TEKNIK RADIO
Dalam teknik listrik, tahanan listrik inyatakan dengan simbul R (resistance). Tahanan listrik
disebut juga dengan istilah resistor. Satuan dari tahanan listrik adalah Ohm. Besaran
tahanan bisa dinyatakan dengan miliOhm, Ohm, kiloOhm, megaOhm dst.
V
I
R
Dari rumus di atas, bila tahanan listrik semakin besar (pipa dikecilkan) sedangkan
tegangan listrik tetap, maka aliran listrik akan semakin kecil, atau bila tegangan listrik
diperbesar (tangki ditinggikan) maka arus akan membesar.
Dari rumus di atas, dapat diturunkan menjadi beberapa rumus untuk mendapatkan
besaran listrik lainnya yaitu:
V
R
I
Atau:
V I R
Contoh 1:
Diketahui sebuah rangkaian sumber daya (batere) dan sebuah tahanan seperti dalam
gambar berikut:
2
1
BATTERY
R
12V
4 Ohm
1
2
V V 12
I Sehingga hasilnya adalah: I 3A
R R 4
P V I
Rumus di atas dapat diturunkan lagi menjadi beberapa rumus daya. Rumus berikut bila V
diganti dengan I x R maka:
P V I I R I I2 R
V V2
P V I V
R R
Rumus-rumus di atas tidak perlu dihafalkan semua cukup salah satu rumus dasar listrik
dan daya listrik. Rumus lainnya dapat diturunkan dengan cara matematis yang sederhana
saja.
Contoh 2:
Mari kita lanjutkan dengan menghitung daya pada rangkaian listrik pada contoh 1 di atas.
P V I 12V 3A 36Watt
MENGUKURAN TEGANGAN
1000
DCV 1000 500 ACV
500
250 250
50
50
10 ZE R O A D J
10
2.5 BATTERY
OFF
RED
x1K
2.5m
+
DCA 0.5
25m x10
x1 OHM
_ BLACK
MENGUKURAN ARUS DC
+
DCV 1000 1000 500 ACV
500
250 250
50 50 DIPUTUS
10 ZE R O A D J
10
2.5
OFF
RED
x1K
2.5m
+
25m x10
x1 OHM
_ BLACK
DCA 0.5 G
MENGUKURAN
1000
DCV 1000 500 ACV
500
250 250
50
50
10 ZE R O A D J
10
2.5
OFF
RED
x1K
2.5m
+
DCA 0.5
25m x10
x1 OHM
_ BLACK
Dalam keseharian alat ukur yang digunakan oleh seorang amatir radio adalah alat ukur
yang dapat mengukur lebih dari satu besaran listrik. Alat tersebut disebut dengan
Multimeter atau biasa disebut juga dengan AVO meter (AVO=Ampere, Volt, Ohm) Ilustrasi
dari Multimeter dapat dilihat pada gambar.
0 = Hitam
1 = Coklat
2 = Merah
3 = Oranye
4 = Kuning
5 = Hijau
6 = Biru
7 = Ungu
8 = Abu-abu
9 = Putih
Selain nilai tahanan dari suatu resistor, resistor memiliki batas kemampuan untuk
menampung daya (resistor power rating). Resistor akan terbakar dan putus atau berubah
nilainya secara permanen bila resistor menampung daya melebihi kemampuan daya
tampungnya. Resistor dipasaran kebanyakan memiliki power rating ¼, ½, 1 dan 2 watt,
meskipun ada juga lebih dari 2 watt.
a R1 R2 R3 b
1 2 1 2 1 2
1 Ohm 2 Ohm 5 Ohm
RTotal R1 R2 R3 ....
Dari Contoh rangkaian di atas dapat ditentukan nilai total dari rangkaian resistor seri
adalah:
R3
1 2
5 Ohm
R2
a 1 2 b
2 Ohm
R1
1 21
Ohm
1 1 1 1 1
Rtotal R1 R2 R3 Rn
1 1 1 1 10 5 2 17
Rtotal 1 2 5 10 10 10 10
10
Rtotal 0,588Ohm
17
Cara penyelesaian rangkaian kombinasi seri dan paralel diperlukan kejelian untuk
menyelesaikan rangkaian tersebut. Sebagai contoh rangkaian pada gambar rangkaian
sebelah kiri: rangkaian seri yang terdiri dari R1 dan R2 diselesaikan dahulu dengan
menggunakan rumus seri. Setelah itu, hasil Rtotal(seri) diparalelkan dengan R3. Hasil akhir
paralel adalah nilai resistansi antara titik a dan b.
