Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN

GIGI DAN MULUT


DOSEN PEMBIMBING: WIRZA, S.ST, M.Kes
Disusun Oleh:

FITHRIYYAH
TK. I REGULER A
A. Pengertian Asuhan Keperawatan Gigi dan
Mulut
Asuhan keperawatan gigi dan mulut adalah
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
yang mencakup bidang promotif, preventif,
dan kuratif sederhana yang diberikan
kepada individu, kelompok, dan masyarakat
dan bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan gigi dan mulut ke tahap yang
lebih optimal.
B. Tujuan Askep gigi
• Mengidentifikasi dan memecahkan
masalah yang terjadi dalam ruang lingkup
praktek pelayanan asuhan keperawatan
gigi dan mulut.

• Mencegah terjadinya penyakit atau


bertambah parahnya penyakit pada
rongga mulut.

• Meningkatkan derajat kesehatan klien


sampai tahap optimal sepanjang usia
klien.
C. Tahap-tahap Askep Gigi
1. Pengkajian adalah seni mengumpulkan dan
menganalisis data, baik data subjektif maupun
objektif dari klien untuk memberi penilaian kepada
kebutuhan manusia.
Data diambil mengunakan data subjektif dan
objektif:
• Data Subjektif adalah data yang diperoleh dari
keluhan-keluhan yang disampaikan oleh pasien
melalui anamnesa.
• Data Objektif adalah data yang diperoleh melalui
suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan
mengunakan standar tertentu.
Pada Anamnesa (pengambilan data subjektif),
kita akan mendapatkan informasi tentang:
• Identitas pasien
• Keluhan pasien
• Riwayat kesehatan umum pasien
• Riwayat kesehatan gigi pasien
Sedangkan pada pemeriksaan
objektif, kita mendapat informasi
melalui:
a. Pemeriksaan extra oral
• Pemeriksaan pada sisi muka dan kelenjar limfa.
• Melihat ada atau tidaknya pembengkakan dengan
membandingkan sisi muka sebelah kiri dan
kanan.
• Memeriksa suhu pada daerah pembengkakan
• Meraba pada daerah submandibular.
• Pemeriksaan dengan cara palpasi/meraba.
b. pemeriksaan intra oral
1. Inspeksi yaitu pemeriksaan yang dilakukan
dengan mata dibantu dengan kaca mulut.
Dalam pemeriksaan rongga mulut harus
cukup cahaya, gigi harus kering dan bersih.
2. Sondase yaitu pemeriksaan menggunakan
sonde untuk mengukur kedalaman gigi,
memeriksa vitalitas gigi, dan memeriksa
keadaan pulpa terbuka atau tidak.
3. Thermis yaitu pemeriksaan dengan cara
diberikan rangsangan untuk mengetahui
vitalitas gigi. Biasanya menggunakan CE.
4. Perkusi yaitu pemeriksaan gigi dengan cara
mengetuk gigi menggunakan sonde atau kaca
mulut. Ketukan dilakukan pada gigi yang sehat
terlebih dahulu baru kemudian pada gigi yang
sakit.
5. Druk yaitu pemeriksaan dengan menekan gigi
menggunakan pinset. Bisa juga pasien
diinstruksikan menggigit tangkai instrumen
untuk memberikan reaksi ada keradangan atau
tidak.
6. Mobiliti yaitu pemeriksaan dengan cara
menggoyangkan gigi.
2. Diagnosa adalah hasil dari pengakjian dan fokus
terhadap kebutuhan yang dapat dipenuhi melalui
asuhan keperawatan.
Isi diagnosa keperawatan gigi:
• Identifikasi kondisi pasien yang berkaitan
dengan adanya risiko-risiko terjadinya
penyakit.
• Menyatakan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan penyakit gigi dan mulut.
• Menyatakan masalah dan penyebab suatu
penyakit.
3. Perencanaan adalah penentuan tipe-tipe intervensi
keperawatan gigi yang dapat dilaksanakan untuk
mengatasi masalah dan membantu mencapai
pemenuhan kebutuhan klien.

