Sieving
Sieving
SOLID HANDLING
Dosen :
Hendrini Pujiastuti,ST.
Prinsip Kerja :
Roda (Flywheel) berputar, akan memutar toothed roll yang terhubung dengan flywheel.
Bongkahan padatan yang masuk akan tergencet pada wear plate/crushing plate dan akan
pecah. Gigi-gigi pada roll selanjutnya akan menggerus partikel-partikel padatan menjadi
ukuran yang lebih kecil lagi.
GRINDER (IMPACTOR)
Istilah grinder biasanya digunakan untuk mesin-mesin
kominusi dengan kapasitas sedang. Produk dari crusher,
jika perlu dihaluskan lagi, biasanya dilakukan oleh
grinder.
Mekanisme kominusi dilakukan dengan cara
pembenturan/pemukulan (impact) dan atrisi (gesekan antar
partikel). Beberapa jenis grinder diantaranya:
1. Hammer Mills; Impactor
2. Rolling-compression mills, diantaranya: (a). Bowl Mills; (b).
Roller Mills.
3. Attrition Mills
4. Tumbling Mills, diantaranya: (a). Rod-Mills; (b). Ball-Mills;
Pebble Mills; (c). Tube Mills; Compartment Mills.
1. Hammer Mills
Penggiling ini memiliki sebuah rotor yang berputar dengan
kecepatan tinggi dalam sebuah casing yang berbentuk silinder.
Umpan masuk dari bagian puncak casing dan dihancurkan
selanjutnya keluar melalui bukaan pada dasar casing.
Umpan dipecahkan oleh seperangkat palu ayun yang berada
pada piring rotor.
Kemudian pecahan itu terlempar pada anvil plate di dalam
sebuah casing sehingga dipecah lagi menjadi bagian yang lebih
kecil.
Lalu digosok menjadi serbuk, dan akhirnya didorong oleh palu
ke luar bukaan yang dilapisi dengan ayakan.
1. Hammer Mill
Bongkahan padatan yang masuk dipecah oleh palu-palu (hammers) yang terpasang pada ujung cakram yang
berputar (revolving disk). Pada non-reversible hammer-mill, padatan yang pecah selanjutnya digerus pada dinding
dan keluar melalui kisi-kisi (grid). Pada reversible hammer-mill, butir-butir padatan akan ditumbuk berkali-kali oleh
hammer ke crushing plate/breaker plate/anvils yang dibuat bergerigi. Butiran pecah karena terpukul oleh palu,
terbentur dinding (crushing plate) atau bertumbukan dengan butir lain. Ukuran padatan keluar dapat diatur
dengan memasang kisi-kisi (grid) dengan ukuran lubang kisi seperti yang diinginkan.
2. Impactor
Impactor menyerupai hammer mills tetapi tidak
dilengkapi dengan ayakan.
Impactor merupakan mesin pemecah primer untuk
batuan dan biji dengan kemampuan mengolah
sampai 600 ton/jam.
Pada impactor hanya terjadi aksi pukulan. Rotornya
dapat dijalankan kedua arah yang sama.
Hal ini dilakukan untuk memperpanjang umur palu-
palunya.
3. Bowl (Roller) Mill
Prinsip Kerja :
Umpan masuk dari feed hopper kedalam
mangkok yang berputar (mangkok dilapisi
dengan bahan dengan kekerasan >
kekerasan bahan yang digerus grinding
ring). Didalam mangkok tersebut, butiran-
butiran padatan tergerus oleh roller yang
berputar berlawanan arah dengan arah
putaran mangkok. Partikel-partikel yang
cukup halus akan terbawa keatas oleh
udara (yang dihembuskan kedalam roller-
mill) dan keluar keatas. Diluar, produk
selanjutnya ditangkap menggunakan
cyclone.
4. Atrition Mills
Partikel-partikel zat padat lunak digosok-gosok di
antara alur permukaan datar piring-piring bundar
(circular disk) yang berputar.
Sumbu piring biasanya horisontal, tapi kadang-
kadang vertikal.
Pada single runner mills satu piring diam dan satu
lagi berputar dengan kecepatan tinggi dalam arah
yang berlawanan.
Pada single runner mill, diameter cakram 10
sampai 54 in (250 sampai 1370 mm), dengan
kecepatan putar antara 350 sampai 750 rpm.
Pada double runner mill, kecepatan putar lebih
tinggi yaitu antara 1200 sampai 1700 rpm.
Ukuran umpan maksimum sekitar ½ in ( 12 mm ).
Ukuran produk biasanya lolos 200 mesh.
5. Ball Mills
Prinsip Kerja :
Dalam mill ini, partikel-partikel
padatan disuspensikan dalam
arus gas pembawa berkecepatan
tinggi. Aliran padatan-gas dibuat
sirkular atau eliptikal (melingkar-
lingkar). Reduksi ukuran dapat
terjadi karena benturan atau
gesekan antara partikel padatan
dengan dinding saluran/mill.
Reduksi ukuran paling dominan
terjadi karena tumbukan dan
gesekan antara partikel sendiri
(intraparticle attrition).
Berdasarkan Prinsip Pengangkutan
1. Prinsip Pengangkutan Horisontal Conveyor
2. Prinsip Pengangkutan Vertikal Elevator
Elevator
Berdasarkan Cara Pengangkutan
1. Cara Mekanis (Bantuan Alat)
2. Cara Pneumatis (Bantuan Aliran Udara)
3. Cara Hidrolis (Bantuan Aliran Air)
4. Gaya Gravitasi
Pemilihan jenis alat transportasi padatan didasarkan pada
beberapa pertimbangan :
1. Kapasitas pengangkutan
2. Jarak pengangkutan
3. Elevasi pengangkutan
4. Karakteristik bahan yang diangkut
5. Ada/tidaknya proses lain saat pengangkutan
6. Umur alat
7. Harga alat
CONVEYOR
1. Screw Conveyor
Prinsip Kerja : bahan didorong oleh ulir yang
berputar
Efek samping :
• terjadi pengecilan ukuran
• terjadi pencampuran yang baik
Dapat digunakan sebagai alat pencampuran
Dapat mentranspor bahan dengan sudut elevasi
tertentu
Dapat digunakan untuk semua jenis bahan,
terutama bahan-bahan jenis pasta, butir-butir
lengket
Diameter screw tergantung dari ukuran bahan
CONVEYOR
2. Vibrating Conveyor
3. Apron Conveyor
4. Roller Conveyor
Pressure System
(ditiup)
Sistem
Pengangkutan
Suction System
(diisap)
1. Pressure system conveying
49
Udara bersih
Air
Scrubber
Air + kotoran
Material In Bag Filter
Rotary Valve
Udara
Material Out
material Gas
Gas
material
Pressure system conveying
50
Material
Blower/Exhauster
Material