Anda di halaman 1dari 49

Hospitality Accounting

Kelompok 11
M Tri Prabowo 1410112039
Irwan Amry Syaifullah 1410112052
Stevya Alfany 1410112081
Jody Indra Ahmadi 1410112106
Herwirawan Martanto 1410112153
Dari Bank ke sebuah hotel
Conrad N Hilton tiba di Cisco, Texas, pada tahun 1919 berniat untuk membeli
sebuah bank lokal. Sebagai gantinya dia membeli Mobley Hotel, percaya bahwa
dia bisa memanfaatkan beberapa pengalamannya menjaga hotel yang dia
dapatkan dengan keluarganya di New Mex-ico. Dia membangun hotel
pertamanya, Dallas Hilton, yang dibuka pada tanggal 2 Agustus 1925.
Hilton berhasil menyesuaikan diri dengan krisis ekonomi di amerika pada tahun
Sejarah 1930an. Kemudian dia memperluas usahanya dengan membeli hotel-hotel lain
di seantero Amerika Serikat. minimnya perencanaan sering menjadi bencana.
Hospitality Hilton tidak menjadi salah satu perusahaan hotel terbesar di dunia tanpa
perencanaan yang matang. Hilton terus berupaya meningkatkan pendapatan
dan meminimalkan biaya. Pertimbangan yang cermat harus diberikan pada
Accounting berbagai jenis keputusan: produk baru apa yang harus disediakan, di mana
membangun hotel berikutnya, bagaimana membiayai operasi dan ekspansi saat
ini, di mana mencari, dan apakah akan membeli atau menyewakan properti.
Informasi yang dibutuhkan untuk keputusan ini disediakan oleh sistem
akuntansi perusahaan. Selain itu perusahaan harus melaporkan hasilnya kepada
investor dan kreditor yang menyediakannya dengan dana yang dibutuhkannya
untuk bersaing. Sebuah perusahaan mengkomunikasikan kinerja masa lalu dan
rencananya untuk masa depan dalam laporan tahunannya.
 Akuntansi yang merujuk pada hubungan antara guest/tamu dan
Pengertian host/pelayanan dan juga merujuk pada aktivitas/kegiatan
keramah-tamahan yaitu:penerimaan tamu dan hiburan untuk para
Hospitality tamu dengan kebebasan dan kenyamanan. Hospitalilty berkaitan
Accounting dengan pekerjaan-pekerjaan di hotel, restoran, katering, resort,
club, dan pelayanan lainnya
Ada banyak bagian informasi akuntansi dan keuangan
diperhotelan. Dibutuhkan cukup banyak pekerjaan untuk
memastikan bahwa catatan disimpan dengan benar untuk semua
pihak. Beberapa hotel mungkin tidak memerlukan asisten
pengendali; beberapa fungsi lainnya mungkin tidak ada di hotel,
Departemen seperti departemen makanan dan minuman. Untuk hotel dengan
layanan terbatas, manajer umum dapat mengambil fungsi dari
Hospitality controller, atau fungsi itu akan dipusatkan di kantor distrik atau
regional. Berikut ini adalah uraian singkat beberapa fungsi
Accounting akuntansi di sebuah hotel.
 Akun hutang
Bidang utama dalam akuntansi, hutang dagang memastikan bahwa
semua tagihan dibayar tepat waktu dan semua diskon diambil untuk
meminimalkan biaya hotel
 Asisten Pengendali
Di hotel besar, Anda mungkin melihat satu, atau beberapa, asisten pengendali.
Di hotel yang lebih kecil, mungkin tidak ada. Pengontrol membagi berbagai
fungsi yang akan dilakukan sehingga beban kerja akan genap. Misalnya, satu
asisten mungkin bertanggung jawab untuk transaksi harian sementara yang lain
mengerjakan proyek khusus, anggaran, analisis, dan sejenisnya.
 Buku tamu dan buku besar
Departemen Sebuah hotel menyimpan dua buku besar: buku besar tamu dikaitkan dengan
para tamu yang menginap di hotel sementara buku besar kota berisi semua
hospitality tagihan lainnya. Adalah penting bahwa departemen akuntansi memiliki
seseorang dalam piutang yang bekerja dengan buku besar kota sehingga hotel
accounting dapat menagih dan mengumpulkan pendapatan yang harus dibayar.
 Audit Malam
Auditor malam mendapatkan nama mereka karena berjam-jam mereka
bekerja. Pada akhir hari setelah sebagian besar tamu hotel telah pensiun,
auditor ini mulai mencatat biaya untuk rekening tamu dan memverifikasi
pendapatan untuk hotel. Namun, dengan komputer dan berbagai teknologi,
industri perhotelan dapat memposting biaya secara instan. Beberapa hotel
sebenarnya telah mengubah auditor malam menjadi auditor hari.
 Auditor Perjamuan
Selain pendapatan yang dibebankan ke kamar tamu, sebuah hotel besar
memperoleh sebagian besar pendapatan makanan dan minumannya
melalui jamuan makan. Fungsi audit perjamuan adalah untuk
memastikan pendapatan penagihan yang benar. Individu ini bekerja
sama dengan staf perjamuan, staf kantor penjualan, dan pegawai
rekening piutang.
Departemen  Kredit
Sebuah hotel besar mungkin memiliki manajer kredit sendiri yang
hospitality fungsinya untuk memeriksa dan memberikan kredit. Di dunia bisnis saat
ini, banyak transaksi dilakukan dengan kredit daripada cek tunai atau
accounting kasir. Oleh karena itu, tanggung jawab manajer kredit untuk melakukan
penyelidikan semacam itu untuk memastikan bahwa seseorang atau
perusahaan dapat dipercaya.
 Pengontrol Makanan dan Minuman
Ini adalah posisi yang menyenangkan dan menantang, karena memiliki
komponen akuntansi dari makanan dan komponen lainnya. Sambil
melakukan semua analisis persentase biaya makanan, hasil pada
makanan dan minuman, dan biaya menu.
 Kasir Kantor Depan
Tugas kasir front office sering tergabung dengan front-office personel.
Saat para tamu check out, adalah tugas dari kasir ini untuk menagih
jumlah yang benar kepada tamu dan mengamankan suatu bentuk
pembayaran.
 Kasir Umum
Jeda sejenak dan pikirkan berapa banyak bank uang yang ada di hotel
besar: beberapa di kantor depan, setidaknya satu di restoran,
Departemen setidaknya satu di toko suvenir, dan seterusnya. Kasir umum adalah
orang yang bertanggung jawab atas semua bank kas di hotel. Dia juga
hospitality membuat semua deposit cek dan penerimaan kartu kredit.
 Analis Operasi
accounting Ini adalah posisi yang bagus untuk dimiliki di sebuah hotel. Seorang
analis operasi melakukan analisis untuk membantu manajer
mengoperasikan hotel dengan lebih efektif. Dari statistik para tamu
untuk memperbaiki tren, analis operasi melakukan semuanya. Namun,
tidak semua hotel mampu membayar seorang analis pada daftar gaji.
Jika demikian, asisten pengendali sering melakukan tugas ini. Untuk
hotel yang lebih kecil dimana tidak ada kantor akuntan di properti,
fungsi ini dilakukan di tingkat daerah.
 Daftar gaji
Karyawan gaji menghitung tingkat gaji dengan jam kerja untuk
melakukan penggajian sehingga slip gaji dilepaskan tepat waktu.
Fungsi penggajian juga mencakup pengarsipan semua pajak gaji
dan kredit tip untuk karyawan tip, serta mencatat liburan,
membayar sakit, dan potongan gaji lainnya.
 Manajer Sistem
Manajer sistem atau sistem analyst, yang bertugas menangani
semua masalah teknologi, biasanya didirikan di dalam departemen
akuntansi. Di hotel yang lebih kecil, pengendali atau asisten
pengawas dapat mengambil tanggung jawab ini. Biasanya, posisi ini
ditemukan di tingkat korporasi atau perusahaan dan analis sistem
akan dikirim untuk membantu property bila diperlukan.
 Pengertian hotel menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 65 Tahun 2001 tanggal 31 September 2001, yaitu:
 “Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk
dapat menginap atau istirahat, memperoleh pelayanan dan atau
fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan
Apa itu Hotel ? lainnya yang menyatu dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama
kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.”
 “Hotel merupakan bangunan yang menyediakan jasa kamar untuk
jangka pendek, makanan, minuman, dan jasa lain yang diperlukan
dengan imbalan pembayaran dari para tamu.
 Dari batasan mengenai hotel tersebut dapat diungkapkan bahwa
hotel merupakan usaha yang mencari laba sebagai hasil akhir
aktivitas bisnisnya. Oleh karena itu, manajemen hotel akan
berupaya sedemikian rupa agar tujuan ini pada akhir suatu periode
dapat tercapai. Berbagai aktivitas dilakukan oleh manajemen
hotel untuk mencapai sasaran laba yang direncanakan,
diantaranya mengadakan pelatihan bagi dan staf sehingga dapat
memenuhi tingkat layanan yan diharapkan oleh tamu,
mengadakan kegiatan promosi dan pemasaran, pengendalian
biaya operasional, pengendalian lingkungan fisik hotel, dan
aktivitas-aktivitas lainnya.
 Pengklasifikasian hotel bertujuan untuk menciptakan persaingan
bisnis yang sehat, memberikan panduan bagi tamu tentang harga
dan fasilitas serta layanan yang diberikan oleh hotel pada
klasifikasi tertentu, memberikan panduan bagi para pemilik modal
jika hendak berbisnis pada satu klasifikasi hotel, dan secara
nasional memudahkan saat ingin mengetahui kebutuhan akan
hotel pada klasifikasi tertentu.
Klasifikasi
 Mengacu kepada keputusan Menparpostel nomor KM
Hotel 94/HK.103/MPPT-87 tentang Ketentuan Usaha dan
Penggolongangan Hotel, hotel diklasifikasikan dalam 5 (lima)
golongan kelas, yaitu satu bintang, dua bintang, tiga bintang,
empat bintang, dan lima bintang. Peringkat bintang tersebut
memberikan petunjuk untuk kelas layanan yang diberikan. Makin
tinggi peringkat bintang suatu hotel, makin tinggi mutu layanan
serta makin lengkap fasilitas yang diberikan kepada tamunya.
Dilihat dari jumlah kamar yang dimiliki, maka hotel dapat
diklasifikasikan menjadi:
Klasifikasi  Hotel Kecil, dengan jumlah kamar sampai dengan 25 kamar;
menurut  Hotel Sedang, dengan jumlah kamar sampai dengan 100 kamar;
Jumlah Kamar  Hotel Menengah, dengan jumlah kamar sampai dengan 300
kamar;
yang Dimiliki  Hotel Besar, dengan jumlah kamar sampai dengan lebih dari 300
kamar.
Dipandang dari tujuan kedatangan tamu, hotel dapat dibedakan
menjadi:
Klasifikasi  Untuk bisnis;

menurut Jenis  Untuk pemeliharaan kesehatan (penyembuhan);


 Liburan;
Tamu
 Kompetisi olah raga;
 Tugas kedinasan.
Klasifikasi Bila dilihat dari rata-rata lama tinggal tamu, maka hotel dapat
diklasifikasikan menjadi:
menurut  Transient Hotel: Bila rata-rata lama tinggal tamu relatif singkat,
Lama Tinggal sampai dengan 7 hari.
 Resident Hotel: Bila rata-rata lama tinggal tamu untuk jangka
Tamu waktu yang lama.
Dilihat dari sisi masa operasi hotel, maka hotel dapat
dikelompokkan menjadi:
Klasifikasi  Hotel Musiman (seasional hotel): di negara-negara yang memiliki
menurut Masa 4 (empat) musim, hotel hanya beroperasi pad musim tertentu.
 Beroperasi sepanjang Tahun (all year round): hotel yang
Operasi Hotel beroperasi sepanjang tahun.
Dilihat dari jenis layanan yang diberikan, hotel dibagi menjadi:
 Deluxe Hotel: memberikan layanan yang lengkap dan istimewa
Kalsifikasi kepada tamunya. Layanan yang luks hotel tercermin dari harga
kamar, fasilitas yang ditawarkan, dan kemampuan serta
menurut Jenis kompetensi karyawan hotel yang tinggi dalam memberikan
Layanan yang layanan untuk para tamunya.
 Ekonomi Hotel: memberikan layanan yang terbatas, misalnya
di berikan hanya untuk layanan kamar; demikian [ulas, harga kamar yang
ditawarkan lebih murah serta fasilitas yang ditawarkan ole hotel
kepada tamunya juga terbatas.
Hotel sebagai industri jasa memiliki beberapa karakteristik produk
dengan kekhasan sebagai berikut:
 Tamu terlibat dalam proses produksi, misal ketika tamu menikmati
makanan di restoran, makanan pesanan tamu diolah di hadapan
tamu, prodk minuman campuran diproduksi di depan tamu ketika
berada di bar.
 Tidak dapat dipakai sampel, produk harus dinikmati langsung oleh
Karakteristik tamu.
 Jasa yang tidak terjual pada hari tertentu tidak dapat disimpan dan
Produk Hotel dikompensasikan dengan penjualan pada hari berikutnya. Jadi, kamar
yang tidak dapat terjual hari ini, tidak dapat dikompensasikan dengan
penjualan hari berikutnya; kesempatan penjualan hari ini hilang.
Kesempatan penjualan jasa kamar yang telah hilang pada malam
sebelumnya tidak dapat dikompensasikan dengan penjualan jasa
kamar pada malam berikutnya.
 Tamu sebagai konsumen harus datang langsung ke lokasi hotel untuk
menikmati produk hotel.
 Mutu layanan yang tidak konsisten. Produk yang sama disiapkan
oleh karyawan yang berbeda akan menghasilkan mutu yang
berbeda. Oleh karena itu, untuk menjaga konsistensi mutu, selalu
diadakan inspeksi mutu produk sebelum dijual kepada tamu.
Misalnya, sebelum kamar siap ditawarkan kepada tamu, diadakan
inspeksi atau pengendalian mutu oleh penyelia bagian Tata Graha.
 Citra hotel tidak kasat mata. Oleh karena itu, diperlukan tindakan
untuk membuat citra hotel menjadi kasat mata. Memberikan
seragam kepada karyawan merupakan salah satu upaya agar citra
hotel menjadi kasat mata.
 Mudah ditiru/ diduplikasi oleh pesaing. Bila suatu hotel
menawarkan kamar suite plus plunge pool dan spa, maka hotel lain
dengan mudah memberikan produk yang sama. Produk yang
ditawarkan oleh suatu hotel dengan mudah ditiru oleh pesaing
karena tidak ada hak paten untuk produk yang ditawarkan kepada
pelanggannya.
Departemen atau bagian hotel dapat diklasifikasikan dengan
pendekatan berikut:
 Menghasilkan Pendapatan (Revenue Generating)
Klasifikasi Departemen yang menghasilkan pendapatan diantaranya kantor
Departemen depan, departemen makanan dan minuman serta departemen lain
yang lazim disebut minor operated department, seperti binatu, dry
Hotel cleaning, spa, dan lainnya. Departemen yang menghasilkan
pendapatan dapat juga disebut operated department. Departemen-
departemen ini secara langsung melayani tamu (guest direct
contact) atau mengadakan kontak langsung dengan tamu ketika
memberikan layanan.
 Tidak Menghasilkan Pendapatan (Non-Revenue Generating)
Beberapa departemen hotel tidak menghasilkan pendapatan
langsung bagi hotel antara lain pemasaran, personalia,
pemeliharaan, keamanan, teknologi informasi, administrasi dan
umum, akuntansi dan cost control, dan lainnya. Departemen-
departemen tersebut tidak secara langsung melayani tamu hotel
(guest non-direct contact), tetapi mendukung layanan yang
diberikan oleh departemen yang menghasilkan pendapatan.
Departemen-departemen ini juga lazim disebut non-operated
department. Meskipun mengadakan kontak tidak secara langsung
dengan tamu hotel, departemen ini melayani departemen yang
mengadakan kontak langsung dengan tamu. Tamu akan
menyampaikan keluhannya untuk fasilitas kamar yang tidak
berfungsi dengan baik kepada kantor depan hotel, selanjutnya oleh
kantor depan disampaikan ke bagian pemeliharaan, kemudian
bagian pemeliharaan akan memberikan layanan perbaikan fasilitas
yang dikeluhkan oleh tamu agar berfungsi dengan baik kembali.
Pihak manajemen memerlukan laporan hasil aktivitas dalam suatu periode, di mana
laporan ini digunakan sebagai dasar untuk membuat perencanaan strategis dan
sebagai tolak ukur dalam pengambilan keputusan. Adapun laporan yang dihasilkan
meliputi:
 Laporan departemental, yang menjelaskan tentang hasil aktivasi dalam suatu
periode untuk masing-masing departemen operasi dan departemen pendukung
(overhead). Laporan ini digunakan sebagai informasi pendukung laporan
keuangan.
 Statistik, yaitu laporan yang memberikan informasi tentang jumlah kamar yang
tersedia dijual (room avaliable), jumlah tingkat hunian (room accupied), persentase
Laporan tingkat hunian (% of occupancy), harga jual kamar rata-rata (average room rate),
jumlah tamu yang menginap (number of guest), dan informasi lainnya. Informasi
tentang statistik hotel bisa dilihat pada Daily of sales.
Manajemen  Laporan keuangan, terdiri dari:
 1. Laporan laba rugi (income statement), menjelaskan tentang pendapatan dan
beban dari hasil operasi dalam suatu periode.
 2. Neraca (balance sheet), yang menjelaskan tentang hubungan antara aktiva,
kewajiban dan modal dalam laporan posisi keuangan dari operasi dari operasi pada
suatu periode keuangan.
 3. Laporan arus kas (statement of cash flow), menjelaskan tentang perubahan
dalam posisi kas, baik pada pada sumber maupun penggunaan kas.
 Pendapatan hotel bersumber dari penjualan kamar, makanan,
Struktur minuman, dan pendapatan lain (biasa disebut minor operated
Pendapatan department sales seperti telepon, cucian, dry cleaning, kolem
renang, dan sebagainya). Adapun biaya-biaya dan harga pokok
dan Biaya terjadi untuk biaya bahan habis pakai di setiap bagian hotel, harga
pokok makan dan minuman, biaya administrasi dan umum, biaya
Hotel pemasaran, biaya bunga, biaya deprsiasi dan amortisasi, biaya
sumberdaya manusia, biaya pemeliharaan sarana fisik hotel, biaya
energi dan laba/rugi yang dihasilkan.
 Akuntansi bertujuan memberikan informasi mengenai
operasional hotel. Dengan informasi keuangan ini, manajemen
akan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat. Manajemen
AKUNTANSI memerlukan informasi keuangan dengan tujuan perencanaan,
analisis dan pengendalian. Dengan informasi keuangan yang
PERHOTELAN sekarang, manajemen dapat merencanakan kegiatan periode
yang akan datang, berupa anggaran periode yang akan datang.
Selain itu, manajemen juga dapat melakukan analisis dan
pengendalian yang lebih baik untuk aktivitas operasional hotel.
Informasi keuangan untuk keputusan ekonomis hotel bersumber
dari:
 Laporan Rugi-Laba (Income Statement);
 Neraca (Balance Sheet);
 Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement);
 Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement).
 Sistem akuntansi yang lazim diterapkan di industri perhotelan adalah
Uniform System of Accounts for Hotel (USAH). Sistem ini awalnya
dikembangkan di Amerika Serikat oleh perhimpunan pengusaha hotel
di New York pada tahun 1925. Dengan berkembangnya industri
perhotelan bersistem jaringan (Chain Hotel) di Indonesia, hotel-hotel
dengan jaringan tertentu yang beroperasi di Indonesia mengadopsi
Sistem Uniform System of Accounts for Hotel ini, USAH pun terus
dikembangkan. Kini USAH berkembang menjadi Uniform System of
Accounts for The Lodging Industry disingkat USALI. Sistem ini
Akuntansi di memberikan beberapa manfaat diantaranya keseragaman
pemahaman untuk istilah yang lazim diterapkan di bisnis perhotelan.
industry Misalnya, istilah gross operating profit (GOP) yang merupakan laba
seluruh departemen minus biaya-biaya departemen yang
perhotelan bersangkutan minus undistributed operating expenses. Dalam USALI,
terminologi yang diterapkan untuk gross operating profit adalah
income after undistributed operating expenses. Manfaat lainnya adalah
data keuangan untuk hotel dengan kelas yang sama dapat
dibandingkan. Manfaat selanjutnya terutama dirasakan oleh pihak
ketiga, yaitu membuat data runut waktu dengan tujuan kompilasi dan
interpretasi lebih lanjut.
 Akuntansi keuangan hotel merupakan akuntansi departemental.
Artinya, setiap departemen hotel melaporkan hasil operasinya
pada periode tertentu. Misalnya, kantor depan hotel melaporkan
aktivitasnya setiap bulan. Penjualan kamar yang terjadi dalam
sebulan dilaporkan bersamaan dengan biaya-biaya yang diserap
untuk menghasilkan penjualan kamar seperti biaya gaji dan upah,
biaya alat tulis kantor, biaya yang dipakai habis di kamar tamu,
dan lain seagainya. Kantor depan juga melaporkan laba
departemen yang di capai pada bulan atau periode tahun tertentu.
 Sebagai industri jasa, hotel memiliki laporan keuangan yang
sesuai dengan aktivitas bisnisnya. Salah satu laporan keuangan
hotel yang penting adalah laporan rugi-laba. Dalam laporan rugi-
laba, yang dilaporkan adalah penjualan, harga pokok penjualan,
biaya-biaya yang terjadi pada departemen yang bersangkutan,
biaya-biaya operasional hotel yang tidak didistribusikan ke
masing-masing departemen hotel (undistributed operating
Laporan Rugi- expenses), biaya-biaya tetap seperti depresiasi, sewa, bunga,
pajak penghasilan, dan laba bersih. Jadi, laporan rugi-laba
Laba merupakan laporan yang sistematis mengenai penjualan, harga
pokok, dan biaya serta laba (rugi) untuk periode tertentu. Periode
tertentu dapat dalam satu bulan, tiga bulan atau satu tahun.
Secara teknis, operasional laporan rugi-laba hotel disiapkan setiap
bulan sebagai laporan antara (interim report) untuk kepentingan
internal manajemen hotel yang bersangkutan. Laporan rugi-laba
yang disiapkan setiap bulan memberikan gambaran kepada
manajemen hotel pencapaian sasaran yang dicapai setiap bulan
sehingga tindakan koreksi dapat dilaksanakan lebih cepat.
 Neraca merupakan salah satu laporan keuangan hotel yang
penting. Dalam neraca dilaporkan posisi kekayaan hotel seperti
kas, piutang, persediaan, aktiva lancar lain-lain, gedung dan
Neraca perlengkapan gedung, aktiva tetap lain-lain, dan tanah.
Disamping kekayaan hotel, neraca juga melaporkan kewajiban
hotel yang terdiri dari utang dagang, utang pajak, utang gaji, utag
jangka pendek, utang jangka panjang serta modal.
 Laporan rugi-laba merupakan laporan yang mencakup aktivitas
Hubungan hotel untuk jangka waktu setahun. Bila dalam jangka waktu
operasi setahun tersebut hotel menghasilkan laba (penjualan lebih
Laporan Rugi- besar daripada seluruh biaya yang terjadi) maka laba yang
dihasilkan pada periode tertentu, misalnya pada 2011, akan
Laba dengan dilaporkan pada neraca 2011, per 31 Desember 2011 dibawah judul
Neraca rekening modal, pada rekening laba yang ditahan. Laba periode ini
dicantumkan pada rekening laba yang ditahan karena laba ini
pada saat pencatatan belum didistribusikan kepada pemilik hotel
berupa dividen.
 Berikut ini adalah gambaran hubungan antara laporan rugi-laba
dengan neraca:

1 Januari 31 Desember

Laporan Rugi – Laba Neraca


 Akuntansi keuangan hotel merupakan akuntansi departemental.
Elemen-elemen Disebut demikian karena setiap departemen hotel melaporkan
aktivitasnya selama periode tertentu. Departemen kamar akan
Laporan melaporkan aktivitasnya setiap periode (setiap bulan misalnya),
Keuangan demikian pula halnya dengan departemen makanan dan
minuman, dan departemen-departemen hotel lainnya. Laporan
Departemen Hotel aktivitas setiap departemen ini (penjualan dan biaya-biaya
departemental yang diserap untuk periode tertentu) pada laporan
keuangan merupakan lampiran laporan keuangan hotel
 Penjualan Kamar

Pada laporan rugi-laba departemen kamar dicantumkan semua


sumber penjualan jasa kamar untuk periode tertentu (sebulan, tiga
bulan, atau setahun). Sumber-sumber penjualan jasa kamar dari
Laporan Rugi- transient regular, transient group, permanent, dan penjualan kamar
tambahan (extraroom revenues).
Laba  Allowance
Departemen Allowance merupakan penyesuaian harga kamar untuk yang
melampaui perjanjian sebelumnya. Kesalahan pembebanan harga
Kamar kamar yang terjadi pada saat tamu check-in dan diperbaiki beberapa
hari kemudian, atau pada saat check-out, disebut allowance. Jadi,
allowance adalah istilah teknis untuk memperbaiki kesalahan
pembebanan harga kamar yang terjadi pada waktu yang lampau
(kemarin atau beberapa hari yang lalu).
 Biaya-biaya Operasional Langsung

Biaya-biaya yang terjadi pada departemen kamar dibebankan


langsung ke departemen kamar seperti gaji dan upah, employee
benefits, biaya tembikar (chinaware), bahan habis pakai (guest
supplies, cleaning supplies, paper supplies), komisi, seragam,
pelatihan (training), dan biaya resevasi.

 Laba (Rugi) Departemen Kamar

Laba departemen kamar didapat dengan mengurangkan penjualan


dengan seluruh biaya yang diserap oleh departemen kamar.
 Penjualan Makanan dan Minuman
Laporan Laba-
Pada penjualan dicantumkan sumber-sumber penjualan makanan
Rugi dan minuman, yaitu restoran, coffee shop, room service dan bar.
Departemen  Allowance

Makanan dan Allowance adalah istilah teknis untuk memperbaiki kesalahan


pembebanan harga makanan dan minuman yang terjadi kemarin
Minuman atau beberapa hari yang lalu.
 Harga Pokok Makanan dan Minuman

Harga pokok merupakan harga pokok bahan makanan yang digunakan untuk
menghasilkan penjualan. Harga pokok makanan di industri perhotelan dihitung
hanya untuk bahan makanan yang digunakan untuk memproduksi makanan.
Biaya-biaya lain seperti tenaga kerja dan penyusutan tidak dibebankan ke hara
pokok karena biaya tenaga kerja dibebankan ke departemen yang
bersangkutan. Adapun penyusutan peralatan dibebankan ke rekening
penyusutan. Pendekatan yang sama diterapan untuk menentukan harga pokok
minuman. Harga pokok dibebankan menjadi harga pokok makanan dan
minumanhang dikonsumsi dan harga pokok makanan yang dijual. Harga pokok
makanan yang dikonsumsi adalah harga pokok makanan yang digunakan untuk
memproduksi makanan yang ditawarkan. Harga pokok makanan yang
dibebankan sesuai dengan jumlah harga pokok makanan yang keluar dari
gudang makanan. Adapun harga pokok makanan yang dijual didapat dari harga
pokok makanan yang dikonsumsi minus harga pokok makanan untuk karyawan
dan harga pokok makanan untuk karyawan dan harga pokok untuk tujuan
promosi dan tujuan lain seperti pertemuan dengan dewan direksi/pemilik hotel.
Hotel lazimnya memberikan makanan dan minuman satu kali selama karyawan
hotel bertugas. Harga pokok untuk makanan dan minuman pada akhirnya
dibebankan pada rekening employee benefits, pendekatan yang sama
diterapkan untuk menentukan harga pokok minuman yang dijual.
 Biaya-biaya

Biaya-biaya yang terjadi di departemen makanan dan minuman


dibebankan kepada departemen ini. Biaya-biaya dimaksud adalah
gaji dan upah, employee benefits, biaya tembikar, bahan habis
pakai (guest supplies, cleaning supplies, paper supplies), komisi,
seragam, pelatihan (training), dan biaya musik dan artis.

 Laba (Rugi) Departemen Makanan dn Minuman

Laba departemen makanan dan minuman didapat dengan


mengurangkan penjualan dengan harga pokok dan seluruh biaya
yang diserap oleh departemen makanan dan minuman.
Laporan Rugi-  Departemen lain yang menghasilkan penjualan seperti telepon,
Laba Minor laundry dan dry cleaning (lazim dikelompokkan ke dalam minor
operated departments) juga membuat laporan rugi-laba dengan
Operated pendekatan sama dengan departemen kamar dan departemen
makanan dan minuman.
Departments
 Departemen yang hanya menyerap biaya dan tidak menghasilkan
Undistributed penjualan (seperti departemen administrasi dan umum,
pengolahan data, human resources, transportasi, pemasaran,
Operating pemeliharaan dan biaya energi) hanya melaporkan semua biaya
yang terjadi di departemen tersebut untuk periode tertentu.
Expenses Dengan laporan ini, aktivitas tetap separtemen hotel dapat
diketahui dan dikendalikan.
HOTEL KONTEMPORER
NERACA
PER 31 DESEMBER 20XX
(dalam rupiah)
Aktiva Pasiva
Aktiva Lancar Utang Lancar
Kas xxx.xxx.xxx Utang dagang xxx.xxx.xxx
Investasi jangka pendek xxx.xxx.xxx Utang yang diperhitungkan xxx.xxx.xxx
Piutang xxx.xxx.xxx Uang muka pemesanan kamar xxx.xxx.xxx

Penyisihan piutang ragu-ragu (xxx.xxx.xxx) Porsi utang jangka panjang xxx.xxx.xxx


Contoh Laporan Persediaan xxx.xxx.xxx Utang pajak penghasilan xxx.xxx.xxx
Pembayaran di muka xxx.xxx.xxx
Keuangan Hotel Jumlah Aktiva Lancar xxx.xxx.xxx Jumlah utang lancar xxx.xxx.xxx

Aktiva Tetap Utang Jangka Panjang


Tanah xxx.xxx.xxx Hipotek xxx.xxx.xxx
NERACA Mesin dan peralatan xxx.xxx.xxx
Gedung dan perlengkapan gedung xxx.xxx.xxx Jumlah utang jangka panjang xxx.xxx.xxx
Furniture and fixtures xxx.xxx.xxx
Kendaraan xxx.xxx.xxx Modal
Aktiva operasional xxx.xxx.xxx Saham xxx.xxx.xxx
Akumulasi penyusutan (xxx.xxx.xxx) Agio saham xxx.xxx.xxx
Beban yang ditangguhkan xxx.xxx.xxx Laba yang ditahan xxx.xxx.xxx
Jumlah aktiva tetap xxx.xxx.xxx Jumlah modal xxx.xxx.xxx

Jumlah Aktiva xxx.xxx.xxx Jumlah Pasiva xxx.xxx.xxx


HOTEL KONTEMPORER
LAPORAN RUGI-LABA
PERIODE SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20XX
(dalam rupiah)

Jumlah
Pendapatan Departemen
Kamar xxx.xxx.xxx
Makanan dan minuman xxx.xxx.xxx
Telekomunikasi xxx.xxx.xxx
Binatu xxx.xxx.xxx
Lainnya xxx.xxx.xxx
Jumlah xxx.xxx.xxx
Biaya dan Harga Pokok

Contoh Laporan Kamar


Makanan dan minuman
(xxx.xxx.xxx)
(xxx.xxx.xxx)

Keuangan Hotel Telekomunikasi


Binatu
(xxx.xxx.xxx)
(xxx.xxx.xxx)
Lainnya (xxx.xxx.xxx)
Laba Departemen xxx.xxx.xxx

RUGI/LABA Biaya Tidak Didistribusikan


Administrasi dan umum (xxx.xxx.xxx)
Pemasaran (xxx.xxx.xxx)
POMEC (xxx.xxx.xxx)
Laba Setelah Biaya Tidak Didistribusikan xxx.xxx.xxx
Asuransi (xxx.xxx.xxx)

Laba Sebelum Biaya Bunga, Depresiasi, Amortisasi, dan Pajak xxx.xxx.xxx

Biaya Bunga (xxx.xxx.xxx)


Laba Sebelum Depresiasi, Amortisasi, dan Pajak xxx.xxx.xxx
Depresiasi dan amortisasi (xxx.xxx.xxx)
Laba Sebelum Pajak xxx.xxx.xxx
Pajak (xxx.xxx.xxx)
Laba Bersih xxx.xxx.xxx
 Secara singkat, hotel revenue management dapat diartikan sebagai
fondasi dasar yang merancang pendapatan di masa depan.
 Berdasarkan definisi di atas, revenue management adalah hal yang
sangat bervariasi dan tergantung dengan preferensi masing-masing.
Terdapat banyak strategi pengelolaan pendapatan hotel yang dapat
diterapkan oleh masing-masing hotel. Tetapi secara umum terdapat
tiga elemen dalam rate plan untuk mengimplementasikan revenue
Revenue management.
1. Harga
Management Variabel pertama adalah harga. Menaikkan atau menurunkan
untuk Hotel harga adalah salah satu praktik standar dalam revenue management.
Salah satu tujuan utama dari strategi ini adalah menetapkan harga
tertentu yang sesuai dengan nilai-nilai yang diinginkan oleh konsumen.
Sebagian besar nilai yang ditetapkan dalam strategi penentuan harga
mengikuti kondisi dan permintaan pasar, terutama dalam segmen pasar
tertentu. Dalam mengimplementasikan perubahan harga, Anda harus
mengantisipasi efek yang dapat terjadi. Misalnya dengan menaikkan
harga, Anda akan mendapatkan pendapatan hotel yang lebih tinggi
tetapi berdampak pada turunnya jumlah pemesanan di hotel Anda.
2. Yield
Revenue management lebih berfokus pada gambaran garis besar di tingkat atas yang meliputi perkiraan
dan analisis secara mendalam. Sementara itu, yield management lebih berfokus pada optimasi dari
pengelolaan pendapatan pada setiap kamar yang dijual. Yield memang terlihat hampir sama seperti
harga, tetapi sebnarnya adalah hal yang berbeda. Contoh dari yield management adalah ketika menjual
kamar dengan harga spesial untuk tamu yang menginap selama tiga hari, atau ketika Anda hanya menjual
salah satu tipe kamar saja di OTA.
3. Kegiatan pemasaran
Variabel yang ketiga adalah kegiatan pemasaran hotel. Dengan perkiraan terhadap acara atau periode
tertentu maka akan membuat kegiatan pemasaran menjadi lebih efektif. Kegiatan pemasaran dapat
membantu untuk menstabilkan pendapatan hotel ketika terjadi ketidakpastian atau penurunan pada
perkiraan yang dilakukan.
Revenue management bukan sekedar mengalokasikan secara tepat sejumlah uang dengan tujuan yang
tepat. Lebih lanjut, hal ini juga berkaitan dengan pemenuhan rencana pemasaran secara tepat sasaran
untuk mengoptimalkan pendapatan Anda dan mencapai titik tertinggi dari pendapatan hotel yang dapat
dicapai. Memahami revenue management dalam mengelola hotel akan sangat membantu untuk
meningkatkan pendapatan hotel Anda. Hal ini tentu saja juga berguna untuk mencapai jumlah
pendapatan maksimum yang dapat dicapai. Ketika telah memahami pengelolaan pendapatan secara
umum.
Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai tujuan yang
sama yaitu mencapai laba perusahaan yang optimal dengan cara
memfokuskan kegiatan perusahaannya sesuai dengan bidang yang
ditekuninya. Sebagai contoh perusahaan jasa yang menitikberatkan
kegiatan perusahaannya pada bidang pelayanan , perusahaan
manufaktur menitikberatkan dalam bidang perdagangan. Meskipun
setiap perusahaan mempunyai bidang usahanya masing-masing,
namun tidak jarang suatu perushaan juga bergelut di bidang usaha yang
lain ataupun dibidang yang sama tapi produk yang berbeda atau bidang
yang sama namun ditambah dengan pelayanan jasa.
Semua kegiatan yang dilakukan merupakan upaya untuk
Kasus memperbesar laba yang akan diterima oleh perusahaan.Setiap
perusahaan sebelum memulai usahanya akan menentukan target pasar
yang akan dicapai, dan untuk dapat mencapai target penjualan yang
telah ditetapkan oleh manajemen seringkali bagian pemasaran
menemukan berbagai macam kesulitan, seperti bagaimana cara
memasarkan produk, penetapan harga produk, serta bagaimana cara
agar bisa tetap bertahan di pasar. Agar produknya tidak tersingkirkan
dari pasar dan dapat bersaing dengan kompetitor baru maka
perusahaan harus jeli dan pandai dalam melihat pangsa pasar. Dengan
melihat pangsa pasar yang ada maka perusahaan dapat membuat
strategi yang benar dan tepat sasaran sehingga perusahaan bukan
hanya bisa memasarkan produk tetapi juga harus bisa meningkatkan
penjualan secara periodik.
Untuk bisa bersaing di pasar, banyak strategi yang dilakukan oleh perusahaan mulai dari
pemberian potongan harga, bonus, incentive, dan penjualan kredit. Penjualan kredit merupakan salah satu
cara perusahaan untuk menarik konsumen agar mau mengkonsumsi produk yang dihasilkan. Hampir
sebagian besar penjualan suatu perusahaan dilakukan dengan cara kredit, hal ini juga dapat dilihat dari
neraca perusahaan dimana piutang usaha dalan golongan aktiva lancar mempunyai nilai persentase yang
terbesar.
Karena piutang usaha mempunyai persentase terbesar dalam aktiva lancar maka mempunyai
resiko yang besar pula. Resiko yang dihadapi perusahaan tidak hanya datang dari konsumen yang
melakukan transaksi kredit, namun bisa juga dari internal perusahaan. Meskipun penjualan banyak
dilakukan dengan kredit yang nantinya menimbulkan piutang usaha, perusahaan berusaha agar tidak
terjadi masalah dalam penagihan piutang usaha tersebut. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
ketika piutang usaha jatuh tempo maka diperlukan suatu sistem pengendalian internal penjualan
khususnya penjualan kredit untuk mengontrol besarnya piutang usaha.
Seperti yang terjadi pada GMJ Hotel, sistem pengendalian yang salah tercipta tidak mampu
mencegah kenaikan angka piutang tak tertagih yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sebelum
menjalankan operasional, manajemen perusahaan telah menyiapkan suatu sistem untuk mengatur tata cara
pendistribusian barang dari perusahaan ke konsumen dan tata cara penagihan untuk barang yang telah
didistribusikan. Namun dalam pelaksanaannya tidak semudah yang dibayangkan, banyak kendala-kendala
yang timbul dalam kegiatan operasionalnya.
Untuk mengimbangi masalah-masalah yang timbul dalam melaksanakan penjualan terutama
penjualan kredit, maka sistem yang tercipta pun mengalami perubahan-perubahan. Manajemen harus
menganalisa dan mengambil keputusan secara tepat agar sistem pengendalian yang diciptakan tidak
menghambat pendistribusian barang yang nantinya dapat mengakibatkan penurunan agka penjualan yang
berdampak juga pada penurunan laba perusahaan.Masalah-masalah yang mengakibatkan piutang tak
tertagih meningkat bukan hanya berasal dari faktor eksternal, tetapi bisa juga berasal dari faktor internal
perusahaan.
Faktor eksternal yang mengakibatkan terjadinya piutang tak tertagih pada GMJ Hotel adalah adanya
konsumen yang telah melakukan transaksi utangpiutang dengan GMJ Hotel namun tidak sanggup membayar.
Ketidaksanggupan membayar ini ada yang diselesaikan secara hukum dan ada yang tidak dapat diselesaikan
secara hukum dikarenakan konsumen melarikan diri dan tidak diketahui keberadaannya.Sedangkan faktor
internal yang mengakibatkan piutang tak tertagih GMJ Hotel meningkat adalah kecurangan yang dilakukan
oleh karyawan GMJ Hotel sendiri. Kecurangan yang dilakukan oleh karyawan ini ada yang dikenakan sanski
yaitu berupa uang penggantian yang dilakukan dengan cara memotong gaji karyawan yang bersangkutan,
namun ada yang tidak dapat dikenakan sanksi dikarenakan karyawan yang bersangkutan telah melarikan diri
dari tanggung jawabnya.
Kecurangan yang dilakukan oleh karyawan ini dapat dipakai sebagai salah satu indikator
lemahnya sistem pengendalian internal perusahaan yang dijalankan atau subsistem mana yang belum
dapat dan perlu dilakukan pembenahan.Sebenarnya GMJ Hotel telah menciptakan sistem pengendalian
internal untuk penjualan kredit yang berupa pembagian wewenang antara bagian penjualan, bagian
pengiriman, dan bagian pencatatan, dimana masing-masing bagian memerlukan data pendukung untuk
menjalankan transaksinya.
Dokumen-dokumen pendukung yang telah dijalankan oleh GMJ Hotel seperti data konsumen,
pengajuan kredit limit, pemesanan kamar (reservation), memo kredit (credit memo), lembar penagihan
(invoice), serta rincian pembayaran tagihan (RPT) sebagai dokumen pendukung dalam melakukan jurnal
pelunasan piutang usaha.Sebelum melakukan penjualan kredit biasanya bagian kredit akan menyodorkan
form data konsumen untuk diisi terlebih dahulu serta melakukan survey ke konsumen untuk mengetahui
secara garis besar kondisi konsumen dipasaran. Survey yang dilakukan dapat berupa tanya jawab dengan
pemilik perusahaan mengenai omzet penjualan perbulan, jumlah pengambilan perbulan, dan industri atau
bidang usaha apa saja yang sudah diajak kerjasama oleh konsumen tersebut.
Selain melakukan tanya jawab dengan konsumen, survey juga dapat dilakukan dengan
menganalisa luas perusahaan, shopboard yang ada, jumlah pegawai serta informasi yang diterima dari
marketing produk lain yang sejenis. Dengan melakukan survey ke konsumen bagian kredit dapat
memperkirakan berapa credit limit yang akan diberikan ke konsumen dengan menganalisa hasil survey.
Untuk konsumen baru bagian kredit limit tidah hanya menentukan besarnya kredit limit
tapi juga syarat pembayaraan (term of payment). Syarat pembayaran yang dilakukan oleh GMJ Hotel
untuk konsumen baru adalah penjualan tunai atau penjualan kredit dengan lama waktu pembayaran
selama 30 hari dan batas kredit yang diberikan sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).
Apabila dalam beberapa bulan kedepan konsumen secara continue melakukan transaksi dan
menaati semua prosedur yang ditetapkan oleh GMJ Hotel maka bagian kredit akan melakukan
analisa untuk menaikan kredit limit serta melakukan negosiasi tentang syarat pembayaran.
Meskipun perusahaan telah melakukan analisa sebelum mengotorisasi penjualan kredit namun tidak
jarang perusahaan juga mengalai kesalahan dalam memberikan analisa tersebut.
Kesalahan dalam memberikan analisa ini bukan semata-mata kesalahan bagian kredit
dalam mengotorisasi penjualan kredit, namun bisa juga disebabkan oleh pihak eksternal yang
memberikan data tidak lengkap atau manipulasi ketika mengisi data konsumen dan pihak internal
mendukung data tersebut dengan maksud menaikan omzet perusahaan. Selain pengisisan data yang
tidak benar oleh konsumen, piutang tak tertagih bisa terjadi karena pihak ketiga melakukan
kecurangan juga kepada pihak kedua sehingga berakibat kepada pihak pertama. Kecurangan yang
dilakukan pihak eksternal baik disengaja ataupun tidak disengaja dapat mempertinggi persentase
piutang tak tertagih.
Terjadinya piutang tak tertagih yang diakibatkan oleh pihak eksternal tidak dapat kita
perkirakan dan hindari tetapii dapat kita minimalisasi dengan melakukan serangkaian prosedur dan
analisa. Berbeda dengan piutang tak tertagih yang disebabkan oleh pihak internal yang harusnya
tidak boleh terjadi tetapi dalam kenyataan di GMJ Hotel piutang tak tertagih yang disebabkan oleh
pihak internal memiliki angka cukup signifikan. Kecurangan yang dilakukan oleh GMJ Hotel
membuktikan tidak adanya sikap etik dalam berprofesi dan lemahnya sistem pendendalian yang
dijalankan untuk saat ini.
Kecurangan yang dilakukan oleh pihak internal tidak hanya dilakukan oleh satu subsistem
tetapi merupakan kerjasama antar subsistem-subsistem didalamnya. Pada dasarnya sistem
akuntansi yang diciptakan sudah cukup memadai namun sistem tersebut dilanggar dan
disalahgunakan oleh pihak-pihak yang mempunyai otorisasi didalamnya.Kecurangan yang
dikarenakan faktor eksternal dan internal membuat perusahaan mengalami kerugian yang signifikan
karena hampir 90% penjualan di GMJ Hotel dilakukan dengan penjualan kredit. Manajemen
peruahaan berusahan untuk menganalisa secermat mungkin dan mengambil berbagai tindakan
untuk meminimalisasi piutang tak tertagih di GMJ Hotel.
Thanks For
Attention

Anda mungkin juga menyukai