Anda di halaman 1dari 16

ALKILASI Kelompok 7

MINYAK Anggota :

BUMI Prasetyo Alfaridzi K

Fanny Amelia
Pengertian Alkilasi

Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam


molekul menjadi molekul yang lebih panjang dan
bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis
asam kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam
kuat Lewis).
Reaksi secara umum adalah sebagai berikut:

RH + CH2=CR’R’’ R-CH2-CHR’R”
Tujuan Alkilasi

Alkilasi dalam proses industri minyak bumi bertujuan untuk


meningkatkan angka oktan pada produk minyak bumi.

Katalis yang sering digunakan pada proses alkilasi ini adalah


aluminium klorida (AlCl3), asam sulfat (H2SO4), dan asam fluoride (HF).
– Alkilasi didefinikan sebagai proses memasukkan gugus alkil atau aril ke
dalam suatu senyawa.
– Gugus alkil : -CnH2n+1; misal : -CH3, -C2H5
– Gugus Aril :
CH3

Penggunaan Proses Alkilasi di Industri :


1. Industri Minyak Bumi
2. Industri Zat Warna
3. Industri Obat-obatan
Secara kimia reaksi alkalis dapat dilakukan dengan
dua cara:

1.Alkilasi katalis
2.Alkilasi termis
1. Alkilasi Katalis

Yaitu alkilasi mengunakan katalis asam Sulfat dan


asam fluorida kuat. Kekuatan kedua asam tersebut
harus dijaga diatas 88% berat supaya Tidak
terbentuk raksi polimerisasi.Suhu reaksi berkisar
antara 30 – 1050
F dan tekanan 1 atm – 150 psig.
Katalis yang banyak digunakan, yaitu :
Proses Alkilasi Asam Fluorida diperkenalkan oleh
Phillips Petroleum Company pada tahun 1942.
2. Alkilasi Termis

Alkilasi termis adalah alkilasi yang


mengolah etilena yang diikuti oleh
propilena, butena,dan isobutilena
dengan bantuan panas
Proses Alkilasi

Proses alkilasi dari umpan campuran antara molekul olefin C3/C4/C5


dan isoparafin C4 dengan bantuan katalis asam, adalah untuk
pembuatan produk alkilat berangka oktana tinggi yang merupakan
salah satu komponen utama bensin. Umpan olefin yaitu propilena,
butilena dan amilena diperoleh dari proses rengkahan baik termal
(coking dan visbreaker) maupun katalitik (rengkahan
katalitik). Sumber isoparafin seperti isobutana dan isopentana
dihasilkan dari proses perengkahan katalitik, reformasi katalitik,
penghidrorengkahan dan proses isomerisasi butana dan pentana.
Isobutana lebih banyak dipakai pada proses alkilasi daripada isopentana
yang dapat langsung dipakai sebagai komponen bensin.
Umpan olefin dan iso-parafin harus kering dengan kandungan sulfur rendah
untuk
mengurangikebutuhan katalis asam dan menjaga mutu produknya. Rasio
tinggi antara iso-butana dan olefinmenghasilkan produk alkilat berangka
oktana tinggi dengan titik didih akhir rendah.
Angkaoktana (RON) produk alkilat dari berbagai jenis umpan olefin
propilena, butilena,isobutilena,amilena dan propilena/ butilena adalah
sekitar 88 – 97.
Karakteristik produk
Pada temperatur tinggi, reaksi akan menghasilkan produk alkilat berangka
oktana tinggi dengan titik didih akhir rendah, tetapi reaksi alkilasi tidak
berjalan baik pada temperatur <35oC.
Proses alkilasi dengan katalis asam sulfat lebih sensitive terhadap
temperatur reaktor daripada dengan katalis asam fluorida. Tekanan
operasi harus cukup untuk menjaga hidrokarbon umpandan katalis
asam dalam keadaan cair. Pada kondisi operasi yang sama, karakteristik
produkalkilat tidak berbeda banyak bila menggunakan katalis asam baik
asam sulfat maupun asamfluorida
Alkilasi Asam Sulfat

Reaksi secara umum adalah sebagai berikut:


RH + CH2=CR’R’’  R-CH2-CHR’R”
Pada proses alkilasi dengan katalis asam sulfat, komponen gasoline
dengan angka oktan tinggi dibuat melalui reaksi isobutana dengan olefin.
Proses
1. Umpan kering olefin dan isobutana bersama sirkulasi dimasukkan ke dalam reaktor melalui beberapa pipa untuk menjaga
temperatur sepanjang reaktor. Umpan olefin dan iso butana harus kering dengan kadar sulfur rendah untuk mengurangi
kelebihan katalis asam dan menjaga mutu produk alkilat.
2. Reaksi yang terjadi adalah eksotermik
3. Keluaran dari reaktor masuk ke pengendapan (settler) , dimana endapan asam (S.G = 1, alkilat S.G = 0,7) disirkulasi ke reactor
4. Fase hidrokarbon berkadar HF 1-2 % mengalir melalui penukar panas ke iso-stripper. Butana jenuh (make up) juga dimasukkan
ke isostripper.
5. Produk alkilat dikeluarkan dari bawah isostripper. Isobutana yang belum bereaksi ditampung dari samping isostripper dan
disirkulasi kembali ke reaktor.
6. Semua produk dibebaskan dari HF dengan pemurnian KOH sebelum meninggalkan unit. Pada bagian atas isostripper keluar
isobutana dan propane, ke dalam depropanizer dan dihasilkan produk propane bermutu tinggi.
7. Sedangkan isobutana disirkulasi lagi untuk kembali ke reaktor.
Diagram Alir Sederhana Proses Alkilasi Asam Sulfat

Secara garis besar unit alkilasi itu terdiri menjadi 3 bagian yaitu :
1 Bagian Reaktor dan Treating
2. Bagian Pendingin
3. Bagian Fraksionasi
Alkilasi Asam Fluorida
Telah dijumpai dalam 2 kelompok operasi pengilangan minyak, yaitu
1. Dalam pembuatan komponen dasar untuk deterjen sintesis, yang diperoleh dari alkilasi benzene dengan
rolefin yang sesuai, seperti propilena tetramer, olefin yang diturunkan dari perengkahan lili, dan lain-lain.
2. Dalam pembuatan komponen blending untuk avgas yang berkualitas tinggi melalui alkilasi isobutana
dengan propilena, butilena dan pentilena (amilena).

Beda alkilasi asam sulfat dengan alkilasi asam fluoride adalah terletak adalah pada pengolahan asam
bekas (waste sour) yang siap dan terus-menerus dapat diregenerasi sehingga konsumsi asam flourida sangat
sedikit.
Pada alkilasi isobutana dengan butilena, proses alkilasi HF memproduksi suatu alkilat yang
mengeandung 2,2,3 trimetil pentane yang persentasenya lebih besar daripada proses alkilasi asam sulfat. Angka
oktan alkilat yang dihasilkan sangat tergantung pada jenis olefin sebagai berikut :
1. i-C4H10 + i-C4H8 iso Oktana (ON = 92-94 )
2. i-C4H10 + i-C5H10 iso Nonana (ON = 90-92 )
3. i-C4H10 + i-C3H6 iso Oktana (ON = 89-91 )
Proses :

1. Regenerasi asam bekas ini dipengaruhi oleh cara destilasi yang sangat
sederhana, dimana asam dapat dipisahkan dari campuran azeotrop H2O-
HF dan polimer yang terbentuk dari proses alkilasi.
2. Titik didih HF pada tekana 1 atm adalah 19,4 oC dan berat jenisnya 0.988.
3. Tanpa proses regenerasi, baik air maupun polimer akan terakumulasi
didalam asam dan akan berpengaruh buruk terhadap yield dan kualitas
produk.
4. Asam yang sudah diregenerasi didaur ulang kedalam reactor.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai