PERSEDIAAN PADA
SUPPLY CHAIN
NIARI PRITTU MAYPEMI (21070117130112)
$14800.0
$14700.0
$14600.0
$14500.0
$14400.0
$14300.0
$14200.0
1000 1100 1157 1200 1300
Ukuran Pesanan
KOORDINASI DENGAN PEMASOK
Pada model ini, penentuan ukuran pesanan dibuat berdasarkan informasi struktur ongkos
dari perusahaan dan dari ritel, sehingga ongkos kelebihan maupun ongkos kekurangan bisa
ditentukan dari sudut pandang sistem.
Notasi tambahan :
v = ongkos yang dikeluarka oleh pabrik
Sehingga :
• Co = v – s
• Cu = p – v
STRUKTUR ONGKOS PABRIK DAN RITEL
p
v c
Pabrik Pabrik
s
CONTOH PERHITUNGAN
MENENTUKAN BESARNYA UKURAN PESANAN
BERDASARKAN INFORMASI DARI RITEL DAN
PERUSAHAAN
Dari informasi slide sebelumnya, $5
= = 80%
($5 + $20)
Biaya produksi dan pengiriman = $15/unit
Dari sudut supply chain :
Besar permintaan optimal (Q)
• Co = $20
= d + Z(SL*) x sd
• Cu = $5
= 1.000 + Z(0,8) x 300
Sehingga
= 1.253 unit
Cu
Service level yang optimal (SL*) =
(Cu+Co)
PERBEDAAN ANTARA
SEBELUM DAN SESUDAH KOORDINASI
Gambar di kiri merupakan kesalahan peramalan tanpa memperhatikan sinyal pasar awal musim jual. Bisa
diketahui bahwa akurasi peramalan sangat rendah, peramalan (horizontal) lebih besar / lebih kecil dari data
aktual (vertikal).
Gambar di kanan merupakan kesalahan peramalan dengan memperhatikan sinyal pasar awal musim jual. Bisa
diketahui bahwa akurasi peramalan lebih baik.
6.8
PENDEKATAN KAPASITAS REAKTIF
• Pendekatan reaktif biasanya dilakukan pada industri dengan produk yang terjual pada
suatu musim jual yang relatif pendek, contohnya yaitu pada industri garmen. Industri ini
memiliki leadtime yang panjang namun musim jualnya relatif pendek.
• Kelemahan dari industri yang musim jualnya relatif pendek adalah kelebihan stock pada
akhir musim, sehingga produk yang ada harus dijual dengan lebih murah (diskon)
• Untuk mempermudah memahaminya, kita bisa lihat ilustrasi berikut ini.
GAMBAR
ILUSTRASI
LEADTIME
FORECASTING, LEADTIME DAN DISCOUNT
• Dari gambar di atas kita bisa melihat bahwa order pertama dibuat pada bulan Oktober, order
ini datang pada bulan akhir Januari (Leadtimenya yaitu 4 bulan)
• Pada pengamatan 2 bulan penjualan awal ritel menentukan berapa buah unit sebagai tambahan
pesanan pertama. Pesanan kedua ini dipenuhi 1 bulan oleh supplier. Lead time yang pendek ini
berimplikasi pada biaya oleh supplier karena umumnya supplier akan melakukan
lembur(overtime) dan menggunakan layanan pengiriman yang paling cepat dan mahal.
• Apabila biaya tambahan pemesanan kedua cukup besar, ritel harus melakukan kalkulasi ulang
apakah harus membeli (menyebabkan penambahan penjualan) atau tidak membeli
(membiarkan terjadi lost sales)
MEMBELI PADA PEMESANAN KEDUA
• Untuk menggambarkan hal ini, kita lihat ilustrasi 6.6, dengan asumsi kenaikan harga 20%
dari harga noemal(pemesanan pertama). Asumsi dari kasus ini adalah pesanan pertama
dijadikan dasar akurat dalam peramalan pemesanan kedua. Tentu apabila pemesanan
pertama terlalu besar maka akan menyebabkan kelebihan stok walaupun pesanan kedua
nol. Namun apabila pemesanan pertama terlalu kecil namun permintaan besar, maka kita
harus membayar cukup besar untuk pemesanan kedua karena adanya kenaikan harga
sebesar 20% dari pemesanan pertama.
• Untuk mengatasi ini kita bisa jadikan Co (ongkos kelebihan 1 unit) dan Cu (ongkos
kekurangan 1 unit) pada sub bab 6.6 untuk menentukan ukuran order pertama.
MENENTUKAN ORDER KEDUA
Ket :
σ = standar deviasi dari permintaan
L(z) = Loss function distribusi normal standar. Nilainya dapat didapat dari excel [
Normdist(z,0,1,0)-z*(1-Normdist(z)) ]
CONTOH KASUS : PABRIK PAKAIAN ZARA (1)
• Zara adalah salah satu perusahaan pakaian yang tercatat mengirimkan ke toko-toko di
dunia ppada bulan April 2003 berjumlah 563 tersebar di 33 negara dalam waktu 2 minggu
setelah proses desain. Kirimannya ke toko setiap 2 kali seminggu.
• Pada perusahaan Zara biasanya item hanya bertahan paling lama 2 minggu di dalam toko.
Berbeda dengan perusahaan lain seperti Next, Mark & Spencer, Matahari yang sering
kelebihan stock sehingga perlu didiskon besar-besaran. Lead time dari Zara cukup pendek
sehingga membuat mereka dapat memproduksi batch kecil, serta menggunakan reaksi
pasar di awal musim jual untuk mengambil keputusan perancangan, produksi, dan
pengiriman cepat. Untuk lebih mudah memahaminya kita bisa melihat gambar 6.10
GAMBAR
PRODUKSI ZARA
CONTOH KASUS : PABRIK PAKAIAN ZARA (2)
• Zara memiliki 300 staf yang bekerja sebagai desainer, spesialis pasar, dan spesialis pembeli.
Setiap tahunnya mereka mengeluarkan 40.000 desain baru dan memiliki seperempatnya untuk
diproduksi.
• Sekitar setengah dari produksi dilakukan oleh pabrik mereka sendiri yang berjumlah 22 yang
18 diantaranya berlokasi di La Coruna. Namun semua penjahitan dilakukan di 500
subkontraktor yang lokasinya di La Coruna. Setengahnya lagi dibeli dari sekitar 400 pemasok
dari luar, 70% diantaranya berlokasi di Eropa (Portugal) selebihnya ada di Asia.
• Biasanya Zara membeli kain yang belum diwarnai agar produksinya jadi fleksibel. Kain ini
dipasok 40% oleh perusahaan Zara sendiri, selebihnya dipasok oleh sekitar 260 pemasok dari
luar.
CONTOH KASUS : PABRIK PAKAIAN ZARA (3)
• Zara memiliki satu pusat distribusi yang menempati 50.000 meter persegi dengan tenaga kerja 1200
orang. Beroperasi 4 hari seminggu, Zara menggunakan teknologi canggih dalam operasinya.
• Biasanya barang Zara hanya bertahan sekitar 8 jam sebelum dikirim.
• Pada 2001 tercatat bahwa ada sekitar 400.000 potong pakaian dikirim setiap harinya dengan pengiriman
pihak ketiga.
• Toko-toko di Eropa menerima barang dalam waktu 24 jam. Toko-toko di Amerika menerima barang dalam
waktu 48 jam. Toko-toko di Jepang menerima barang dalam waktu 48-72 jam. Dengan akurasi 99%.
• Toko Zara ada 600 toko, dan perusahaan membuka sekitar 2 toko baru setiap minggu. 99% toko tersebut
didirikan di luar spanyol
6.9
VENDOR MANAGED INVENTORY (VMI)
VENDOR MANAGED INVENTORY (1)
• Umumnya permasalahan yang terjadi di pemasok adalah mereka merespon permintaan secara pasif(tanpa
mencari tahu mengapa perusahaan pembeli membeli sejumlah tersebut). Hal ini menyebabkan inefisiensi
dengan beberapa alasan :
1. Pemasok tidak mendapat mendapat “early signal”, sehingga pemasok meramalkan apa, kapan dan
berapa yang akan dipesan pembeli. Hal ini menyebabkan kelebihan stok oleh perusahaan pemasok.
2. Pemasok harus merubah jadwal produksi secara tiba-tiba karena apa yang diminta pelanggan “kelas
satu” berubah secara tiba-tiba dari yang diperkirakan. Hal ini menyebabkan pelanggan “kelas dua”
harus dilakukan penjadwalan ulang. Jika perubahan terlalu sering maka mengakibatkan schedule
nervousness. Selain itu juga menyebabkan service level rendah (tidak dapat memenuhi permintaan
tepat waktu).
VENDOR MANAGED INVENTORY (2)
• Dalam VMI diperlukan koordinasi dan pertukaran informasi yang lancar dari kedua belah pihak untuk
menjamin model VMI ini berjalan dengan baik.
• Beberapa perusahaan yang sudah menerapkan model VMI antara lain:
1. Barilla Spa
2. IBM
3. Lucent Technology
4. Unilever
• Beberapa kalangan lebih menyebutnya Co-Managed Inventory (CMI) dibandingkan VMI karena diperlukan
partisipasi aktif kedua belah pihak saat pengambilan keputusan.
CONTOH PENERAPAN VMI
BEBERAPA HAMBATAN DALAM MANAJEMEN
PERSEDIAAN
1. Tidak ada metrik kerja yang jelas
2. Status pesanan tidak akurat
3. Sistem informasi tidak handal
4. Kebijakan persediaan terlalu sederhana dan mengabaikan ketidakpastian
5. Biaya-biaya persediaan tidak ditaksir dengan benar
6. Keputusan supply chain yang tidak terintegrasi
KESIMPULAN
• Setiap supply chain memiliki persediaan di berbagai lokasi dan berbagai bentuk
• Efek finansial dari persediaan cukup besar, banyak perusahaan memiliki nilai sampai dengan
25% dari total asset
• Penyebab persediaan beragam (misal lead time, beda waktu D/S)
• Kinerja persediaan dapat diukur dalam berbagai metrik
• Berdasarkan fungsinya, persediaan dibagi menjadi 4 yaitu cycle stock, safety stock, pipeline
inventory, dan anticipation inventory
KESIMPULAN (2)
• Vendor Managed Inventory (VMI) adalah model pengelolaan persediaan tempat keputusan
waktu dan ukuran pengiriman ditentukan oleh pemasok dan pembeli memberikan
informasi up to date tentang ketersediaan dan kebutuhan dari waktu ke waktu
• Banyak kendala atau jebakan yang bisa muncul pada pengelolaan persediaan
THANKYOU