RSeri R1 R2 48 6 54Ohm
1 1 1 1 1 2
Ra b Rseri R3 54 54 54
54
Ra b 27Ohm
2
1 1 1 1 1 2
Rparalel R2 R3 24 24 24
24
R paralel 12Ohm
2
Ra b Rparalel R1 12 4 16Ohm
BATTERY 1
kemungkinan lampu akan menyala dengan terang, apabila LAMPU
baterai yang sama dihubungkan sebuah lampu 1,5 V daya
2
Sebagai contoh :
Lampu terhubung seperti rangkaian di atas. Diketahui lampu 3 Volt 0,25A. Tegangan
baterai 3 Volt dengan R(i) 0,25 Ohm. Berapa arus sebenarnya mengalir melalui lampu
tersebut? Berapa daya yang menyala sebenarnya?
Dari rumus-rumus dasar listrik pada bahasan sebelumnya:
Vlampu 3Volt
Rlampu 12Ohm
I lampu 0,25A
Rtotal Ri Rlampu 0,25 12 12,25Ohm
Vbaterai 3
I sebenarnya 0,2448Ampere
Rtotal 12,25
Plampu Vlampu Ilampu 3 0,25 0,75Watt
Psebenarnya Vlampu I sebenarnya 3 0,2448 0,73Watt
Dari perhitungan di atas, jelas terlihat bahwa telah terjadi penurunan daya yang
sebenarnya dari lampu 0,75 Watt menjadi 0,73 Watt. Semakin besar tahanan dalam
semakin turun tegangan dan semakin turun daya yang dihasilkan.
Bila baterai dirangkai secara seri maka tahanan dalam akan terangkai secara seri. Bila
baterai dirangkai secara paralel, maka tahan dalam akan terangkai secara paralel pula.
Panjang siklus dalam satuan waktu disebut dengan perioda. Secara matematis perioda (T)
adalah kebalikan dari frekwensi.
1
frekwensi(Hz)
Perioda(T)dlm det ik
dan
1
Perioda(det ik)
frekwensi(Hz)
Frekwensi dari arus bolak balik digunakan di dunia amatir radio berkisar antara ribuan Hz
per detik hingga ribuan juta Hz per detik.
3. REAKTANSI
Komponen listrik Induktor dan kapasitor bila dialiri arus ac akan bersifat melawan atau
menghambat. Perlawanan atau hambatan disebut dengan reaktansi.
Reaktansi adalah sifat perlawanan atau penghambatan dari komponen listrik kumparan
dan kapasitor bila dilalui arus ac. Arus ac yang dimaksud tidak saja berasal dari jala-jala
listrik akan tetapi bisa dari arus listrik audio ataupun arus listrik RF (radio frekwensi)
Lilitan pada frekwensi sangat tinggi biasanya tidak berintikan apa-apa atau biasa disebut
dengan inti udara. Satuan dari induktor adalah (H) Henry. Gambar-gambar berikut adalah
koponen induktor yang dimaksud.
Gambar 7 Induktor inti udara dan ferite Gambar 8 Inductor inti besi
Ketika arus ac mengalir melalui suatu induktansi, terjadi tegangan listrik yang melawan
setiap perubahan pada awal. Perlawanan ini dinyatakan dengan istilah reaktansi induktif.
XL 2 f L
Berapa reaktansi yang akan terjadi pada sebuah induktor sengan nilai 6.8 uH pada
frekwensi ac sebesar 7 Mhz?
XL 2 f L
Satuan kapasitansi dinyatakan dalam Farad (F) atau turunan metrisnya adalah micro Farad
(uF) atau picoFarad (pF)
Pada gambar di samping, rangkaian (A) adalah rangkaian paralel. Nilai kapasitansi total
adalah jumlah dari masing-masing kapasitansinya, atau secara matematis ditulis dengan:
Ctotal C1 C2 C3.....Cn
1 1
CTotal C1 C2 C3 Cn
Pada saat arus ac mengalir melalui kapasitor, arus ac tersebut akan mendapatkan
perlawanan pada saat awal munculnya. Nilai perlawanan karena arus ac disebut dengan
reaktansi kapasitif.
1
XC
2 f C
Berapa reaktansi sebuah kapasitor dengan nilai 33 pF pada frekwensi 7 Mhz? Dengan
menggunakan rumus reaktansi kapasitif diperoleh:
1
XC
2 f C
1
XC 689Ohm
6,2832 7.000.000 0,0000000000033
Rangkaian resonansi adalah rangkaian listrik terdiri dari induktor dan kapasitor. Rangkaian
resonansi disebut juga dengan rangkaian tertala (tuned circuit) karena keduanya
mempunyai rektansi induktif dan kapasitif.
Frekwensi resonansi adalah frekwensi dimana nilai reaktansi induktif dama dengan nilai
reaktansi kapasitif atau XL=XC. Masih ingat rumus reaktansi sebelumnya? Rumus frekwensi
resonansi adalah turunan dari rumus-rumus tersebut:
1
XL 2 fL XC
2 fC
1 L C
f resonansi
2 LC
F(res)
Dimana:
f dalam Hertz
π = 3.1416.
L dalam Henry
C dalam Farad
Untuk mempermudah perhitungan rumus di atas, khsusnya bagi anggota amatir radio
yang kebanyakan bekerja pada frekwensi HF, mari kita ubah satuannya menjadi:
103
f resonansi Dimana:
2 LC
f = frekwensi dalam megaHertz (MHz),
L = induktansi dalam microHenrys (μH),
C = capasitansi dalam picofarads (pF), dan
π = 3.1416.
Contoh perhitungan:
Berapa frekwensi resonansi dari rangkaian yang terdiri dari induktor 5 uH dan kapasitor
senilai 35pF?
103 103
f res
2 LC 6,2832 5 35
103
f res 12MHz
83
Untuk lebih memudahkan perhitungan rangkaian resonansi di atas bila frekwensi kerja
diketahui dan salah satu komponen (L atau C) diketahui. Berikut adalah rumus yang telah
disederhanakan
Dimana:
f = frekwensi dalam megaHertz (MHz),
L = induktansi dalam microHenrys (μH),
C = capasitansi dalam picofarads (pF), dan
π = 3.1416.
Contoh:
Berapa nilai kapasitor pada sebuah rangkaian resonansi pada 21.1 MHz jika induktor yang
digunakan adalah 2 uH?
Mudah bukan?
2.7. TRANSFORMATOR
Transformator adalah komponen listrik ac yang terdiri dari
dua induktor atau lebih dimana bila induktor primer dialiri
arus listrik ac akan meninduksi secara magnetis pada
induktor sekunder lainnya. Transformator berintikan udara,
besi, serbuk besi atau ferrite.
1 5
Ep L1 L2 Es
4 8
L2
Es EP
L1
Berikut contoh perhitungan transformer: Hitung berapa jumlah lilitan sekunder bila
diinginkan tegangan sekunder 15 V ac? Lilitan primer sejumlah 300 lilit dihubungkan
dengan tegangan ac 220 V.
Ls
15Volt 220Volt
300
300llt
Ls 15Volt 20,4Lili tan
220Volt
3.1. TABUNG
Sebelum transistor ditemukan, tabung lampu digunakan sebagai komponen sinyal analog
berfungsi sebagai penguat sinyal-sinyal.
lampu tabung atau biasa disebut tabung atau dalam bahasa inggris disebut dengan
vacum tube atau ada pula yang menyebutnya sebagai valve bekerja dengan prinsip yang
sangat jauh berbeda dengan transistor. Prinsip kerja tabung adalah pengendalian aliran
elektron yang terlepas dari katoda. Terlepasnya elektron dari katoda disebabkan oleh
pemanasan metal katoda oleh filamen dan penarikan elektron oleh listrik tegangan tinggi
pada anoda.
Pada saat penemuan lampu tabung, lampu tabung hanya dikenal DIODA sebagai
penyearah tegangan listrik dan TRIODA sebagai penguat sinyal. Seiring berjalannya
waktu, karakteristik lampu tabung disempurnakan dengan pemasangan elemen lain
berupa elektroda-elektroda tambahan, sehingga menjadi TETRODA, PENTODA dll.
Walaupun teknologi lampu tabung sudah kuno, hingga saat ini masih banyak disukai oleh
penggemar musik ‘high-end’ sebagai amplifier andalannya.
Dalam dunia amatir, lampu tabung masih sering digunakan oleh para DX-er atau
kelompok kolektor radio lama.
3.2. SEMIKONDUKTOR
Semikonduktor adalah komponen elektronik dimana
konduktansi dapat dikendalikan. Komponen elektronik
tersebut terbuat dari setangkup material semikonduktor
berjenis P-N atau N-P. Bahan semikonduktor pada awalnya
dikenal dari bahan Germanium dan pengembangan
selanjutnya menggunakan bahan Silicon.
3.2.1. DIODA
Diode adalah bentuk paling sederhana dari semikonduktor.
Diode terdiri dari setangkup material semikunduktor
berbahan N-P. Diode bersifat menghantarkan arus dengan Gambar 17
satu arah aliran. Transistor PNP dan NPN
Transistor memiliki tiga kutub: basis, emtitter dan collector. Transistor berdasarkan dari
penyambungan bahannya berjenis NPN dan PNP.
Teori lengkap mengenai transistor tidak perlu dibahas lebih dalam karena bukan tujuan
dari materi ini. Walaupun demikian, prinsip kerja dasar penguatan dari transistor perlu
diketahui.
IC
H fe
Ib
Bila pada basis transistor Q1 dialiri sinyal musik (audio) maka pada collector akan terjadi
sinyal musik yang lebih besar, bila pada basis dialiri gelombang radio maka pada kolektor
melalui beban akan terjadi gelombang radio yang lebih besar.
1. MIKROFON
Microfon adalah suatu alat berfungsi mengubah getaran fisik suara
menjadi sinyal listrik. Mikropon memiliki karakteristik respon pada
frekwensi frekwensi tertentu. Mikropon untuk keperluan komunikasi
sebaiknya mikrofon yang sensitif pada frekwensi suara manusia
(300Hz-3400Hz), mikrofon dengan respon frekwensi terlalu tinggi
Gambar 20 Simbol
akan menyebabkan melebarnya pancaran radio dan akan Mikropon
mengganggu stasiun radio lain.
3.3.2. SPEAKER
Speaker adalah alat untuk mengubah arus listrik menjadi getaran fisik
suara. Speaker memiliki karakteristik sensitifitas pada frekwensi tertentu.
Dalam kegiatan komunikasi, speaker dengan sensitifitas pada frekwensi
suara manusia (300 – 3400 Hz) sangat dianjurkan untuk dipakai.
Speaker dapat berupa headphone. Headphone sangat cocok digunakan, khususnya bagi
amatir radio dengan kegiatan komunikasi dengan sinyal penerimaan lemah. Memilih
headphone-pun perlu diperhatikan respon frekwensinya, jangan sampai memilih
headphone music untuk keperluan komunikasi.
BIMBINGAN UJIAN NEGARA AMATIR RADIO TINGKAT SIAGA
ORARI DAERAH DKI JAKARTA
BAB – 4
PEMROSESAN SINYAL ANALOG
Istilah sinyal analog merujuk pada semua bentuk sinyal audio atau radio dimana tegangan
sinyal tersebut adalah berubah secara kontinyu. Bab ini membahas pemrosesan sinyal
analog terbatas pada pemrosesan:
- Penguatan sinyal
- Pembangkitan sinyal
- Pencampuran sinyal
- Pendeteksian sinyal
4.1. PENGUAT
Dalam rangkaian elektronik proses penguatan dijumpai dimana-mana, sebagai contoh,
untuk menguatkan gelombang suara dari microfon diperlukan penguat, gelombang radio
untuk bisa didengar diperlukan penguat yang disebut dengan amplifier rf (biasa disebut
dengan front end amplifier) dan seterusnya.
Penguat dengan Mode linier menguatkan sinyal masukan menjadi sinyal keluaran dengan
bentuk gelombang yang sama persis dengan gelombang masukannya. Penguat mode
non-linier mengeluarkan sinyal yang tidak sama dengan sinyal masukkan, tapi bukan
berarti bahwa amplifier jenis non-linier tidak digunakan. Keluaran sinyal penguat non-
linier akan diperbaiki dengan menggunakan filter-filter sedemikian sehingga sinyal
keluaran menjadi kurang lebih sama dengan sinyal masukkannya.
Dalam keseharian dunia amatir radio, penguat linier biasa digunakan untuk menguatkan
sinyal-sinyal single sideband reduced carrier (ssb) atau sinyal amplitudo modulation (am).
Penguat non linier biasa digunakan pada mode pancaran frequency modulation (fm) atau
continuous wave (cw) dengan pancaran kode morse.
Penguat bila ditinjau dari besarnya sinyal keluaran yang dihasilkan dibagi menjadi dua
kategori:
4.2. OSCILLATOR
Oscillator adalah rangkaian elektronik berfungsi sebagai pembangkit frekwensi (audio /
radio). Oscillator adalah sebuah penguat sinyal dengan umpan balik (feedback) positif
bekerja dengan suatu rangkaian resonansi.
Kristal adalah irisan batuan yang memiliki sifat rangkaian resonansi, keping kristal tersebut
dijepit dengan keping metal pada kedua sisinya. Dalam notasi elektronik, kristal kadang
dituliskan X-tal. Kristal mempunyai stabilitas tinggi pada frekwensi resonansinya untuk
jangka waktu tahunan.
4.3. MIXER
Rangkaian elektronik berfungsi sebagai pencampur frekwensi disebut mixer. Kita tidak
perlu terlalu pusing dengan formula matematisnya dan teknik elektronika bagaimana
frekwensi bisa dicampur, akan tetapi cukup hanya mengetahui bahwa bila frekwensi f1
dicampur dengan frekwensi f2 maka mixer akan menghasilkan frekwensi f1+f2 dan f2-f1.
Contoh: frekwensi 145 MHz bila dicampur dengan frekwensi 8 KHz maka akan dihasilkan
frekwensi 145,008 MHz dan 149,992 MHz. Frekwensi 3,8 MHz dicampur dengan frekwensi
3,345 MHz akan menghasilkan frekwensi 0,455 MHz (455KHz) dan frekwensi 7,145 MHz.
4. MODULATOR
Modulator adalah rangkaian elektronik yang berfungsi untuk menumpangkan sinyal
informasi kepada sinyal pembawa. Modulator merupakan fungsi yang menentukan jenis
kelas emisi suatu pancaran. Mayoritas kelas emisi pancaran di dunia amatir yang dikenal
adalah:
- CW (Continuous Wave)
- AM (amplitudo Moduation)
- FM (Frequency Modulation)
- PSK (Phase shift Keying)
- SSB (Single Sideband)
- FSK (Frequency shift Keying)
Esensinya modulator adalah mixer, bila pada mixer frekwensi satu dicampur dengan
frekwensi lain sedangkan pada modulator frekwensi pembawa dicampur dengan
frekwensi suara. Seperti ulasan sub-bab mixer: frekwensi 145 MHz bila dicampur dengan
frekwensi 8 KHz maka akan dihasilkan frekwensi 145,008 MHz dan 149,992 MHz.
Frekwensi 8KHz adalah frekwensi audio dengan bentuk FM (Frekwensi Modulasi) yang
ditumpangkan pada frekwensi 145 MHz.
5. DEMODULATOR (DETEKTOR)
Kebalikan dari Modulator, Demodulator melakukan proses pemisahan antara frekwensi
pembawa dan frekwensi suara, prosesnya disebut demodulasi.
Kecanggihan demodulator merupakan tolok ukur kinerja suatu penerima (receiver).
Semakin baik demodulator memisahkan sinyal-sinyal yang sangat lemah semakin baik
kualitas penerimanya.
Akhir-akhir ini berkembang teknik demodulasi canggih dengan menggunakan teknik
pemrosesan sinyal digital (DSP), demodulasi dengan menggunakan teknik DSP
memungkinkan untuk membuang segala jenis sinyal gangguan (noise) dengan mudah.
Radio buatan tahun 2000 ke atas sudah mulai menggunakan teknik DSP.
6. PEMANCAR RADIO
Pemancar radio adalah rangkaian elektronik menghasilkan getaran elektromagnetis serta
membawa sinyal informasi. Pemancar radio tersusun dari fungsi-fungsi di atas yaitu
oscilator, modulator, penguat. Fungsi lain yang perlu diketahui adalah buffer dan driver.
Kunci Morse
Pada gambar di atas fungsi modulator adalah kunci morse. Kunci morse akan memutus-
sambungkan / menghidup-matikan oscilator sesuai dengan kode-kode Morse yang akan
dikirimkan.
Pada gambar selanjutnya, pada mode emisi phone (suara) agak berbeda, sinyal informasi
suara dikuatkan dahulu oleh bagian yang disebut dengan pre-amplifier (penguat awal)
setelah itu dikuatkan lagi pada modulator dan selanjutnya akan di’suntikkan’ pada RF
Amplifier (penguat RF=Radio Frekwensi). Bila penyuntikan dilakukan pada level penguat
akhir RF disebut dengan high-level modulation. Bila di’suntikkan’ pada tingkat
sebelumnya (driver misalnya) disebut dengan low-level modulation.
Bagian yang menentukan saat memancar atau saat standby dilakukan oleh sebuah switch
yang disebut yang dioperasikan dekat dengan mikrofon disebut dengan PTT-switch. PTT
singkatan dari Push to Talk. Secara guyonan teknis ada pula yang secara iseng
mengatakan switch tersebut adalah RTL-Switch atau Release to Listen
Power
Supply
Rangkaian tuning adalah rangkaian resonansi (terdiri dari L dan C) ditalakan pada
frekwensi pada pancaran gelombang yang diinginkan. Pada contoh adalah menerima
gelombang 3,8 MHz.
Mixer pada pembahasan diatas berfungsi sebagai pencampur antara gelombang radio
yang akan diterima dengan suatu pembangkit gelombang lainnya, yang dalam diagram
disebut dengan lokal oscilator (pembangkit lokal)
3.345 KHz
Kedua frekwensi tersebut menghasilkan frekwensi yang lebih rendah yang merupakan
hasil selisihnya adalah sebesar 455 KHz. Frekwensi 455 Khz disebut dengan intermediate
frekwensi atau disingkat IF. Selanjutnya sinyal IF akan dikuatkan lagi ribuan kali hingga
orde miliVolt.
Pada jaman dahulu penala pada bagian oscilator local adalah menggunakan piringan
dengan angka-angka yang diterangi lampu. Pada jaman sekarang menggunakan
penunjuk (display) digital dengan oscilator menggunakan teknologi sintesa (synthesizer)
dengan stabilitas frekwensi setara dengan oscilator crystal.
1. DASAR-DASAR
Semua pemancar atau penerima memerlukan antena. Antena menerima daya dari
pemancar dan melepaskannya ke udara dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau
gelombang radio. Pada penerima (dengan antena yang sama) akan mengumpulkan enerji
dari gelombang elektromagnetik serta mengubahnya menjadi arus listrik bolak balik
(sinyal) sehingga penerima akan mendeteksi adanya sinyal.
Enerji elektromagnetik dibangkitkan dari arus bolak balik elektron pada ujung kawat.
Elektron-elektron akan bergerak dari ujung yang satu ke ujung yang lain dan kembali lagi
keujung dimana daya dimasukkan. Pada saat elektron kembali lagi pada titik dimana daya
dimasukkan dan akan kembali lagi ke ujung yang satu, demikian seterusnya. Pergerakan
elektron tersebut saling menguatkan saat kembali keujung dan akan keujung yang
satunya.
Kawat tersebut adalah resonan pada frekwensi dimana frekwensi daya arus bolak tadi
dimasukkan. Daya gelombang radio yang diasupkan tadi tersebar merata sepanjang
kawat. Enerji yang berada pada setiap titik adalah sama dengan perkalian tegangan dan
arus pada titik tersebut. Bila tegangan pada titik tertentu tinggi maka arusnya akan
rendah, demikian sebaliknya, bila pada titik tertentu arusnya tinggi, maka pada titik
tersebut tegangannya adalah rendah. Arus gelombang adalah maksimum pada ujung
dimana antena diasup oleh daya dari pemancar.
2. MEDAN-MEDAN RADIASI
Saat daya RF diasup pada antena, akan
melibatkan dua medan. Satu adalah medan
induksi, dimana berkaitan dengan besarnya
enerji tersimpan, yang lain adalah medan
radiasi.
5.4. POLARISASI
Arah polarisasi gelombang elektromagnetik ditunjukkan oleh arah gaya medan listrik
gelombang. Gelombang dengan polarisasi vertikal adalah jika arah gaya medan listrik
tegak lurus dengan bumi. Gelombang dengan polarisasi horisontal jika arah gaya medan
listriknya sejajar (paralel) dengan bumi.
Kawat antena akan menerima dengan kuat gelombang bila kawat tersebut diarahkan
sesuai dengan arah komponen medan listrik dari pancaran lawan. Antena vertikal akan
menangkap secara efektif gelombang yang datang dengan arah polarisasi vertikal. Antena
horisontal akan menangkap gelombang yang datang dengan arah horisontal pula.
Pada frekwensi medium dan low (MF dan LF) sebaiknya digunakan pancaran dengan
polarisasi vertikal untuk menghindari rugi-rugi akibat konduktifitas bumi.
Pada band HF agak sedikit berbeda, polarisasi vertikal dan horisontal bisa digunakan.
Seperti dibahas dalam propagasi, bahwa gelombang HF akan mengalami propagasi sky
wave. Pada propagasi Sky Wave, setelah gelombang menyentuh lapisan ionosfir
dipantulkan dan diterima dalam keadaan terpolarisasi secara elips. Oleh sebab itu antena
pada band HF dapat dipasang secara horisontal maupun vertikal.
6. PENERIMAAN
Gelombang radio pada saat meninggalkan antena pemancar akan mempengaruhi pada
dan terpengaruhi oleh elektron-elektron sepanjang lintasannya menuju stasiun penerima.
Sebagai contoh, gelombang HF memasuki inonosfir akan dipantulkan atau dibelokkan
kembali ke bumi akibat dari elektron-elektron yang berada pada atmosfir.
Pada saat gelombang radio menyentuh kawat atau konduktor antena penerima, medan
listrik akan menyebabkan elektron-elektron pada kawat antena akan bergetar bolak balik
sesuai dengan gelombang saat melintas. Pergerakan bolak balik elektron pada kawat
antena adalah arus bolak balik yang sangat lemah dan akan dideteksi oleh penerima
(receiver).
Pada saat gelombang radio bertemu dengan elektron-elektron bebas akan bergetar
sesuai getaran gelombang yang mengenainya. Pergerakan elektron tersebut akan
menimbulkan arus listrik bolak balik dan akan memancarkan kembali gelombang tersebut.
Gelombang-gelombang baru yang terbentuk dipantulkan atau menyebar kesegala arah,
proses ini disebut dengan sebaran elektromagnetik (electromagnetic scattering). Semua
materi bersifat penghantar listrik akan memantulkan dan menyebarkan enerji gelombang.
Antena penerima juga merupakan konduktor yang baik, oleh sebab itu antena juga
bertindak sebagai penyebar (scaterer). Sebagian enerji gelombang di antena diubah
menjadi sinyal penerima oleh radio, sebagian enerji sinyal yang lain akan dipancarkan
ulang (re-radiated) oleh kawat antena.
Jika lokasi antena berada diarea perkotaan maka disekelilingnya akan banyak sekali
benda-benda yang bisa memancarkan / menyebarkan ulang gelombang yang akan
mempengaruhi daya penerimaan antena tersebut. Gelombang hasil pantulan atau
Untuk menghitung panjang fisik antena setengah lambda, gunakan faktor koreksi sebesar
0.95 untuk frekwensi kerja antena antara 3 and 50 MHz. Rumus panjang antena ½ lambda
( ) adalah:
142,5
L1 / 2 (7 MHz) 20,357m
7
Saluran balans terdiri dari dua konduktor yang identik dipisahkan oleh udara atau
material isolasi. Besarnya tegangan listrik pada konduktor adalah sama dan berlawanan
arah. Saluran transmisi adakalanya dibungkus dengan jaket konduktor yang bertindak
sebagai ground, seperti pada gambar berikut.
Saluran non resonan: adalah saluran yang tidak terjadi standing wave tegangan dan arus.
Saluran non resonan terjadi (atau dirancang) dihubungkan dengan beban yang sesuai
dengan impedansi salurannya. Misalnya: coa-ax dengan impedansi 50 ohm dihubungkan
dengan beban berupa antena dengan impedansi 50 ohm juga. Karena tidak terjadi refleksi
maka daya yang mengalir melalui saluran transmisi akan dilimpahkan semuanya kepada
beban.
Saluran resonan: adalah saluran yang terjadi standing wave tegangan dan arus. Panjang
saluran tertentu dan diterminasi (dihubungkan) dengan beban yang tidak sesuai dengan
impedansi salurannya. Reflesi (pantulan) gelombang terjadi walaupun secara keseluruhan
dari ujung sumber dan ujung antena adalah match. Ringkas cerita bahwa saluran
transmisi merupakan bagian yang menentukan resonan dan tidaknya sistem secara
keseluruhan (tuned circuit).
Saluran transmisi memiliki sifat meredaman, oleh karena itu untuk menghindari kerugian
daya dalam perjalanan gelombang menuju antena perlu saluran transmisi yang
berkualitas baik.
5.12. BALUN
Pada suatu kondisi tertentu dijumpai penggunan antena balans sedangkan pemancar /
radio yang menggunakan koneksi unbalans (coa-ax) cara menghubungkan keduanya
tentu saja tidak dihubungkan langsung, akan tetapi menggunakan suatu alat yang
mampu melakukan konversi dari saluran unbalans ke balans atau sebaliknya. Alat tersebut
disebut dengan istilah balun (balance to unbalance).
Gelombang elektromagnetik dihasilkan dari interaksi antara medan listrik dan medan
magnit. Muatan bolak balik dalam kawat akan menghasilkan medan listrik dan medan
magnet. Medan magnit akan menghasilkan medan listrik demikian seterusnya. Kedua
medan listrik dan magnit disebut dengan medan elektromagnetik yang merambat di
udara.
PEREDAMAN
Peredaman gelombang radio terjadi meskipun merambat dalam ruang hampa apalagi
berada dalam atmosfir bumi. Gelombang radio akan melemah dalam perjalanannya.
