Anda di halaman 1dari 13

FOLAT

(ASAM FOLAT, FOLASIN, PTEORIL MONOGLUTAMAT)

 Folasin dan folat adalah nama generik sekelompok ikatan yang secara kimiawi dan gizi sama
dengan asam folat, berperan sebagai koenzim dalam transportasi pecahan-pecahan karbon
tunggal dalam metabolisme asam amino dan sintesis asam nukleat (berbentuk tetrahidrofolat/
THF dan asam tetrahidrofolat/THFA).
 L. Wills (dokter dari Inggris) pada tahun 1930-an meneliti penyebab anemia makrositik di antara
pekerja tekstil di Bombay → dihubungkan dengan kemiskinan dan makanan yang kurang protein
hewani dan sayuran.
 Asam folat disintesis pada tahun 1946 dan dapat menyembuhkan anemia makrositik pada
masyarakat miskin.

Sifat Kimia dan Fisika

 Terdiri atas cincin pteridin terkait dengan p-asam amino benzoat (PABA) yang bersama
membentuk asam pteorat dan asam glutamat.
 Merupakan kristal kuning yang digolongkan dalam kelompok senyawa pterin.
 Sebagai asam bebas, tidak larut dalam air dingin, namun sebagai garam Na dapat lebih larut.
 Sebanyak 50-95% dapat hilang karena pemasakan dan pengolahan, serta banyak hilang bila
sayuran disimpan pada suhu kamar.
Absorpsi, Metabolisme dan Simpanan Folat

 Folat dalam makanan terdapat sebagai poliglutamat yang terlebih dahulu diabsorpsi
menjadi bentuk monoglutamat di dalam mukosa usus halus sebelum ditransportasi
secara aktif ke dalam usus halus. Pencernaan ini dilakukan oleh enzim hidrolase,
terutama conjugase pada mukosa bagian atas usus halus, dan hidrolisis poliglutamat
folat dibantu Zn.

 Setelah dihidrolisis, monoglutamat folat diikat oleh reseptor folat khusus pada
mikrovili dinding usus. Folat di dalam sel diubah menjadi 5-metil-tetrahidrolat
(5-metil-H4 folat) dan dibawa ke hati melalui sirkulasi darah portal untuk disimpan.

 Folat dikeluarkan melalui feses dan urin sebagai 5-metil-H4 folat, dan jumlah yang
dikeluarkan hampir sama dengan jumlah yang terdapat dalam simpanan tubuh dan
umurnya ≤ 100 hari.

 Persediaan folat habis dalam waktu 20 minggu.


Fungsi Folat

 Memindahkan atom karbon tunggal dalam bentuk gugus formil, hidroksimetil


atau metil dalam reaksi metabolisme asam amino dan sintesis asam nukleat.
 Berperan dalam sintesis purin-purin guanin dan adenin serta pirimidin timin,
yang digunakan dalam pembentukan DNA dan RNA.
 Saling mengubah antara serin dan glisin, oksidasi glisin, metilasi homosistein
menjadi metionin dengan vitamin B12 (sebagai kofaktor) dan metilasi
prekursor etanolamin menjadi vitamin kolin.
 Perubahan nikotinamida menjadi N-metil nikotinamida dengan penambahan
satu gugus metil tunggal dan oksidasi fenilalanin menjadi tirosin.
 Perubahan histidin menjadi asam glutamat.
 Dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam
sumsum tulang dan untuk pendewasaannya.
 Sebagai pembawa karbon tunggal dalam pembentukan hem.
Angka Kecukupan Gizi yang Diperlukan (Widyakarya Pangan dan Gizi, 1998)

Golongan Umur AKG (µg) Golongan Umur AKG (µg)

0-6 bln 22 Wanita


7-12 bln 32 10-12 th 100
1-3 th 40 13-15 th 130
4-6 th 60 16-19 th 150
7-9 th 81 20-45 th 150
46-60 th 150
Pria ≥ 60 th 150
10-12 th 90
13-15 th 125 Hamil + 150
16-19 th 165 Menyusui :
20-45 th 170 0-6 bln + 50
46-60 th 170 7-12 bln + 40
≥ 60 th 170
Sumber Folat

 Terdapat di dalam sayuran hijau, hati, daging tanpa lemak, serealia utuh, biji-bijian, kacang-
kacangan dan jeruk (vitamin C ada di dalam jeruk menghambat kerusakan folat).
 Susu, telur, umbi-umbian dan buah (kecuali jeruk) merupakan bahan makanan yang tidak banyak
mengandung folat.
 Alkohol mengganggu absorpsi dan meningkatkan ekskresi folat.

Akibat Kekurangan Folat

 Terjadi karena kurang konsumsi, terganggunya absorpsi, kebutuhan metabolisme meningkat,


pengaruh obat-obatan dan kecanduan alkohol
 Gangguan metabolisme DNA.
 Menghambat pertumbuhan, menyebabkan anemia megaloblastik dan gangguan darah lain,
glositis dan gangguan saluran cerna.

Akibat Kelebihan Folat

 Penyakit kronis akibat defisiensi folat diberikan suplemen asam folat sebanyak 1mg/hari.
 Gangguan absorpsi, anemia dan penyakit saluran cerna pada sprue tropis biasanya diberikan
asam folat sampai 5 mg/hari disamping obat-obatan lain.
 Dosis folat 5-10 mg dianggap aman, dan dianjurkan untuk menghindari konsumsi > 2,5x AKG
pada ibu hamil.
VITAMIN B12
(KOBALAMIN)
 Thomas Addison (1855) pertama kali menjelaskan oleh anemia pernisiosa di USA.
 Murot dan Memphy (1926) menemukan bahwa anemia pernisiosa dapat disembuhkan dengan
pemberian 100-200 gr hati sapi.
 Castle (1941) menyembuhkan anemia pernisiosa dengan pemberian daging sapi melalui mulut
(faktor ekstrinsik), bersamaan dengan cairan lambung manusia (faktor intrinsik).
 Rickes dan kawan-kawan(1948) serta Smith dan Parker (1948) berhasil mengisolasi faktor
ekstrinsik vitamin B12.
 Grasbeck dan kawan-kawan (1966) mengisolasi faktor intrinsik, suatu glikoprotein yang
dikeluarkan sel mukosa lambung.

Sifat Kimia dan Kestabilan

 Terdiri atas cincin mirip porfirin seperti hem, yang mengandung Co serta terkait pada ribosa dan
asam nukleat.
 Bentuk dalam makanan adalah 5-deoksiadenosilkobalamin, metilkobalamin dan
hidroksokobalamin.
 Merupakan kristal merah larut air, rusak oleh asam encer, alkali, cahaya dan bahan pengoksida
dan pereduksi.
Absorpsi, Transportasi dan Penyimpanan

 ≤ 70% vitamin B12 yang dikonsumsi dapat diabsorpsi.


 Dalam lambung, kobalamin dibebaskan dari ikatannya dengan protein oleh cairan
lambung dan pepsin, kemudian segera diikat oleh protein khusus dalam lambung.
 Proses absorpsi, dimulai dari konsumsi ke penampilan vitamin B12 dalam vena porta
memakan waktu 8-12 jam.

Fungsi Kobalamin

 Mengubah folat menjadi bentuk aktif dan dalam fungsi normal metabolisme semua
sel, terutama sel saluran cerna, sumsum tulang dan jaringan syaraf.
 Kofaktor enzim metionin sintetase dan metilmalonil-koA mutase.

Sumber Kobalamin

 Hati, ginjal, susu, telur, ikan, keju dan daging.


Angka Kecukupan Gizi yang Diperlukan (Widyakarya Pangan dan Gizi, 1998)

Golongan Umur AKG (mg) Golongan Umur AKG (mg)

0-6 bln 0,1 Wanita


7-12 bln 0,1 10-12 th 1,0
1-3 th 0,5 13-15 th 1,0
4-6 th 0,7 16-19 th 1,0
7-9 th 0,9 20-45 th 1,0
46-60 th 1,0
Pria ≥ 60 th 1,0
10-12 th 1,0
13-15 th 1,0 Hamil + 0,3
16-19 th 1,0 Menyusui :
20-45 th 1,0 0-6 bln + 0,3
46-60 th 1,0 7-12 bln + 0,3
≥ 60 th 1,0
Akibat Kekurangan Kobalamin

 Terjadi akibat kekurangan makanan, penyakit saluran cerna atau mal-


absorpsi dan transportasi.

 Lebih banyak terjadi pada orang tua karena makan tidak teratur.

 Gangguan sintesis DNA dan gangguan syaraf (degenerasi otak, syaraf


mata, syaraf tulang belakang dan syaraf perifer; dengan gejala : mati
rasa, semutan, kaki terasa panas, kaku dan rasa lemah pada kaki).
BAHAN-BAHAN MIRIP VITAMIN
Kolin

 Merupakan komponen fosfolipida (lesitin, sfingomielin dan asetilkolin).

 Lesitin dan sfingomielin merupakan bagian membran sel, sedangkan asetilkolin


berfungsi sebagai pengantar syaraf.

 Kolin dikonsumsi sebagai lesitin (95% lesitin merupakan fosfatidilkolin).

 Percobaan pada manusia menunjukkan bahwa kekurangan kolin mempengaruhi


ingatan.

 Kolin bebas terdapat dalam hati, kacang kedele, havermout, kembang kol dan kol;
sedangkan sumber fosfotidilkolin adalah telur, hati, kacang kedele dan kacang tanah.
Mio-inositol

 Inositol terdapat dalam buah-buahan, serealia, sayuran, kacang-kacangan, hati dan


jantung.

 Merupakan senyawa siklik dengan 6 karbon dan 6 gugus hidroksil dengan struktur
menyerupai glukosa.

 Mio-inositol terdapat di dalam jaringan hewan sebagai komponen fosfolipida,


terutama di dalam otak, cairan serebrospinal dan juga di dalam otot dan jantung serta
jaringan lain. Inositol bebas terutama terdapat dalam alat reproduksi laki-laki
terutama dalam semen.

 Berfungsi dalam pengaturan respon sel terhadap rangsangan luar, transmisi syaraf
dan pengaturan aktivitas enzim.

 Metabolisme inositol dipengaruhi oleh kolin dalam makanan, jumlah dan tingkat
kejenuhan lemak makanan, serta komposisi asam lemak.
KERJASAMA VITAMIN B
 Tiap vitamin B dalam bentuk koenzim terlibat secara langsung atau tidak langsung
dalam metabolisme energi, baik sebagai fasilitator dalam reaksi pelepasan energi
maupun berperan dalam pembentukan sel baru yang berguna mengangkut O2 dan
zat-zat gizi.

 Niasin diperlukan untuk membentuk koenzim NAD yang berperan dalam pemecahan
glukosa menjadi piruvat. Sedangkan TPP dibentuk oleh tiamin, dan koA memerlukan
asam pantotenat.

 Biotin diperlukan untuk membentuk koenzim yang berperan dalam perubahan piruvat
menjadi glukosa dan dalam siklus TCA. NAD dan biotin berperan pula dalam
pembentukan lemak dari asetil koA dan perubahan pecahan dua karbon berasal dari
asam lemak menjadi asetil koA.

 Riboflavin diperlukan untuk membentuk koenzim FAD yang berperan dalam siklus
TCA dan dalam perubahan pecahan dua karbon berasal dari asam lemak menjadi
asetil koA.
 Vitamin B6 merupakan bagian dari koenzim PLP yang diperlukan dalam berbagai
reaksi transaminasi dan deaminasi asam amino, pembentukan Hb dan berbagai
reaksi lain.

 Folat membentuk koenzim THF yang dibutuhkan reaksi transaminasi yang diperlukan
dalam membentuk sel-sel baru. Koenzim vitamin B12 juga mengaktifkan kembali
THF yang berperan dalam pembentukan sel-sel baru.

Oleh karena itu, kekurangan salah satu vitamin B akan mengganggu


fungsi vitamin B lainnya.

Anda mungkin juga menyukai