Anda di halaman 1dari 20

Nama : Rafida Aisyah Fitri Dosen: Isalmi Aziz M.T.

NIM : 11180960000022
Kelas : 4A- KIMIA FISIKA II

#Pertanyaan Analisis
1. Sebutkan adsorben dan adsorbat yang digunakan.
Jawab: Adsorben pada penelitian artikel jurnal ini adalah Arang Bambu yang
diproduksi secara tradisional, dan adsorbat yang digunakan pada penelitian
artikel jurnal ini merupakan golongan logam berat yaitu timbal atau Pb.

2. Jelaskan alasan pemilihan adsorben tersebut.


Jawab: Arang bambu adalah bahan yang baik untuk digunakan sebagai
adsorben karena mempunyai daya adsorpsi yang baik. Berikut adalah alasan-
alasan penggunaan arang bambu sebagai adsorben (Ru-Song,et al., 2007):
[1] Mempunyai pori-pori mikro yang spesial.
[2] Mempunyai karakteristik biologi yang spesial.
[3] Densitas yang tinggi dan struktur pori-pori yang baik.
[4] Luas permukaan lebih besar daripada arang kayu, yaitu 300 m 2/gram,
sedangkan arang kayu 30 m2/gram.
Penelitia ini adalah penelitian awal yang bertujuan untuk menentukan pengaruh
aktivasi dan tinggi packing arang bambu terhadap efektivitas adsorpsi. Proses
adsorpsi dengan menggunakan arang bambu pada penelitian ini dilakukan secara
kontinyu.

3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses adsorpsi


Jawab:
1) Macam-macam Adsorben
Pada artikel jurnal ini digunakan arang bambu atau arang aktif yang bersifat
non polar yang mana adsorben non polar mempunyai daya adsorpsi yang
besar terhadap amin dan senyawa yang bersifat basa.
2) Macam-macam Adsorbat
Jika zat yang diadsorpsi akan berjalan lebih cepat dan hasil adsorpsi lebih
banyak jika dibandingkan dengan larutan non elektrolit. Hal ini disebabkan
karena larutan elektrolit terionisasi sehingga didalam larutan terdapat ion-ion
dengan muatan berlawanan yang menyebabkan gaya tarik-menarik Van der
Waals semakin besar, berarti daya adsorpsi semakin besar.
3) Luas Permukaan
Makin luas permukaan adsorben (adsorben makin kecil ukurannya), maka
adsorpsi yang terjadi makin besar karena kemungkinan zat yang menempel
pada permukaan adsorben bertambah. Hal ini menyebabkan bagian yang
semula tidak berfungsi sebagai permukaan (bagian dalam) setelah digerus
akan berfungsi sebagai permukaan. Pada artikel jurnal ini luas permukaan
dari adsorben Arang bambu yaitu 300 m2/gram.
4) Waktu Kontak
Waktu kontak juga akan mempengaruhi hasil dari proses adsorpsi atau
penjerapan yang mana pada jurnal telah ditentukan variasi waktu yang
berbeda beda yaitu 0; 5; 10; 15; 20; 25 dan 30 menit untuk dapat mengukur
konsentrasi dengan menggunakan AAS PE 3110 pada tahap penjerapan.
Sehingga diperoleh konsentrasi yang berbeda pada arang aktif tidak
diaktifasi dan telah diaktifasi. Diketahui pengaruh waktu pada konsentrasi
Pb(OH)2 pada arang bambu yang tidak diaktifasi semakin lama waktu
penjerapan konsentrasi Pb(OH)2 menurun sampai menit ke 10 dan menit
berikutnya data naik, sehingga terindikasi kemampuan jerap arang bambu
tanpa aktivasi kecil. Sedangkan pada arang bambu yang diaktivasi
kemampuan jerapnya baik dimana konsentrasi Pb(OH)2 terus menurun
seiring bertambahnya waktu. Pada menit ke 30 penjerapan belum mencapai
titik jenuhnya. Hal ini dapat diartikan bahwa arang bambu masih dapat
menjerap Pb(OH)2

4. Berapa kapasitas adsorpsi maksimal dalam artikel tersebut


Jawab: Kapasitas adsorpsi maksimal dalam artikel untuk dapat mengadsorpsi
limbah Pb(OH)2 menggunakan arang bambu dengan variasi tinggi packing dapat
diketahui pada arang bambu yang diaktivasi kemampuan menjerapnya bagus,
sedangkan pada arang bambu yang tidak diaktivasi kemampuannya kurang
optimal. Nilai kTh dari penjerapan dengan arang bambu yang tidak diaktivasi
yaitu sebesar 0,0009 sedangkan pada arang bambu yang diaktivasi yaitu sebesar
0,001305.

5. Jelaskan jenis adsorpsi yang terjadi


Jawab: Jenis adsorpsi dalam artikel jurnal di atas merupakan jenis adsorpsi fisik
dimana dipengaruhi oleh adsoben sebagai media yang memiliki luas permukaan
lebih besar sehingga memungkinkan terjadinya interaksi antara adsorben dan
adsorbat atau terjadi gaya Van der Waals yang mana ketika gaya tarik molekul
antara larutan dan permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi
terlarut antara larutan, sehingga substansi terlarut akan diadsorpsi oleh
permukaan media. Yang mana pada artikel adsorben arang bambu yang telah
diaktivasi akan terdapat pori pada strukturnya yang mana pengaktivasian arang
bambu pada temperatur tinggi akan menghasilkan struktir berpori dan luas
permukaan adsorpsi yang besar. Sehingga semakin besar luas permukaan, maka
semakin banyak substansi terlarut yang melekat pada permukaan media
adsorpsi.

# Soal Latihan
1. Each jar receives activated carbon and 100 ml of solution with 0,05% TOC and
is then shaken for 48 h.
Jar 1 2 3 4 5
Carbon (g) 10 8 6 4 2
Ce (mg/L) 42 53 85 129 267

Penyelesaian:

0,05% TOC =
0,05 gram =
(500 mgL −42 mgL ) ∙ 0,1 L
100 ml = 45,8 mg
mg
= 500 TOC x
L 
1. Tabung 1 m

 Massa TOC teradsorpsi x 45,8 mg


. =
m 10000 mg
x = (TOC awal – TOC akhir )  Volume = 0,00458
=3,970
x
 ln
m ( )
dan ln C e 1
1
 x dan
( ) Ce
x m
ln = ln 0,00458
m
= -5,386 1
1
x =
( ) 0,00559
ln C e = ln 42 m
=3,738 = 178,89
1 1
=
1 Ce 53
1
 x dan = 0,0189
( ) Ce
m
3. Tabung ke-3
1
1  Massa TOC teradsorpsi
x =
( ) 0,00485
m
x = (TOC awal – TOC akhir )  Volume
= 218,34
1
Ce
=
1
42
=
(500 mgL −85 mgL ) ∙ 0,1 L
= 41,5 mg
= 0,0238
x
2. Tabung ke- 2 
m

 Massa TOC teradsorpsi x 41,5 mg


. =
m 6000 mg
x = (TOC awal – TOC akhir )  Volume
= 0,00692
mg mg
=
( 500
L
−53
L )
∙ 0,1 L
= 44,7 mg  ln ( mx ) dan ln C e

x
 x
m ln = ln 0,00692
m
x 44,7 mg = -4,973
. =
m 8000 mg
= 0,00559 ln C e = 53
= 4,443

 ln ( mx ) dan ln C e 1
 x dan
1
( ) Ce
x m
ln = ln 0,00559
m
1
= -5,187 1
x =
( ) 0,00692
ln C e = ln 53 m
= 144,51 1 1
=
Ce 129
1 1 = 0,0078
=
Ce 53
= 0,0118 5. Tabung ke-5

4. Tabung ke-4  Massa TOC teradsorpsi

 Massa TOC teradsorpsi x = (TOC awal – TOC akhir )  Volume

x = (TOC awal – TOC akhir )  Volume


=
(500 mgL −267 mgL ) ∙ 0,1 L
mg mg = 23,3 mg
=
( 500
L
−129
L )
∙0,1 L
= 37,1 mg x

m

x 23,3 mg
x . =
 m 2000 mg
m = 0,01165

x 37,1 mg
.
m
=
4000 mg  ln ( mx ) dan ln C e

= 0,00928
x
x ln = ln 0,01165
m
 ln
m ( )
dan ln C e
= -4,452

x ln C e = 267
ln = ln 0,00692
m = 5,587
= -4,680
1
1
ln C e = 129  x dan
( ) Ce
= 4,8598 m

1 1
1 1
 x dan x =
( ) Ce ( ) 0,01165
m m
= 85,837
1 1 1
1 =
x = Ce 267
( ) 0,00928
m = 0,0037
= 107,76

Tabel Hasil Perhitungan di atas


1
x x 1
No M (mg) Ce x ln ln C e x
m m ( ) Ce
m
1. 10000 42 45,8 0,00458 -5,386 3,738 218,34 0,0238
2. 8000 53 44,7 0,00559 -5,187 3,970 178,89 0,0189
3. 6000 85 41,5 0,00692 -4,973 4,443 144,51 0,0118
4. 4000 129 37,1 0,00928 -4,680 4,860 107,76 0,0078
5. 2000 267 23,3 0,01165 -4,452 5,587 85,84 0,0037
Grafik Freundlich
ln ¿ terhadap ln C e
x ln C e
ln
m
-5,386 3,738
-5,187 3,970
-4,973 4,443
-4,680 4,860
-4,452 5,587

Grafik Freundlich
0
3.5 4 4.5 5 5.5 6
-1

-2
ln (x/m)

-3

-4
f(x) = 0.5 x − 7.21 -4.45
-5 R² = 0.98 -4.68
-4.97
-6 -5.39 -5.19

ln Ce

Maka :
1
= 0,5043
n
ln k = -7,2146
k = 7,358 × 10-4

Grafik Langmuir
1
1
x terhadap
( ) Ce
m
1 1
x Ce
( )
m
218,34 0,0238
178,89 0,0189
144,51 0,0118
107,78 0,0078
85,84 0,0037
Grafik Langmuir
250

200 f(x) = 6514.43 x + 61.08 218.34


R² = 0.99
178.89
150
1/(x/m)

144.51
100
107.78
85.84
50

0
0 0.01 0.01 0.02 0.02 0.03
1/Ce

Maka :
1
= 6514,4
(q ¿¿ mb)¿
1
= 61.082
qm
qm = 0,0164
b = 0,00936

Dengan demikian persamaan adsorpsi yang didapatkan adalah :


x
Freundlich : = 0,0007358 . C0,5043
e
m
x 0,0164 . 0,00936C
Langmuir : =
m 1+0,00936 C
ADSORPSI LOGAM BERAT (Pb) DARI
LIMBAH CAIR DENGAN ADSORBEN
ARANG BAMBU AKTIF
Tri Widayatno, Teti Yuliawati, Agung Adi Susilo
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I
Pabelan, Kartosuro, Sukoharjo, Surakarta 57162
Email: tri.widayatno@ums.ac.id

ABSTRAK

Limbah yang mengandung logam berat


(Pb)dikategorikan sebagai limbah B3 karena
bersifat karsinogenik dan tidak terbiodegradasi.
Salah satu metode untuk mengolah limbah logam
berat adalah dengan adsorpsi menggunakan
adsorben berupa arang bambu. Dalam penelitian
ini, proses adsorpsi dilakukan secara kontinyu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan
pengaruh aktivasi dan tinggi packing arang
bambu terhadap efektivitas adsorpsi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa aktivasi arang
bambu berpengaruh terhadap efektivitas
penjerapan logam Pb. Dengan model adsorpsi
Thomas, konstanta jerap untuk proses dengan
menggunakan arang bambu yang diaktivasi
dengan ketinggian packing 15 cm sebesar
0,00099/jam sedangkan yang tanpa aktivasi
sebesar 0,00013/jam. Tinggi packing juga
berpengaruh sangat signikan, terlihat pada
konstatnta jerap pada ketinggian packing 10 cm
sebesar 0,000841/jam

Kata kunci: Limbah logam berat, Pb, Adsorpsi, Arang bambu aktif
PENDAHULUAN dengan proses adsorpsi. Adsorpsi dipilih karena
Pb adalah logam berat merupakan
yang mempunyai afinitas yang
paling tinggi terhadap belerang
dan menyerang ikatannya
didalam enzim. Sebagai logam
berat, Pb digolongkan ke
dalam bahan pencemar yang
berbahaya [1].
Pb berada didalam air
dalam bentuk Pb(OH)2. Logam
Pb banyak sekali digunakan
pada industri dan pengerjaan
pemipaan. Bensin bertimbal
merupakan sumber utama di
atmosfer dan muka bumi.
Kebanyakan Pb yang ada di
bumi memasuki sistem
perairan alam, dan
terakumulasi yang pada
akhirnya bisa masuk ke dalam
tubuh hewan dan manusia. Jika
terserap ke dalam tubuh
manusia, timbal (Pb) dapat
menyebabkan kecerdasan anak
menurun, pertumbuhan badan
terhambat, bahkan dapat
menimbulkan kelumpuhan.
Gejala keracunan logam Pb
lainnya: mual, anemia, dan
sakit perut [2].
Salah satu usaha untuk
mengolah limbah Pb adalah
metode bambu adalah bahan yang
yang baik untuk digunakan
relatif sebagai adsorben karena
sederhan mempunyai daya adsorpsi
a dan yang baik. Berikut adalah
dapat alasan-alasan penggunaan
menggun arang bambu sebagai
akan adsorben [4]:
adsorben  Mempunyai pori-pori
bahan mikro yang spesial.
alam  Mempunyai
dari sisa- karakteristik biologi
sisa yang spesial.
biomasa  Densitas yang tinggi
yang dan struktur pori-pori
tidak yang baik.
terpakai  Luas permukaan lebih
[3]. Pada besar daripada arang
penelitia kayu, yaitu 300
n ini, m2/gram, sedangkan
arang arang kayu 30
bambu 2
m /gram.
yang Penelitian ini adalah
diproduk penelitian awal yang
si secara bertujuan untuk
tradision menentukan pengaruh
al aktivasi dan tinggi
digunaka packing arang bambu
n terhadap efektivitas
sebagai adsorpsi. Proses adsorpsi
adsorben dengan
. Arang
menggunakan arang bambu koordinasi hidrogen dan gaya Van der Waals.
pada penelitian ini dilakukan Apabila adsorbat dan permukaan adsorben
secara kontinyu. terikat dengan gaya Van der Waals saja maka
dinamakan adsorsi fisis atau adsorpsi Van der
TEORI Waals.
Adsorpsi adalah suatu Molekul yang teradsorpsi terikat pada
fenomena permukaan karena permukaan secara lemah dan panas adsorpsinya
akumulasi suatu spesies pada rendah. [5]
batas permukaan padat-cair. Jika adsorbat dan permukaan adsorben
Adsorsi dapat terjadi karena bereaksi secara kimiawi maka disebut
adanya gaya tarik-menarik. chemisorption. Nilai panas adsorpsi setara
Ada 2 tipe adsorpsi, yaitu: dengan reaksi kimia karena adanya ikatan kimia
1. Adsorpsi fisis atau Van yang terbentuk maupun yang terputus selama
der Waals proses adsorsi. Untuk membedakan kedua
2. Adsorpsi kimia fenomena proses adsorpsi tersebut maka
Adsorpsi yang terjadi digunakan variabel suhu. Adsorpsi fisis ditandai
dalam hal ini adalah non- dengan penurunan jumlah yang teradsorpsi
spesifik dan non-selektif dengan peningkatan suhu.[6]
penyebab gaya tarik menarik
karena adanya ikatan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Adsoprsi [7] terhadap senyawa
1. Macam-macam Adsorben yang bersifat asam.
a. Adsorben Polar: Contohnya adalah
Adsorben polar Magnesia.
memunyai daya adsorpsi 2. Macam-macam Adsorbat
yang besar terhadap asam Jika zat yang
karboksilat, alkohol, diadsorsi merupakan
alumina, keton dan elektrolit maka
aldehid. adsorpsi akan berjalan
Contohnya adalah
alumina. lebih cepat dan hasil
adsorpsi lebih banyak
jika dibandingkan
dengan larutan non
elektrolit. Hal ini
disebabkan karena
larutan elektrolit
terionisasi sehingga
didalam larutan
terdapat ion-ion
dengan muatan
berlawanan yang
menyebabkan gaya
tarik-menarik Van der
Waals semakin besar,
berarti daya adsorpsi
semakin besar.
3. Konsentrasi Masing-Masing Zat
Jika konsentrasi
(C) makin besar, maka
jumlah solute yang
teradsorpsi semakin
besar. Hal ini sesuai
dengan persamaan
Frendlich:
X n...............................................
 k.x.C (1)
M
Dimana:
X = berat teradsoprsi
M = berat adsorben
K, n = konstanta
4. Luas Permukaan
Makin luas
permukaan adsorben
(adsorben makin kecil
ukurannya), maka
adsorpsi yang terjadi
makin besar karena
kemungkinan zat yang
menempel pada
permukaan adsorben
bertambah. Hal ini
menyebabkan bagian
yang digerus akan berfungsi
semul sebagai permukaan.
a 5. Tekanan
tidak Jika tekanan
berfu diperbesar molekul-
ngsi molekul adsorbat akan
sebag lebih cepat teradsorpsi,
ai akibatnya jumlah
perm adsorbat yang terserap
ukaan bertambah banyak.
(bagi Jadi tekanan
an memperbesar jumlah
dala zat yang teradsorpsi.
m) Hal ini dapat dilihat
setela pada
h
b. Adsorben non
Adsorben non
Polar: persamaan
Harkins:
 2

polar mempunyai daya S A1
log P  B  atau ln P  d
adsorpsi yang besar V 2KT
terhadap amin dan ........................................................(2)
senyawa yang bersifat Dengan: V=
basa. Contohnya adalah jumlah mol yang
silica. diadsorpsi, P= tekanan
c. Adsorben Basa: Adsorben gas (atm), B=
basa memunyai daya konsentrasi
adsorpsi yang besar (mol/detik), A=
konstanta Boltzman,
T= suhu mutlak (°K)
Jika B dan S tetap, Jika dilakukan pengadukan, semakin
maka makin besar tekanan, cepat pengadukan maka molekul-molekul
mol zat yang teradsorpsi adsorbat dan adsorben akan saling
makin besar. bertumbukan sehingga akan memercepat
6. Daya Larut terhadap proses adsorpsi.
Adsorben Proses Adsorpsi [7, 8]
Jika daya larut tinggi Permukaan padatan yang kontak dengan
maka proses adsorpsi akan suatu larutan cenderung untuk menghimpun
terhambat karena gaya lapisan dari molekul- molekul zat terlarut pada
untuk permukaannya akibat ketidakseimbangan gaya-
melarutkan gaya pada permukaan. Adsorpsi kimia
solute/adsorbat berlawanan menghasilkan pembentukan lapisan
dengan gaya tarik adsorben monomolekular adsorbat pada permukaan
terhadap adsorbat. melalui gaya-gaya dari valensi sisa dari
7. Koadsorpsi molekul-molekul pada permukaan. Adsorpsi
Suatu adsorben yang fisika diakibatkan kondensasi molecular dalam
telah mengadsorsi suatu zat kapiler- kapiler dari padatan. Secara umum,
akan mempunyai daya unsur-unsur dengan berat molekul yang lebih
adsorpsi yang lebih besar besar akan lebih mudah diadsorpsi.
terhadap adsorbat tertentu
daripada daya adsorpsi
awal.
8. Pengadukan
Mor terlarutnya. Kebanyakan
ris dan limbah cair adalah
Weber kompleks dan bervariasi
menemu dalam hal kemampuan
kan adsopsi dari campuran-
bahwa campuran yang ada.
laju Struktur molekul,
adsorpsi kelarutan, dsb, semuanya
bervarias berpengaruh terhadap
i seiring kemampuan adsorpsi.
dengan Derajat/kemungkina
akar n adsorpsi akan terjadi
pangkat dan
dua dari menghasilkan
waktu hubungan kesetimbangan
kontak berkorelasi
dengan menurut
adsorben hubungan empiris dari
. Freundlich, dan turunan Langmuir.
Kecepata Untuk penerapan
n ini praktis, isothermal
juga Freundlich
meningk biasanya memberikan
at hubungan yang
dengan memuaskan.
menurun Isothermal
nya pH Freundlich
sebab dinyatakan sebagai :
perubaha X
 kC n......................................................
1
(3)
n muatan M
pada Dengan, X = berat dari
permuka unsur yang diadsorpsi, M
an = berat adsorben, C =
karbon. konsentrasi yang tersisa
Kapasita dalam larutan. k dan n
s adalah konstanta yang
adsorpsi tergantung pada
dari temperatur, adsorben, dan
karbon unsur- unsur yang
terhadap diserap.
suatu zat Persamaaan
terlarut Langmuir didasarkan
tergantu pada keseimbangan
ng pada diantara kondensasi dan
dua- evaporasi dari molekul-
duanya, molekul yang diadsorpsi,
karbon mengingat lapisan
dan zat adsorpsi mono molekul.
X abC
Terjadi pembentukan yang cepat ………………… (4)

sebuah kesetimbangan diikuti dengan difusi lambat ke dalam partikel-
konsentrasi antar- muka, partikel karbon. Laju adsorpsi keseluruhan
dikendalikan oleh M 1  aC

Ini dapat di
ekspresikan dalam bentuk
linear sebagai :
kecepatan difusi dari 1
molekul-molekul 1 X 1 …………… (5)
zat terlarut dalam pori-pori 1 M
kapiler dari 
partikel karbon. Kecepatan itu b ab C
berbanding terbalik dengan
dengan: b = jumlah yang
kuadrat diameter partikel,
diserap untuk membentuk
bertambah dengan kenaikan
lapisan utuh pada
konsentrasi zat terlarut,
permukaan, a = konstanta
bertambah dengan kenaikan
yang bertambah dengan
temperatur dan berbanding
kenaikan ukuran
terbalik dengan kenaikan berat
molekuler. [9]
molekul zat terlarut.
Peristiwa adsorpsi suatu terjadi perubahan konsentrasi disebut
zat kedalam pori adsorben mass-transfer zone.
mengikuti mekanisme berikut: Dengan demikian
1. Perpindahan Massa bertambahnya waktu
adsorben dari larutan ke maka mass-transfer zone
permukaan luar butir akan terus bergerak pada
adsorben. Kecepatan unggun tersebut. Dari
perpindahan massanya profil konsentrasi rata-
dinyatakan dengan rata yang terjadi pada
persamaan: jumlah adsorbat dalam
nA
c
 Ak aCA  C (6) padatan maka akan
1 i
2. Difusi adsorbat dalam pori menunjukkan keadaan
adsorben yang mengikuti jenuh pada hulu,
persamaan: perubahan besar pada
daerah mass-transfer
zone dan konsentrasi nol
pada keluaran unggun.
Kolom unsteady-state lebih sering
D 
nA d ………......
...(7) digunakan untuk menangani limbah cair
C
A
e
d adsorben adalah mekanisme diatas, karena
mekanisme lainnya berlangsung cepat. Dengan
 demikian perpindahan massa Pb(OH)2 dalam
ja tumpukan arang bambu ditentukan oleh:
ra kecepatan aliran, beda konsentrasi antar fase
k padat-cair, difusi efektif
Pada penelitian ini arang bambu
3. Perindahan massa adsorbat
ditempatkan dalam suatu kolom tabung, sedang
dari larutan dalam pori ke
Pb(OH)2 dialirkan secara kontinyu lewat bagian
permukaan pori adsorben,
atas kolom.
persamaannya adalah:
nA  kca(CA  CA )................Adsorpsi Kontinyu
*

Yang mengontrol perpindahan Dalam fixed-bed (unggun diam) adsorpsi,


massa suatu zat ke dalam pori konsentrasi dari fasa fluida dan fasa padatan
akan berubah terhadap waktu
dalam jumlah besar.
sesuai dengan posisinya pada
Cairan dimasukkan secara
unggun. Pada awalnya
terus-menerus baik pada
kebanyakan terjadinyatransfer
puncak ataupun dasar
massa berada atau mengambil
kolom melewati unggun
tempat pada daerah hulu
padatan adsorben yang
(masukkan pada unggun),
tetap. Padatan menyerap
dimana fluida akan
sejumlah solute yang
mengadakan kontak yang
cenderung meningkat
pertamakalinya dengan
seiring dengan
adsorben. Jika pada padatan
bertambahnya waktu.
tidak mengandung adsorbat
Ketika kapasitas adsorpsi
pada awalnya, maka
padatan mendekati atau
konsentrasi dari fluida akan
telah mencapai
turun dan mendekati nol
kejenuhan, harus
sebelum mencapai hilir
dilakukan regenerasi.
(keluaran dari unggun).
Setelah beberapa lama maka
Kurva Terobosan
padatan dekat daerah hulu
(Breakthrough Curve)
akan mengalami kejenuhan [8]
dan kemudian transfer massa Kurva terobosan
akan mengambil tempat merupakan kurva yang
selanjutnya yang lebih jauh menggambarkan suatu
dari daerah inlet. Daerah rentang kondisi terjadinya
dimana paling banyak peningkatan drastis
jumlah adsorbat yang
teradsorpsi oleh adsorben,
sebelum proses adsorpsi
mendekati kesetimbangan
adsorpsi.

Kesetimbangan
adsorpsi terjadi bila
larutan dikontakkan
dengan adsorben padat,
dan molekul dari adsorbat
berpindah dari larutan ke
padatan sampai
konsentrasi adsorbat
dilarutan dan padatan
dalam keadaan setimbang.
Data adsorpsi yang dihasilkan
kesetimb pada temperatur konstan
angan disebut adsorpsi
isotermis. Untuk 1. Penyiapan Arang Bambu
mengukur Dalam proses ini arang bambu
kesetimbangan adsorpsi dapat dikeringkan dulu. Setelah itu diayak sampai
dilakukan dengan pengukuran ukuran 8 mesh. Sebagian arang bambu
konsentrasi adsorbat di larutan diaktivasi dengan cara dipanaskan pada
pada awal dan kesetimbangan. suhu 140°C selama 1 jam, kemudian
[10] dihilangkan uap panasnya di desikator

Adsorpsi Model Thomas 2. Penjerapan Limbah Logam Berat


Adsorpsi adalah suatu a. Simulasi Limbah Pb
proses yang kompleks yang
kinerjanya didukung oleh
banyak variable. Konsentrasi
outlet dari kolom adsorpsi
merupakan salah satu
parameter yang penting dalam
merancang suatu proses.
Memprediksi konsentrasi dari
outlet tidaklah mudah.
Kapasitas maksimum isian
dari kolom distilasi diperlukan
di dalam perancangan. Model
Thomas ini digunakan untuk
memenuhi kebutuhan itu.
Solusi Model Thomas adalah
salah satu model yang umum
pada teori kinerja kolom
distilasi.
Modelnya yaitu:

Dengan: Co: konsentrasi zat


terjerap dalam penjerap pada t
= 0 jam (g/100 g), C:
konsentrasi zat terjerap dalam
penjerap pada t jam
(g/100 g), q 0: konsentrasi
maksimum /jenuh zat terjerap
dalam penjerap (g/100), KTh:
tetapan penjerapan (1/jam), w:
massa penjerap (g), V: massa
larutan / limbah yang melewati
penjerap (g), Q : laju alir
larutan / limbah yang melewati
penjerap (g/jam)

Metodologi
Laruta rkan sampai 1000 mL
n untuk membuat larutan
simula Pb(OH)2 10 ppm.
si
dibuat b. Penjerapan
dengan Proses penjerapan
melaru dilakukan dengan
tkan memasukan arang
Pb bambu ke dalam kolom
nitrat gelas. Kolom gelas
pada diisi dengan arang
aquade bambu hingga
s ketinggian 10 cm.
dengan Diisi dengan air suling, goyangkan
perban untuk
dingan menghilangkan
0,1595 gelembung udara yang
gram terperangkap.
Pb Hubungan bagian atas
nitrat kolom dengan pipa
pada aliran Pb(OH)2 dengan
10 mL laju alir kontinyu 2
air cc/detik. Larutan yang
ditamb keluar diukur
ah konsentrasinya
HNO3 menggunakan AAS PE
(1:1). 3110 setiap 0, 5, 10,
15, 20, 25, 30
Kemu menit. Kemudian
dian dilakukan cara yang
dilarut sama dengan merubah
kan ketinggian packingnya
dalam menjadi 15 cm serta
1000 untuk arang bambu
mL yang diaktivasi. Dari
aquade percobaan diperoleh
st. C A yang digunakan
Konse untuk menentukan
ntrasi nilai K dengan
Pb(OH perhitungan Model
)2 yang Thomas
terbent
uk Hasil dan Pembahasan
sebesa
r 1000 Pengaruh tinggi pakcing
ppm. terhadap aktifitas
Kemu penjarapan logam
dian Pb(OH)2 ditunjukkan pada
diambi Gambar 1 dan 2. pada
l 10 tinggi packing 15 cm
mL terjadi penurunan yang
untuk cukup signifikan setelah
dience menit ke 25, sedangkan
pada
tinggi
packing
10 cm
tidak ada
penurunan
yang
signifikan
.

P
ersamaan
model
Thomas
didapatka
n Nilai Kth
untuk
tinggi
kolom 10
cm
sebesar:
0.000841
Nilai Kth
untuk
tinggi
kolom 15
cm
sebesar:
0.00099,
ini berarti
konstanta
jerap pada
packing
15 cm
lebih
besar dari
tinggi
packing
10 cm.
konsentrasi Pb/ppm
10.5 0.8
Konsentrasi pada kolom 10 cm Konsentrasi pada kolom 15 cm
Konsentrasi pada tinggi kolom 10 cm
Konsentrasi pada tinggi kolom 15 cm
10 0.6

9.5 0.4

9 0.2

8.5 0

0 1w0 aktu/men2it0 30 0 10 20 30

Gambar. 1 Hubungan waktu dengan konsentrasi Pb Grafik


(OH)2 2. Hubungan prosentase penurunan
Pb(OH)2 dengan waktu
Dari tabel I dapat terlihat bahwa aktivasi ini ditunjukkan dengan semakin naiknya
arang bambu bepengaruh terhadap konsentrasi Pb(OH)2. Sedangkan pada
penjerapan Pb(OH)2. Hal ini dapat arang bamboo yang diaktivasi kemapuan
dilihat dari data konsentrasi yang jerapnya baik, ditunjukkan pada grafik
semakin menurun pada arang bamboo 1, konsentrasi Pb(OH)2 terus menurun
yang diaktivasi sedangkan pada arang seiring bertambahnya waktu. Pada menit
bambu yang tidak diaktivasi ke 30 penjerapan belum mencapai titik
penjerapannya tidak maksimal., jenuhnya. Hal ini dapat diartikan bahwa
ditunjukkan pada grafik 1. Pada grafik 1 arang bambu masih dapat menjerap
dapat dilihat bahwa semakin lama waktu Pb(OH)2.
penjerapan konsentrasi Pb(OH)2
menurun sampai menit ke 10 dan menit Dari perhitungan adsorpsi kontinyu
berikutnya data naik. Hal ini berdasarkan model Thomas diperoleh
mengindikasikan bahwa kemampuan nilai kTh pada arang bambu yang tidak
jerap arang bambu tanpa aktivasi kecil. diaktivasi sebesar 0.00099 dan nilai k
Bahkan pada menit ke 15 dan pada arang bambu yang diaktivasi
selanjutnya tidak terjadi penjerapan hal sebesar 0.001305.
konsentrasi Pb/ppm

konsentrasi Pb/ppm

10 0.6
Konsentrasi dengan aktivasi (ppm)
Konsentrasi Tanpa aktivasi (ppm) Konsentrasi
dengan aktivasi
9.5 0.4 (ppm)

9 0.2

8.5 0
0 10 20 30 0 10waktu/menit20 30
waktu/menit

Grafik 3. Hubungan Konsentrasi Pb dengan Waktu untuk arang bambu tanpa dan diaktivasi

Grafik 4. Hubungan Waktu dengan Pb(OH)2 yang Terjerap untuk arang bambu tanpa dan diaktivasi

Kesimpulan Adsorpsi limbah Pb(OH)2 menggunakan arang bambu dengan


variasi tinggi packing dapat disimpulkan berpengaruh pada kemampuan menjerap
bahwa tinggi packing mempengaruhi dari arang bambu. Pada arang bambu
adsorpsi, hal ini dapat dilihat dari nilai k, yang diaktivasi kemampuan
pada tinggi packing 10 cm di peroleh menjerapnya bagus, sedangkan pada
nilai k sebesar 0.000841, sedangkan arang bambu yang tidak diaktivasi
pada tinggi packing 15 cm diperoleh kemampuannya kurang optimal. Nilai
nilai k sebesar 0.00099. kTh dari penjerapan dengan arang
Dari penelitian yang telah dilakukan, bambu yang tidak diaktivasi yaitu
dapat disimpulkan bahwa aktivasi sebesar 0,0009 sedangkan pada arang
bambu yang diaktivasi yaitu sebesar
0.001305.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Wardhana, W. A., 1995, “Dampak Pencemaran Lingkungan”, Andi Offset,
Yogyakarta.
[2] Manahan, S. E, 1990, “Environment Chemistry”, 4 ed, Jewis Publisher, Michigan, p.
17-18.
[3] Metecalf & Eddy, 1979, “Wastewater Engineering: Treatment, Disposal and Reuse”,
McGraw-Hill Publishing Company, New York.
[4] Zhao, Ru-Song, et al, 2007, “Using Bamboo Charcoal as Solid-phase Extraction
Adsorbent for The Ultratrace-level Determination of Perfluorooctanoic Acid in
Water Samples by High-performance Liquid Chromatography-mass Spectrometry”.
[5] Forster, U and Wittman, t. w, 1983, “Metal Pollution In The Aquatic Environment”,
Spinger-Zerlag, Berlin, p. 207-213.
[6] Castellan, G. W, 1985, “Physical Chemistry”, 2 ed, Addisoan Wesley Publishing
Company, Massachusetts, p. 435-437.
[7] Haryadi, Is, 2006, “Menentukan Koefisien Perpindahan Massa Penjerapan Ion Logam
Berat Pb(OH)2 Menggunakan Chitosan”, Surakarta.
[8] Malkoc, Emine, et al, 2006, “Cr(VI) adsorption by waste acorn of Quercus
ithaburensis in fixed beds: Prediction of Breaktrough curves”, Elsevier, Turkey.
[9] Subiarto, 2000, http://digilib.batan.go.id/sipulitbang/fulltext/2626.pdf
[10] Soenardjo. E, dkk, 1991, “Padi Buku III”, Bogor, Badan Penelitian dan
Pengembangan dan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai