Anda di halaman 1dari 24

Tinjauan Pustaka

ANEMIA PADA NEONATUS


Oleh :
Sanjaya Halim, S.Ked
1830912310091
Pembimbing:
Prof. DR. dr. Ari Yunanto, Sp.A (K), SH
BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM/RSUD ULIN
BANJARMASIN
2019
TINJAUAN
PUSTAKA
• MDG :Millennium Development Goals
• Poin penting berkaitan kesehatan : ke-4 menurunkan

Latar Belakang
angka kematian anak dan ke-5 meningkatkan
kesehatan ibu

• SDG : Sustainable Developmental Goals


• Poin ke-3 : kesehatan yang baik dan kesejahteraan
menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong
kesejahteraan masyarakat di segala usia.
• Termasuk mengurangi sumber morbiditas dan
mortalitas pada ibu hamil dan bayi

Wahyuningsih. Millenium developmental goals (mdgs) dan sustainable developmental goals (sdgs)dalam
kesejahteraan sosial. Bisma. 2017; 11(3): 390-99
World Health Organization
menjamin
(WHO) mencanangkan
kehidupan yang
program pengganti setelah
sehat dan mendorong
Millenium Development
kesejahteraan
Goals (MDGs) yang telah
bagi semua
dilakukan selama 15 tahun
orang di segala usia
dari tahun 2000 menjadi
Sustainable Development Penurunan Angka
Goals (SDGs) yang Kematian Ibu (AKI) dan
diprogramkan selama 15 Angka Kematian Bayi
tahun hingga 2030. (AKB).
World Health Organization. From MDGs To SDGs: General
Introduction. France: WHO Library Cataloguing; 2015.
SDG’S
• “Hidup sehat dan promosi
kesehatan untuk segala usia “
SDGs

Sustainable development goals: Paduan untuk pemerintah


daerah. Jakarta : International NGO Forum on Indonesian
Development; 2016
Rapor MDGs
Antara tahun 1990 sampai 2015,
rasio angka kematian ibu secara
global menurun 44% dan angka
kematian anak kurang dari 5
tahun menurun setengahnya.

World Health Organization. From MDGs To SDGs: General Introduction. France:


WHO Library Cataloguing; 2015.
ANEMIA PADA NEONATUS
• Anemia adalah keadaan penurunan massa eritrosit atau
konsentrasi hemoglobin sehingga menyebabkan turunnya
kapasitas darah untuk mengangkut oksigen.
• Disebut anemia jika konsentrasi hemoglobin 2 standar deviasi
(2SD) dibawah rerata konsentrasi hemoglobin sesuai usia bayi.
• Nilai normal hemoglobin dan hematokrit sesuai dengan usia
gestasi dan usia postnatal dapat

Hafidh Y, Hidayah D, Sunyataningkamto. Anemia pada bayi baru lahir. Dalam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI,
Usman A, penyunting. Buku Ajar Neonatologi, Edisi ke-1. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia,2008:199-201
ANEMIA PADA NEONATUS
ETIOLOGI ANEMIA PADA
NEONATUS
ETIOLOGI

Anemia karena Anemia karena


perdarahan proses hemolitik

Anemia karena
kegagalan
produksi eritrosit
Moeslichan MZ, Windiastuti E. Anemia pada neonatus. Dalam: Permono B,Sutaryo Ugrasena IDG, Windiastuti E, Abdulsalam
M, penyunting. Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak, Edisi ke-2. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2006:24-29
Perdarahan tersembunyi (okulta)
sebelum persalinan
Transfusi feto-fetal (twin-twin
Perdarahan fetomaternal transfusion)

Strauss RG. Anemia of prematurity: pathofisiology and treatment. Blood Rev. 2010;24:221-25
Perdarahan Internal
1. Perdarahan ekstrakranial: sering menyertai persalinan
yang sulit atau persalinan dengan ekstraksi vakum.
2. Perdarahan intrakranial: dapat terjadi pada
intraventrikuler atau subarahnoid.
3. Perdarahan intra abdomen, perdarahan adrenal dan
ginjal kadang-kadang menyertai persalinan letak
sungsang.
4. Perdarahan pada saat persalinan: dapat disebabkan
oleh komplikasi obstetrik seperti plasenta previa atau
trauma plasenta pada saat seksio sesaria.
Moeslichan M, Windiastuti E. Anemia Hemolitik. Dalam: Permono B, Sutaryo, Ugrasena I, Windiastuti E, penyunting. Buku Ajar
Hemato Onkologi Anak. Edisi ke-3. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010.h.134-38
Anemia karena penurunan /
kegagalan produksi eritrosit
Diwariskan ( inherited ) Didapat ( acquired )

• Anemia Diamond-Blackfan • Anemia karena adanya infeksi


seperti infeksi parvovirus B19,
sitomegalovirus, toksoplasmosis,
sifilis kongenital, rubella dan
herpes simpleks

• Anemia karena penurunan produksi eritrosit sering disebut dengan


pure red cell aplasia (PRCA).
• Anemia ini ditandai dengan adanya gambaran anemia normositik
berat, retikulositopenia dan tidak adanya eritroblas di sumsum tulang.
Anemia karena proses hemolitik
Anemia hemolitik
autoimun/alloimun Anemia hemolitik non-imun
• Autoimun hemolitik anemia • Kelainan membran eritrosi
(AIHA) ditandai dengan herediter
produksi antibodi melawan
• Defek enzim eritrosit seperti
sel eritrosit.
defisiensi glukosa-6-fosfat
• Sedangkan alloimun anemia dehidrogenase (G6PD)
hemolitik mengikuti paparan
terhadap sel eritrosit nonself
antigen

Moeslichan M, Windiastuti E. Anemia Hemolitik. Dalam: Permono B, Sutaryo, Ugrasena I, Windiastuti E, penyunting. Buku Ajar
Hemato Onkologi Anak. Edisi ke-3. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010.h.134-38
Alur Diagnosis

Moeslichan MZ, Windiastuti E. Anemia pada neonatus. Dalam:


Permono B,Sutaryo Ugrasena IDG, Windiastuti E, Abdulsalam M,
penyunting. Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak, Edisi ke-2.
Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2006:24-29
KOMPLIKASI
Gejala kardiorespratori
termasuk takikardia,
Gagal tumbuh
takipneu dan bising
jantung

Metabolik asidemia -
Pengurangan aktivitas, Peningkatan asam
lethargi dan sulitnya laktat sekunder akibat
pemberian makan peningkatan
secara oral metabolisme anaerob
seluler
Moeslichan MZ, Windiastuti E. Anemia pada neonatus. Dalam: Permono B,Sutaryo Ugrasena IDG, Windiastuti E, Abdulsalam M, penyunting. Buku Ajar Hematologi-Onkologi
Anak, Edisi ke-2. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2006:24-29
TATALAKSANA (PRENATAL)
• Pemeriksaan anemia pada
fetus jarang dilakukan, namun
pada kondisi tertentu seperti
pada anemia yang disebabkan
oleh proses hemolisis pada fetus
selama kehamilan contohnya
inkompabilitas rh dan infeksi,
diperlukan transfusi intrauterin
(IUT) untuk menurunkan tingkat
morbiditas dan mortalitas janin.

Al-Riyami AZ, Al-Salmani M, Al-Hashami SN, et al. Intrauterine Fetal Blood Transfusion: Descriptive study of the first four years'
experience in Oman. Sultan Qaboos Univ Med J. 2018;18(1):e34–e42.
TRANSFUSI ANEMIA PADA
NEONATUS
• Pada bayi prematur, transfusi PRC diindikasikan apabila kadar Hb
<7,0 g/dL.
• Pada keadaan infant respiratory distress syndrome (IRDS), transfusi
diberikan pada kadar Hb <12,0 g/dL untuk bayi yang membutuhkan
oksigen, atau < 10.0 g/dL untuk bayi yang tidak membutuhkan
oksigen.
• Pada bayi prematur dengan tanda dan gejala anemia ringan
seperti takikardia atau peningkatan berat badan yang tidak
adekuat, transfusi diberikan apaapabila kadar Hb <10,0 g/dL.
• Namun, apabila terjadi tanda dan gejala anemia berat seperti
apnea, atau asidosis, transfusi PRC dapat diberikan pada kadar Hb
<12,0 g/dL.
Siddappa AM, Rao R, Long JD, Widness JA, Georgieff MK. The assessment of newborn iron stores at birth: a review of the literature and standards for
ferritin concentrations. Neonatology. 2007;92:73–82
Pencegahan Anemia pada
Neonatus
Mengurangi kehilangan darah akibat flebotomi

Meningkatkan transfusi plasenta

Penundaan penjepitan tali pusar

Umbilical cord milking

WHO. 2014. Guideline: Delayed umbilical cord clamping for improved maternal and infant health and nutrition
outcomes. Geneva, World Health Organization
Mengurangi kehilangan darah
akibat flebotomi
Anemia iatrogenik akibat berulangnya pengambilan darah untuk
keperluan laboratorium sangat sering terjadi pada bayi prematur. Oleh
karena itu klinisi diharapkan hanya melaksanakan prosedur
pemeriksaan yang benar benar dibutuhkan.
Strategi untuk mengurangi kehilangan akibat flebotomi termasuk :
• microsampling,
• batching blood labs,
• pengambilan sampel dari darah tali pusar untuk pemeriksaan
laboratorium segera (misal crossmatch, golongan darah),
• secara hati-hati memonitor kehilangan darah akibat flebotomi
• penggunaan alat tes darah yang dioperasikan secara bedside atau
point of care.
Roseff SD, Luban NL, Manno CF. Guidelines for assessing appropriateness of pediatric transfusion. Transfusion 2002;42:1398-
413.
Meningkatkan transfusi plasenta

Pasif :
Aktif :
Penundaan
Umbilical Cord
Penjepitan tali
Milking
pusat
Penundaan penjepitan tali pusar
Pro Kontra
Ceriani Cernades et al, 2006 pemotongan tali Chiruvolu et al, 2015 penundaan pemotongan
pusat dalam rentang waktu 15 detik, lebih dari 1 tali pusat dapat meningkatkan resiko
menit, dan lebih dari 3 menit tidak memiliki polisitemia, ikterus, dan gangguan pernapasan,
perbedaan bermakna namun tidak bermakna.
Hematocrit naik > 65% pada pemotongan lebih
dari 3 menit
Setelah 24-48 jam kelahiran anemia meningkat
tajam pada kelompok 15 detik.
ACOG merekomendasikan 30 hingga 60 detik European Consensus Guideline on Resuscitation
penundaan dalam penjepitan tali pusar of the Preterm Infant penundaan penjepitan tali
pusar dapat menyebabkan resusitasi yang
terlambat dan kehilangan panas pada bayi
dengan berat lahir lebih rendah atau umur
gestasi yang lebih singkat.
World Health Organization (WHO)
merekomendasikan penundaan penjepitan tali
pusat >1 menit
Umbilical cord milking
Merupakan terapi alternatif selain penundaan penjepitan tali
pusar, dimana pelaksanaannya yaitu tali pusar yang belum dijepit
diremas dan darah didorong ke arah bayi beberapa kali sebelum
akhirnya dijepit. Walaupun begitu, penggunaan rutin UCM pada
BBLSR tidak dianjurkan karena kekhawatiran mengenai
keamanannya karena cepatnya perubahan volume darah dapat
berakibat buruk kepada bayi tersebut.
24

Anda mungkin juga menyukai