Anda di halaman 1dari 34

SEMINAR PROPOSAL

JURUSAN TEKNIK SIPIL, FAKULTAS TEKNIK

Kamis, 21 November 2019


RUANG SEMINAR 1
PENGARUH PENGGUNAAN SUBSTITUSI FLYASH, AGREGAT HALUS,
AGREGAT KASAR, DAN FILLER BIJIH BESI TERHADAP KUAT GESER,
DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI HYBRID

Muhammad Anton Fajri


1304101010022

Pembimbing : Co. Pembimbing :

Dr. Teuku Budi Aulia, S.T.Dipl,Ing Dr. Ir. Muttaqin, M.T


NIP. 19670529 199403 1 001 NIP. 19660615 199009 1 001

2
ALUR PRESENTASI

1 PENDAHULUAN 4 RENCANA HASIL & PEMBAHASAN


Latar Belakang, Permasalahan, dan Tujuan Hasil yang akan didapatkan.
Penelitian.

2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 5 KESIMPULAN & SARAN


Teori Dasar dan Rumusan Masalah dalam Kesimpulan dan Saran yang akan didapatkan.
penelitian.

3 METODOLOGI PENELITIAN
Metode pelaksanaan yang akan dilakukan
dalam penelitian.

3
1. PENDAHULUAN

TUJUAN
RUMUSAN PENELITIAN
LATAR BELAKANG MASALAH
• Pemanfaatan
• Beton merupakan • Perkembangan inovasi dan
material yang sering di- inovasi dan teknologi pada
gunakan. teknologi pada beton mutu tinggi
• Mudah dibentuk dan beton mutu tinggi. Hybrid.
relatif murah. • Beton ekonomis, • Melihat perilaku
• Banyak diaplikasikan inovatif, bermutu bahan alternatif
pada konstruksi besar. dan ramah terhadap sifat
lingkungan mekanis beton

4
II. TINJAUAN 1 Beton Mutu Tinggi
PUSTAKA
Semen Portland
(1/2) 2

3 Cangkang Sawit
Abu Terbang Batu Bara
4 (FlyAsh)

5 Pasir Pozzolan

Nanomaterial Bijih Besi

5
II. TINJAUAN 7 Superplasticizer
PUSTAKA
(2/2) 8 Kuat Geser Beton

9 Modulus Elastisitas

10 Analisis Data

11 Analisis Varian

6
2.1 Beton Mutu Tinggi

Kuat tekan 40 Mpa – 80 Mpa

FAS 0,2 – 0,35

Porositas beton yang rendah

Menurut Newman dan Choo (2013) ada tiga cara untuk meningkatkan kekuatan
beton : 1. Peningkatan kekuatan pasta semen
2. Pemilihan kualitas agregat yang baik
3. Peningkatan kuat lekatan antara pasta semen dengan agregat

7
2.2 Semen Portland (1/2)
Berdasarkan SNI 15-2049-2004, jenis dan penggunaan semen
Portland terbagi dari 4, yaitu :
1. Tipe I (Ordinary Portland Cement), semen untuk pengunaan
umum, tidak memerlukan persyaratan khusus (panas hidrasi,
ketahanan terhadap sulfat, kekuatan awal).
2. Tipe II (Moderate Sulphate Cement), semen untuk beton yang
tahan terhadap sulfat sedang dan mempunyai panas hidrasi
sedang.
3. Tipe III (High Early Strength Cement), semen untuk beton dengan
kekuatan awal tinggi (cepat mengeras).
4. Tipe IV (Low Heat of Hydration Cement), semen untuk beton yang
memerlukan panas hidrasi rendah, dengan kekuatan awal
rendah.
5. Tipe V (High Sulphate Resistance Cement), semen untuk beton
yang tahan terhadap kadar sulfat tinggi.
8
2.2 Semen Portland (2/2)
Sususan Oxide dari semen Portland (Antono, 1995), dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Unsur kimia Persentase (%)

Kapur (CaO) 63

Silika (SiO2) 22

Alumunia (Al2O3) 7

Besi (Fe2O3) 3

Magnesia (MgO) 2

Sulfur (SO3) 2
Sumber : Antono, 1995
9
2.3 Cangkang Sawit
Unsur Kimia Persentase (%)

Silika Dioksida (SiO2) 89,91

Kalsium Karbonat (CaCO3) 2,47

Magnesium Karbonat
0,73
(MgCO3)

Besi Oksida (Fe2O3) 0,19

Aluminium Oksida (Al2O3) 0,001

Tabel Komposisi Kandungan Kimia Cangkang Sawit Gambar Abu Cangkang Sawit dan Ketel (Boiler)
Sumber : Siregar, 2008 Sumber : Hafiz dan Danil (2014)

10
2.4 Abu Terbang Batu Bara (FlyAsh)
Senyawa Kimia Jenis F Jenis C Menurut Sebayang (2006) beberapa keunggulan
menggunakan Abu Terbang batu bara ialah
sebagai berikut :
Oksida Silika (SiO2) + Oksida Alumina
(AL2O3) + 70.0 50.0 Kelecekan adukan beton bertambah.
Oksida Besi (Fe2O3), minimum %
Adukan beton menjadi kohesif.
Trioksida Sulfur (SO3), maksimum % 5.0 5.0

Mengurangi segregasi.
Kadar Air, Maksimum % 3.0 3

Kehilangan Panas, maksimum % 6.0 6.0 Kuat tekan optimum diperoleh pada
umur 56 hari dengan kadar
penambahan 20% dari berat semen.
Sumber : ASTM C.618-95:305

11
2.5 Pasir Pozzolan

Menurut ASTM C 618-86 pozzolan terbagi menjadi tiga


kelas sebagai berikut :

Kelas N
- Pozzolan alami atau hasil pembakar
pozzolan alam.

Kelas C

Kelas F

12
2.6 Nanomaterial Bijih Besi
Ukuran
material
sangat
kecil

Material Menambah
Nano
berukuran 1 kekuatan
teknologi
– 100 nm beton

Nanoscale =
sepersepuluh
micrometer

13
2.7 Superplasticizer

Sika Viscocrete-10 bekerja dengan cara memisahkan butiran semen


sehingga akan diperoleh sifat - sifat berikut:
1. Pengurangan air dalam jumlah besar (hingga 30%), sehingga
menghasilkan kepadatan tinggi dan mengurangi permeabilitas.

2. Efek plasticizing yang sangat baik.

3. Mengurangi retak dan susut.

4. Memperbaiki sifat kedap air (watertight).

14
2.8 Kuat Geser Beton (1/2)
12,5 cm

7,5 cm
30 cm
7,5 cm

5 cm
d =15 cm

b =10 cm
30 cm

Distribusi Tegangan Geser Murni Dimensi Benda Uji Prisma

Elemen akan berputar apabila hanya kedua


tegangan vertikal yang timbul dan bekerja.
Maka untuk mempertahankan kesinambungan
harus ada tegangan geser yang bekerja pada
permukaan horizontal yang besarnya sama
tetapi arahnya berlawanan terhadap tegangan
geser vertikal (Dipohusodo, 1994).
15
2.8 Kuat Geser Beton (2/2)

Pengujian kuat geser murni mengacu pada standard ASTM dengan


beban tekan dari tumpuan. Dari hasil pengujian diketahui besarnya beban
maksimal yang mampu ditahan oleh prisma untuk menghitung kuat geser
murni yang terjadi. Kuat geser murni dapat dihitung dengan persamaan :

v = V/(b.d)
Dimana :
v = tegangan geser (kg/cm2);
V = gaya geser (kg);
b = lebar bidang geser (cm); dan
d = tinggi bidang geser (cm)

16
2.9 Modulus Elastisitas

Dari pengujian tekan silinder beton 15/30 dihitung besarnya modulus elastisitas beton
dengan menggunakan rumus ASTM C 469-02 sebagai berikut :

𝑺𝟐 −𝑺𝟏
𝑬=
𝜺𝟐 −𝟎,𝟎𝟎𝟎𝟎𝟓
keterangan :
E = Modulus elastisitas beton (N/mm2);
S2= Tegangan yang terjadi saat beban 40 % Beban maksimum;
S1 = Tegangan yang terjadi saat regangan longitudinal mencapai 0,00005;
ε2 = Regangan longitudinal saat beban mencapai 40 % Beban Maksimum.

17
2.10 Analisis Data

σ𝑛𝑖=1 𝑋𝑖− 𝑋ത 2
𝑆=
Mutu pelaksanaan suatu penelitian dapat dilihat dari 𝑛−1
penyebaran nilai-nilai hasil pemeriksaan. Baik
tidaknya penyebaran yang diperoleh tersebut dapat σ𝑛𝑖=1 𝑋𝑖
𝑋ത =
dilihat dari simpangan baku (standar deviasi). Semakin 𝑛
kecil standar deviasi yang timbul, maka akan baik pula
mutu pelaksanaan penelitian. Besarnya standar deviasi
keterangan:
dihitung dengan menggunakan disamping( Anonim,
1971). S = standar deviasi;
xi = besarnya data ke-i (kg/cm2);
x = nilai rata-rata; dan
n = jumlah data.

18
2.11 Analisis Varian

Menurut Hines dan Montgomery (1990), bahwa untuk


menganalisa pengaruh suatu faktor terhadap suatu
perlakuan bisa digunakan analisa varian klasifikasi
dua arah untuk dua faktor yang diselidiki.
Dimana :
2 𝑦2 …
Sumber Jumlah Derajat Rata-rata 𝑢 𝑦 𝑖
Fo Hitung SSP = σ𝑖=1 −
Varian Kuadrat Kebebasan Kuadrat 𝑛 𝑁

𝑦2…
SST = σ𝑛𝑖=1 σ𝑢𝑖=1 𝑦 2 𝑖 −
𝑁
𝐒𝐒𝐏
Perlakuan SSP a-1 𝐌𝐒𝐏 =
𝐚−𝟏 SSE = SSP – SST
𝐌𝐒𝐏
𝐅𝐨 =
𝐌𝐒𝐄 Untuk :
𝐒𝐒𝐄
Error SSE N-a 𝐌𝐒𝐄 = N = total observasi
𝐚−𝟏
a = banyaknya perlakuan
Total SST N-1
n = jumlah pengulangan
19
III. METODE PENELITIAN

PERALATAN MIX DESIGN


PEMERIKSAAN
DAN CAMPURAN
MATERIAL
MATERIAL BETON

PEMBUATAN
PENGUJIAN
PERENCANAAN DAN
DAN ANALISIS
BENDA UJI PERAWATAN
DATA
BENDA UJI

20
3.1 Peralatan dan Material (1/5)
3.1.1 Peralatan yang digunakan Peralatan yang digunakan untuk pengujian benda uji adalah:

1. Oven; 1. Load Cell 100 ton;

2. Timbangan; 2. Mesin uji kuat tekan beton;

3. Satu set saringan; 3. Tranducers;

4. Gelas ukur berbagai ukuran; 4. Portable data logger; dan

5. Sekop; 5. Hydrolic jack.

6. Tongkat besi untuk pemadatan;


7. Pelat kaca;
8. Mesin pengaduk beton (concrete mixer) berkapasitas 90 liter;
9. Peralatan pengukuran slump (kerucut Abram’s);
10.Palu karet
11.Gerobak sorong
12.Cetakan benda uji silinder diameter 15 cm x tinggi 30 cm; dan
13.Cetakan benda uji prisma.
21
3.1 Peralatan dan Material (2/5)
3.1.2 Material yang digunakan

1.Semen portland;
2.Agregat halus (lebih kecil dari 2mm);
3.Agregat kasar (batu pecah maks 12mm);
4.Air;
5.FlyAsh batu bara;
6.Bongkahan cangkang sawit;
7.Pasir pozzolan;
8.Nanomaterial bijih besi;
9.Superplasticizer jenis Viscocrete-10.
22
3.1 Peralatan dan Material (3/5)

Lokasi pengambilan FlyAsh di PLTU Nagan Raya


23
3.1 Peralatan dan Material (4/5)

Lokasi pengambilan Cangkang Sawit di pabrik pengolahan kelapa sawit di wilayah Aceh Barat

24
3.1 Peralatan dan Material (5/5)

Lokasi pengambilan pasir pozzolan di Krueng Raya, Aceh Besar.

25
3.2 Pemeriksaan dan Perencanaan Campuran Beton

Pemeriksaan sifat-sifat fisis untuk agregat dan material


alternatif yang digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan ASTM, meliputi:
1. Berat jenis (ASTM C.127-93).
2. Absorpsi (ASTM C.128-93).
3. Berat volume (ASTM C. 127-88). Perencanaan campuran beton (mix design)
dimaksudkan untuk mengetahui komposisi atau proporsi
4. Analisa saringan (ASTM C. 136-93).
material-material penyusun beton. Hal ini dilakukan agar
proporsi campuran dapat memenuhi syarat teknis
secara ekonomis. Dalam penelitian ini mix design
direncanakan berdasarkan metode perbandingan berat
volume material penyusun beton. Mutu beton yang
direncanakan adalah dengan kuat tekan sebesar 70
MPa dan faktor air semen (FAS) sebesar 0,30.

26
3.3 Perencanaan Benda Uji (1/2)

Variasi dan jumlah benda uji


pengujian kuat geser (prisma) dan
modulus elastisitas (silinder).

Catatan : Semua variasi diatas ditambah filler nanomaterial bijih besi sebanyak 6% dan
superplasticizer sebanyak 1,5% dari berat semen.
27
3.3 Perencanaan Benda Uji (2/2)
1. Beton mutu tinggi normal, ditambah filler nanomaterial bijih 5. Beton mutu tinggi dengan substitusi fly ash abu bakar
besi (6%), dinamai dengan BMT-N. cangkang sawit (15%), agregat halus kerak boiler
cangkang sawit (20%), agregat kasar bongkahan
2. Beton mutu tinggi dengan substitusi fly ash batu bara (15%),
cangkang sawit (40%), dan ditambah filler
agregat halus pasir pozzolan (10%), agregat kasar bongkahan
nanomaterial bijih besi(6%), dinamai dengan BMT-
cangkang sawit (40%), dan ditambah filler nanomaterial bijih
ASCS.
besi (6%), dinamai dengan BMT-FBPP.
6. Beton mutu tinggi dengan substitusi fly ash abu
3. Beton mutu tinggi dengan substitusi fly ash batu bara (15%),
pozzolanik (10%), agregat halus pasir pozzolan (10%),
agregat halus kerak boiler cangkang sawit (20%), agregat
agregat kasar bongkahan cangkang sawit (40%), dan
kasar bongkahan cangkang sawit (40%), dan ditambah filler
ditambah filler nanomaterial bijih besi (6%), dinamai
nanomaterial bijih besi (6%), dinamai dengan BMT-FBCS.
dengan BMT-APPP.
4. Beton mutu tinggi dengan substitusi fly ash abu bakar
7. Beton mutu tinggi dengan substitusi fly ash abu
cangkang sawit (15%), agregat halus pasir pozzolan (10%),
pozzolanik (10%), agregat halus kerak boiler cangkang
agregat kasar bongkahan cangkang sawit (40%), dan ditambah
sawit (20%), agregat kasar bongkahan cangkang sawit
filler nanomaterial bijih besi (6%), dinamai dengan BMT-ASPP.
(40%), dan ditambah filler nanomaterial bijih besi (6%),
dinamai dengan BMT-APCS. 28
3.4 Pembuatan dan Perawatan Benda Uji

Ilustrasi proses pembuatan dan perawatan benda uji beton silinder

29
3.5 Prosedur Pengujian dan Analisis Data (1/2)

3.5.1 Pengujian Kuat Geser Beton

Pengujian kuat geser dilakukan berdasarkan SNI


03-1973-1990. Benda uji yang akan digunakan
adalah prisma 30 cm x 30 cm x 10 cm. Pengujian
akan dilakukan dua kali yaitu pada umur 28 hari
dan 56 hari dengan mesin penguji kuat tekan
merek Ton Industrie buatan Mannheim Jerman
dan Portable Data Logger TDS-302 buatan
Jepang untuk memperoleh data regangan

Gambar Set up Pengujian Kuat Geser Murni Beton


30
3.5 Prosedur Pengujian dan Analisis Data (2/2)

3.5.2 Pengujian Modulus Elastisitas Beton

Pengujian modulus elastisitas direncanakan


dua kali yaitu pada umur beton 28 hari dan
56 hari. Benda uji yang direncanakan dalam
pengujian ini adalah silinder beton dengan
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Perawatan
benda uji dilakukan dengan cara merendam
benda uji selama 27 hari dan 55 hari dan
dikeringkan sehari sebelum dilakukan
pengujian. Pengujian ini menggunakan mesin
uji tekan (compacting testing machine).

Gambar Set up Pengujian Modulus Elastisitas Beton


31
IV. Rencana Hasil dan Pembahasan
• Melihat pengaruh penggunaan material
alternatif/tambahan terhadap sifat mekanis beton mutu
1 tinggi Hybrid.

• Pemanfaatan limbah yang terdapat di lingkungan


sebagai agregat beton agar menciptakan beton
2 ekonomis, ramah lingkungan, dan bermutu.

• Dapat melihat variasi paling optimum terhadap hasil dari


pengujian sifat mekanis beton mutu tinggi tersebut.
3
32
V. KESIMPULAN & SARAN

KESIMPULAN SARAN

Dengan dilaksanakan penelitian


Saran akan disampaikan berdasarkan
ini diharapkan dapat ikut serta
hasil penelitian dan kesimpulan yang
dalam pengembangan inovasi,
diperoleh. Saran tersebut diharapkan
khususnya dalam dunia
bisa memberi masukan bagi peneliti
konstruksi dan diharapkan dapat
yang akan melanjutkan penelitian ini
berdampak positif bagi
dikemudian hari.
lingkungan dan masyarakat.

33
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai