Anda di halaman 1dari 20

STUDY

KOHORT
OLEH:

RENI APRINAWATY SIRAIT

TATY MURNI KARO-KARO


PENDAHULUAN

• Merupakan penelitian epidemiologi analitik non


eksperimental yg mengkaji hubungan antara faktor
Resiko dan efek
• Penelitian cohort sering disebut “ penelitian
prospective “ atau “ longitudinal “ karena faktor
resiko yang dipelajari diidentifikasi dahulu,
kemudian diikuti ke depan secara prospektif
timbulnya efek
SKEMA PENELITIAN COHORT

Penelitian mulai Apakah terjadi


Diikuti prospektif efek
disini

Ya

FR (+) Tidak

Subyek tanpa
Faktor Risiko
tanpa efek Ya
FR (-)

Tidak
LANGKAH-LANGKAH STUDI
KOHORT
1. Merumuskan pertanyaan penelitian
2. Menetapkan kohort
3. Memilih kelompok kontrol
4. Mengidentifikasi variabel penelitian
5. Mengamati timbulnya efek
6. Menganalisis hasil
1. MERUMUSKAN PERTANYAAN PENELITIAN DAN HIPOTESIS

 Rumuskan masalah atau pertanyaan penelitian dan hipotesis yg sesuai


 Contoh :
Apakah ada hubungan antara kebiasaan merokok ayah dengan kejadian ISPA
pada bayi
Ho : tdk Ada hubungan antara kebiasaan merokok ayah dengan kejadian ISPA
pada bayi
Ha : ada hubungan antara kebiasaan merokok ayah dengan kejadian ISPA
pada bayi
2. MENETAPKAN KOHORT

 Ciri utama desain : tersedianya kelompok subyek tanpa


efek tertentu sejak awal penelitian
 Syarat umum agar subyek dpt masuk dlm studi kohort :
1. Tdk menderita efek yg diteliti
2. Belum terpajan Faktor resiko yg diteliti
3. MEMILIH KELOMPOK KONTROL

 Studi kohort dengan pembanding internal yaitu :


1. Kedua kelompok berasal dari populasi yg sama
2. Melakukan follow up dengan prosedur yang sama
terhadap kedua kelompok
4. MENGIDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

 Faktor risiko dan efek hrs diidentifikasi dengan jelas


 Penyakit/ efek yang terjadi selalu merupakan variabel dependen
 Variabel yang tidak diteliti harus diidentifikasi yang mungkin merupakan
variabel Perancu sehingga harus diperhatikan untuk disingkirkan dalam
desain atau analisa penelitian
5. MENGAMATI TIMBULNYA EFEK

 Lama waktu dalam pengamatan prospektif tergantung pada karakteristik


penyakit/efek
 Perlunya pemahaman patogenesis dan perkembangan penyakit yg diteliti
Contoh :
a) Suatu Penelitian ingin mengetahui hasil pemeriksaan keganasan kanker
otak, maka diperlukan beberapa tahun untuk mengetahui efek keganasan
b) Kebiasaan merokok pada orang tua  ISPA pada balita
c) Anemia pada ibu hamil  BBLR
6. MENGANALISIS HASIL

 Pada cohort menggambarkan insidens kejadian pada tiap


kelompok.
 Relative risk atau risk ratio merupakan perbandingan
insiden penyakit antara kelompok dgn risiko dgn kelompok
tanpa faktor risiko
 Interpretasi nilai RR dgn interval kepercayaannya sama dgn
studi prevalens dan studi kasus kontrol
RESIKO RELATIF

 =Rasio Insidens Kumulatif :


 Menunjukkan ukuran berapa kali (lebih besar/kecil) risiko mengalami
penyakit pd populasi terpapar dibanding tidak terpapar
 Pada studi Kohort
 Rumus = Incidence exposed
Incidence non exposed
TABEL KONTINGENSI
Disease Total
Pos Neg

Pos a b N1
Ekp Neg c d N0
M1 M0 N

N1 = a + b = total jumlah terpapar


N0 = c + d = total jumlah tidak terpapar
M1 = a + c = total jumlah yang sakit
M0 = b + d = total jumlah yang tidak sakit
N = a + b + c + d = total jumlah partisipan
CONTOH :HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK
DENGAN KEJADIAN KANKER PARU

Insiden kanker Kebiasaan Merokok Total


paru
Ya Tidak

Ya 23 133 156

Tidak 304 2816 3120

Total 327 2949 3276


RR= Kelompok terpapar
Kelompok Tidak Terpapar
RR = 0,07 / 0,45
= 0,15
INTERPRETASI RR

• RR>1  Paparan merupakan faktor risiko


• RR<1  Paparan merupakan faktor protektif
• RR=1  Paparan bukan merupakan faktor risiko
MODIFIKASI RANCANGAN STUDI
COHORT
• Kohort retrospektif, prinsipnya sama dengan kohort
prospektif, bedanya : IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO DAN
EFEK YG TELAH TERJADI PD MASA LAMPAU
SKEMA KOHORT RETROSPEKTIF

Penelitian
Apakah dimulai di
terjadi efek? sini

ya
Faktor risiko
+
Subyek yg tdk
diteliti
Faktor risiko ya
-
tdk
KEUNTUNGAN

1. Sesuai dengan logika studi Eksperimental dalam


membuat inferensi kausal
2. Dapat menghitung Insidensi Kumulatif (CI), Laju
Insidensi (ID)
3. Cocok untuk meneliti paparan langka
4. Dapat mempelajari sejumlah akibat dari sebuah
paparan
5. Bila Prospektif, kemungkinan Bias Seleksi (subyek
dan status paparan) kecil
6. Tidak ada faktor yang dirugikan
KERUGIAN

1. Bila Prospektif, sangat mahal dan memakan banyak waktu


2. Tidak Efisien dan tidak praktis untuk penyakit yang Langka
3. Hilangnya subyek selama penelitian (migrasi, dropout, meninggal)
menyebabkan ”loss to follow up bias”‘
4. Tidak cocok untuk menguji Hipotesis faktor-faktor Etiologi baru

Anda mungkin juga menyukai