PEMBELOKAN
Gelombang elektromagnetik merambat lurus sampai dibelokkan oleh sesuatu (benda,
kumpulan elektron, obyek lainnya). Gelombang radio akan dibelokkan bila melalui suatu
medium dengan kerapatan tertentu. Contoh untuk pembelokkan ini adalah sebuah pensil
akan terlihat lebih pendek atau menekuk saat dicelup dalam air.
PENYEBARAN
Arah pandaran gelombang elektromagnetik dapat dipengaruhi melalui penyebaran.
Contoh efek ini bisa dilihat pada saat cahaya menembus kabut. Sama halnya dengan
gelombang radio, gelombang radio menyebar saat menembus partikel-partikel seperti
kumpulan elektron, kabut atau awan.
PEMANTULAN
Pada frekwensi amatir di atas 30 MHz, pemantulan dari berbagai benda besar misalnya
menara air, bangunan, pesawat terbang, pegunungan dan sejenisnya dapat dimanfaatkan
untuk memperpanjang jarak komunikasi melampaui lintasan horison hingga beberapa
ratus km. Dua stasiun tersebut mengarahkan antennanya pada obyek pemantul.
DEFRAKSI
Gelombang radio dapat pula
melewati benda padat dengan
ujung lancip di atasnya seperti
gunung misalnya melalui
peristiwa defraksi atau disebut
knife-edge diffraction. Defraksi
merupakan gejala alam yang
biasa dialami oleh sinar,
gelombang suara dan
gelombang koheren yang
lainnya. Dengan fenomena
tersebut sangat dimungkinkan
komunikasi melompati
penghalang berupa gunung atau Gambar 44 Defraksi
bukit.
Sinar X dan Ultraviolet dari matahari dengan intensitas tinggi menyebabkan terionisasinya
gas-gas di lapis ionosfir, sehingga menciptakan daerah yang lebar dimana ion-ion
terbentuk secara berlimpah.
Komponen gas atmosfir secara gradual beralih dari oxygen menjadi helium dan akhirnya
hydrogen pada lapis tertinggi. Gas hidrogen yang ringan akan mudah tersapu dari
atmosfir oleh angin matahari.
Pada kira kira ketinggian 3,200 and 16,000 km, medan magnit bumi menjebak enerji
energetic electrons and protons dalam dua sabuk (bands), dinamakan sabuk Van Allen.
Sabuk-sabuk ini tidak terlalu mempengaruhi propagasi radio.
Pada frekwensi antara 30-300khz, kerugian karena permukaan bumi adalah kecil, dengan
demikian gelombang merambat sesuai dengan lengkung lengkung muka bumi. Pada
frekwensi tersebut dapat digunakan untuk komunikasi jarak jauh dengan daya pancar
yang cukup. Frekwensi antara 300 KHZ – 3 MHz digunakan untuk komunikasi jarak jauh
diatas permukaan laut dan komunikasi jarak sedang pada saat komunikasi dilakukan
diatas permukaan bumi.
Pada HF 3-30 MHZ konduktifitas tanah sangat penting, khsususnya di atas 10 MHz
dimana konstanta dielektrik atau konduktifitas permukaan bumi menentukan besar
penyerapan sinyal terjadi. Secara umum, sinyal penerimaan akan semakin kuat bila
frekwensi yang digunakan semakin rendah ketika permukaan bumi yang dilalui memiliki
konstanta dielektrik dan konduktifitas yang tinggi.
Lapis F muncul pada ketinggian 380 km diatas bumi, dan udara pada lapis ini selalu
terionisasi setiap saat. Lapis F dibedakan menjadi dua lapis F1 dan F2 pada siang hari dan
satu lapis F pada malam hari. Pada malam hari lapis F tetap berada pada ketinggian
sekitar 260 km dan sangat berguna untuk hubungan jarak jauh (diatas 2400 km) melalui
gelombang radio. Lapis F2 adalah lapis yang paling bermanfaat untuk komunikasi jarak
jauh, walaupun begitu tingkat ionisasi yang sangat bervariasi menyebabkan perubahan
keadaan dari waktu ke waktu.
Adalah Area yang tidak dapat menerima suatu pancaran yang diakibatkan Gelombang
Pantul (Reflected Wave).
Stasiun-stasiun berada dalam zona skip masih mungkin melakukan komunikasi dengan
stasiun lain pada frekwensi yang lebih rendah atau memanfaatkan propagasi ground
wave bila lokasinya sangat dekat.