Anda di halaman 1dari 25

FUNGSI BRAINWARE TERHADAP

PENGENDALIAN INTERNAL PERUSHAAN

Adam Alfian Akbar (B1A170934)


Algi Alivia Mustami (B1A170892) S
Anton (B1A170926)
Nurul Al Fauziyah
Salsabila Izzatur Rohmah
(B1A170923)
(B1A170895) I
KELOMPOK 3
M
SISTEM KOMPUTER

Hardwar
e

Brainwar
Software
e

Konsep
Tri
Tunggal

Brainware termasuk bagian penting dari sebuah sistem komputer.


Hardware tidak dapat bekerja tanpa adanya Software, sedangkan
Software dan Hardware tidak dapat bekerja tanpa adanya
Brainware. Jadi 3 komponen ini saling terkait dan saling
membutuhkan.
BRAINWARE

Azhar Susanto (2004)

brainware adalah seseorang yang


dapat menciptakan, mengatur,
dan mampu untuk menjalankan
sebuah sistem informasi
brainware adalah seorang ahli
Edi profesional yang secara langsung
Purwono(2004) terlibat dalam pengolahan sebuah
sistem informasi. Orang-orang yang
ahli tersebut antara lain bagian
sistem analis dan juga programmer.
SISTEM INFORMASI

suatu komponen organisasi yang


SISTEM mengumpulkan, mengklasifikasikan,
INFORMASI
AKUNTANSI mengolah, menganalisa dan
mengkomunikasikan informasi
finansial dan pengambilan keputusan
yang relevan bagi pihak intern
perusahaan dan pihak ekstern.
SISTEM
INFORMASI
sebuah sistem manusia/mesin yang
terpadu (intregeted) untuk
menyajikan informasi guna
mendukung fungsi operasi,
SISTEM manajemen, dan pengambilan
INFORMASI
MANAJEMEN keputusan dalam sebuah organisasi.
PENGENDALIAN INTERN

Menurut
MenurutMulyadi
Mulyadi(2002.165)
(2002.165)“Sistem
“Sistemyang
yangmeliputi
meliputi
struktur
strukturorganisasi,
organisasi,metode
metodedandanukuran-ukaran
ukuran-ukaran
yang
yangberkoordinasikan
berkoordinasikanuntuk
untukmenjaga
menjagakekayaan
kekayaan
organisasi,
organisasi,mengecek
mengecekketelitian
ketelitiandan
dankeandalan
keandalan
data
dataakuntansi,
akuntansi,mendorong
mendorongefisiensi
efisiensidan
dan
mendorong
mendorongdipatuhinya
dipatuhinyakebijakan
kebijakanmanajemen”
manajemen”

Pengendalian Intern atau kontrol intern diartikan sebagai suatu


proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia (SDM)
dan sistem teknologi informasi, yang dibuat untuk membantu
organisasi mencapai suatu tujuan / objektif tertentu.
INDIKATOR PENGENDALIAN
INTERNAL

Lingkungan
Pengendalian

Penaksiran
Pemantauan
Risiko

Menurut Sukrisno
Agus (2012: 100)

Informasi dan Aktivitas


Komunikasi Pengendalian
TUJUAN PENGENDALIAN

Tujuan pengendalian :
1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dari rencana.
2. Melakukan tindakan perbaikan (corrective),jika
terdapat penyimpangan-penyimpangan (deviasi).
3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan
rencana.
TUJUAN PENGENDALIAN INTERNAL
Siti dan Ely ( 2010 : 221) Mulyadi (2010: 166), Sistem Informasi
1. Keandalan laporan 1. Pengendalian intern
keuangan akuntansi (Internal accounting
control)
2. Menjaga kekayaan dan
catatan organisasi
meliputi struktur organisasi,
metode dan ukuran-ukuran SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
yang dikoordinasikan terutama
untuk menjaga kekayaan
organisasi dan mengecek
ketelitian dan keandalan data
akuntansi
3. Kepatuhan terhadap hukum 2. Pengendalian intern
dan peraturan administratif (Internal
administratif control)
4. Efektivitas dan efisiensi
Meliputi struktur organisasi,
operasi.” SISTEM INFORMASI
metode dan ukuran-ukuran
MANAJEMEN
yang dikoordinasikan terutama
untuk mendorong efisiensi dan
dipatuhinya kebijakan
manajemen.
SIFAT DAN WAKTU PENGENDALIAN

Preventive Pengamatan
control melekat

Repressive Pengendalian
control mendadak

Pengendalian
Pengendalian
saat proses
berkala
dilakukan
PENGARUH BRAINWARE DALAM SISTEM
INFORMASI TERHADAP PENGENDALIAN
INTERNAL
1. TERKAIT SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)

a. Brainware Dalam Sistem Informasi Manajemen


Brainware dalam sistem informasi manajemen merupakan sumber
daya yang terlibat dalam pembuatan sistem informasi,
pengumpulan, dan pengolahan data, pendistribusian dan
pemanfaatan informasi tersebut. Berdasarkan fungsi saat
menjalankan SIM, SDM/braiinware dapat dikelompokkan ke dalam :
• Manajemen sistem informasi - pemimpin departemen SI/SIM
• Analis sistem - menanalisis dan merancang SI
• Administrator jaringan - menjamin jaringan selalu jalan
• Administrator database - menjamin database yang dipakai sesuai
dengan kebutuhan
• Programer - membuat program sesuai arahan analisis sistem
• Operator - mengoperasikan aplikasi sistem informasi
• Pustakawan - menyimpan dan mengamankan dokumen dan backup
software
b. Kinerja Sistem Informasi Manajemen Terhadap Pengendalian
Internal
Kinerja sistem informasi manajemen terhadap pengendalian
internal bergantung pada peran dan tanggung jawab pihak
manajemen, karena lingkungan pengendalian yang efektif dapat
mengurangi kemungkinan kekeliruan atau kesalahan dalam
suatu perusahaan.

Menurut Hall (2011: 191) terdapat 6 kategori aktifitas


pengendalian, yaitu :
1. Otorisasi transaksi
2. Pemisahan tugas
3. Supervisi
4. Catatan akuntansi
5. Pengendalian akses
6. Verifikasi independen
2. TERKAIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA)

a. Brainware Dalam Sistem Informasi Akuntansi


Brainware dalam system informasi akuntansi berkaitan dengan Internal Audit,
dimana brainware disini menjadi pembuat serta pemakai dari informasi internal
audit tersebut
Pengertian Audit
Audit adalah suatu proses yang sistematis tentang akumulasi dan evaluasi
terhadap bukti tentang informasi yang ada dalam suatu perusahaan tertentu.

b. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi


Melalui sistem informasi akuntansi, perusahaan dapat menyediakan
pengendalian yang memadai untuk menjaga asset-aset organisasi, termasuk
data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat
dibutuhkan, akurat, dan andal.
menurut Ruslia, Nura (2011) kinerja sistem informasi akuntansi memberikan
gambaran apakah suatu kinerja sistem yang ada, sudah sesuai dengan yang
dibutuhkan serta sesuai dengan tujuan. Selain itu kinerja bertujuan untuk
evaluasi yang menekankan pada perbandingan, untuk pengembangan yang
menekankan perubahan-perubahan pada periode tertentu, pemeliharaan
sistem, serta untuk dokumentasi keputusan-keputusan bila terjadi peningkatan.
c. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Pengendalian
Internal

Menurut Azhar Susanto (2002:57)


“Ada hubungan yang saling menunjang antara sistem informasi
akuntansi dengan pengendalian intern, dapat dikatakan kedua
alat tersebut harus berjalan bersama dalam suatu perusahaan,
sistem informasi akuntansi yang berlaku berisi berbagai metode
dan prosedur, harus mendukung terciptanya kegiatan struktur
pengendalian intern”

Hasil penelitian Halomoan (2002) menjelaskan bahwa :


“Sistem informasi akuntansi yang cukup memadai sangat
diperlukan oleh setiap perusahaan besar. Salah satu fungsi dari
sistem informasi akuntansi adalah memberikan informasi yang
berguna bagi manajemen atas keseluruhan kegiatan perusahaan.
Informasi ini sangat dibutuhkan oleh manajemen, karena dengan
informasi ini dapat diketahui seluruh aktivitas perusahaan”.
INTERNAL AUDIT SEBAGAI BRAINWARE PERUSAHAAN
DALAM PENGENDALIAN INTERN

a. Pengertian Internal Audit


Menurut Sukrisno Agus (2004:221)
“Internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal
audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi
perusahaan maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah
ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah (misalnya
peraturan dibidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup,
perbankan, perindustrian, investasi dan lain-lain) dan ketentuan-
ketentuan dari ikatan profesi akuntansi yang berlaku (standar akuntansi
keuangan)”

b. Indikator Internal Audit


Dalam pelaksanaan tugasnya internal audit mempunyai batasan dan
lingkup yang dilaksanakannya. Menurut Cashin (2006:11-13) Ruang
lingkup internal audit adalah sebagai berikut :
1.Compliance
2.Verification
3. Evaluation
PENGENDALIAN PADA PERUSAHAAN
AGRIBISNIS PT CETRAL PERTIWI BAHARI .

STUDI KASUS
PT Central Pertiwi Bahari adalah anak perusahaan
PT. Central Proteina Prima, Tbk. CPP)
PT. Central Pertiwi Bahari adalah salah satu
perusahaan yangbergerak dalam budidaya udang
terintegrasi yang meliputi pembangunan dan
pengembangan tambak udang untuk dijual
kepada petani udang, udang pakan
ternak dan pembibitan untuk memasok petani.
Pada tanggal 12 Maret 2013 terjadi bentrokan  antara petambak plasma
Forum Silaturahmi (Forsil) dengan plasma P2K (Petambak Pro-Kemitraan )
dan karyawan yang sedang tugas ronda di Pos Ronda PLO dan Pos Ronda
FPD. Kedua kubu yang bentrok tersebut memang sudah sejak Desember
2012 mempunyai perbedaan sikap terhadap perusahaan PT. Central Pertiwi
Bahari yang slah satunya menyebabkan semakin turunnya produksi.
Menurut situs Lampost.co.id dari sekitar 3.400 petambak milik perusahaan
CPB, hanya 600 yang berproduksi. Menghadapi masalah tersebut ada
beberap hal yang dilakukan perusahaan sebagai pengendalian dengan
tujuan untuk memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Tidak hanya internal control, namun juga sudh ada external control dalam
menghadapi bentrok tersebut. Aparat hokum dan TNI langsung turun
tangan dalam upaya pengendalian suasana bentrok di Tulang Bawang,
namun tidak dapat dihindarkan 3 orang tewas dalam bentrok tersebut,
serta puluhan orang luka-luka. Dalam rangka penyelesaian masalah ini,
dibentuklah tim penyelesaian konflik di tambak PCB yang di ketuai oleh
Wakil Bupati Tulang Bawang, Heri Wardoyo. Pihak-pihak terkait melakukan
runding mengenai perdamaian. Pengendalian ini merupakan salah satu
pengendalian pada saat proses dilakukan.

Setelah masalah pro-kontra para petambak yang mengakibatkan


menurunnya produksi ini mereda, perusahaan mengadakan Repressive
control agar masalah yang sama tidak terjadi lagi di masa yang akan
datang. Langkah-langkah yang dilakukan oleh manajemen perusahaan
yaitu menganalisis sebab-sebab yang menimbulkan kesalahan dan mencari
tindakan perbaikannya, memberikan penilaian terhadap pelaksananya,
dalam hal ini para petambak, dan memberi sanksi hukuman kepada
mereka. Setelah analisis dilakukan, diketahui bahwa penyebab menurunnya
produksi tersebut adalah karena adanya hasutan yang dilakukan oleh forsil
kepada par petambak sehingga petambak tidak berani menybar bibit. Hasil
analisis ini kemudian ditindak lanjuti oleh pihak manajemen dengan
melakukan internal controlling denganformal controlling yang dilakukan
oleh atasan kepada para petambak.
Petambak yang akhirnya mulai memproduksi kembali tetap menjadi objek
pengendalian oleh pihak manajemen perusahaan. Pihak manajemen tetap
melakukan pengendalian berkala selama proses produksi berjalan.
Pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan menggunakan alat-lat
pengendalian berupa budget  maupun non-budget. Pengendalian dengan
alat non-budget yang dilakukan oleh perusaan CPB ini adalah sebagai
berikut:
1.      Personal observation, pengawasan langsung secara pribadi oleh
pimpinan perusahaan terhadap para bawahan yang sedang bekerja.
2.      Report, laporan yang dibuat oleh para manajer.
3.      Financial statement, daftar laporan keuangan yang biasanya terdiri
dari Balance sheet dan Income Statement (neraca rugi laba).
4.      Statistic, merupakan pengumpulan data, informasi, dan kejadian
yang tealh berlalu.
5.      Intenal Audit, pengendalian yang dilakukan oleh atasan terhadap
bawahan yang meliputi bidang-bidang kegiatan secara menyeluruh yang
menyangkut masalah keuangan.Auditing ini juga menyangkut
pengendalian persediaan yang baik, pembayaran barang yang dibeli, dan
pemeriksaan yang cukup, apakah barang yang telah dibayar benar-benar
telah diterima.
Jenis-jenis pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka
meningkatkan produksi udang yaitu:
1.      Pengendalian karyawan, ditujukan kepada hal-hal yang ada
hubungannya dengan kegiatan petambak. Pengendalian berkala selalu
dilakukan oleh pihak manajemen kepada para petambak dalam seluruh
proses produksi. Sejak tebar benih hingga proses pemanenan.
2.      Pengendalian produksi, ditujukan untuk mengetahui kualitas dan
kuantitas produksi yang dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau
rencananya.
3.      Pengendalian waktu, ditujukan kepada penggunaan waktu, waktu selalu
direncakanan sejak waktu penebaran benih hingga waktu pemanenan.
4.      Pengendalian teknis, ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang
berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan.
 
Perusahaan Central Pertiwi Bahari dengan melakukan proses pengendalian
yang ketat sejak terjadinya konflik antar kubu pro-kontra perusahaan
tersebut makin hari makin membaik keadaannya. Menurut Republika Online,
hingga Maret 2014 CPB sudah membudidayakan udang pada lebih dari 1.500
areal tambak, dengan hasil panen sesuai dengan standar budi daya yang
ditetapkan. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa proses pengendalian oleh
manajemen dapat mengatasi masalah-masalah yang ada di perusahaan
termasuk didalamnya masalah produksi.
PENGARUH INTERNAL AUDIT (BRANWARE)
TERHADAP PENGENDALIAN INTERNAL
PADA BANK BUMN DI WILAYAH BANDUNG.

STUDI KASUS
Dimuat dalam jurnal penelitian oleh dewi anggraeni (
https://elib.Unikom.Ac.Id)

Secara keseluruhan dari hasil nilai koefisien korelasi internal audit terhadap
pengendalian internal yaitu sebesar 0,621 yang menunjukkan adanya
hubungan yang kuat. Selanjutnya berdasarkan perhitungan koefisien
determinasi parsial didapat nilai sebesar 44,45%, yang menunjukkan bahwa
Internal Audit (X1) mempunyai pengaruh yang kuat sebesar 44,45%
terhadap Pengendalian Internal (Y). Hal ini juga didukung dengan hasil
penelitian Iriyadi (2004), yang mengatakan bahwa bertugas internal audit
mengawasi dan memeriksa internal perusahaan dengan kata lain internal
audit tahu jenis pengendalian yang dilakukan perusahaan dalam
operasionalnya karena internal auditlah yang mengawasi. Untuk itu peran
Internal audit dapat meningkatkan terjadinya efektivitas pengendalian
internal.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa
internal audit memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap
pengendalian internal. internal audit sebagai seorang professional yang
ditunjuk oleh manajemen di sebuah perusahaan yang berguna untuk
membantu perusahaan mencapai tujuannya yang salah satunya adalah
pengendalian internal yang baik dan efektif. Internal audit di sebagian
bank pada penelitian ini menunjukkan bahwa jika internal audit lebih rutin
melakukan pemerikasaan akan lebih mampu membantu pihak manajemen
perusahaan dalam mengontrol kegiatan operasional yang tidak dapat
dilakukan oleh manajemen dan ikut mengawasi prosedur-prosedur yang
berlaku.

Internal audit yang menjadi sampel dalam penelitian ini menunjukan


bahwa internal audit berjalan dengan baik dan efektif yang menunjang
pengendalian internal pada Bank BUMN ditunjukan dengan indikator
pemeriksaan dan evaluasi yang sangat mempengaruhi kualitas
pengendalian internal, begitu juga dengan sistem informasi , semakin baik
dan mampu memberikan perencanaan yang sesuai yang dilakukan
perusahaan maka akan mempengaruhi pengendalian internal yang ada di
Bank BUMN di Wilayah Bandung tersebut
SEKIAN
T H A N K S F O R AT T E N T I O N

Anda mungkin juga menyukai