumpulan elektron, obyek lainnya). Gelombang radio akan dibelokkan bila melalui suatu
medium dengan kerapatan tertentu. Contoh untuk pembelokkan ini adalah sebuah pensil
akan terlihat lebih pendek atau menekuk saat dicelup dalam air.

PENYEBARAN
Arah pandaran gelombang elektromagnetik dapat dipengaruhi melalui penyebaran.
Contoh efek ini bisa dilihat pada saat cahaya menembus kabut. Sama halnya dengan
gelombang radio, gelombang radio menyebar saat menembus partikel-partikel seperti
kumpulan elektron, kabut atau awan.

PEMANTULAN
Pada frekwensi amatir di atas 30 MHz, pemantulan dari berbagai benda besar misalnya
menara air, bangunan, pesawat terbang, pegunungan dan sejenisnya dapat dimanfaatkan
untuk memperpanjang jarak komunikasi melampaui lintasan horison hingga beberapa
ratus km. Dua stasiun tersebut mengarahkan antennanya pada obyek pemantul.

DEFRAKSI
Gelombang radio dapat pula
melewati benda padat dengan
ujung lancip di atasnya seperti
gunung misalnya melalui
peristiwa defraksi atau disebut
knife-edge diffraction. Defraksi
merupakan gejala alam yang
biasa dialami oleh sinar,
gelombang suara dan
gelombang koheren yang
lainnya. Dengan fenomena
tersebut sangat dimungkinkan
komunikasi melompati
penghalang berupa gunung atau Gambar 44 Defraksi
bukit.

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
2. STRUKTUR ATMOSFIR BUMI
Atmosfir mencapai ketinggian lebih dari 600 km, Atmosfir terbagi menjadi beberapa lapis
seperti pada gambar. Cuaca menghasilkan troposphere terbentang antara permukaan
bumi hingga ketinggian 10 km, antara 10 dan 50 km adalah stratosphere dan termasuk
didalamnya ozonosphere, dimana sinar UV menyerap ozone mencapai titik konsentrasi
tertinggi. Kurang lebih 99% dari gas atmosfir masuk dalam dua lapis terendah.
Diatas 50 km sampai kira kira 600 km adalah ionosphere, lapisan ini sangat berpengaruh
pada perambatan (propagasi) gelombang radio. Pada ketinggian ini, atom oxygen dan
nitrogen lebih banyak pada keadaan bertekanan rendah.

Sinar X dan Ultraviolet dari matahari dengan intensitas tinggi menyebabkan terionisasinya
gas-gas di lapis ionosfir, sehingga menciptakan daerah yang lebar dimana ion-ion
terbentuk secara berlimpah.

Ionosphere dipisahkan menjadi lapis D, E and F.

Magnetosphere dimulai pada ketinggian 600 km hingga sejauh 160,000 km ke angkasa.

Komponen gas atmosfir secara gradual beralih dari oxygen menjadi helium dan akhirnya
hydrogen pada lapis tertinggi. Gas hidrogen yang ringan akan mudah tersapu dari
atmosfir oleh angin matahari.

Pada kira kira ketinggian 3,200 and 16,000 km, medan magnit bumi menjebak enerji
energetic electrons and protons dalam dua sabuk (bands), dinamakan sabuk Van Allen.
Sabuk-sabuk ini tidak terlalu mempengaruhi propagasi radio.

3. PROPAGASI GROUND WAVE


Ada dua cara gelombang berjalan dari pemancar menuju penerimanya. Pertama adalah
ground wave, yaitu gelombang berjalan langsung dari pemancar ke penerima. Kedua,
adalah sky wave, yaitu gelombang berjalan ke angkasa sampai ke lapisan ionosphere dan
berbelok arahnya kembali ke bumi. Komunikasi jarak pendek pada gelombang UHF
menggunakan prinsip ground wave. Komunikasi jarak jauh secara prinsip menggunakan
sky wave.

Komunikasi dengan menggunakan


ground wave tidak memanfaatkan
atau tidak tergantung pada
pemantulan gelombang karena
adanya lapisan ionosphere. Cara
perambatan (propagate) Ground Wave
dipengaruhi oleh sifat listrik bumi dan
dipengaruhi oleh pembelokan
pembelokan gelombang karena
bentuk lengkung bumi sepanjang
perjalanan gelombang menuju Gambar 45 Ground Wave
penerima.
BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA
ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Kuat penerimaan sinyal pada perambatan ground wave tergantung dari kekuatan daya
pancar, frekwensi yang dipergunakan, bentuk lengkung bumi, konduktifitas tanah, kondisi
cuaca setempat. Ground wave terdiri dari tiga komponen yaitu direct wave, ground
reflected wave dan surface wave seperti pada gambar

Gelombang langsung (Direct Wave)


Arah perjalanan direct wave adalah langsung dari antenna pemancar ke antenna
penerima. Jarak jangkauan direct wave terbatas pada jarak LOS (Line of Sight) antara
antenna pemancar dan penerima ditambah penambahan sedikit jarak akibat dari refraksi
dan defraksi oleh atmosfir sekitar lengkung bumi. Jarak jangkau pancaran dapat ditambah
dengan menambah ketinggian antenna pemancar atau penerima atau kedua-duanya

Gelombang pantulan tanah (Ground reflected wave)


mencapai penerima setelah dipantulkan oleh permukaan bumi. Gelombang radio akan
saling menghilangkan bila direct wave dan ground reflected wave ketika tiba pada
penerima pada saat yang sama dan berbeda fasa 180 derajat

Gelombang permukaan (Surface wave)


Surface wave atau gelombang permukaan mengikuti bentuk lengkung bumi. Sifat
perambatan dari surface wave dipengaruhi oleh konduktifitas dan konstanta dielektrik
bumi.

