Anda di halaman 1dari 45

Laporan Kasus

Tuberkulosis Paru
Kasus Kambuh

Disusun oleh: Tria Puspa Ningrum


(112019022)
Dokter Pembimbing: dr. Endah Sp.P
Identitas pasien

Nama Lengkap: Tn. D Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal lahir : 24 Agustus 1986 Suku Bangsa : Betawi

Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Pendidikan : SD

Alamat : Jelambar, Grogol Petamburan

Diambil dari autoanamnesis.


Kamis tanggal 25 November 2019 pk. 16.45
Keluhan utama

– Demam satu minggu


RPS

– Pasien laki-laki berusia 33 tahun, datang ke IGD RSUD Tarakan diantar oleh keluarganya dengan
keluhan sesak sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Sesak disetai lemas seluruh tubuh sejak. 1
bulan yang lalu, pasien mengeluhkan batuk berdahak, dengan konsistensi kental, berwarna kuning
kehijauan, tidak terdapat darah pada dahak. Dalam 2 minggu terakhir ini pasien mengeluhkan adanya
Meriang dan keringat saat malam hari hingga membasahi baju dan kepala. Pasien sudah melakukan
pengobatan dengan mengkonsumsi obat warung tetapi perbaikan hanya sementara.. Os juga
mengeluhkan penurunan nafsu makan serta adanya penurunan berat badan.. Os menyangkal adanya
nyeri pada ulu hati. Buang air kecil normal dengan frekuensi 3-4x/hari, warna kuning jernih, kencing
batu (-), nyeri saat BAK (-), darah (-). Buang air besar juga dalam batas normal.
– Os sebelum ini pernah mempunyai riwayat sakit Tb 3 tahun sebelum masuk rumah sakit. Dan memiliki
riwayat pengobatan OAT sampai tuntas . OS tidak ada riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit
jantung, asma dan alergi obat disangkal. Os sebelumnya merokok dan tinggal di tempat padat
penduduk yang ventilasinya kurang buruk.
– Pada hari pemeriksaan 25 November, OS masih sudah tidak lemas batuk masih
ada, sesak napas berkurang, masih tidak nafsu makan dan masih keringat
malam. Tidak ada demam.
RPD

• Pasien pernah ada riwayat pengobatan OAT


sebelumnya sampai tuntas.
• Riwayat HT, DM, jantung, ginjal, hepatitis
disangkal

RPK

• Tidak ada keluarga yang mempunyai keluhan


yang sama atau pernah menderita TB
ANAMNESIS SISTEM

Kulit
(-) Bisul (-) Rambut (+) Keringat malam
(-) Kuku (-) Kuning/Ikterus (-) Sianosis
(-) Lain-lain
Kepala
(-) Trauma (-) Sakit kepala
(-) Sinkop (-) Nyeri pada sinus
Mata
(-) Nyeri (-) Radang
(-) Sekret (-) Gangguan penglihatan
(-) Kuning / Ikterus (-) Ketajaman penglihatan
Telinga
(-) Nyeri (-) Gangguan pendengaran
(-) Sekret (-) Kehilangan pendengaran
(-) Tinitus

Hidung
(-) Trauma (-) Gejala penyumbatan
(-) Nyeri (-) Gangguan penciuman
(-) Sekret (-) Pilek
(-) Epistaksis
Mulut
(-) Bibir (-) Lidah kotor
(-) Gusi(-) Gangguan pengecap
(-) Selaput (-) Stomatitis
Tenggorokan
(-) Nyeri tenggorokan (-) Perubahan suara
Leher
(-) Benjolan (-) Nyeri leher

Dada (Jantung / Paru-paru)


(-) Nyeri dada (+) Sesak napas
(-) Berdebar (-) Batuk darah
(-) Ortopnoe (+) Batuk
Abdomen (Lambung/Usus)
(-) Rasa kembung (-) Wasir
(+) Mual (-) Mencret
(-) Muntah (-) Tinja darah
(-) Muntah darah (-) Tinja berwarna dempul
(-) Sukar menelan(-) Tinja berwarna ter
(-) Nyeri perut, kolik (-) Benjolan
(-) Perut membesar

Saluran kemih / Alat kelamin


(-) Disuria (-) Kencing nanah
(-) Stranguri (-) Kolik
(-) Poliuri (-) Oliguria
(-) Polakisuria (-) Anuria
(-) Hematuria (-) Retensi urin
(-) Kencing batu (-) Kencing menetes
(-) Ngompol (tidak disadari) (-) Penyakit prostat
Saraf dan Otot
(-) Anestesi (-) Sukar mengingat
(-) Parestesi (-) Ataksia
(-) Otot lemah (-) Hipo/hiperestesi
(-) Kejang (-) Pingsan
(-) Afasia (-) Kedutan (‘tick)
(-) Amnesia (-) Pusing (Vertigo)
(-) Lain-lain (-) Gangguan bicara (Disarti)

Ekstremitas
(-) Bengkak (-) Deformitas
(-) Nyeri (-) Sianosis

BERAT BADAN
Berat badan rata-rata (kg) : 60 kg
Berat badan tertinggi (kg) : - kg
Berat badan sekarang (kg) : 49 kg
IMT : 14,49 kg/m2
Riwayat Kelahiran
Tempat lahir: (-) di rumah (+) rumah bersalin (-) RS bersalin
Ditolong oleh: (-) dokter (+) bidan (-) Dukun (-) Lain-lain

Riwayat Imunisasi
(+) Hepatitis (+) BCG (+) Campak (+) DPT (+) Polio

Riwayat Makanan
Frekuensi / hari : 2-3x/hari
Jumlah / hari : sebelum sakit, makan 1 piring
Variasi / hari : bervariasi. Nasi, ikan, sayur
Nafsu makan : menurun

Pendidikan
(+) SD (-) SMP (+) SLTA (-) Sekolah Kejuruan (-) Akademi
(-) Universitas (-) Kursus (-) Tidak sekolah

Kesulitan:
Keuangan : tidak ada
Pekerjaan : tidak ada
Keluarga : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
B. PEMERIKSAAN JASMANI
Pemeriksaan umum

Kesadaran : Compos mentis


Tinggi badan : 169 cm
Berat badan : 45 kg
IMT : 14,49 Kg/m2
Status gizi : Berat badan kurang
Tekanan darah : 95/65 mmHg
Nadi : 125x/menit
Suhu : 38,1oC
Pernapasan (frekuensi dan tipe) : 32x/menit tipe torakoabdominal
Saturasi Oksigen : 93%
Sianosis : tidak ada
Udema umum : tidak ada
Habitus : normal
Cara berjalan : normal
Mobilisasi (aktif/pasif) : aktif
Umur menurut perkiraan pemeriksa : sesuai dengan usia
Aspek Kejiwaan
Tingkah laku : tenang
Alam perasaan : biasa
Proses pikir : wajar

Kulit
Warna : sawo matang Effloresensi : tidak ada
Jaringan parut : tidak ada Pigmentasii : tidak ada
Pertumbuhan rambut : merata Pembuluh darah : pulsasi teraba
Suhu raba : normotermi Kelembaban : baik
Keringat : umum Turgor : normal
Lapisan lemak : tipis Ikterus : tidak ada
Lain-lain :-
Kelenjar getah bening
Submandibula: tidak teraba pembesaran Leher: tidak teraba pembesaran
Supraklavikula: tidak teraba pembesaran Ketiak: tidak teraba pembesaran
Lipat paha: tidak teraba pembesaran

Kepala
Ekspresi wajah: baik Simetri muka: simetris
Rambut: hitam, kuat, merata Pembuluh darah temporal: tidak terlihat

Mata
Exophthalmus :(-) Enopthalmus :(-)
Kelopak : normal Lensa : normal
Konjungtiva : anemis - / - Visus : tidak diperiksa
Sklera : ikterik - / - Gerakan mata : normal
Lapangan penglihatan : normal Tekanan bola mata : normal
Deviatio konjungae : ( - ) Nystagmus :(-)
Telinga
Tuli : tidak ada Selaput pendengaran : utuh
Lubang : tidak ada Penyumbatan : tidak ada
Serumen : tidak ada Perdarahan : tidak ada
Cairan : tidak ada
Mulut
Bibir : tidak sianosis, tidak kering Tonsil :T1-T1,tidak hiperemis
Langit-langit : normal Bau pernapasan : tidak ada
Gigi geligi : normal Trismus : tidak ada
Faring : tidak hiperemis, tidak ada lendir Selaput lendir : tidak ada
Lidah : coated tongue (-), tremor (-)
Leher
Tekanan vena jugularis (JVP): tidak dilakukan
Kelenjar tiroid : tidak teraba pembesaran
Kelenjar limfe : tidak teraba pembesaran
Dada:
Bentuk: normal, simetris
Pembuluh darah: tidak terlihat, spider nevi (-)

Pemeriksaan dada depan (kanan dan kiri)


Paru I : Bentuk dada normal, bintik kemerahan (-), luka (-), bekas luka (-), benjolan (-),
perubahan warna (-), spider nevi (-), pelebaran sela iga (-), dinding dada simetris
saat statis dan dinamis.
P : Benjolan (-), nyeri tekan (-), perubahan suhu (-)
P : Lapang paru kanan dan kiri sonor
A : Vesikuler +/+, ronkhi +/+, wheezing -/-
Jantung I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra
P : Batas kanan : sela iga 4 garis parasternalis dextra
Batas kiri : sela iga 5 garis midclavikula sinistra
Batas atas : sela iga 2 garis parasternalis sinistra
A : S1 S2 Normal reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan dada belakang

Paru I : Luka (-), bekas luka (-), benjolan (-), perubahan warna (-), memar (-), nevus pigmentosus (-)
P : Benjolan (-), nyeri tekan (-), perubahan suhu (-), vokal fremitus kanan melemah dibanding kiri
P : Sonor +/+
A : Vesikuler +/+, ronkhi +/+, wheezing -/-

Abdomen I : Datar, luka (-), bekas luka (-), benjolan (-), perubahan warna (-), memar (-), spider nevi (-).
P : Nyeri tekan (-), benjolan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
P : Timpani, shifting dullness (-)
A : Bising usus (+) normal

Genitalia: Tidak dilakukan

−/−
Ektremitas: akral hangat, edema −/− , clubbing finger (-)
Laboratorium & pemeriksaan
penunjang lainnya

Tanggal 05 November 2019 Fungsi hati


Laboratorium • SGOT : 21 U/L
Hematologi • SGPT : 27 U/L
Darah Rutin
• Hemoglobin : 14,6 g/dL Fungsi Ginjal
• Hematokrit : 43.7% • Ureum : 34 mg/dL
• Eritosit : 5470/uL • Kreatinin : 0.7 mg/dL
• Leukosit : 18.700/uL
• Trombosit : 201000/uL Diabetes
• MCV : 79.9% • GDS : 129 mg/dL
• MCH : 26,7 pg
• MCHC : 33,4 % Elektrolit
Natrium (Na) : 122 mEq/L
Kalium (K) : 4.0 mEq/L
Klorida (Cl) : 90 mEq/L
Analisa Gas Darah
• pH : 7,466
• p CO2 : 41,7 mmHg
• p O2 : 103 mmHg
• SO2 : 98,1 %
• BE-ecf : 6,4 C
• BE-b : 6,5 mmHg
• SBC : 30,3 mmHg
• HCO3 : 30,3 mmHg
• TCO2 : 31,6 mmHg
• A : 99,0 mmHg
• a/A : 1,0 mmHg
• O2CT : 20,2mL/dL
• PO2/FIO2 : 492,7
• Temperatur : 37,0 derajat Celcius
Tanggal 12 November 2019

Laboratorium

Fungsi hatiFungsi hati


• Albumin : 3,2 g/dL
• Imunoserologi
• Globulin : 2,80 g/dL • Anti HIV (reagen 1) : non reaktif
• SGOT : 15 U/L
• SGPT : 11 U/L • Tes Cepat Molekular sputum
• Bilirubin indirek : 0.7 mg/dL • MTB Detected
• Bilirubin total : 1,5 mg/dL
• Bilirubin direk : 0.80 mg/dL • Tes Resisten Rimfapicin
• Tidak Terdeteksi
Tanggal 14 November 2019

Foto Thorax

AP-lateral : pulmo : : tampak


infiltrat dan kavitas pada kedua
lapang paru, terdapat pembesaran
jantung, sinus dan diafragma baik.
Kesan : Tb paru
Ringkasan

– Seorang laki-laki berusia 33 tahun, dengan keluhan sesak sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Sesak
disetai lemas seluruh tubuh sejak. 1 bulan yang lalu, pasien mengeluhkan batuk berdahak, dengan konsistensi
kental, berwarna kuning kehijauan, tidak terdapat darah pada dahak. Dalam 2 minggu terakhir ini pasien
mengeluhkan adanya Meriang dan keringat saat malam hari hingga membasahi baju dan kepala. Pasien sudah
melakukan pengobatan dengan mengkonsumsi obat warung tetapi perbaikan hanya sementara.. Os juga
mengeluhkan penurunan nafsu makan serta adanya penurunan berat badan.. BAB dan BAK dalam batas normal.
– Os sebelum ini pernah mempunyai riwayat sakit Tb 3 tahun sebelum masuk rumah sakit. Dan memiliki riwayat
pengobatan OAT sampai tuntas . OS tidak ada riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, asma dan
alergi obat disangkal. Os sebelumnya merokok dan tinggal di tempat padat penduduk yang ventilasinya buruk
– Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, BMI berat badan kurang. Tekanan darah 95/65
mmHg, frekuensi nadi 125x/menit, frekuensi napas 32x/menit, suhu 38,1 oC dan saturasi oksigen 93%. Pada
pemeriksaan rontgen thorax tampak infiltrat pada kedua lapangan paru.
Diagnosis Kerja

Diagnosis Kerja
Tuberkulosis Paru Kasus Kambuh
– Dasar diagnosis: Dari anamnesis pasien didapati keluhan demam sejak 1 minggu yang lalu, OS
mengeluhkan ada batuk berdahak, ada keringat dingin pada waktu malam hari, sesak, dan nafsu makan
berkurang. Ada riwayat sakit Tb pada 3 tahun sebelum masuk rumah sakit dengan riwayat pengobatan
tuntas. Dari rontgen thorax rontgen thorax tampak infiltrat pada kedua lapang paru. Pemeriksaan
immunoserolgi anti HIV didapatkan tidak reaktif.
Diagnosis Banding

Bronkopneomoni
• Dasar diagnosis: Dari anamnesis pasien didapati keluhan
demam sejak 1 minggu yang lalu. OS mengeluhkan ada
batuk, kadang-kadang keringat dingin, sesak.

Bronkiekstasis
• Dasar diagnosis: Dari anamnesis pasien mengeluhkan ada
batuk, sesak napas, lemas, dan berkurangnya napsu makan.
Pemeriksaan yang Dianjurkan:

– Hematologi Rutin
– Foto toraks
– Sputum TCM
– Sputum BTA 3x
– Anti HIV
Pencegahan

– Vaksin BCG
– Memakai masker saat kontak dengan pasien TB
– Tutup mulut saat bersin, batuk dan tertawa.
– Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
– Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik.
Prognosis

– Ad Vitam : bonam
– Ad Fungsionam : bonam
– Ad Sanationam : bonam
Tuberkulosis

– Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh


bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar
kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya

berupa basil tidak membentuk spora, tidak bergerak,


panjang 2-4 nm. Obligat aerob yang tumbuh dalam media
kultur Loweinstein-Jensen, tumbuh baik pada suhu 37-
410C, dinding sel yang kaya lemak menyebabkan tahan
terhadap efek bakterisidal antibodi dan komplemen,
tumbuh lambat dengan waktu generasi 12-24 jam.
Etilogi

Mycobacterium tuberculosis
– sejenis kuman berbentuk batang
– panjang 2 – 4 μm
– tebal 0,3 – 0,6 μm (tidak berspora dan tidak berkapsul)
– dinding sel yang kaya lemak menyebabkan tahan terhadap
efek bakterisidal antibodi dan komplemen, tumbuh lambat
dengan waktu generasi 12-24 jam.


Epidemiologi

– Indonesia berada pada ranking kelima negara dengan beban TB tertinggi di dunia.
– Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660,000 (WHO, 2010)
– Estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus baru per tahun.
– Jumlah kematian akibat TB diperkirakan 61,000 kematian per tahunnya
– Menurut WHO 2014 terdapat 9,6 juta jiwa terjangkit TB dan 1,5 jt meninggal.
– 95% psien Tb adalah masyarakat menengah kebawah
– 75 % pasien TB masyarakat usia prduktif (15-50 th)
Penularan dan Faktor
Resiko Tuberkulosis
• Lokasi pertama koloni kuman TB di jaringan paru disebut Fokus Primer GOHN

• Inflamasi di saluran limfe (limfangitis) dan di kelenjar limfe (limfadenitis)

• bawah atau tengah  kelenjar limfe parahilus,


• apeks paru  kelenjar paratrakeal

Masa inkubasi TB
– 4 – 8 minggu dengan rentang waktu antara 2 – 12 minggu
– Dalam masa inkubasi tersebut, kumas tumbuh hingga mencpai 103 – 104 yaitu
(jumlah yang cukup untuk merangsang respons imunitas seluler)
Patogenesis
Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis TB milier bermacam-macam, bergantung pada banyaknya kuman dan jenis organ yang
terkena.
Gejala respiratorik:
– Batuk
– Sesak napas
– Nyeri dada
– Ronki, mengi

Gejala sistemik:
– Demam
– Malaise
– Keringat malam
– Anoreksia dan berat badan menurun
Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan Darah Lengkap


- Pemeriksaan dahak mikroskopik langsung
- Pemeriksaan biakan
- Foto thoraks
Pemeriksaan Foto Toraks

Pada pemeriksaan foto toraks, akan didapatkan:


– Bayangan berawan/noduler di segmen apical
dan posterior lobus atas paru dan segmen
superior lobus bawah
– Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi
oleh bayangan opak berawan atau nodular.
– Bayangan bercak milier
– Efusi pleura unilateral
– Fibrotik pada segmen apical atau lobus atas
– Kalsifikasi
– Fibrotoraks atau penebalan pleura.
Klasifikasi TB

lokasi anatomi riwayat pengobatan hasil bakteriologis dan status HIV


penyakit sebelumnya uji resistensi OAT

Kasus dgn riw. TB dgn HIV +


TB Paru Kasus baru Positif
Pengobatan

Kasus TB dgn HIV -


TB Ekstraparu negatif
kambuh

Tb dengan HIV tidak


Pengobatan diketahui
gagal

Putus obat

Riw pengobatan lainnya

Tidak diketahui riw


pengobtannya
Kategori I :
Kasus: TB paru BTA +, BTA -, lesi luas
Pengobatan: 2 RHZE/ 4 RH atau 2 RHZE/ 6 HE; 2RHZE/ 4R3H3.
Kategori II :
- Kasus: Kambuh
Pengobatan: RHZES/ 1RHZE/ sesuai hasil uji resistensi atau 2RHZES/ 1RHZE/5RHE
- Kasus: Gagal pengobatan
Pengobatan: kanamisin, ofloksasin, etionamid, sikloserin/ ofloksasin, etionamid, sikloserin atau 2RHZES/ 1RHZE
5RHE
- Kasus: TB Paru putus berobat
Pengobatan: 2RHZES/ !RHZE/ 5R3H3E3
Kategori III :
Kasus: TB paru BTA – lesi minimal
Pengobatan: 2 RHZE/ 4RH atau 6 RHE atau 2RRHZE 4 R3H3
Kategori IV:
- Kasus: Kronik
Pengobatan: RHZES/ sesuai hasil uji resistensi (minimal OAT yang sensitif) + obat lini 2 (pengobatan minimal
18 bulan).
- Kasus: MDR TB
Pengobatan: Sesuai uji resistensi+ OAT lini 2 atau H seumur hidup.6
Efek samping OAT
OAT Efek samping
Rifampicin - Kemerahan kulit dengan atau tanpa gatal
- Kuning (setelah penyebab lain disingkirkan, hepatitis)
- Syok, purpura, gagal ginjal akut
- Tidak napsu makan, mual dan nyeri perut
- Urin berwarna kemerahan atau oranye
- Sindrom flu (demam, menggigil, malaise, sakit kepala, nyeri tulang)
Isoniazid - Kemerahan kulit dengan atau tanpa gatal
- Kuning (setelah penyebab lain disingkirkan, hepatitis)
- Tidak napsu makan, mual dan nyeri perut
- Rasa terbakar, kebas atau kesemutan pada tangan atau kaki
- Mengantuk
Efek samping OAT
Pirazinamid - Kemerahan kulit dengan atau tanpa gatal
- Kuning (setelah penyebab lain disingkirkan, hepatitis)
- Tidak napsu makan, mual dan nyeri perut
- Nyeri sendi
Etambutol Gangguan penglihatan (setelah gangguan lain disingkirkan)
Streptomisin - Kemerahan kulit dengan atau tanpa gatal
- Tuli (bukan disebabkan oleh kotoran)
- Pusing (vertigo dan nistagmus)
- Penurunan jumlah urin
Sebagian Bingung (diduga gangguan hepar berat bila bersamaan dengan kuning)
besar OAT
Komplikasi

Hemoptisis
Kolaps Bronkiektasis
berat

Pneumototaks Penyebaran Insufisiensi


infeksi ke Kardio
(jarang terjadi) organ lain pulmoner
Prognosis

– Jika tidak diobati, tuberkulosis milier hampir selalu berakibat fatal.


Meskipun sebagian besar kasus tuberkulosis milier dapat diobati,
angka kematian untuk orang dewasa 25 hingga 30%. Salah satu
penyebab utama tingginya angka kematian ini termasuk
terlambatnya deteksi penyakit yang disebabkan oleh gejala yang
tidak spesifik.
Kesimpulan

– Tuberkulosi (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di


dunia ini dan merupakan masalah besar di Indonesia, meskipun penanganan TB
sudah dilakukan selama berpuluh tahun. Jadi, penanganan dan edukasi yang
tepat kepada pasien TB mampu menurunkan angka prevalens TB di waktu
mendatang.

Anda mungkin juga menyukai