Anda di halaman 1dari 22

Tutorial 5

Sistem Hukum Indonesia


MODUL 6 ISIP 4131

Pokok Bahasan :
 Istilah dan Pengertian Hukum Administrasi Negar
 Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara
 Sumber dan Subyek Hukum Administrasi Negara
 Perbuatan Pemerintahan
 Asas-asas Hukum Administrasi Negara dan Upa
Perlindungan Hukum
Istilah dan Pengertian Hukum
Administrasi Negara

Istilah Hukum Administrasi Negara

Inggris/Amerika Serikat : Administrative law

Belanda : Administratife recht

Jerman : Verwaltung recht

Perancis : Droit administratife


Definisi Hukum Administrasi Negara (HAN)
 Utrecht
Hukum administrasi negara adalah (hukum pemerintahan) yang menguji hubungan huku
istimewa yang diadakan untuk meyakinkan para pejabat (ambdragers) melakukan tug
mereka yang khusus.

 Van Vollenhoven
Hukum administrasi negara merupakan kelanjutan dari hukum tata negara, artinya huku
tata negara memberikan wewenang pada lembaga-lembaga negara yang kemud
berdasarkan wewenang masing-masing lembaga/badan negara tersebut melakuk
berbagai kegiatan/aktivitas baik perbuatan membuat peraturan maupun perbuat
menyelesaikan suatu peristiwa konkret tertentu berupa pemberian keputusan-keputus
yang disebut dengan ketetapan (beschikingen) dan ini semua dilakukan dalam usa
melaksanakan bestuurzorg (tujuan mencapai kesejahteraan) sebagai tugas pok
administrasi negara.
 Inti dari HAN adalah sikap tindak negara dalam melaksanakan kegiatan
yang dirinci sbb:

1. kegiatan administrasi negara, yang berupa :


a. Pelaksanaan peran hukum (kewajiban dan hak) yang mencakup
menciptakan peraturan-peraturan
b. Sikap tindak atau perikelakuan semata-mata
c. Sikap tindak hukum perdata

2. Perihal hubungan subjek atau peran dalam adm.Negara, yg berupa :


a. Hubungan antar penguasa
b. Hubungan antar penguasa dengan warga masyarakat
Konsep HAN
Hukum Administrasi
HUKUM Negara diartikan juga
sebagai sekumpulan
peraturan yang
mengatur hubungan
Hukum antara administrasi
ADMINISTRASI Administrasi Negara dengan warga
Negara masyarakat, dimana
administrasi Negara
diberi wewenang untuk
melakukan tindakan
NEGARA hukumnya sebagai
implementasi dari policy
suatu pemerintahan.
HUBUNGAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA DENGAN ILMU-
ILMU LAINNYA
 Dengan Ilmu Politik
Ilmu Politik mengkaji tentang kekuasaan dalam usaha memperoleh
kekuasaan, seringkali digunakan cara-cara yang menyimpang, maka
fungsi hukum administrasi negara adalah membatasi atau mencegah
agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan.

 Dengan Ilmu Pemerintahan


Ilmu Pemerintahan berbicara tentang perbuatan pemerintah dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan dalam rangka melakukan perbuatan
pemerintahan, ada yang berakibat hukum. Perbuatan-perbuatan yang
berakibat hukum itulah yang menjadi kajian hukum administrasi negara.
Ruang Lingkup Hukum
Administrasi Negara

Badan Hukum Publik Dan Privat


 Badan hukum Publik
Badan hukum publik, diatur oleh hukum publik, misalnya dalam
undangundang hukum pokok pemerintahan, bergerak dalam lapangan hukum
publik, tetapi dapat juga dalam lapangan hukum perdata dalam hal badan
hukum publik itu/melakukan perbuatan-perbuatan yang diatur oleh hukum
perdata.
Ex : Kota, Kabupaten dan Propinsi
Badan hukum Privat
Badan hukum privat, diatur oleh hukum perdata yang bergerak dalam lapangan
hukum perdata.
Ex : Perseroan Terbatas, Yayasan, Koperasi, dll
Barang-barang Milik Negara

 UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara dijelaskan bahwa:


a. Barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN
atau berasal dari perolehan lainnya yang sah;
b. Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD
atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

 Surat Keputusan Menteri Keuangan, Nomor Kep-225/MK/V/1971, tentang Pedoma


Pelaksanaan tentang Inventarisasi Barang-Barang Milik Negara atau Kekayaan Milik Negara
merumuskan bahwa “semua barang-barang milik negara atau kekayaan negara yang berasa
atau dibeli dengan dana yang bersumber untuk seluruhnya ataupun sebagiannya da
Anggaran Belanja Negara yang berada di bawah pengurusan atau penguasaan departemen
departemen, lembaga-lembaga negara, lembaga-lembaga pemerintahan non departeme
serta unit-unit dalam lingkungannya yang terdapat baik di dalam negeri maupun di lua
negeri, tidak termasuk kekayaan negara yang telah dipisahkan (kekayaan perum da
persero) dan barang-barang kekayaan daerah otonom” (Pasal 1).
 Secara lebih rinci yang termasuk kedalam barang milik pemerintah daerah
diatur dalam Pasal 3 Permendagri 17/2007, yang diantaranya berikut ini:
a. Barang milik daerah meliputi:
1)Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD;
2)Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.
b. Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
1)Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;
2)Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
3)Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang

 Barang-barang milik pemerintah meliputi :


1.Barang-barang tidak bergerak;
2.Barang-barang bergerak;
3.Hewan-hewan;
4.Barang-barang persediaan
Sumber dan Subyek Hukum
Administrasi Negara

Sumber Hukum Administrasi Negara


 Dalam arti sejarah, istilah sumber hukum mempunyai dua makna, yaitu:
a. Sebagai sumber pengenal dari hukum yang berlaku pada suatu saat
tertentu.
b. Sebagai sumber tempat asal pembuat undang-undang menggalinya di
dalam penyusunan suatu aturan menurut undang-undang.

 Sumber hukum dalam arti materiil adalah sumber hukum yang menentukan
isi atau materi dari kaedah hukum. Dalam hal ini menyangkut hal konkrit
dalam tindakan manusia yang sesuai dengan apa yang dianggap seharusnya.

 Sedangkan sumber hukum dalam arti formil adalah peraturan yang resmi
digunakan dalam peradilan. Atau dengan kata lain tempat dimana kita dapat
menemukan dan mengenalnya hukum.
 Sumber hukum dalam arti Formil Menurut Utrecht :
1.Undang-undang
2.Praktek administrasi negara
3.Yurisprudensi
4.Doktrin

Subjek Hukum Dari Hukum Administrasi Negara


 Pegawai Negeri
Pegawai Negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat
oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam sesuatu jabatan
negeri atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan
sesuatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
 Jabatan-jabatan
Yang dimaksud dengan jabatan-jabatan adalah kedudukan yang menunjukan
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang pegawai dalam rangka
susunan suatu kesatuan organisasi.
Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan pejabat negara adalah berikut ini.
a. Presiden.
b. Anggota Badan Permusyawaratan Rakyat atau Perwakilan Rakyat.
c. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan
d. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda dan Hakim Mahkamah Agung.
e. Anggota Dewan Pertimbangan Agung.
f. Menteri.
g. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang berkedudukan
sebagai duta besar luar biasa dan berkuasa penuh.
h. Gubernur Kepala Daerah
i. Bupati kepala daerah/walikotamadya kepala daerah
 Jawatan Publik, Dinas-Dinas Publik, BUMN dan BUMD
Pada Instuksi Presiden No. 17 Tahun 1967 telah digarisbawahi
bahwa pegawai perusahaan jawatan (perjan) pada pokoknya
adalah pegawai negeri.Sedangkan pegawai perusahaan umum
atau (perum) adalah pegawai perusahaan negara yang diatur
tersendiri di luar ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi
pegawai negeri atau perusahaan swasta/usaha (negara)
perseroan.

 Desa/Daerah Swapraja dan Swatantra


Berdasarkan Pasal 202 ayat (3) Undang-undang Nomor 34
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, jabatan sekretaris
desa diisi oleh pegawai negeri yang memenuhi persyaratan.
Perbuatan Pemerintahan

Campur Tangan Penguasa Dalam Kehidupan Masyarakat


 Campur tangan penguasa negara dilakukan oleh para pejabat pemerintah atau
petugas administrasi negara, dan di sinilah letak pentingnya Hukum Tata
Pemerintahan.

 Susunan penguasa negara adalah sebagai berikut:


I. Penguasa Konstitutif = MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)
II. Penguasa Legislatif = Presiden + Dewan Perwakilan Rakyat + Dewan
Perwakilan Daerah
III. Penguasa Eksekutif = Presiden (Pemerintah)
IV. Penguasa Administratif = Administrator Negara (Presiden)
V. Penguasa Militer = Presiden, dengan membawahi Angkatan Perang
VI. Penguasa Yudikatif = Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi, dengan
membawahi Aparatur Peradilan (Korsa Hakim)
VII.Penguasa Inspektif = Badan Pemeriksa Keuangan
Perbuatan Pemerintah
 Mengambil ajaran Donner dan Hans Kelsen serta yang dapat kita
terapkan ke dalam praktek pemerintahan, maka secara kualitatif
perbuatan pemerintah itu dapat kita bagi ke dalam perbuatan:
a.Membuat peraturan;
b.Melaksanakan peraturan

Perbuatan pemerintah meliputi :


1. Delegasi perundang-undangan
2. Ketetapan pemerintah
3. Dispensasi, Vergunning, Lisensi, dan Konsesi
4. Perintah, Panggilan, dan Undangan
5. Diskresi
Keabsahan Tindak Pemerintahan

 Ruang lingkup keabsahan tindak atau perbuatan pemerintahan itu menurut


Philipus M. Hadjon meliputi tiga hal, yaitu
1. Kewenangan
Pembentukan kekuasaan dalam suatu negara, yang menyangkut
bagaimana kewenangan atau kekuasaan itu diperoleh.Kewenangan itu
diperoleh melalui dua sumber, yaitu: atribusi dan pelimpahan wewenang.
2. Prosedur
Prosedur bertumpu pada landasan utama Hukum Administrasi atau
Hukum Tata Pemerintahan.
3. Substansi
Kekuasaan pemerintah yang berisi wewenang pengaturan dan
pengendalian kehidupan masyarakat dibatasi secara substansial.
Maladministrasi
 Maladministrasi adalah perilaku atau perbuatan melawan hukum, melampaui wewenang
menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan wewenang tersebut
termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan
publik yang dilakukan oleh penyelenggara Negara dan pemerintahan yang menimbulkan
kerugian materiil dan/atau imateriil bagi masyarakat dan orang perseorangan.

 Pada hakikatnya suatu tindakan merupakan maladministrasi apabila menunjukkan ciri:


a. tindakan tersebut menunjukkan perilaku atau perbuatan melawan hukum;
b. tindakan tersebut melampaui wewenang;
c. tindakan yang menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan
wewenang tersebut;
d. tindakan yang melalaikan atau mengabaikan kewajiban hukum dalam penyelenggaraan
pelayanan publik;
e. tindakan tersebut dilakukan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan;
f. tindakan tersebut menimbulkan kerugian meteriil dan/atau immateriil bagi masyarakat
dan orang perseorangan.
 Terhadap pejabat publik yang terbukti bersalah melakukan tindaka
maladministrasi pada hakikatnya dapat:
a.Dikenakan tindakan disiplin dan/atau sanksi administrasi (hukuman disiplin)
b.Diajukan ke pengadilan yang berwenang apabila tindakan mal administras
tersebut mengandung aspek pelanggaran atau perbuatan melawan hukum

 Tindakan-tindakan yang pada hakikatnya dapat diklasifikasikan sebagai suat


tindakan maladministrasi adalah sebagai berikut :
1. Penundaan Berlarut
2. Tidak Menangani
3. Persekongkolan.
4. Pemalsuan
5. Diluar Kompetensi
6. Tidak Kompeten
7. Penyalahgunaan Wewenang
8. Bertindak Sewenang-wenang
Asas-Asas Hukum Administrasi Negara
dan Upaya Perlindungan Hukum

Asas-asas Hukum Administrasi Negara


 Asas Legalitas
Asas ini sesuai dengan asas negara kita yang berdasarkan hukum seperti yan
tercantum dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi: “ Negara Indones
adalah negara hukum”.
 Asas Persamaan Hak
Makna dari asas ini adalah bahwa pemerintah Indonesia tidak hendak membed
bedakan sesama warga negara Indonesia.
 Asas Kebebasan
Makna asas ini adalah kepada administrasi negara diberikan kebebasan untuk ata
inisiatif sendiri menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam masyarak
secara cepat.
Asas Tidak Boleh Menyalahgunakan Wewenang atau Kekuasaan
Makna dari asas ini adalah setiap badan-badan negara memperoleh kekuasaan da
undang-undang, jangan sampai terjadi kekuasaan itu digunakan secara tidak sesu
 Asas Tidak Boleh Menyerobot Wewenang Badan Administrasi Negara yang Satu
Oleh yang Lainnya
Makna dari asas ini adalah apabila sudah diadakan pembagian tugas pejabat-
pejabat administrasi negara maka hendaknya para pejabat tersebut
melaksanakan tugasnya dalam batasan-batasan yang telah diberikan oleh
undang-undang.
 Asas Berupaya Memaksa atau Asas Bersanksi
Makna dari asas ini adalah sanksi merupakan jaminan terhadap penataan kepada
hukum administrasi negara.
 Asas Nasionalisme
Asas nasionalisme dalam hukum agraria diikuti oleh sebagian besar negara-negara d
dunia, khususnya negara-negara yang sedang berkembang.
 Asas Fungsi Sosial dari Tanah
Semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial berarti tanah tersebut harus dipergunakan
sesuai dengan keadaan tanah dan sifat dari haknya dan tidak dibenarkan pemakaian tanah
secara merugikan dan bertentangan dengan kepentingan masyarakat
Upaya Perlindungan Hukum
 yang dimaksud dengan perlindungan hukum (legal protection) dibagi menjadi dua
1. Perlindungan hukum yang bersifat Preventif (pencegahan).
Pada perlindungan hukum yang preventif, rakyat diberikan kesempatan
mengajukan keberatan sebelum keputusan pemerintah berbentuk definitif.
2. Perlindungan hukum yang bersifat refresif (penanggulangan).
Tujuannya adalah untuk menyelesaikan sengketa hukum yang terjadi.

 Perlindungan hukum menurut pasal 53 ayat 2 UU No. 5 Tahun 1986 terdapat tig
yaitu:
1. Persesuaian Dengan Peraturan Perundang-undangan;
2. Meliputi: Wewenang, Substansi, Dan Prosedur;
3. Keputusan Diarahkan Kepada Perlindungan Yang Tepat. Artinya, Tidak Menggu
Wewenang Untuk Tujuan Lain (Penyalahgunaan Wewenang);
4. Bertindak secara wajar, rasional (tidak bertindak sewenang-wenang).

Anda mungkin juga menyukai