Sifat frekwensi Ground Waves.


Tinggi rendahnya Frekwensi yang digunakan akan menentukan komponen mana yang
akan dominan dalam perjalanan sinyal. Sebagai contoh, pada saat konduktifitas bumi
tinggi dan frekwensi yang dipancarkan lebih rendah, maka surface wave akan lebih
dominan. Untuk frekwensi dibawah 10 MHz komponen surface wave kadang kurang
dominan. Akan tetapi, diatas 10 MHz kerugian-kerugian yang dialami oleh komponen
surface wave sangat besar dan komponen yang lain (direct wave dan sky wave) menjadi
dominan

Pada frekwensi antara 30-300khz, kerugian karena permukaan bumi adalah kecil, dengan
demikian gelombang merambat sesuai dengan lengkung lengkung muka bumi. Pada
frekwensi tersebut dapat digunakan untuk komunikasi jarak jauh dengan daya pancar
yang cukup. Frekwensi antara 300 KHZ – 3 MHz digunakan untuk komunikasi jarak jauh
diatas permukaan laut dan komunikasi jarak sedang pada saat komunikasi dilakukan
diatas permukaan bumi.

Pada HF 3-30 MHZ konduktifitas tanah sangat penting, khsususnya di atas 10 MHz
dimana konstanta dielektrik atau konduktifitas permukaan bumi menentukan besar
penyerapan sinyal terjadi. Secara umum, sinyal penerimaan akan semakin kuat bila
frekwensi yang digunakan semakin rendah ketika permukaan bumi yang dilalui memiliki
konstanta dielektrik dan konduktifitas yang tinggi.

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Konduktifitas Permukaan Bumi
Konstanta dielektrik atau tingkat konduktifitas permukaan bumi menentukan berapa
besar energi sinyal akan diserap atau yang hilang oleh bumi. Konduktifitas permukaan
bumi pada umumnya jelek, akan tetapi ada perbedaan dari tempat yang satu ketempat
yang lain, ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 1 Konduktifitas Permukaan Bumi

Jenis Permukaan Konduktifitas relatif


Permukaan dengan Sangat bagus
kandungan air bersih
Lautan atau air laut Bagus
Dataran atau perbukitan Sedang
dengan tanah lembab
Permukaan berbatuan Jelek
Gurun Jelek
Hutan Sangat jelek.

6.4. PROPAGASI SKY WAVE


Komunikasi radio dengan menggunakan sky wave (gelombang angkasa) tergantung pada
ketersediaam ionosfir menyediakan jalur propagasi antara pemancar dan penerima

6.5. SUSUNAN IONOSFIR


Ionosfir memiliki 4 lapis yang berbeda. Lapis-lapis bila disusun berdasarkan ketinggian
dan menurunnya kerapatan molecul adalah Lapis D, E, F1 dan F2. Pada siang hari, saat
sinar matahari memancar pada bidang atmosfir, ke empat lapis tersebut terbentuk. Pada
malam hari lapis F1 dan F2 sepertinya menyatu menjadi satu lapis yaitu menjadi lapis F,
sedangkan lapis D dan E memudar. Jumlah sebenarnya dari lapi-lapis, ketinggian dari
bumi, dan intensitas ionisasi berubah terus menerus.
BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA
ORARI DAERAH DKI JAKARTA
Lapis D muncul hanya pada siang hari. Efek utama lapis D adalah meredam gelombang
radio HF dan hanya sedikit pengaruhnya dalam membelokan pada area yang terkena
sinar matahari.

Lapis E digunakan oleh pancaran gelombang HF untuk komunikasi jarak menengah


(kurang dari 2400km). Pada malam hari intensitas lapis E menurun dan tidak memberikan
dayaguna pada pancaran radio.

Lapis F muncul pada ketinggian 380 km diatas bumi, dan udara pada lapis ini selalu
terionisasi setiap saat. Lapis F dibedakan menjadi dua lapis F1 dan F2 pada siang hari dan
satu lapis F pada malam hari. Pada malam hari lapis F tetap berada pada ketinggian
sekitar 260 km dan sangat berguna untuk hubungan jarak jauh (diatas 2400 km) melalui
gelombang radio. Lapis F2 adalah lapis yang paling bermanfaat untuk komunikasi jarak
jauh, walaupun begitu tingkat ionisasi yang sangat bervariasi menyebabkan perubahan
keadaan dari waktu ke waktu.

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA
6.6. SKIP ZONE

Adalah Area yang tidak dapat menerima suatu pancaran yang diakibatkan Gelombang
Pantul (Reflected Wave).

Stasiun-stasiun berada dalam zona skip masih mungkin melakukan komunikasi dengan
stasiun lain pada frekwensi yang lebih rendah atau memanfaatkan propagasi ground
wave bila lokasinya sangat dekat.

BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA


ORARI DAERAH DKI JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai