Islam Dan Pola Hidup Sehat
Islam Dan Pola Hidup Sehat
Esensi terpenting hidup yg berkualitas adalah hidup sehat wal afiat, dg fisik tumbuh
optimal dan imun terhadap berbagai penyakit. Disinilah peran imunisasi yg merupakan
salah satu metode utk meraih kehidupan yg sehat wal afiat. Imunisasi meningkatkan
daya imun tubuh, dan akan memberi peluang bagi organ-organ tubuh utk tumbuh
normal dan berfungsi dengan baik. Dan vaksinansi adalah salah satu cara utk
mewujudkan tubuh yg imun.
Imunitas adalah kondisi sistem imun tubuh, apakah berfungsi baik atau menurun.
Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin pada manusia utk mendapatkan status imun
terhadap penyakit infeksi tertentu. Vaksin adalah bahan yg dibuat yg berperan sebagai
antigen utk menstimulir pembentukan antibodi dalam darah.
AGAMA DAN KESEHATAN
Hukum: Kaidah
Al-ashlu fi Al-Asyya ibahah
Memutuskan:
Menetapkan : fatwa Tentang Imunisasi
Pertama : Ketentuan Umum
Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan:
1. Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh
terhadap penyakit tertentu dengan cara memasukkan vaksin.
2. Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme yang
sudah mati atau masih hidup tetapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya,
atau berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau
protein rekombinan, yang ditambahkan dengan zat lain, yang bila diberikan
kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap
penyakit tertentu.
3. Al-Dlarurat adalah kondisi keterpaksaan yang apabila tidak diimunisasi dapat
mengancam jiwa manusia
4. al-hajat adalah kondisi keterdesakan yang apabila tidak diimunisasi maka akan
dapat menyebabkan penyakit berat atau kecacatan pada seseorang
Kedua : Ketentuan Hukum
1. Imunisasi pada dasarnya dibolehkan (Mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk
mewujudkan kekebalan tubuh (imunitas) dan mencegah terjadinya suatu penyakit
tertentu
2. Vaksin untuk imunisasi wajib menggunakan vaksin yang halal dan suci
3. Penggunaan vaksin imunisasi yang berbahan haram dan/ atau najis hukumnya
haram
4. Imunisasi dengan vaksin yang haram dan/atau najis tidak dibolehkan kecuali:
• A. digunakan pada kondisi darurat atau hajat
• B. belum ditemukan bahan vaksin yanng halal dan suci; dan
• C. adanya keterangan tenaga medis yang kompeten dan dipercaya bahwa tidak ada
vaksin yang halal.
5. Dalam hal jika seeorang yang tidak diimunisasi akan menyebabkan kematian,
penyakit berat, atau kecacatan permanen yang mengancam jiwa, berdasarkan
pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib.
6. Imunisasi tidak boleh dilakukan jika berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten
dan dipercaya, menimbulkan dampak yang membahayakan (Dlarar).
METODE PENETAPAN FATWA
1. Sebelum fatwa ditetapkan hendaklah ditinjau lebih dahulu pendapat para imam
mazdhab dan ulama yang mu’tabar tentang masalah yang akan difatwakan
tersebut, secara seksama berikut dalil-dalilnya
2. Masalah yang telah jelas hukumnya hendaklah disampaikan sebagaimana adanya.
3. Dalam masalah yang terjadi khilafiyah di kalangan madzhab maka:
A. Penetapan fatwa didasarkan pada hasil usaha penemuan titik temu diantara
pendapat-pendapat ulama madzhab melalui metode al-jum’u wa al-taufiq dan
B. Jika usaha penemuan titik temu tidak berhasil dilakukan penetapan fatwa
didasarkan pada hasil tarjih melalui metode muqoronah dengan menggunakan
kaidah-kaidah ushul fiqh muqoron
4. Dalam masalah yang tidak ditemukan pendapat hukumnya dikalangan madzhab,
penetapan fatwa didasarkan pada hasil ijtihad jama’i (kolektif) melalui metode
bayani, Ta’lili (Qiyasi, istihsani,ilhaqi), Istishlah dan syadduzaroi
5. Penetapan fatwa harus senantiasa memperhatikan kemaslahatan umum (masalih
ammah) dan maqosidusyariah.