Anda di halaman 1dari 47

Bedah Kuretase

Aulia Maghfira Kusuma Wardhani


141611101049
Skenario Kasus
• Pasien laki-laki berusia 21 tahun datang ke RSGM FKG
Unej mengeluhkan gigi atas dan bawah terasa kasar saat
tersentuh lidah sejak ±2 tahun yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan gusinya sering berdarah saat menggosok
gigi sejak ±2 tahun yang lalu. Selain itu pasien juga
merasakan gigi depan bawahnya goyang dan ngilu
terutama saat minum es sejak ±2 tahun yang lalu. Pasien
belum pernah memeriksakan keluhannya tersebut ke
dokter gigi. Pasien menggosok gigi 2x sehari setiap kali
mandi pagi dan mandi sore. Pasien memiliki riwayat
penyakit asma dan terakhitr kambuh ±3 tahun yang lalu.
Pasien memiliki kebiasaan buruk menggigit kuku sejak ±6
bulan yang lalu
Dasar Diagnosis
• Pemeriksaan Subjektif :
Pasien mengeluhkan gigi atas dan bawah terasa kasar saat
tersentuh lidah sejak ±2 tahun yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan gusinya sering berdarah saat menggosok gigi
sejak ±2 tahun yang lalu. Selain itu pasien juga merasakan
gigi depan bawahnya goyang dan ngilu terutama saat
minum es sejak ±2 tahun yang lalu
Dasar Diagnosis
• Pemeriksaan Objektif :
Keadaan umum :
• Kondisi fisik : baik
• Tanda-tanda vital :
• Tekanan darah : 120/70 mmHg
• Nadi : 76 x/menit
• Respirasi : 18x/menit
• Temperatur : -
• Berat Badan : 68 kg
• Tinggi badan : 167 cm
Dasar Diagnosis
• Pemeriksaan Objektif :
Klinis :
• Wajah : normal
• Kepala dan leher : normal
• Kelenjar limfe : normal
• Kelenjar saliva : normal
Dasar Diagnosis
Pemeriksaan Objektif
Klinis : Gigi 31, 41. 42. 43
• Gusi berwarna kemerahan, konsistensi lunak, tekstur halus, kontur membulat, BOP +
• Probing depth (PD) sedalam 6mm pada gigi 42; 4mm pada gigi 31, 41,43
• Resesi gingiva klas 2 Miller pada gigi 42
• Terdapat kehilangan perlekatan (CAL): Rusaknya serabut kolagen dan jaringan ikat yang
menyebabkan junctional epitelium (JE) bermigrasi ke arah apikal
CAL gigi 42 = 6mm(labial), 4mm(lingual) ; gigi 31,41,43 = 4 mm(labial & lingual)
Dasar kehilangan perlekatan :
- margin gingiva lebih koronal CEJ (CAL = Probing depth – jarak margin gingiva ke CEJ)
- margin gingiva = CEJ (CAL = probing depth)
- margin gingiva lebih apikal dari CEJ (CAL = Probing depth + resesi gingiva)
• Skor OHI-S 3,83 (buruk)
Dasar Diagnosis
• Pemeriksaan gigi dan jaringan periodontal
Dasar Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
pada gigi 41 dan 42
1
• Resorbsi puncak tulang alveolar panjang akar dgn pola
3
horizontal pada mesial dan distal gigi 41 dan 42. Tidak ada
kelainan kelainan jaringan periapikal

Pada gigi 31 dan 43


1
• Resorbsi puncak tulang alveolar panjang akar dgn pola
4
horizontal pada mesial gigi 43 dan resorbsi puncak tulang
1
alveolar panjang akar dgn pola horizontal pada mesial dan
3
distal gigi 31. Tidak ada kelainan kelainan jaringan periapikal
Mekanisme terjadinya
periodontitis kronis
Akumulasi plak 24 jam

Bakteri plak mature (gram negatif) mengahasilkan endotoksin dan


eksotoksin

Permeabilitas jaringan gingiva meningkat

Menstimulasi saraf di jaringan ikat menyebabkan gerak reflek dari


akson ke arteriol
Mekanisme terjadinya
periodontitis kronis
Vasokonstriksi sesaat pada pembuluh darah menyebabkan sel
endotel merapat sehingga mencegah bakteri masuk ke pembuluh
darah

Sel mast pada pembuluh darah mengeluarkan vasodilator seperti


histamin, bradikinin, dan prostaglandin

Initial lesion
Vasodilatasi (+), proliferasi (+), vaskularisasi (+), permeabilitas 2-4 hari setelah
(+) akumulasi plak
Mekanisme terjadinya
periodontitis kronis
Neutrofil menepi ke dinding pembuluh darah melakukan
diapedesis dan kemotaksis menuju pusat infeksiPMN terinfiltrasi
ke jaringan untuk melokalisir jejas di sulkus gingiva

Terdapat tekanan hidrostatik pada pembuluh darah kecil

Respon di rongga mulut : GCF meningkat (GCF mengandung


antibodi IgM, IgG, IgA, PMN, monosit/makrofag)

Jika respon tubuh kalah, maka bakteri menginvasi ke jaringan yang


lebih dalam
Mekanisme terjadinya
periodontitis kronis
Jika respon tubuh kalah, maka bakteri menginvasi ke jaringan yang
lebih dalam

Early lesion
Degradasi kolagen di apikal junctional epitelium dan lateral 4-7 hari setelah
apikal sulkus karena aktivasi enzim kolagenase akumulasi plak

Invasi bakteri lebih dalam ke jaringan ikat

Kapiler di permukaan jaringan ikat, keratinisasi menurun sehingga


epitel menipis
Mekanisme terjadinya
periodontitis kronis
Kapiler di permukaan jaringan ikat, keratinisasi menurun sehingga
epitel menipis

Gingiva kemerahan, proliferasi kapiler, penurunan keratinisasi BOP


(+): ketika ada rangsangan mekanis/ probing menyebabkan kapiler
pecah dan bleeding

Jika respon tubuh kalah, bakteri menginvasi ke jaringan yang lebih


dalam

Degenerasi kolagen meningkat hingga terjadi space jaringan ikat Establish lesion
7-21 hari setelah
Terjadi ruang kosong
akumulasi plak
Mekanisme terjadinya
periodontitis kronis
Terjadi penumpukan eksudat, terjadi perubahan :
• Tekstur mengkilat ( eksudat memenuhi retepeg karena sel epitel
dirusak oleh produk bakteri, sehingga bentuk retepeg
menghilang
• Kontur gingiva membulat karena ada eksudat
• Konsistensi lunak karena destruksi > repair menyebabkan
oedematus
• Warna kemerahan karena vaskularisasi (+), vasoditasasi
pembuluh darah

Jika respon tubuh kalah, bakteri menginvasi ke jaringan yang lebih


Mekanisme terjadinya
periodontitis kronis
Dekstruksi kolagen parah, terjadi 2 mekanisme : Advanced lesion
21 hari setelah akumulasi
1. Enzim kolagenase dan enzim lain (protease, hyaluronidase, plak
chondroitin sulfatase, dll) mengakibatkan degradasi kolagen
dan matriks makromolekul menjadi protein kecil matriks
metalloproteinase (MMPs)
2. Fibroblast memfagosit serabut kolagen dengan memperluas
proses sitoplastik pada ligamen dan sementum serta
degradasi kolagen dan fibrin matriks sementum

Terjadi kehilangan kolagen


Mekanisme terjadinya
periodontitis kronis
Sel pada junctional epitelium berproliferasi kearah apikal
sepanjang permukaan akar gigi

Pada koronal junctional epitelium terjadi peningkatan PMN


mengakibatkan kehilangan sifat kohesif (jaringan ikat dan gigi
berkurang kesatuannya) dan terepas dari permukaan akar