4. Implementasi adalah tindakan pelaksanaan


perencanaan keperawatan gigi yang telah dirancang
khusus untuk memenuhi kebutuhan klien dalam hal
kesehatan gigi.

5. Evaluasi adalah membandingkan data klien setelah


selesai perawatan dengan data yang telah
dikumpulkan pada waktu pengkajian awal untuk
menentukan ada atau tidaknya kemajuan.
Contoh Pengkajian
IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Anna Althafunnisa
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 29 tahun
Tempat tanggal lahir : Jakarta, 29 September 1990
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru (PNS)
Bangsa : Indonesia
Golongan darah : B+
Alamat : Bekasi
Nomor telepon : 082276613356
Keluhan utama : Adanya rasa sakit dan cekat-
cekot pada gigi 4.6
Keluhan tambahan : Gusi berdarah ketika menyikat gigi
Contoh Kasus
Pada senin malam, 21 Januari 2019, pasien Anna Althafunnisa
datang ke klinik mengeluhkan gigi 4.6 mengalami cekat-cekot pada
saat makan maupun tidak. Bahkan ia sering tak bisa tidur nyenyak
pada malam hari karena rasa sakit pada gigi tersebut. Ia
mengatakan bahwa Ia sudah mencoba berkumur-kumur dengan
air garam, namun rasa sakit dan cekat-cekat tersebut tetap timbul.
Keluhan lain yang ia rasakan adalah gusi pada gigi yang dikeluhkan
dan sekitarnya (4.6,4.7) berdarah ketika menyikat gigi. Setelah
mendengar keluhan pasien, saya meminta izin agar pasien
bersedia diperiksa giginya. Ketika dilakukan inspeksi pada gigi 4.6,
terlihat adanya lubang besar berwarna hitam pada bagian oklusal.
Dilanjutkan dengan pemeriksaan thermis, timbul rangsangan sakit
saat dimasukkan kapas yang telah disemprotkan CE. Pada saat
dilakukan sondase, terlihat lubang yang dalam dan menimbulkan
reaksi sakit saat sonde dimasukkan. Pemeriksaan druk dan perkusi
juga menimbulkan rasa sakit. Dari keseluruhan pemeriksaaan pada
gigi tersebut, diketahui adanya KMP. KMP ini ditambah tebalnya
kalkulus di daerah tersebut menyebabkan Gingivitis pada gusi
sekitarnya sehingga berdarah ketika disikat.
Sambungan…
Selain memeriksa gigi yang dikeluhkan pasien, saya juga
memeriksa kondisi gigi yang lain. Saya memulai pemeriksaan
dari kwadran 1. ketika dilakukan inspeksi, terlihat adanya sisa
akar yang hampir rata dengan gusi pada gigi 1.4 dengan tanpa
adanya keluhan apapun(KMA). Pasien mengatakan sisa akar
tersebut berasal dari karies yang ia biarkan hingga mahkota
habis dan hanya meninggalkan akar yang hampir rata dengan
gusi. Pemeriksaan berlanjut ke kwadran 2, dimana pada gigi 2.5
ketika diinspeksi terdapat adanya lubang berwarna hitam pada
bagian oklusal. Pada saat dilakukan sondase menunjukkan
bahwa lubang tidak terlalu dalam. Namun pada saat dilakukan
pemeriksaan thermis, gigi mengalami reaksi linu menandakan
gigi tersebut mengalami (KMD). Gigi lain yang berlubang pada
kwadran 2 adalah gigi (2.7) yang ketika dilakukan inspeksi,
terlihat adanya lubang kecil berwarna hitam pada bagian oklusal.
Ketika disondase, lubang tersebut masih dangkal. Begitupun
ketika dilakukan thermis timbulnya rasa linu pada gigi yang
menandakan gigi ini mengalami (KME).
Sambungan...
Saya meneruskan pemeriksaan hingga pada kwadran 3. ketika
dilakukan inspeksi, saya melihat adanya lubang besar pada bagian
oklusal gigi 3.6 Namun pada saat dimasukkan sonde, pasien tidak
mengeluhkan sakit. Begitupun ketika dilakukan thermis, druk, perkusi,
gigi tersebut tidak merasakan rangsangan dari CE maupun rasa sakit
ketika diketuk dan ditekan. Gigi tersebut sudah mati rasa (KPL).
Kemudian pada pemeriksaan oral hygiene, Saya menemukan karang
gigi pada gigi sektan 5 (3.1, 3.2, 3.3, 4.1, 4.2, 4.3). Pasien Anna juga
mengalami Halitosis akibat adanya karies yang dibiarkan, karang gigi,
dan sisa akar yang tidak dicabut. Akibatnya, Pasien tidak percaya diri
ketika berbicara dengan orang lain, terutama lawan jenis karena bau
tak sedap dari mulutnya.
Setelah selesainya seluruh pemeriksaan, saya sebagai perawat
gigi menjelaskan bahaya-bahaya karies dan risiko lainnya serta
menanyakan apakah pasien bersedia untuk dilakukan asuhan
keperawatan gigi. Mendengar penjelasan saya, pasien menyatakan siap
untuk dilakukan asuhan dan konsultasi pada waktu yang akan
ditentukan.
OHI-S
• Pemeriksaa Extra Oral
Muka : Simetris
Gigi indeks pemeriksaan
Kelenjar Limfa : Normal 1.6 1.1 2.6
(lunak) 4.6 3.1 3.6

