Setiap bayi atau anak memiliki suatu potensi genetic untuk pertumbuhan fisik,mental, dan
emosionalnya. Nutrisi yang optimal tercapai dengan memberikan zat gizi yang memenuhi semua
aspek potensial pertumbuhan tersebut. Apabila nutrisi membatasi pertumbuhan atau
menyebabkan terbentuknya massa tubuh yang berlebihan baik karena kualitas yang todak
adekuat maupun kuantitas yang tidak sesuai, terjadi keadaan malnutrisi.
Pada tahun 1988, Surgeon General’s Report on Nutrition and Health yang pertama
menyimpulkan bahwa konsumsi berlebihan komponen tertentu sekarang merupakan masalah
utama bagi orang Amerika. Konsumsi yang tidak seimbang makanan yang banyak mengandung
lemak, sering dengan mengorbankan makanan yang kaya karbohidrat kompleks dan serat
contohnya: sayuran,buah, dan produk padi-padian yang utuh. The US Departement of
Agriculture (USDA) dan the US Departement of Health and Human Services mendefinisikan
suatu system lima kelompok ini adalah sayuran, buah, padi-padian(mis: roti,serealia),produk
susu, dan kelompok protein (mis: daging,telur ayam,ikan, kacang-kacangan). Lemak, minyak
dan makanan manis yang dipisahkan dan direkomendasikan bahwa makanan ini cukup dimakan
sesekali.
1. Air
Air membentuk sekitar 50-60% berat tubuh pada orang dewasa muda dan sampai 70-75%
berat pada bayi. Air tubuh total yang dinyatakan sebagai presentasi berat tubuh adalah
fungsi dri usia, jenis kelamain dan komposisi tubuh. Air tubuh total menurun dengan
seiring usia dan perubaan dalam lemak tubuh. Pemeberian nutrient dalam jumlah
memadai tanpa cairan yang cukup akan menyebabkan dehidrasi, beban zat yang terlarut
pada ginjal yang berlebihan serta pemakaian yang inefisien dan pemborosan kalori.
Kehilangan air sangat mencerminkan kehilangan
2. Energy
Energy dibutuhkan dalam proses bikimia kehidupan dan untuk melakukan pekerjaan
fisik. Energy yang dihasilkan oleh makanan adalah energy kimia yang diperoleh setelah
pencernaan. Kebutuhan energy sangat individual dan bervariasi dianatara orang sehat
pada keadaan aktivitas dan penyakit, kebutuhan energy harus disesuaikan lebih lanjut
untuk juga mencakup stress tambahan. Untuk bayi, RDA menganjurkan rata-rata 108
kkal/kg/hr sampai usia 6 bulan, dan 98kkal/kg/hr, untuk bayi usia 6-12 bulan. Tetapi
asupan energy yang sebenarnya sangat berfariasi dalam rentang ini, peneliti melaporkan
aupan bagi bayi sehat rata0rata sebesar 107 kkal/kg/hr pada usia 1 bula tetapi kemudian
menurun menjadi hanya 85 kkal/kg/hr pada usia 6 bulan.
Dengan asupan rata-rata total menurun seiring dengan pertambahan usia,
penelitian ini hanya menekankan bahwa angka RDA hanya merupakan perkiraan untuk
kebutuhan kalori . Pada usia diatas 10 t, kebutuhan energy yang dianjurkan untuk anak
laki-laki dan perempuan berbeda, karena masa pubertas dan perubahan pola aktifitas.
Namun untuk anak yang bergizi baik, penerapan RDA secara sederhana mungkin sudah
memadai untuk melakukan pemeriksaan, penyaring kecukupan energy. Namun, RDA
bukan alat yang memadai untuk menentukan kebutuhan energy pada anak yang sakit atau
mengalami malnutrisi. Pada keadaan in diperlukan perhitungan yang lebih cermat dan
bersifat peroragan untuk menilai kebutuhan energy pada anak. Sebagai contoh pada anak
yang mengalami paralisis parsial kebutuhan mungkin secara bermakna lebih kecil
draipada perkiraan nilai RDA. Anak yang menderita penyakit kronik, misalnua pemyakit
jantung, fibrostik kistik, kuadriparesis spastik, atau asma, mungkin memiliki kebutuhan
kalori harian yang secara bermakna lebih tinggi daripada RDA
Dalam makanan mungkin dapat dicerna tetapi juga mungkin tidak. Karbohidrat
yang dapat dicerna merupakan sumber energy metabolism yang penting. Glukosa, yang
disimpan sebagai glikogen di hati adalah substrat energy bagi otak. Apabila energy
makanan tidak mencukupi, digunakan energy tambahan untuk mengubah protein menjadi
glukosa. Dengan demikian, kurangnya asupan karbohidrat, yang merupakan sumber
kalori penting, menyebabkan pengurangan netto protein tubuh dan dapat menyebabkan
malnutrisi kalori – protein.
5. Lemak
Lemak merupakan sumber energy yang padat, penting, dan berperan kunci dalam
pembentukan struktur membrane lapis ganda, selain itu, asam lemak esensial, asam
arakidonat, merupakan substrat untuk membentuk prostaglandin, leukotriene dan
trombroksan
6. Vitamin
PENILAIAN GIZI
Penilaian gizi pada anak sangat penting, karena di seluruh dunia satu-satunya penyebab di dunia
satu-satunya penyebab terpenting retardasi pertumbuhan adalah kekurangan gizi. Seorang anak
sehat pada kunjungan rutin ke dokter hanya memerlukan pengukuran tinggi, berat, dan untuk
bayi lingkar kepala. Anamnesis rutin harus mencakup riwayat nutrisi disertai pertanyaan
mengenai sikap keluarga terhadap makanan sehat, junfood, mengurangi makan, makanan mode,
suplemen nutrisi, dan nutrisi umum.
Pasien dengan gangguan pertumbuhan atau pertambahan berat ,memerlukan anamnesis gizi yang
lebih teliti ingatan tentang asupan makanan selama 24 jam terakhir mungkin bermanfaat, tetapi
anamnesis yang teliti mengenai makanan dalam 3 hari terakhir yang mencatat jumlah setiap
makanan atau cairan yang dikonsumsi akan lebih berguna. Riwayat medis mungkin
mengisyratkan malabsorbsi atau kuragnya asupan. Harus dikenali adanya faktor yang
meningkatkan pengeluaran energy misalnya demam, takipnu, dan takikardia. Ukuran status gizi
yang paling bermanfaat adalah korelasi berat dan tinggi dengan angka normal untuk usia yang
sesuai. Perlambatan pertumbuhan akan terjadi sebelum indicator spesifik malnutrisi tampak :
namun, pemeriksaan fisik dapat mengidentifikasi tanda defisiensi gizi yang berlebihan, termasuk
stomatitis angularis, kelosis, glositis, wasting atau edema. Pengukuran suhu, kecepatan denyut
jangyung dan tekanan darah merupakan hal penting dalam menilai anak dengan malnutrisi berat,
karena hipotermia dan brasikardia adalah indicator prosnogtik yang buruk. Untuk membedakan
anak yang mengalami malnutrisi kronik atau malnutrisi akut digunakan indeks berat terhadap
tinggi harapan atau prakiraan. Penilaian ini memungkinkan kita mengklasifikasikan stunting
( terbantut atau kerdil : penurunan tinggi terhadap usia dan indikatif untuk malnutrisi kronil ) dan
wasting (kurus : penurunan berat terhadap tinggi dan indikatif untuk malnutrisi akut)
Etiologi malnutrisi dapat bersifat primer yaitu apabila kebutuhan individu yang sehat akan
protein, energy, atau keduanya, tidak dipenuhi oleh makanan yang adekuat, atau sekunder akibat
adanya penyakit yang dapat menyebabkan adanya asupan suboptimal, gangguan penyerapan atau
pemakaian nutrient, dan atau peningkatan kebutuhan karena terjadi kehilangan nutrient atau
keadaan stress. Di Negara barat, malnutrisi primer terus terjadi dengan frekuensi yang
mencemaskan karena kemiskinan atau akibat penyakit kronik atau akut. Secara klinis, penyakit
akut atau kronik meyebabkan malnutrisi dan apabila berkepanjangan menyebabkan gagal
tumbuh.
MARASMUS
Ditandai oleh penciutan atau pengkurusan otot generalisata dan tidak adanya lemak subkutis
anak marasmus tampak kakektis dan sangat kurus. Mereka menderita wasting yang parah dan
sering juga mengalami hambatan pertumbuhan linear. Kulit mereka kering, tanpa turgor, da
tampak longgar dan berkerut karena hilangnya lemak subkutis. Penampakan klasik wjah cekung
atau berkeriput yang mirip oarng tau, terjadi akibat hiangnya bantalan lemak dan bukal. Bantalan
lemak bukal merupakan simpanan jaringan lemak yang paling akhir di mobilisasi pada keadaan
lapar, dan hilangnya bantalan ini mencerminkan durasi dan keparahan malnutrisi. Rambut anak
menipis, jarang, rapuh, dan kehilangan kilauan. Biasanya dijumpai gambaran metabolic adaptif
misalnya hipotermia perlambatan kecepatan denyut nadi, dan hipotensi dan dapat terjadi
hipoglikemia karena berpuasa untuk jangka waktu yang lama.
KWASIORKOR
Disebabkan oleh insufisiensi asupan protein yang bernilai biologis adekuat dan sering berkaitan
dengan defisiensi asupan energy. Gambaran utama pada malnutrisi protein relative adalah edema
yang lunak piting dan tidak nyeri biasanya di kaki dan tungkai bawah tetapi juga dapat meluas ke
wajah dan ektemitas atas. Sebagian besar anak yang terjangkit memperlihatkan dermatitis,
termasuk hyperkeratosis dan dispikmentasi akibat deskuamasi epidermis. Tekstur rambut
menjadi keirng, rapuh, lurus, dan warnanya berubah menjadi merah atau abu-abu kekuningan.
Walaupun terjadi penurunan berat, tetapi kegagalan pertambahan berat secara benar sering
ditutupi oleh edema, para pasien ini biasanya datang dengan ekstremitas perifer yang dingin dan
pucat dan memperlihatkan hepatomegaly akibat infitrasi lemak. Abdomen sering menonjol.
Limfosit T dan respon imun seluser menjadi tumpul sehingga anak lebih rentan terhadap infeksi
akut dan kronik.