Terbentuk poket periodontal

Dapat berlanjut dan menyebabkan resorbsi tulang alveolar


dalam
Pembentukan poket periodontal
Daerah apikal JE
Respon selular dan Terjadi kerusakan dan dinding sulkus
Inflamasi di jaringan peningkatan cairan diisi oleh sel2
kolagen pada daerah
ikat dinding sulkus eksudat inflamasi dan MO
apikal
(bakteri)

Sel2 yg ada di daerah


Junctional Epitelium Kehilangan JE akan terlepas apikal JE akan
migrasi perlekatan dari akar gigi bermigrasi sepanjang
ke apikal
akar gigi

Poket Periodontal
Mekanisme kehilangan perlekatan
Terjadi keradangan

Keradangan meluas
(dari margin gingiva ke apikal junctional epithelium)

Jaringan kolagen rusak

Kehilangan perlekatan
Mekanisme resorbsi tulang
alveolar
LPS bakteri plak gigi akan merangsang sel
seperti makrofag dan fibroblast untuk
memproduksi mediator seperti IL-1, PGE-2
dan TNF-alpha. Mediator ini menghambat
proses diferensiasi osteoblast, menghambat
produksi mediator sel osteoblast dan
menghambat produksi matriks
ekstraselulera dan proses kalsifikasi.
Akibatnya, jumlah maupun fungsi osteoblast
semakin menurun. Sebaliknya mediator ini
justru meningkatkan diferensiasi osteoklast
dan aktivitas osteoklast. Sehingga,
penurunan jumlah osteoblast justru diikuti
dengan peningkatan jumlah dan fungsi
osteoklast. Hal ini berakibat derajat
kerusakan tulang tidak dapat diimbangi oleh
proses remodeling oleh osteoblast.
Tujuan rencana perawatan
kuretase
Prosedur kuretase mencakup penyingkiran jaringan granulasi yang
terinflamasi kronis yang berada pada dinding poket periodontal.
Berbeda dengan jaringan granulasi pada keadaan yang normal,
jaringan granulasi pada dinding jaringan ikat pada poket periodontal
mengandung daerah-daerah yang terinflamasi kronis, disamping
adanya partikel-partikel kalkulus dan koloni-koloni bakteri. Adanya
koloni bakteri tersebut akan mempengaruhi gambaran patologis dari
jaringan dan menghambat penyembuhan. Jaringan granulasi yang
terinflamasi dilapisi oleh epitel, dan bagian epitel yang penetrasi
sampai ke jaringan. Adanya epitel tersebut akan menghambat
perlekatan serat-serat gingiva dan ligamen periodontal yang baru ke
permukaan sementum pada daerah tersebut. Kuretase diperlukan
untuk menghilangkan jaringan yang terinflamasi dan diharapkan
terjadinya perlekatan baru.
Indikasi kuretase
• Kuretase dapat dilakukan untuk menghilangkan suprabony
poket kedalaman sedang yang berada pada sisi yang aksesibel
/lokasinya mudah dijangkau dimana bedah "tertutup"
diperhitungkan lebih menguntungkan.

• Kuretase dapat dilakukan sebagai perawatan nondefinitif


(perawatan alternatif) untuk meredakan inflamasi sebelum
penyingkiran poket dengan teknik bedah lainnya atau pada
pasien yang karena alasan medis, usia, psikologis tidak dapat
dilakukan tindakan bedah lainnya.

• Kuretase juga dapat dilakukan pada fase pemeliharaan,


sebagai metode perawatan pemeliharaan pada daerah-daerah
dengan rekurensi/kekambuhan inflamasi atau kedalaman
poket rekuren, terutama jika bedah untuk mengurangi poket
sebelumnya sudah dilakukan.
Kontraindikasi kuretase
• Daerah sulit dijangkau /aksesibilitas kurang memadai
• Poket periodontal dengan dinding yang tipis
• Poket periodontal dengan dinding poket fibrotic
• Keterlibatan percabangan akar
• Perluasan dasar poket ke apikal mucogingival junction
• Pasien dengan kondisi sistemik tertentu, manfaat
dibandingkan resiko dari prosedur bedah dipertimbangkan
secara hati-hati sebelum prosedur dilakukan kepada pasien.
Persiapan
1. Alat
1. Alat
Alat dasar 3. Pasien
• AlatGracey
Kuret dasar • Persiapan fisik dan
• Kuret Gracey
Syringe mental
• Syringeagate
Spatula
• Spatula
• Evaluasi saat pasien
Glass plate
agate
datang
• Glass plate
• Pasien mengisi informed
2. Bahan
Bahan consent
Lidocain+Epinefrin 1ampul
• Lidocain+Epinefrin 1ampul (2cc)
(2cc) • Mengukur vital sign
Periodontal
• Periodontalpack
pack
Povidone
• Povidoneiodine 10%
iodine 10%
Tampon
• Tampon
Cotton pellet
• Cotton pellet
Cotton roll
• Cotton roll
Vital sign
a) Tekanan darah (Normalnya <120/<80 mmHg)
• Caranya: memasang manset di lengan pasien diatas fossa cubitii,
• Mencari letak arteri brakialis dengan menggunakan 2jari (telunjuk dan
• tengah)
• Menggunakan stetoskop dan meletakkan diafragma stetoskop di arteri
• brakialis
• Memastikan bahwa sekrup telah terkunci
• Memompa sampai tidak terdengar suara systole
• Memutar sekrup secara perlahan, lalu didengarkan suara detakan pertama
adalah systole dan yang terakhir sebelum hilang adalah diastole.

b) Respirasi (Normalnya 12-20 x/menit)


Dengan cara melihat naik turunnya dada selama 1menit

c) Nadi (Normalnya 60-100 x/menit)


Dengan cara meraba arteri radialis dengan 3 jari (jari telunjuk,tengah,manis) dan
dirasakn denyutan selama 1menit dan dicatat
Persiapan

4. Operator
Operator menguasai semua prosedur
atau teknik pembedahan yang akan
dilakukan

APD : masker dan handscoon


Prosedur bedah kuretase
1.Isolasi daerah kerja dengan cotton roll
2.Asepsis daerah kerja dengan povidone iodine 10%
3. Anestesi lokal infiltasi menggunakan lidocaine+epinefrin
- cek menggunakan sonde pada regio yang dilakukan anestesi
dan menekan gingiva pada regio tersebut, apabila tidak sakit
(anestesi sudah bekerja tandanya pucat dan terasa
kebas/tebal)
- cek kondisi fisik pasien (mual, pusing)
4. Scaling dan root planing
Permukaan akar gigi dievaluasi untuk melihat hasil terapi fase I,
Apabila masih ada partikel kalkulus yang tertinggal , prosedur
scaling dan root planing diulangi kembali.
Prosedur bedah kuretase
5. Tindakan kuretase
Menggunakan alat kuret, kuret di insersikan dengan
cutting edge diarahkan ke dinding poket. Permukaan luar
gingiva ditekan dari arah luar dengan jari lalu dengan
gerakan scrapping (pengerokan pada epitel lining di
dinding poket dan epitelial attachment pada dasar poket /
junctional epithelium ke arah koronal jaringan epitel yang
terinflamasi pada dinding poket disingkirkan. Dengan
gerakan horizontal secara berulang sampai bersih, jari
menahan dinding luar poket agar tidak terkoyak/rusak
Prosedur bedah kuretase
6. Irigasi untuk menghilangkan jaringan nekrotik
menggunakan larutan saline (NaCl) merupakan larutan
fisiologis yang tidak mempengaruhi sel dalam morfologis /
fungsinya
7. Diadaptasikan gingiva ditekan dengan jari ke arah gigi
8. Aplikasi tetracyclin gel pada daerah yang dilakukan
kuretase menggunakan probe
(0,7% / 100mg) (+) sebagai anti kolagenase untuk
reattachment
9. Daerah kerja dikeringkan menggunakan tampon
Prosedur bedah kuretase
10. Pemasangan periodontal pack
Pembuatan periodontal pack
• Basis : katalis = 3:1 (berat/volume), 1:1(panjang)
• Basis dan katalis dicampur diatas glassplate dan spatula
semen, diaduk dengan gerakan melipat hingga
konsistensi dempul
• Pack diambil menggunakan spatula semen
• Basahi tangan dengan air, kemudian ambil pack
• Pack dipilin hingga panjang sesuai gigi yang di kuret
• Pack diletakkan pada daerah yang dibedah
Prosedur bedah kuretase
11. Cek vital sign post bedah
12. Diresepkan antibiotik, analgesik, antiseptik (obat
kumur)
R/ Amoxicilin mg 500 tab No. XV
S 3.d.d I p.c

R/ Asam Mefenamat mg 500 tab No. X


S p.r.n 3 d.d. I p.c

R/ povidone iodine 1% fl No.I


S coll or 2 d.d. 10 ml
13. Instruksi post bedah
Instruksi post bedah
1. Pasien diberi informasi tentang periodontal pack dan fungsinya
• Menutup luka
• Mengurangi pendarahan
• Mencegah rasa sakit
• Melindungi dari kontaminasi
• Agar tidak terjadi trauma saat mengunyah dan menyikat gigi
2. Diinstruksikan mempertahankan pack sampai kontrol
3. Menginformasikan hal-hal yang dapat menyebabkan pack lepas
seperti: jangan mengunyah dan menyikat dibagian pack, jangan
berkumur terlalu keras, jangan menyentuh pack dengan tangan dan
lidah, aktivitas berat
4. Bila pack lepas  tidak berdarah dan tidak sakit jangan panic,
hubungi operator
Instruksi post bedah
5. Minum obat sesuai anjuran
6. Hindari makanan makanan panas, pedas, asam
karena dapat mengganggu perlekatan pack
7. Hindari merokok
8. Dianjurkan untuk tidak makan selama 1 jam post
bedah
9. Harus menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan
menyikat gigi secara teratur kecuali daerah yang
dibedah
10. Kontrol 1 minggu kemudian
Respon jaringan setelah
kuretase
• Segera setelah kuretase, bekuan darah mengisi daerah poket
periodontal, dimana bekuan darah tersebut menutup sebagian
atau seluruh epithelial lining. Perdarahan juga terlihat pada jaringan
dengan dilatasi kapiler, dan polimorfonuclear leukosit yang
berlimpah terlihat lebih sedikit pada permukaan luka. Selanjutnya
terjadi proliferasi jaringan granulasi secara cepat dengan
berkurangnya jumlah pembuluh darah kecil seiring dengan
pematangan jaringan.
• Secara umum, epitelisasi sulkus membutuhkan waktu 2-7 hari dan
perbaikan junctional epithelium terjadi paling cepat 5 hari setelah
kuretase gingiva. Serabut kolagen yang immature tampak dalam 21
hari.
• Secara klinis, segera setelah dilakukan kuretase gingiva, gingiva
akan tampak merah terang. Setelah 1 minggu, posisi gingiva
tampak lebih ke apical. Warna gingival sedikit lebih merah dari
gambaran normal, tetapi kemerahannya sedikit berkurang
dibandingkan sebelum dilakukan kuretase.
Instruksi post bedah
• Setelah 2 minggu dengan perbaikan oral hygine
pasien yang adekuat, warna, konsistensi, tekstur
permukaan, dan kontur gingival yang normal akan
tercapai, dan margin gingival akan beradaptasi
dengan baik pada gigi.
Indeks OHI-S
• Oral Hygiene Index- Simplified (OHI-S) bertujuan untuk mengetahui
tingkat kebersihan mulut pasien melalui pengukuran debris indeks (DI-S)
dan calculus indeks (CI-S)
• Pemeriksaannya terdiri atas pemeriksaan skor debris dan kalkulus yang
dilakukan pada 6 gigi yaitu gigi 11,16,26,31,36, dan 46. Pada gigi
11,16,26,31 yang dilihat dari permukaan bukalnya sedangkan gigi 36 dan
46 permukaan lingualnya.
• Apabila salah satu gigi anterior diatas tidak ada, maka bisa digunakan gigi
insisivus satu atas/bawah, kiri/kanan dan insisivus kedua
• Apabila gigi molar pertama tidak ada, dapat digantikan dengan gigi
premolar atau molar kedua
• Gigi yang telah diberi mahkota tiruan, dan gigi yang tingginya berkurang
karena karies, tidak dapat dinilai, ditentukan gigi yang lain
• Debris lunak dipermukaaan oklusal dan incisal tidak dinilai, karenanya
dapat diabaikan
Indeks OHI-S
DI-S (Debris Index-Simplified)
• Pemeriksaan Skor Debris Debris adalah bahan lunak
dipermukaan gigi yang dapat merupakan plak. Kriteria skor
debris yaitu sbb:
Keterangan
• 0 = tidak ada debris/stain
• 1 = debris menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal
atau terdapat stain ekstrinsik tanpa debris pada daerah
tersebut
• 2 = debris menutupi lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3
permukaan gigi
• 3 = debris menutupi lebih dari 2/3 dari permukaan gigi.
• Perhitungan indeks:
Indeks OHI-S
Indeks OHI-S
CI-S (Calculus Index-Simplified)
• Kalkulus adalah deposit keras yang melekat erat pada gigi dan
berwarna kuning. Kriteria skor kalkulus yaitu sebagai berikut
• Keterangan:
0 = tidak ada kalkulus
1 = kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan
gigi
2 = kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 1/3 tapi tidak lebih dari
2/3 permukaan gigi atau adanya bercak kalkulus subgingiva atau
keduanya
3 = kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi
atau adanya kalkulus subgingiva yang melingkar tidak terputus
disekeliling leher gigi atau keduanya.
Indeks OHI-S
Indeks OHI-S
• OHIS adalah indeks oral debris ditambah dengan indeks kalkulus.
OHIS = DIS+CIS

Penilaian kriteria indeks debris dan indeks kalkulus sama yaitu sebagai berikut :
• Baik : 0 - 0,6
• Sedang : 0,7 - 1,8
• Buruk : 1,9 – 3,0

OHI-S mempunyai kriteria tersendiri, yaitu sebagai berikut :


• Baik : 0,0 – 1,2
• Sedang : 1,3 – 3,0
• Buruk : 3,1 – 6,0
Indeks OHI-S
• Indeks OHI-S pada pasien
• Pemeriksaan CI-S

1 2 2
3 2 3

• Pemeriksaan DI-S

1 1 2
2 2 2

• OHI-S = CI-S + DI-S


= 2,16 + 1,67
= 3,83 (buruk)
Indeks CPITN
• Indeks CPITN (Community Periodontal Index of Treatment
Needs): Indeks resmi yg digunakan oleh WHO untuk mengukur
kondisi jaringan periodontal serta perkiraan akan kebutuhan
perawatannya dgn menggunakan sonde khusus (WHO
Periodontal Examination Probe).
• Dapat memberikan sejumlah informasi mengenai prevalensi
penyakit periodontal , merekomendasikan kebutuhan
perawatan periodontal yang dilakukan
• Dibagi 6 sektan terdiri dari 10 gigi :
RA  11,16,17,26,27
RB  31,36,37,46,47
Indeks CPITN
Indeks CPITN
• Indeks CPITN pada pasien
17 16 11 26 27
2/II 2/II 2/II 2/II 2/II
2/II 2/II 2/II 2/II 2/II
47 46 31 36 37
Thank You 

Anda mungkin juga menyukai