• Pemeriksaan Intra Oral Debris index


D =5 0 0 0
M =0 5/6=0,8
3 2 0
F =0
DMF-T = 5
Kalkulus index
0 0 0
3 2 0 5/6=0,8

DI+CI = OHIS
0,8+0,8 = 1,6
KRITERIA OHIS = SEDANG
Tabel Pemeriksaan Jar. Keras gigi
Gigi Inspeksi Sondase Thermis Perkusi Druk Mobiliti Data/Masalah

Adanya lubang KMP+Periodon


4.6 pada bagian + + + + - titis
oklusal warna (sakit, (cekat- (sakit) (sakit) (tidak Dengan
hitam dalam) cekot) goyang) keluhan sakit

1.4 Adanya sisa - - - - - KMA dengan


akar yang (tdk (tdk (tdk (tdk (tdk tidak ada
hampir rata bereaksi) bereaksi) bereaksi) bereaksi) goyang) keluhan
dengan gusi

Adanya lubang
2.5 pada bagian + + + + - KMD+Keluhan
oklusal yang (sakit, 2/3 (linu) (sakit) (sakit) (tdk linu
berwarna enamel)) goyang)
hitam
2.7 Adanya lubang
warna hitam + + + + - KME+Keluhan
pada bagian (sakit, (linu) (sakit) (sakit) (tdk linu
oklusal dangkal) goyang)

Adanya lubang
3.6 besar pada bag. - - - - - KPL dengan
oklusal yang (tdk (tdk (tdk (tdk (tidak tidak ada
berwarna hitam bereaksi) bereaksi) bereaksi) bereaksi) goyang) keluhan
Tabel kelainan jaringan Periodontal
Lokasi Konsentrasi Bentuk Papil Bentuk
Margin
Gigi
Warn Masalah
Bukal Palat Labial Lingu Kenya Lunak Runci Bulat Norm Abno a
al al l ng al rmal

Mera
√ - - - √ - - √ - √ h
4.6, meng Gingivitis
4.7 √ - - - √ - - √ - √ kilap
DATA DIAGNOSA KEMUNGKINAN PENYEBAB
MASALAH

KMP+Period 1. Tidak dirawatnya KMD


ontitis Sehubungan 2. Sering mengonsumsi makanan kariogenik
4.6 dengan dengan 3. Pengetahuan kesgilut kurang
keluhan
cekat-cekot
1. Kurang pengetahuan tentang kesgilut
KMA dengan Sehubungan 2. saliva yang dihasilkan sangat asam sehingga
1.4 tidak ada dengan menghabiskan seluruh mahkota gigi
3. Sering mengonsumsi makanan kariogenik
rasa sakit
1. Tidak dirawatnya KME
KMD dengan Sehubungan 2. Sering mengonsumsi makanan kariogenik
2.5 keluhan linu dengan 3. Pengetahuan kesgilut kurang, seperti tidak
menyikat gigi 2xsehari

1. Kurang pengetahuan tentang kesgilut, seperti


KME dengan Sehubungan menyikat gigi yang salah dan tidak menyikat gigi
2.7 keluhan linu dengan 2xsehari
2. Sering mengonsumsi makanan kariogenik
3. Saliva yang dihasilkan asam
Sambungan...
KPL dengan Sehubung 1. Tidak dirawatnya KMP
3.6 tidak adanya 2. Sering mengonsumsi makanan kariogenik
an
keluhan
dengan
3.1,3.2, Sehubungan 1. Kurang pengetahuan kesgilut, seperti tidak
3.3,4.1, Kalkulus dengan menyikat gigi setelah makan atau sebelum
4.2,4.3, tidur sehingga plak menumpuk
4.6,4.7 2. Sering mengunyah pada satu sisi
3. Saliva yang dihasilkan basa

4.6, 4.7 Gingivitis Sehubungan 1. Pengetahuan kesgilut kurang, seperti tidak


dengan menyikat gigi setelah makan sehingga plak
menumpuk
2. Kekurangan vitamin C

Sehubungan 1. Penumpukan karang gigi yang tidak dibersihkan


dengan 2. Karies pada gigi yang dibiarkan
Halitosis 3. Sisa akar yang tidak dicabut
4. Kurangnya produksi saliva
Tabel Rencana Intervensi
INTERVENSI KLINIS KONSELING KLINIS INSTRUKSI PERAWATAN GIGI DI RUMAH

Akan dilakukan rujukan Memberikan penyuluhan 1. Instruksi menyikat gigi yang benar, 2xsehari
endodontik (perawatan tentang bahaya KMP jika 2. Instruksi mengurangi makanan kariogenik
saluran akar) pada gigi dibiarkan seperti gangren 3. Instruksi memeriksa gigi 6 bulan 1 x
4.6 pulpa dan rujukan endodotik
sebagai solusinya

Akan dilakukan rujukan Memberikan penyuluhan 1. Instruksi menyikat gigi yang benar, 2xsehari
pencabutan sisa akar tentang bahaya sisa akar yg 2. Instruksi mengurangi makan kariogenik
pada gigi 1.4 dibiarkan seperti terjadinya 3. Instruksi memeriksa gigi 6 bulan 1 x
abses dan dilakukan rujukan
pencabutan sebagai solusinya

Akan dilakukan Memberikan penyuluhan 1. Instruksi menyikat gigi yang benar, 2xsehari
penambalan pada gigi tentang bahaya KMD jika 2. Instruksi mengurangi makan kariogenik
2.5 diabaikan seperti berlanjut 3. Instruksi memeriksa gigi 6 bulan 1 x
menjadi KMP dan melakukan
penambalan sbg solusinya
Sambungan...
Akan dilakukan Memberikan penyuluhan 1. Instruksi menyikat gigi yang benar, 2xsehari
penambalan pada gigi tentang bahaya KME jika 2. Instruksi mengurangi makan kariogenik
2.7 diabaikan seperti berlanjut 3. Instruksi memeriksa gigi 6 bulan 1 x
menjadi KMD dan
melakukan penambalan
sebagai solusinya
Akan dilakukan rujukan Memberikan penyuluhan 1. Instruksi menyikat gigi yang benar, 2xsehari
penambalan pada gigi tentang bahaya KPL dan 2. Instruksi mengurangi makan kariogenik
3.6 penambalan sebagai solusinya 3. Instruksi memeriksa gigi 6 bulan 1 x

Akan dilakukan skeling Memberikan penyuluhan 1. Instruksi menyikat gigi yang benar, 2xsehari
pada gigi sektan 5 dan tentang bahaya kalkulus , 2. Instruksi mengonsumsi makanan berserat
4.6,4.7 seperti dapat menyebabkan 3. Instruksi memeriksa gigi 6 bulan 1 x
gingivitis dan halitosis dan
melakukan skeling sbg
solusinya

Akan dilakukan Memberikan penyuluhan 1. Instruksi menyikat gigi yang benar, 2xsehari
pencegahan Halitosis tentang perawatan Halitosis 2. Perbanyak minum air putih
dan cara pencegahannya 3. Konsumsi vitamin C sekucupnya
4. Mengunyah gum yang mengandung xylitol
TUJUAN CARA EVALUASI WAKTU PERAWATAN
Dilakukan rujuakan endodontik Kondisi gigi yg semula Kunjungan I pada tanggal 24 Januari
(perawatan saluran akar) pada
gigi 4.6
t
KMP diperiksa kembali
setelah dilakukan rujukan
2019

perawatan endodontik
Dilakukan rujukan pencabutan Kondisi gigi yang semula Kunjungan II pada tanggal 28 Januari
sisa akar gigi 1.4 KMA diperiksa ulang 2019
setelah dilakukan rujukan
pencabutan sisa akar
Dilakukan penambalan pada Kondisi gigi yang semula Kunjungan III pada tanggal 1 Februari
gigi 2.5 KMD diperiksa kembali 2019
setelah dilakukan
penambalan
Dilakukan penambalan pada Kondisi gigi yang semula Kunjungan IV pada tanggal 5 Februari
gigi 2.7 KME diperiksa kembali 2019
setelah dilakukan
penambalan
Dilakukan rujukan penambalan Kondisi gigi yg semula KPL Kunjungan V pada tanggal 9 Februari
pada gigi 3.6 diperiksa kembali setelah 2019
dilakukan rujukan
penambalan
Dilakukan skeling pada gigi Kondisi gigi yang semula Kunjungan VI pada tanggal 13 Februari
sektan 5 dan 4.6,4.7 terdapat kalkulus diperiksa 2019
ulang setelah dilakukan
skeling
Tabel Implementasi dan Evaluasi

KUNJUNGAN PERAWATAN PENYULUHAN HASIL EVALUASI


KE- KLINIS
Rujukan endodontik Instruksi tidak 1. Gigi berhasil ditambal dengan
I mengunyah makanan bagus
(24 Januari pada gigi 4.6 2. Gigi kembali ke bentuk anatomi
yang terlalu keras
semula
2019) karena gigi baru selesai 3. Hilangnya rasa sakit dan cekat-
ditambal cekot
4. Gigi dapat berfungsi kembali

II Rujukan Instruksi pemasangan


gigi tiruan agar terisi 1. Sisa akar berhasil dicabut
(28 Januari pencabutan sisa 2. Dipasangnya gigi tiruan
tempat yang kosong
akar pada gigi 1.4 bekas pencabutan
3. Terhindar dari resiko infeksi
2019) seperti abses submandibular
4. Terhindar dari halitosis

Penambalan pada Instruksi tidak 1. Gigi berhasil ditambal dengan


III mengunyah makanan bagus
(1 Februari gigi 2.5 2. Kembalinya bentuk anatomi
yang terlalu keras
semula
2019) karena gigi baru selesai 3. Hilangnya rasa linu
ditambal 4. Gigi dapat berfungsi kembali
Sambungan...
Penambalan Instruksi tidak 1. Gigi berhasil ditambal
IV mengunyah dengan bagus
(5 Februari pada gigi 2.7 makanan yang 2. Gigi kembali pada anatomi
semula
terlalu keras karena
2019) gigi baru selesai
3. Hilangnya rasa linu
4. Gigi dapat berfungsi
ditambal kembali

Rujukan Instruksi tidak 1. Gigi berhasil ditambal


V mengunyah dengan bagus
(9 Februari penambalan makanan yang 2. Kembalinya bentuk anatomi
pada gigi 3.6 terlalu keras karena 3. Gigi dapat berfungsi
2019) gigi baru selesai
kembali

ditambal

Skeling pada gigi Instruksi memakan 1. Tidak terlihat karang gigi


VI makanan yang 2. Terhindar dari resiko
(13 sektan 5 dan berserat dan tidak periodontitis
4.6,4.7 3. Terhindar dari halitosis
mengunyah hanya
Februari satu sisi
2019)

Anda mungkin juga menyukai