Anda di halaman 1dari 8

YUDHISTIRA GILANG

PERDANA
199505242017121004

Lack Sense of Justice / Kurangnya Kepekaan Terhadap Rasa


Keadilan sebagai salah satu masalah dunia Peradilan serta
kaitannya dengan Hakim Bukan Corong Undang-Undang
(La Bouce de La Loi)
(Dalam Upaya Menjadi Hakim Yang Ideal Dan Profesional)
PENDAHULUAN

Hakim berperan penting Salah satu masalah


dalam pelaksanan sistem peradilan Indonesia “Lack
peradilan pidana (Undang- Sense of Justice” atau
Undang Nomor 48 Tahun kurang peka terhadap rasa
2009 tentang Kekuasaan keadilan
Kehakiman)

Hakim hanya sebagai


"corong undang-undang"
PERMASALAHAN

01 Apakah Hakim Dalam Memutus Suatu


Hanya Terbatas Pada Apa Yang Tertulis
Dalam Undang-Undang, Dalam Hal Ini
Hakim Sebagai Corong Undang-Undang
(La Bouce de la Loi)?

02 Bagaimanakah Mengasah Kepekaan


Terhadap Rasa Keadilan / Sense Of
Justice khususnya terhadap Hakim Muda?
PEMBAHASAN 1
Apakah Hakim Dalam Memutus Suatu Hanya Terbatas Pada Apa Yang Tertulis
Dalam Undang-Undang, Dalam Hal Ini Hakim Sebagai Corong Undang-Undang (La
Bouce de la Loi)?

1. Hukum dalam masyarakat selalu faktual dan berada dalam perubahan terus-menerus sehingga hakim
memiliki peran dan tanggung jawab yang utama untuk membuat perubahan hukum.
2. Perubahan hukum yang mengikuti perubahan masyarakat itu bagaikan pedang bermata dua. Ketika
perubahan hukumsecara sadar dilakukan untuk dapat menangkap kebutuhan masyarakat, jurang
perbedaan antara keduanya dapat dijembatani
3. Hakim mempunyai kebebasan di dalam memeriksa dan mengadili perkara yang dihadapinya,
termasuk pula bebas namun kebebasan yang dimaksud tersebut tidaklah mutlak, melainkan terdapat
batasan-batasan. Pembatasan-pembatasan tersebut antara lain :
a. Hakim hanya memutus berdasarkan hukum
ANNEkeadilan
b. Hakim memutus semata-semata untuk JOHANSSON RICHARD ROE
4. Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman menjelaskan
bahwa: “Hakim dan hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan
rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat
5. Hakim harus melakukan penemuan hukum (rechtsvinding) jika undang-undang tidak lengkap ataupun
kurang jelas.
6. Peran hakim menjadi signifikan menjembatani jurang antara hukum dan perkembangan masyarakat.
Seorang hakim tidak bisa mengatakan urusan perubahan hukum adalah tanggung jawab lembaga
legislatif semata.
PEMBAHASAN 2

Bagaimanakah Mengasah Kepekaan Terhadap Rasa Keadilan /


Sense Of Justice khususnya terhadap Hakim Muda?

“Keadilan pada dasarnya adalah abstrak dan relatif”


Hasil wawancara dengan 2 (dua) orang Hakim di Pengadilan Negeri Semarang Kelas 1A Khusus

1.) Internalisasi diri, apa


2.) Maknai Profesi Hakim
motivasi menjadi seorang
sebagai ladang ibadah
Hakim

3. Pelajari hukum yang hidup dalam suatu masyarakat


SIMPULAN

Hakim dapat melakukan perubahan dengan cara


menemukan hukum sesuai amanat Pasal 5 Ayat
(1) UU Nomor 48 Tahun 2009 Tentang
Kekuasaan Kehakiman. Dalam hal itu, peran
hakim menjadi signifikan menjembatani jurang
antara hukum dan perkembangan masyarakat.
Seorang hakim tidak bisa mengatakan urusan Keadilan pada dasarnya adalah abstrak dan
perubahan hukum adalah tanggung jawab relatif, hanya bisa dirasakan dengan akal dan
lembaga legislatif semata. Pengadilan harus pikiran serta rasionalitas dari setiap individu dan
mengambil peran perubahan hukum semata- masrakarat. Mengasah kepekaan terhadap
mata agar terciptanya suatu keadilan yang Rasa Keadilan dapat dilakukan dengan cara
hakiki. yakni Internalisasi diri, apa motivasi menjadi
seorang Hakim; Maknai profesi Hakim sebagai
lading ibadah; Pelajari hukum yang hidup dalam
suatu masyarakat.
SARAN

Penulis menyarankan bahwa Hakim


mempunyai kebebasan untuk berkreasi dalam
pertimbangan hukum yang semata-mata
tujuannya untuk mewujudkan suatu keadilan
dalam putusannya yakni dengan cara
menggali, mengikuti dan memahami hukum
yang ada di dalam masyarakat. Namun,
kebebasan tersebut tidak dapat dimaknai
sebagai kebebasan yang sebebas-bebasnya,
namun tetap dalam koridor dan aturan main.
Dengan semakin ketatnya pengawasan, baik
dari internal pengadilan maupun dari Komisi
Yudisial yang mana cukup mengejutkan karena
kehadiran pengawasan yang lebih ketat
ternyata berdampak pada matinya kreativitas
hakim dalam membuat suatu pertimbangan
hukum.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai