Anda di halaman 1dari 35

MANAJEMEN PERENCANAAN BISNIS

DAN
PENGELOLAAN BUMDES
OLEH : AGUS SALIM, SH
1.Peserta mengetahui manajemen
dalam pengelolaan BUM-Desa
2.Peserta mengetahui strategi
perencanaan bisnis (Unit Usaha
BUM-Desa)
Siklus BUMDesa EVALUASI :
1. Evaluasi efektifitas
pengelolaan Organisasi
2. Evaluasi efektifitas kinerja
PERENCANAAN : keuangan
1. Penyusunan Renstra 3. Evaluasi efektifitas
BUMDesa Pengelolaan usaha
2. Analisis Potensi, Kebutuhan, 4. Evaluasi tahunan
Peluang dan Tantangan
3. Penentuan Usaha Prioritas PENGENDALIAN :
4. Penyusunan Rencana 1. Rapat Rutin Bulanan
Keuangan 2. Rapat Evaluasi Triwulanan
dan Semester
3. Pemerikasaan rutin bulanan
ke unit usaha
PENGELOLAAN : 4. Survei tingkat Pemanfaat
1. Tata kelola administrasi
2. Pengelolaan Usaha (produksi, PELAPORAN :
Promosi, Penjualan) 1. Laporan perkembangan
3. Pencatatan Transaksi (kas, Organisasi dan Usaha setiap
Piutang, utang, dan Bulan
persediaan barang) 2. Laporan Keuangan Setiap Bulan
4. Membangun Jaringan 3. Musyawaran Evaluasi setiap 6
5. Pelatihan (penguatan Bulan sekali
keapasitas pengurus dan unit 4. Musyawarah Desa pertanggung
usaha) jawaban
LOGIKA DASAR

 Pengelolaan BUMDesa harus dilakukan dengan prinsip


profesional, kooperatif, partisipatif, emansipatif,
transparansi, akuntable, sustainable dan mandiri.
 BUMDesa sebagai badan usaha yang dibangun atas
inisiatif masyarakat dan berasaskan kemandirian, harus
mengutamakan perolehan modalnya berasal dari
masyarakat dan Pemdes
 Badan usaha Ekonomi Kerakyatan yang dibangun
melalui BUMDesa ini dapat beragam di setiap desa di
Indonesia, sesuai dengan kesepakatan pemerintah desa
dan masyarakat.
FILOSOFI EKONOMI
BAYI

Tahap I : Persiapan BUMDesa sebagai usaha Desa.


Bayi BUMDESA harus”DISUSUI”- dengan
regulasi (proteksi, pendampingan atau
lainnya??)

Tahap II : Pengelolaan; dilatih Cara Berdiri


dan Berjalan (mampu mengelola secara mandiri)
Tahap III : Pengawasan untuk Monitoring dan
Evaluasi (MONEV) simultan Pemberdayaan &
Pendampingan: pengembangan ”inisiatif kreatif”

Tahap IV : KEMANDIRIAN DAN KEBERDAYAAN:


mampu bertanggungjawab
• Pembentukan Modal = Melalui Penyertaan Modal
melalui mekanisme APB-Desa dan Menghimpun Dana dari
Masyarakat atau ada Embrio Usaha Desa.
• Masyarakat Apatis = Pemdes harus Pro-Aktif
• Belum Terintegrasi dengan Potensi Desa
(perlu kajian kapasitas desa)= Perlu dilakukan
Pendataan Usaha Produktif Misalkan Pasar Desa, Usaha Air
Minum Desa, Wisata Desa dsb.
• Model Pengelolaan BUMDes agar tidak
seperti Kasus Koperasi [KUD] = Tatakelola
Profesional & Efektifitas Pengawasan Masyarakat.
• Payung Hukum =Diupayakan ada Perda tentang
BUMDesa – dan Desa perlu Perdes.
“Usaha Desa” adalah usaha masyarakat desa (ekonomi
rakyat) yang meliputi pelayanan ekonomi sesuai karakter,
potensi dan kebutuhan setempat, seperti:

 Usaha jasa yang meliputi jasa keuangan [Lembaga


Keuangan Mikro], jasa angkutan darat dan air, listrik
desa, dan usaha lain yang sejenis.
 Penyaluran sembilan bahan pokok ekonomi desa
 Penyediaan Input, Pembinaan, dan Penanganan
Pasca Produksi Hasil Pertanian meliputi tanaman
pangan dan hias, perkebunan, petemakan, perikanan,
dan agrobisnis.
 Usaha Kerajinan Rakyat, Pasar Desa, Wisata Desa,
Pengelolaan Air Minum dsb.
Dalam proses pertanggungjawabaan pengelolaan BUMDesa,
maka disajikan, sebagai berikut:
• Setiap akhir periode tahun anggaran, pengelola wajib menyusun
laporan pertanggungjawaban untuk disampaikan dalam forum
musyawarah desa yang menghadirkan elemen Pemerintahan
Desa, elemen masyarakat serta seluruh kelengkapan struktur
organisasi BUMDesa.

• Laporan Pertanggungjawaban, antara lain memuat:


 Laporan Kinerja Pengelola selama satu periode/Tahunan
 Kinerja Usaha yang menyangkut realisasi kegiatan usaha,
upaya pengembangan, indikator keberhasilan dsb.
 Laporan Keuangan termasuk Rencana Pembagian Laba Usaha
 Rencana-rencana Pengembangan Usaha yang belum
terealisasi
 Proses pertanggungjawaban dilakukan sebagai upaya
evaluasi tahunan serta upaya-upaya pengembangan kedepan.
 Mekanisme dan Tata Tertib Pertanggungjawaban ini
disesuaikan dengan AD-ART.
a. Dibuat Mekanisme / Prosedur Pengawasan
b. Untuk keperluan pengawasan, disamping
dilakukan oleh Penasehat dan Pengawas
BUM-Desa bisa ditambah unsur dari
Pemerintah Kabupaten. Sebab Pemerintah
Kabupaten juga berperan untuk memfasilitasi
penguatan dan pengembangan BUMDesa.
c. Proses monitoring dilakukan secara
berkelanjutan, sehingga bisa memantau
kegiatan BUMDesa secara baik. Evaluasi
dilakukan per-triwulan atau sewaktu-waktu
jika dianggap perlu sesuai ketentuan AD/
ART.
Konsumen BUM Desa pada dasarnya adalah setiap
pemakai produk (barang dan/atau jasa), baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan
kembali.
Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual
kembali atau diperdagangkan, maka dia disebut pengecer
atau distributor.

Apa nilai yang disampaikan kepada konsumen


BUM Desa? Merupakan pertanyaan pertama
yang harus dijawab oleh para pengelola BUM
Desa
• Apa masalah konsumen/masyarakat
yang akan diatasi oleh bisnis BUM Desa?
• Apa pekerjaaan konsumen/masyarakat
yang kita bantu menyelesaikan?
• Apakah kebutuhan konsumen/masyarakat
yang akan kita penuhi?
• Produk dan jasa apa yang memberi nilai
bagi segmen konsumen/masyarakat
tertentu?
Setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki
kelompok orang atau organisasi yang berbeda yang
hendak di jangkau dan dilayani (segmen pasar).
Segmen pasar merujuk pada jawaban pertanyaan
“Untuk siapa nilai kita cipta kan?” dan “Siapakah
konsumen, pelanggan, atau pengguna yang paling
penting bagi BUM Desa? Mengenali ataumengetahui
pelanggan merupakan cara termudah untuk
menentukan segmen pasar dari unit usaha BUM
Desa.

Apakah pengelola/pengurus BUM Desa


sudah mengetahui dengan persis siapa
calon pelanggannya?
Jika belum mengetahui dengan persis siapa calon
pelanggan BUM Desa maka jawablah pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini:

1.Berapa umur mereka?


2.Apa jenis kelamin mereka?
3.Dimana mereka tinggal?
4.Apa yang menjadi kebutuhan mereka?
5.Berapa pengeluaran mereka per bulan?
Setiap perusahaan atau
organisasi termasuk BUM Desa
yang sukses pasti berhasil
menjalin hubungan yang baik
dengan para konsumen atau
pelanggan. Pengelola BUM Desa
harus dapat mengidentifikasi
jenis hubungan dengan setiap
kelompok konsumen yang
diharapkan dibangun dan
dijaga, hubungan seperti apa
Pertanyaan tersebut yang telah di bangun, berapa
identik dengan biaya yang dibutuhkan untuk
proses bisnis yang membangun hubungan tersebut,
kita kenal sebagai dan bagaimana mereka menyatu
PEMASARAN dengan seluruh model bisnis
BUM Desa.
BUM Desa dapat menjalin hu bungan
dengan konsumen/masyarakat dengan berbagai
cara:

1. hubungan transaksional di mana tidak ada


hubungan nyata yang bersifat jangka
panjang antara BUM Desa dengan
konsumennya
2. hubungan jangka panjang yang merupakan
hubungan mendalam dan berulang antara
BUM Desa dan konsumen
Apapun bisnis yang dijalankan oleh BUM Desa, mereka harus
menentukan saluran penjualan, yaitu bagaimana cara agar
produk/layanan BUM Desa sampai ke pelanggan atau
masyarakat pengguna. Cara menjangkau konsumen adalah
memilih dan menentukan saluran distribusi yang akan
digunakan oleh BUM Desa. Menjawab pertanyaanper tanyaan
berikut ini akan membantu pengelola BUM Desa untuk memilih
dan menentuan cara menjangkau konsumen yang paling efektif
dan efisien. Pertanyaan tentang:
1. Apakah BUM Desa akan membangun tim penjualan sendiri?
Atau akan memberikan bagian penjualan kepada orang lain
seperti distributor?
2. Apakah Anda akan membuka toko sendiri? Atau membuka
counter kecil di dalam toko besar seperti mall?
Setiap bisnis pasti menjalankan kegiatan-kegiatan utama untuk
menghasilkan barang atau jasa untuk konsumen dan
menghasilkan uang bagi perusahaan. Begitupun dengan BUM
Desa. Kegiatan-kegiatan utama tersebut disebut sebagai
aktivitas kunci. Setiap perusahaan memiliki aktivitas kunci
masing-masing. Aktivitas kunci yang dibutuhkan oleh BUM Desa
sangat tergantung pada:

1. Barang atau jasa yang ditawarkan oleh BUM Desa.


2. Saluran yang digunakan oleh BUM Desa untuk
mendistribusikan produk.
3. Hubungan dengan konsumen yang dibangun oleh BUM Desa.
4. Aliran pendapatan dari usaha BUM Desa.
BUM Desa membutuhkan sumber
daya utama yang dapat
menjalankan kegiatan-kegiatan
utama untuk menghasilkan barang
atau jasa untuk konsumen dan
menghasilkan uang bagi BUM-
Desa. Sumber daya utama yang
digunakan berupa modal, bahan
baku (material), manusia,
teknologi (peralatan/mesin), dan
informasi. BUM Desa dalam
mengelola dan menjalankan bisnis
umumnya tidak bisa sendirian.
Mereka memerlukan tenaga kerja
(manusia yang memiliki keahlian
sesuai bidang yang diperlukan) dan
non tenaga kerja (peralatan
pendukung).
BUM Desa agar sukses dalam berbisnis tentu tidak
bisa bekerja sendirian, mereka harus bekerja sama
dengan banyak pihak lainnya. Menggandeng mitra
atau partner yang melengkapi kemampuan yang
dimiliki akan meningkatkan peluang keberhasilan
bisnis BUM Desa. Kenali aktivitas utama yang di
lakukan oleh rekanan untuk kita dan jalin kemitraan
yang saling menguntungkan.
Lakukan perhitungan secara seksama, lalu putuskan
apakah rencana-rencana bisnis BUM Desa
menguntungkan? Mengetahui menguntungkan atau tidak
sebenarnya sederhana saja. Caranya dengan memastikan
bahwa penghasilan BUM-Desa lebih besar dari
pengeluaran. Jika penghasilannya tidak besar berarti
BUMDesa akan merugi dan bisnis ini tidak layak
dijalankan atau dikembangkan. Struktur biaya dari bisnis
dapat diketahui secara mudah dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Biaya apa yang paling penting dalam bisnis BUMDesa?
2. Sumber daya utama yang mana paling mahal biaya
nya?
3. Aktivitas utama yang mana paling mahal biayanya?
Sebaiknya BUM Desa menentukan jenis-jenis
pendapatan sejak awal. Setelah mengetahui
pendapatan mengalir dari mana maka langkah
selanjutnya adalah memutuskan dan menentukan
target pendapatan per bulan.

Jangan pernah membuat unit bisnis BUM Desa tanpa


memikirkan rencana pendapatan dan berpikir untuk
“Dapat duit dari mana?”

Anda mungkin juga menyukai