NIM : 11180960000022
Kelas : 4A- KIMIA FISIKA II
#Pertanyaan Analisis
1. Sebutkan adsorben dan adsorbat yang digunakan.
Jawab: Adsorben pada penelitian artikel jurnal ini adalah Arang Bambu yang
diproduksi secara tradisional, dan adsorbat yang digunakan pada penelitian
artikel jurnal ini merupakan golongan logam berat yaitu timbal atau Pb.
# Soal Latihan
1. Each jar receives activated carbon and 100 ml of solution with 0,05% TOC and
is then shaken for 48 h.
Jar 1 2 3 4 5
Carbon (g) 10 8 6 4 2
Ce (mg/L) 42 53 85 129 267
Penyelesaian:
0,05% TOC =
0,05 gram =
(500 mgL −42 mgL ) ∙ 0,1 L
100 ml = 45,8 mg
mg
= 500 TOC x
L
1. Tabung 1 m
x
x
m ln = ln 0,00692
m
x 44,7 mg = -4,973
. =
m 8000 mg
= 0,00559 ln C e = 53
= 4,443
ln ( mx ) dan ln C e 1
x dan
1
( ) Ce
x m
ln = ln 0,00559
m
1
= -5,187 1
x =
( ) 0,00692
ln C e = ln 53 m
= 144,51 1 1
=
Ce 129
1 1 = 0,0078
=
Ce 53
= 0,0118 5. Tabung ke-5
x 23,3 mg
x . =
m 2000 mg
m = 0,01165
x 37,1 mg
.
m
=
4000 mg ln ( mx ) dan ln C e
= 0,00928
x
x ln = ln 0,01165
m
ln
m ( )
dan ln C e
= -4,452
x ln C e = 267
ln = ln 0,00692
m = 5,587
= -4,680
1
1
ln C e = 129 x dan
( ) Ce
= 4,8598 m
1 1
1 1
x dan x =
( ) Ce ( ) 0,01165
m m
= 85,837
1 1 1
1 =
x = Ce 267
( ) 0,00928
m = 0,0037
= 107,76
Grafik Freundlich
0
3.5 4 4.5 5 5.5 6
-1
-2
ln (x/m)
-3
-4
f(x) = 0.5 x − 7.21 -4.45
-5 R² = 0.98 -4.68
-4.97
-6 -5.39 -5.19
ln Ce
Maka :
1
= 0,5043
n
ln k = -7,2146
k = 7,358 × 10-4
Grafik Langmuir
1
1
x terhadap
( ) Ce
m
1 1
x Ce
( )
m
218,34 0,0238
178,89 0,0189
144,51 0,0118
107,78 0,0078
85,84 0,0037
Grafik Langmuir
250
144.51
100
107.78
85.84
50
0
0 0.01 0.01 0.02 0.02 0.03
1/Ce
Maka :
1
= 6514,4
(q ¿¿ mb)¿
1
= 61.082
qm
qm = 0,0164
b = 0,00936
ABSTRAK
Kata kunci: Limbah logam berat, Pb, Adsorpsi, Arang bambu aktif
PENDAHULUAN dengan proses adsorpsi. Adsorpsi dipilih karena
Pb adalah logam berat merupakan
yang mempunyai afinitas yang
paling tinggi terhadap belerang
dan menyerang ikatannya
didalam enzim. Sebagai logam
berat, Pb digolongkan ke
dalam bahan pencemar yang
berbahaya [1].
Pb berada didalam air
dalam bentuk Pb(OH)2. Logam
Pb banyak sekali digunakan
pada industri dan pengerjaan
pemipaan. Bensin bertimbal
merupakan sumber utama di
atmosfer dan muka bumi.
Kebanyakan Pb yang ada di
bumi memasuki sistem
perairan alam, dan
terakumulasi yang pada
akhirnya bisa masuk ke dalam
tubuh hewan dan manusia. Jika
terserap ke dalam tubuh
manusia, timbal (Pb) dapat
menyebabkan kecerdasan anak
menurun, pertumbuhan badan
terhambat, bahkan dapat
menimbulkan kelumpuhan.
Gejala keracunan logam Pb
lainnya: mual, anemia, dan
sakit perut [2].
Salah satu usaha untuk
mengolah limbah Pb adalah
metode bambu adalah bahan yang
yang baik untuk digunakan
relatif sebagai adsorben karena
sederhan mempunyai daya adsorpsi
a dan yang baik. Berikut adalah
dapat alasan-alasan penggunaan
menggun arang bambu sebagai
akan adsorben [4]:
adsorben Mempunyai pori-pori
bahan mikro yang spesial.
alam Mempunyai
dari sisa- karakteristik biologi
sisa yang spesial.
biomasa Densitas yang tinggi
yang dan struktur pori-pori
tidak yang baik.
terpakai Luas permukaan lebih
[3]. Pada besar daripada arang
penelitia kayu, yaitu 300
n ini, m2/gram, sedangkan
arang arang kayu 30
bambu 2
m /gram.
yang Penelitian ini adalah
diproduk penelitian awal yang
si secara bertujuan untuk
tradision menentukan pengaruh
al aktivasi dan tinggi
digunaka packing arang bambu
n terhadap efektivitas
sebagai adsorpsi. Proses adsorpsi
adsorben dengan
. Arang
menggunakan arang bambu koordinasi hidrogen dan gaya Van der Waals.
pada penelitian ini dilakukan Apabila adsorbat dan permukaan adsorben
secara kontinyu. terikat dengan gaya Van der Waals saja maka
dinamakan adsorsi fisis atau adsorpsi Van der
TEORI Waals.
Adsorpsi adalah suatu Molekul yang teradsorpsi terikat pada
fenomena permukaan karena permukaan secara lemah dan panas adsorpsinya
akumulasi suatu spesies pada rendah. [5]
batas permukaan padat-cair. Jika adsorbat dan permukaan adsorben
Adsorsi dapat terjadi karena bereaksi secara kimiawi maka disebut
adanya gaya tarik-menarik. chemisorption. Nilai panas adsorpsi setara
Ada 2 tipe adsorpsi, yaitu: dengan reaksi kimia karena adanya ikatan kimia
1. Adsorpsi fisis atau Van yang terbentuk maupun yang terputus selama
der Waals proses adsorsi. Untuk membedakan kedua
2. Adsorpsi kimia fenomena proses adsorpsi tersebut maka
Adsorpsi yang terjadi digunakan variabel suhu. Adsorpsi fisis ditandai
dalam hal ini adalah non- dengan penurunan jumlah yang teradsorpsi
spesifik dan non-selektif dengan peningkatan suhu.[6]
penyebab gaya tarik menarik
karena adanya ikatan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Adsoprsi [7] terhadap senyawa
1. Macam-macam Adsorben yang bersifat asam.
a. Adsorben Polar: Contohnya adalah
Adsorben polar Magnesia.
memunyai daya adsorpsi 2. Macam-macam Adsorbat
yang besar terhadap asam Jika zat yang
karboksilat, alkohol, diadsorsi merupakan
alumina, keton dan elektrolit maka
aldehid. adsorpsi akan berjalan
Contohnya adalah
alumina. lebih cepat dan hasil
adsorpsi lebih banyak
jika dibandingkan
dengan larutan non
elektrolit. Hal ini
disebabkan karena
larutan elektrolit
terionisasi sehingga
didalam larutan
terdapat ion-ion
dengan muatan
berlawanan yang
menyebabkan gaya
tarik-menarik Van der
Waals semakin besar,
berarti daya adsorpsi
semakin besar.
3. Konsentrasi Masing-Masing Zat
Jika konsentrasi
(C) makin besar, maka
jumlah solute yang
teradsorpsi semakin
besar. Hal ini sesuai
dengan persamaan
Frendlich:
X n...............................................
k.x.C (1)
M
Dimana:
X = berat teradsoprsi
M = berat adsorben
K, n = konstanta
4. Luas Permukaan
Makin luas
permukaan adsorben
(adsorben makin kecil
ukurannya), maka
adsorpsi yang terjadi
makin besar karena
kemungkinan zat yang
menempel pada
permukaan adsorben
bertambah. Hal ini
menyebabkan bagian
yang digerus akan berfungsi
semul sebagai permukaan.
a 5. Tekanan
tidak Jika tekanan
berfu diperbesar molekul-
ngsi molekul adsorbat akan
sebag lebih cepat teradsorpsi,
ai akibatnya jumlah
perm adsorbat yang terserap
ukaan bertambah banyak.
(bagi Jadi tekanan
an memperbesar jumlah
dala zat yang teradsorpsi.
m) Hal ini dapat dilihat
setela pada
h
b. Adsorben non
Adsorben non
Polar: persamaan
Harkins:
2
polar mempunyai daya S A1
log P B atau ln P d
adsorpsi yang besar V 2KT
terhadap amin dan ........................................................(2)
senyawa yang bersifat Dengan: V=
basa. Contohnya adalah jumlah mol yang
silica. diadsorpsi, P= tekanan
c. Adsorben Basa: Adsorben gas (atm), B=
basa memunyai daya konsentrasi
adsorpsi yang besar (mol/detik), A=
konstanta Boltzman,
T= suhu mutlak (°K)
Jika B dan S tetap, Jika dilakukan pengadukan, semakin
maka makin besar tekanan, cepat pengadukan maka molekul-molekul
mol zat yang teradsorpsi adsorbat dan adsorben akan saling
makin besar. bertumbukan sehingga akan memercepat
6. Daya Larut terhadap proses adsorpsi.
Adsorben Proses Adsorpsi [7, 8]
Jika daya larut tinggi Permukaan padatan yang kontak dengan
maka proses adsorpsi akan suatu larutan cenderung untuk menghimpun
terhambat karena gaya lapisan dari molekul- molekul zat terlarut pada
untuk permukaannya akibat ketidakseimbangan gaya-
melarutkan gaya pada permukaan. Adsorpsi kimia
solute/adsorbat berlawanan menghasilkan pembentukan lapisan
dengan gaya tarik adsorben monomolekular adsorbat pada permukaan
terhadap adsorbat. melalui gaya-gaya dari valensi sisa dari
7. Koadsorpsi molekul-molekul pada permukaan. Adsorpsi
Suatu adsorben yang fisika diakibatkan kondensasi molecular dalam
telah mengadsorsi suatu zat kapiler- kapiler dari padatan. Secara umum,
akan mempunyai daya unsur-unsur dengan berat molekul yang lebih
adsorpsi yang lebih besar besar akan lebih mudah diadsorpsi.
terhadap adsorbat tertentu
daripada daya adsorpsi
awal.
8. Pengadukan
Mor terlarutnya. Kebanyakan
ris dan limbah cair adalah
Weber kompleks dan bervariasi
menemu dalam hal kemampuan
kan adsopsi dari campuran-
bahwa campuran yang ada.
laju Struktur molekul,
adsorpsi kelarutan, dsb, semuanya
bervarias berpengaruh terhadap
i seiring kemampuan adsorpsi.
dengan Derajat/kemungkina
akar n adsorpsi akan terjadi
pangkat dan
dua dari menghasilkan
waktu hubungan kesetimbangan
kontak berkorelasi
dengan menurut
adsorben hubungan empiris dari
. Freundlich, dan turunan Langmuir.
Kecepata Untuk penerapan
n ini praktis, isothermal
juga Freundlich
meningk biasanya memberikan
at hubungan yang
dengan memuaskan.
menurun Isothermal
nya pH Freundlich
sebab dinyatakan sebagai :
perubaha X
kC n......................................................
1
(3)
n muatan M
pada Dengan, X = berat dari
permuka unsur yang diadsorpsi, M
an = berat adsorben, C =
karbon. konsentrasi yang tersisa
Kapasita dalam larutan. k dan n
s adalah konstanta yang
adsorpsi tergantung pada
dari temperatur, adsorben, dan
karbon unsur- unsur yang
terhadap diserap.
suatu zat Persamaaan
terlarut Langmuir didasarkan
tergantu pada keseimbangan
ng pada diantara kondensasi dan
dua- evaporasi dari molekul-
duanya, molekul yang diadsorpsi,
karbon mengingat lapisan
dan zat adsorpsi mono molekul.
X abC
Terjadi pembentukan yang cepat ………………… (4)
sebuah kesetimbangan diikuti dengan difusi lambat ke dalam partikel-
konsentrasi antar- muka, partikel karbon. Laju adsorpsi keseluruhan
dikendalikan oleh M 1 aC
Ini dapat di
ekspresikan dalam bentuk
linear sebagai :
kecepatan difusi dari 1
molekul-molekul 1 X 1 …………… (5)
zat terlarut dalam pori-pori 1 M
kapiler dari
partikel karbon. Kecepatan itu b ab C
berbanding terbalik dengan
dengan: b = jumlah yang
kuadrat diameter partikel,
diserap untuk membentuk
bertambah dengan kenaikan
lapisan utuh pada
konsentrasi zat terlarut,
permukaan, a = konstanta
bertambah dengan kenaikan
yang bertambah dengan
temperatur dan berbanding
kenaikan ukuran
terbalik dengan kenaikan berat
molekuler. [9]
molekul zat terlarut.
Peristiwa adsorpsi suatu terjadi perubahan konsentrasi disebut
zat kedalam pori adsorben mass-transfer zone.
mengikuti mekanisme berikut: Dengan demikian
1. Perpindahan Massa bertambahnya waktu
adsorben dari larutan ke maka mass-transfer zone
permukaan luar butir akan terus bergerak pada
adsorben. Kecepatan unggun tersebut. Dari
perpindahan massanya profil konsentrasi rata-
dinyatakan dengan rata yang terjadi pada
persamaan: jumlah adsorbat dalam
nA
c
Ak aCA C (6) padatan maka akan
1 i
2. Difusi adsorbat dalam pori menunjukkan keadaan
adsorben yang mengikuti jenuh pada hulu,
persamaan: perubahan besar pada
daerah mass-transfer
zone dan konsentrasi nol
pada keluaran unggun.
Kolom unsteady-state lebih sering
D
nA d ………......
...(7) digunakan untuk menangani limbah cair
C
A
e
d adsorben adalah mekanisme diatas, karena
mekanisme lainnya berlangsung cepat. Dengan
demikian perpindahan massa Pb(OH)2 dalam
ja tumpukan arang bambu ditentukan oleh:
ra kecepatan aliran, beda konsentrasi antar fase
k padat-cair, difusi efektif
Pada penelitian ini arang bambu
3. Perindahan massa adsorbat
ditempatkan dalam suatu kolom tabung, sedang
dari larutan dalam pori ke
Pb(OH)2 dialirkan secara kontinyu lewat bagian
permukaan pori adsorben,
atas kolom.
persamaannya adalah:
nA kca(CA CA )................Adsorpsi Kontinyu
*
Kesetimbangan
adsorpsi terjadi bila
larutan dikontakkan
dengan adsorben padat,
dan molekul dari adsorbat
berpindah dari larutan ke
padatan sampai
konsentrasi adsorbat
dilarutan dan padatan
dalam keadaan setimbang.
Data adsorpsi yang dihasilkan
kesetimb pada temperatur konstan
angan disebut adsorpsi
isotermis. Untuk 1. Penyiapan Arang Bambu
mengukur Dalam proses ini arang bambu
kesetimbangan adsorpsi dapat dikeringkan dulu. Setelah itu diayak sampai
dilakukan dengan pengukuran ukuran 8 mesh. Sebagian arang bambu
konsentrasi adsorbat di larutan diaktivasi dengan cara dipanaskan pada
pada awal dan kesetimbangan. suhu 140°C selama 1 jam, kemudian
[10] dihilangkan uap panasnya di desikator
Metodologi
Laruta rkan sampai 1000 mL
n untuk membuat larutan
simula Pb(OH)2 10 ppm.
si
dibuat b. Penjerapan
dengan Proses penjerapan
melaru dilakukan dengan
tkan memasukan arang
Pb bambu ke dalam kolom
nitrat gelas. Kolom gelas
pada diisi dengan arang
aquade bambu hingga
s ketinggian 10 cm.
dengan Diisi dengan air suling, goyangkan
perban untuk
dingan menghilangkan
0,1595 gelembung udara yang
gram terperangkap.
Pb Hubungan bagian atas
nitrat kolom dengan pipa
pada aliran Pb(OH)2 dengan
10 mL laju alir kontinyu 2
air cc/detik. Larutan yang
ditamb keluar diukur
ah konsentrasinya
HNO3 menggunakan AAS PE
(1:1). 3110 setiap 0, 5, 10,
15, 20, 25, 30
Kemu menit. Kemudian
dian dilakukan cara yang
dilarut sama dengan merubah
kan ketinggian packingnya
dalam menjadi 15 cm serta
1000 untuk arang bambu
mL yang diaktivasi. Dari
aquade percobaan diperoleh
st. C A yang digunakan
Konse untuk menentukan
ntrasi nilai K dengan
Pb(OH perhitungan Model
)2 yang Thomas
terbent
uk Hasil dan Pembahasan
sebesa
r 1000 Pengaruh tinggi pakcing
ppm. terhadap aktifitas
Kemu penjarapan logam
dian Pb(OH)2 ditunjukkan pada
diambi Gambar 1 dan 2. pada
l 10 tinggi packing 15 cm
mL terjadi penurunan yang
untuk cukup signifikan setelah
dience menit ke 25, sedangkan
pada
tinggi
packing
10 cm
tidak ada
penurunan
yang
signifikan
.
P
ersamaan
model
Thomas
didapatka
n Nilai Kth
untuk
tinggi
kolom 10
cm
sebesar:
0.000841
Nilai Kth
untuk
tinggi
kolom 15
cm
sebesar:
0.00099,
ini berarti
konstanta
jerap pada
packing
15 cm
lebih
besar dari
tinggi
packing
10 cm.
konsentrasi Pb/ppm
10.5 0.8
Konsentrasi pada kolom 10 cm Konsentrasi pada kolom 15 cm
Konsentrasi pada tinggi kolom 10 cm
Konsentrasi pada tinggi kolom 15 cm
10 0.6
9.5 0.4
9 0.2
8.5 0
0 1w0 aktu/men2it0 30 0 10 20 30
konsentrasi Pb/ppm
10 0.6
Konsentrasi dengan aktivasi (ppm)
Konsentrasi Tanpa aktivasi (ppm) Konsentrasi
dengan aktivasi
9.5 0.4 (ppm)
9 0.2
8.5 0
0 10 20 30 0 10waktu/menit20 30
waktu/menit
Grafik 3. Hubungan Konsentrasi Pb dengan Waktu untuk arang bambu tanpa dan diaktivasi
Grafik 4. Hubungan Waktu dengan Pb(OH)2 yang Terjerap untuk arang bambu tanpa dan diaktivasi
DAFTAR PUSTAKA
[1] Wardhana, W. A., 1995, “Dampak Pencemaran Lingkungan”, Andi Offset,
Yogyakarta.
[2] Manahan, S. E, 1990, “Environment Chemistry”, 4 ed, Jewis Publisher, Michigan, p.
17-18.
[3] Metecalf & Eddy, 1979, “Wastewater Engineering: Treatment, Disposal and Reuse”,
McGraw-Hill Publishing Company, New York.
[4] Zhao, Ru-Song, et al, 2007, “Using Bamboo Charcoal as Solid-phase Extraction
Adsorbent for The Ultratrace-level Determination of Perfluorooctanoic Acid in
Water Samples by High-performance Liquid Chromatography-mass Spectrometry”.
[5] Forster, U and Wittman, t. w, 1983, “Metal Pollution In The Aquatic Environment”,
Spinger-Zerlag, Berlin, p. 207-213.
[6] Castellan, G. W, 1985, “Physical Chemistry”, 2 ed, Addisoan Wesley Publishing
Company, Massachusetts, p. 435-437.
[7] Haryadi, Is, 2006, “Menentukan Koefisien Perpindahan Massa Penjerapan Ion Logam
Berat Pb(OH)2 Menggunakan Chitosan”, Surakarta.
[8] Malkoc, Emine, et al, 2006, “Cr(VI) adsorption by waste acorn of Quercus
ithaburensis in fixed beds: Prediction of Breaktrough curves”, Elsevier, Turkey.
[9] Subiarto, 2000, http://digilib.batan.go.id/sipulitbang/fulltext/2626.pdf
[10] Soenardjo. E, dkk, 1991, “Padi Buku III”, Bogor, Badan Penelitian dan
Pengembangan dan penelitian.