Anda di halaman 1dari 54

ALAT INDUSTRI KIMIA :

SOLID HANDLING

Dosen :
Hendrini Pujiastuti,ST.

Program Pendidikan dan Pelatihan


Teknisi Industri Kimia (P3TIK)
Size Reduction

Istilah pengecilan ukuran/kominusi (size reduction) digunakan


dalam praktek dimana partikel padatan terpotong atau
terpecah menjadi ukuran-ukuran yang lebih kecil.

Misalnya: bongkahan-bongkahan bijih logam dihaluskan


menjadi ukuran-ukuran yang bisa diproses lanjut dengan
lebih mudah; bahan-bahan kimia sintetis dihaluskan
menjadi serbuk; lembaran-lembaran plastik dipotong-
potong menjadi ukuran kecil dan bentuk tertentu, dan lain-
lain.
Prinsip – prinsip kominusi
Kompresi (penekanan) – compression
Biasanya untuk reduksi partikel yang keras dan kasar, menjadi beberapa
partikel kecil.
Contoh: pemecah kacang (nutcracker)
Impak (pembenturan) – impaction
Dipakai untuk mereduksi partikel yang keras, menjadi partikel-partikel
berukuran lebih kecil sampai partikel halus. Contoh: palu (hammer)
Atrisi (penggerusan/gesekan) – attrition or rubbing
Umumnya dipakai untuk menghaluskan partikel-partikel lunak dan non-
abrasive. Contoh: penggerus.
Pemotongan – cutting
Digunakan untuk memotong partikel (biasanya berbentuk lempeng
/lembaran) sehingga berukuran lebih kecil atau mempunyai bentuk
tertentu. Umumnya tidak menghasilkan partikel-partikel yang
lembut/halus. Contoh: gunting.
Kriteria Alat Kominusi

Kriteria ideal untuk alat-alat kominusi secara


umum adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai kapasitas yang besar/fleksibel.


2. Konsumsi energi kecil per satuan produk
yang dihasilkan
3. Menghasilkan produk sesuai dengan
spesifikasi (umumnya: berukuran tertentu
dan seseragam mungkin).
Beberapa istilah Size Reduction (SR)
Beberapa istilah Size Reduction
Beberapa istilah Size Reduction
Rittinger Number

Semakin besar nilai Rittinger Number maka semakin lunak


material tersebut (kekerasannya menurun).
CRUSHER

Crusher merupakan mesin penghancur padatan


berkecepatan rendah, digunakan untuk padatan kasar
dalam jumlah yang besar.
Mekanisme penghancuran dilakukan dengan cara penekanan
(compression). Ada beberapa jenis, diantaranya:

1. Jaw crushers (dan berbagai modifikasinya).


2. Gyratory crusher (dan berbagai jenis/modifikasinya).
3. Crushing Rolls (mesin penggilas): toothed roll dan smooth-
roll crusher.
1. Jaw Crusher
 Pada mesin ini umpan dimasukkan di antara dua rahang (jaw).
 Rahang tersebut dipasang sedemikian rupa sehingga
membentuk V.
 Satu rahang landasan dipasang hampir vertikal dan tidak
bergerak. Rahang satunya rahang ayun bergerak bolak-balik
dalam bidang horisontal. Rahang ayun membuat sudut 20 –
30 derajat terhadap rahang landasan.
 Rahang ayun digerakkan oleh gaya eksentris sehingga
memberikan gaya kompresi yang cukup besar terhadap
bongkahan-bongkahan yang terjepit di antara ke dua rahang.
 Kedua rahang membuka dan menutup sebanyak 200 – 400
kali per menit.
Prinsip Kerja :

Roda (flywheel) berputar


menggerakkan lengan pitman
naik turun karena adanya
sumbu eccentric. Gerakan
naik-turun dari lengan pitman
menyebabkan toggle
bergerak horisontal (kekiri
dan kekanan)  movable jaw
bergerak menekan dan
memecah bongkah-bongkah
padatan yang masuk dan
melepaskannya saat movable
jaw bergerak menjauhi fixed
jaw.
Contoh di industri
2. Gyratory Crusher
 Mesin ini mempunyai rahang bundar (circular jaw).
 Sebuah crushing head yang berbentuk kerucut
berputar di dalam sebuah funnel shaped casing
yang membuka ke atas.
 Crushing tersebut bertugas memecahkan umpan
yang masuk.
 Keuntungan dari mesin ini adalah pemeliharaannya
lebih mudah, daya yang diperlukan per ton umpan
lebih kecil bila dibandingkan dengan jaw crusher.
3. Smooth Roll Crusher
 Smooth roll crusher memiliki dua buah roll logam
berat yang memiliki permukaan licin.
 Kedua roll berputar satu sama lain dengan
kecepatan sama antara 50 – 300 putaran/menit.
 Mesin ini merupakan pemecah sekunder dengan
umpan berukuran 0,5 – 3 inchi yang menghasilkan
produk dengan ukuran kira-kira 20 mesh.
 Alat ini bekerja dengan kompresi.
Prinsip Kerja :
Dua batangan logam horizontal
diputar dengan arah yang
berlawanan dengan kecepatan yang
sama. Umpan masuk ke celah-celah
roll, tertekan dan pecah. Ukuran
produk dapat diatur dengan
mengatur jarak antara 2 silinder.
 Sebagai alat penghancur, saat ini
kurang disukai karena roll-nya
mudah koyak; terutama jika
digunakan untuk material keras 
Roll-Crusher tidak cocok untuk
batuan keras.
 Biasanya banyak digunakan untuk
penghancuran batubara; fosfat dan
batuan-batuan dengan kandungan Smooth roll crusher
silikat rendah!
4. Toothed Roll Crusher

 Mesin ini mempunyai dua buah roll dengan gigi yang


berbentuk piramid, atau bisa juga satu roll bergigi
dan satunya lagi dengan permukaan yang licin.
 Kecepatan kedua roll tidak sama.
 Roll bergigi bekerja merobek umpan yang melaju
dengan kecepatan lambat , sedangkan roll dengan
permukaan licin melaju dengan kecepatan tinggi.
 Disamping bekerja dengan kompresi, alat ini juga
bekerja dengan pukulan (impact) dan geseran.
Toothed Crusher

Prinsip Kerja :
Roda (Flywheel) berputar, akan memutar toothed roll yang terhubung dengan flywheel.
Bongkahan padatan yang masuk akan tergencet pada wear plate/crushing plate dan akan
pecah. Gigi-gigi pada roll selanjutnya akan menggerus partikel-partikel padatan menjadi
ukuran yang lebih kecil lagi.
GRINDER (IMPACTOR)
Istilah grinder biasanya digunakan untuk mesin-mesin
kominusi dengan kapasitas sedang. Produk dari crusher,
jika perlu dihaluskan lagi, biasanya dilakukan oleh
grinder.
Mekanisme kominusi dilakukan dengan cara
pembenturan/pemukulan (impact) dan atrisi (gesekan antar
partikel). Beberapa jenis grinder diantaranya:
1. Hammer Mills; Impactor
2. Rolling-compression mills, diantaranya: (a). Bowl Mills; (b).
Roller Mills.
3. Attrition Mills
4. Tumbling Mills, diantaranya: (a). Rod-Mills; (b). Ball-Mills;
Pebble Mills; (c). Tube Mills; Compartment Mills.
1. Hammer Mills
 Penggiling ini memiliki sebuah rotor yang berputar dengan
kecepatan tinggi dalam sebuah casing yang berbentuk silinder.
 Umpan masuk dari bagian puncak casing dan dihancurkan
selanjutnya keluar melalui bukaan pada dasar casing.
 Umpan dipecahkan oleh seperangkat palu ayun yang berada
pada piring rotor.
 Kemudian pecahan itu terlempar pada anvil plate di dalam
sebuah casing sehingga dipecah lagi menjadi bagian yang lebih
kecil.
 Lalu digosok menjadi serbuk, dan akhirnya didorong oleh palu
ke luar bukaan yang dilapisi dengan ayakan.
1. Hammer Mill

Bongkahan padatan yang masuk dipecah oleh palu-palu (hammers) yang terpasang pada ujung cakram yang
berputar (revolving disk). Pada non-reversible hammer-mill, padatan yang pecah selanjutnya digerus pada dinding
dan keluar melalui kisi-kisi (grid). Pada reversible hammer-mill, butir-butir padatan akan ditumbuk berkali-kali oleh
hammer ke crushing plate/breaker plate/anvils yang dibuat bergerigi. Butiran pecah karena terpukul oleh palu,
terbentur dinding (crushing plate) atau bertumbukan dengan butir lain. Ukuran padatan keluar dapat diatur
dengan memasang kisi-kisi (grid) dengan ukuran lubang kisi seperti yang diinginkan.
2. Impactor
 Impactor menyerupai hammer mills tetapi tidak
dilengkapi dengan ayakan.
 Impactor merupakan mesin pemecah primer untuk
batuan dan biji dengan kemampuan mengolah
sampai 600 ton/jam.
 Pada impactor hanya terjadi aksi pukulan. Rotornya
dapat dijalankan kedua arah yang sama.
 Hal ini dilakukan untuk memperpanjang umur palu-
palunya.
3. Bowl (Roller) Mill

Prinsip Kerja :
Umpan masuk dari feed hopper kedalam
mangkok yang berputar (mangkok dilapisi
dengan bahan dengan kekerasan >
kekerasan bahan yang digerus  grinding
ring). Didalam mangkok tersebut, butiran-
butiran padatan tergerus oleh roller yang
berputar berlawanan arah dengan arah
putaran mangkok. Partikel-partikel yang
cukup halus akan terbawa keatas oleh
udara (yang dihembuskan kedalam roller-
mill) dan keluar keatas. Diluar, produk
selanjutnya ditangkap menggunakan
cyclone.
4. Atrition Mills
 Partikel-partikel zat padat lunak digosok-gosok di
antara alur permukaan datar piring-piring bundar
(circular disk) yang berputar.
 Sumbu piring biasanya horisontal, tapi kadang-
kadang vertikal.
 Pada single runner mills satu piring diam dan satu
lagi berputar dengan kecepatan tinggi dalam arah
yang berlawanan.
 Pada single runner mill, diameter cakram 10
sampai 54 in (250 sampai 1370 mm), dengan
kecepatan putar antara 350 sampai 750 rpm.
 Pada double runner mill, kecepatan putar lebih
tinggi yaitu antara 1200 sampai 1700 rpm.
 Ukuran umpan maksimum sekitar ½ in ( 12 mm ).
 Ukuran produk biasanya lolos 200 mesh.
5. Ball Mills

 Ball mill merupakan sebuah silinder horizontal


dengan diameter sama dengan panjangnya, yang
dilapisi dengan suatu plat tebal.
 Keluaran (discharge) mesin ini dilengkapi dengan
suatu ayakan dengan mesh yang kasar. Partikel
yang tidak lolos ayakan akan dikembalikan ke
dalam mesin untuk diproses lebih lanjut.
 Mill diputar oleh sebuah gear yang ditempatkan
pada salah satu ujung silinder.
 Dalam operasinya ball mills menggunakan bola
dengan berbagai ukuran yang bekerja secara
kontinyu dengan cara atrisi (gesekan), sehingga
perlu disuplai bola yang baru untuk mengganti
bola yang aus.
 Jika ball mills diputar dengan kecepatan yang lebih
tinggi, maka daya dibutuhkan akan lebih banyak.
Konsumsi daya yang berlebih digunakan untuk
menaikkan tingkat kehalusan produk yang didapat.
Prinsip Kerja :

Silinder/kompartemen berputar pada


sumbu horisontalnya. Partikel-partikel
padatan didalam akan terlempar dan
tergilas bola-bola penggilas menjadi
butir-butir yang sangat halus. Produk
halus dikeluarkan dengan:
 overflow melalui lubang yang
terpasang pada sumbu (hollow
trunnion), dan/atau
 kemiringan dan partikel keluar melalui
lubang-lubang pada periferi (lubang-
lubang pada sisi bagian keluar mill),
dan/atau
 dihembus oleh udara (untuk partikel-
partikel yang sangat halus dan kering).
Contoh ball mill di industri
ULTRAFINE GRINDER
Banyak produk-produk serbuk mempersyaratkan ukuran
sangat halus, sekitar 1 – 20 m. Mills yang dapat
menghaluskan padatan sampai ukuran tersebut diatas
disebut dengan ultrafine grinder. Penghalusan ultra halus
(ultrafine grinding) dapat dilakukan dengan beberapa
cara, antara lain dengan ;

1. Hammer mill berkecepatan sangat tinggi, dilengkapi


dengan kisi-kisi penyaring padatan;
2. Fluid energy atau jet-mills; atau
3. wet-grinding dalam sebuah mill berpengaduk.
1. Fluid Energi Mills

Prinsip Kerja :
Dalam mill ini, partikel-partikel
padatan disuspensikan dalam
arus gas pembawa berkecepatan
tinggi. Aliran padatan-gas dibuat
sirkular atau eliptikal (melingkar-
lingkar). Reduksi ukuran dapat
terjadi karena benturan atau
gesekan antara partikel padatan
dengan dinding saluran/mill.
Reduksi ukuran paling dominan
terjadi karena tumbukan dan
gesekan antara partikel sendiri
(intraparticle attrition).
Berdasarkan Prinsip Pengangkutan
1. Prinsip Pengangkutan Horisontal Conveyor
2. Prinsip Pengangkutan Vertikal Elevator

Fixed Belt Conveyor

Screw Conveying System

Elevator
Berdasarkan Cara Pengangkutan
1. Cara Mekanis (Bantuan Alat)
2. Cara Pneumatis (Bantuan Aliran Udara)
3. Cara Hidrolis (Bantuan Aliran Air)
4. Gaya Gravitasi
Pemilihan jenis alat transportasi padatan didasarkan pada
beberapa pertimbangan :
1. Kapasitas pengangkutan
2. Jarak pengangkutan
3. Elevasi pengangkutan
4. Karakteristik bahan yang diangkut
5. Ada/tidaknya proses lain saat pengangkutan
6. Umur alat
7. Harga alat
CONVEYOR
1. Screw Conveyor
 Prinsip Kerja : bahan didorong oleh ulir yang
berputar
 Efek samping :
• terjadi pengecilan ukuran
• terjadi pencampuran yang baik
 Dapat digunakan sebagai alat pencampuran
 Dapat mentranspor bahan dengan sudut elevasi
tertentu
 Dapat digunakan untuk semua jenis bahan,
terutama bahan-bahan jenis pasta, butir-butir
lengket
 Diameter screw tergantung dari ukuran bahan
CONVEYOR

2. Vibrating Conveyor

 Memanfaatkan vibrasi dan gaya


gravitasi
 Terdiri atas lebih dari 1 papan
yang digetarkan dan dipasang
miring searah aliran bahan.
 Digunakan sekaligus untuk proses
pemisahan ukuran (screening)
CONVEYOR

3. Apron Conveyor

 Bahan belt dibuat


berupa plat-plat terbuat
dari besi/ logam atau
kayu
CONVEYOR

4. Roller Conveyor

 Agak sedikit miring.


 Gaya yang digunakan adalah gaya
berat.

Chain Driven Roller Conveyors

Gravity Roller Conveyor


ELEVATOR
 Ada tiga jenis :
1. Centrifugal Discharge Elevator
2. Positive Discharge Elevator
3. Continuous Discharge Elevator
Centrifugal Discharge Elevator

• It is the most common.


• Great travelling speeds (1.2 and 1.4 m/s).
• The separation distance between the buckets is 2 to 3
times the bucket height.
Positive Discharge Elevator

 Positive Discharge Elevator, cocok untuk


bahan yang sticky
The positive-discharge bucket elevator
should be considered where materials tend
to stick in the buckets or where fluffy
materials are handled.
Continuous Discharge Elevator
 Untuk kapasitas yang lebih
besar.
 Dengan bucket yang
dipasang saling berdekatan.
 Bahan yang cocok : large
lump material
Pneumatic Conveyor
 Transpor bahan karena adanya bantuan fluida gas
yang mengalir.

Pressure System
(ditiup)
Sistem
Pengangkutan
Suction System
(diisap)
1. Pressure system conveying
49

Udara bersih
Air

Scrubber

Air + kotoran
Material In Bag Filter
Rotary Valve
Udara

Filter Blower (+)

Material Out

material Gas

Gas

material
Pressure system conveying
50

Penumatic Conveying System,


c. Pressure system ventury feeder
2. Vacuum system conveying
51

Material
Blower/Exhauster

Material

Penumatic Conveying System,


Alat Pengumpan (Feeder)

1. Vibrating Feeder 2. Screw Feeder


Alat Pengumpan (Feeder)

3. Belt/Apron Feeder 4. Table Feeder


Alat Pengumpan (Feeder)

5. Vibratory Feeder 6. Star Feeder

Anda mungkin juga menyukai